Kriteria Penilaian
Kriteria haruslah dirumuskan atau dinyatakan singkat padat, komunikatif, dengan
bahasa yang gramatikal, dan benar-benar mencerminkan kompetensi yang diukur. Dalam
sebuah rubrik, kriteria mungkin saja dilabeli dengan kata-kata tertentu yang lebih
mencerminkan isi, misalnya dengan kata-kata: unsur yang dinilai adalah.
Tingkat capaian kinerja umumnya ditunjukkan dalam angka-angka, dan yang
lazim adalah 1-4 atau 1-5, besar kecilnya angka sekaligus menunjukkan tinggi rendahnya
capaian. Tiap angka tersebut biasanya mempunyai deskripsi verbal yang diwakili,
misalnya skor 1: tidak ada kinerja atau kinerja tidak tepat sama sekali, skor 5: kinerja
sangat meyakinkan dan bermakna, sedang skor 2, 3, dan 4 secara berurut-turut
menunjukkan semakin baiknya kinerja dan kebennak-naannya. Bunyi deskripsi verbal
haruslah sesuai dengan rubrik yang akan diukur. Penilaian tingkat capaian kinerja seorang
pembelajar dilakukan dengan menandai angka-angka yang sesuai.1
1
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2018), h. 33.
1
3. Aspek penulisan
Aspek penulisan terdiri atas dua butir penilaian:
a. Penulisan dalam rubrik sesuai kaidah bahasa Indonesia.
b. Setiap kalimat dalam indikator hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
4. Aspek penampilan
Aspek penampilan terdiri atas tiga butir penilaian:
a. Tata letak rubrik untuk penilaian tidak membingungkan.
b. Spasi antar kalimat dan antar baris dalam rubrik tidak terlalu rapat dan tidak
terlalu renggang.
c. Rubrik penilaian menulis puisi mudah digunakan untuk menilai.
5. Aspek manfaat
Apek manfaat terdiri atas empat butir penilaian:
a. Membantu guru dalam penilaian.
b. Membantu menentukan standar kelulusan.
c. Sebagai umpan balik pembelajaran.
d. Membantu menentukan remidial.2
2
Mona Solina, “Pengembangan Rubrik Penilaian Menulis Puisi dalam Pembelajaran Apresiasi
Puisi”, (Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h. 64-69.
2
penggunaan bahasa dalam cerpen sudah sesuai atau belum dengan cerita yang ia
tulis.3
3
Agus Wismanto & Arisul Ulumuddin, “Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Menulis Cerpen
Berbasis Fenomena Kekinian”, (PIBSI XXXIX: Universitas PGRI Semarang, 2018), h.766-768.
4
Risak Friolita Fatimah, “Analisis Kemampuan Siswa dalam Menulis Pantun Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas IV A SDN 17 Kota Bengkulu”, (Skripsi: Univeristas Bengkulu, 2014), h. 29-32.
3
3. Tata bahasa
a. Menggunakan tata bahasa yang kompleks dan efektif.
b. Tata bahasa kompleks dan hanya sedikit terjadi kesalahan.
4. Gaya: pilihan struktur dan kosakata
a. Penggunaan dan pemilihan kata yang efektif, serta menguasai pembentukan
kata.
b. Pemanfaatan potensi kata yang canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, serta
menguasai pembentukan kata.
5. Ejaan dan tata tulis
a. Menguasai PUEBI, menguasai tanda baca, dan menguasai kaidah penulisan.5
b. Menguasai aturan penulisan dan hanya terjadi beberapa kesalahan ejaan.6
5
Listya Lorna Mita, “Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui
Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD N 2 Kokosan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten”, (Skripsi:
Universitas Negeri Yogyakarta, 2011), h. 100.
6
Aliffia Rosi Devitasari, “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan
Metode Field Trip pada Siswa Kelas V SD N 2 Dukutalit Juawana Pati”, (Skripsi: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014), h. 100-102.
7
Retno Yulianti, “Peningkatan Keterampilan Kenulis Karangan Narasi Menggunakan Media Pop-
up Book pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kedunglegok Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga
Tahun Ajaran 2015/206”, (Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), h. 80-140.
4
F. Kriteria Penilaian Menulis Karangan Argumentasi
1. Isi karangan
Ide pokok mengandung alasan yang logis/faktual (ditunjang dengan fakta-fakta).
2. Penataan gagasan
Kepaduan dalam paragraf logis dan sistematis
3. Penggunaan bahasa
a. Kalimat: Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi baik sekali
sehingga menjadi kalimat efektif dan tidak terdapat kesalahan.
b. Diksi: Pilihan kata yang digunakan tepat dan tidak terdapat kesalahan.
c. Penggunaan dan penulisan ejaan tidak terdapat kesalahan sehingga isi tulisan
telah sesuai dengan penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.8
8
Monica Intan Cahya Hartama, “Kemampuan Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016”, (Skripsi: Universitas Lampung, 2016), h. 31-33.
9
Ramadhani Kurniati, “Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Peserta Didik Kelas X SMA
Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016)”, (Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia, 2015), h.
49-51.
5
H. Kriteria Penilaian Menulis Teks Persuasi
1. Pengembangan kerangka paragraf menjadi paragraf
Paragraf harus menyampaikan pikiran utama, kalimat penjelas memenuhi 3 syarat
(sesuai kerangka, runtut, menyentuh perasaan pembaca).
2. Kohesi dan koherensi
Keterkaitan antarkalimat harus jelas (penggunaan penanda kohesi secara tepat).
3. Argumen atau alasan yang disertai bukti
Argumen yang disampaikan jelas dan dilengkapi dengan bukti sesuai.
4. Imbauan atau ajakan
Imbauan yang disampaikan memenuhi tiga syarat imbauan
(menarik, santun, dan menimbulkan kepercayaan bagi pembaca)
5. Pilihan kata (diksi)
Pilihan kata yang digunakan dalam paragraf harus sesuai dan bervariasi.
6. Penggunaan kalimat
Penggunaan kalimat harus memenuhi tiga syarat (persuasif, efektif, dan bisa
mempengaruhi pembaca).
7. Ejaan dan tanda baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dengan tepat.
8. Kerapian tulisan
Tulisan harus bisa terbaca, rapi, dan bersih.10
10
Nailil Hidayah, “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Learning Community melalui Media Brosur pada Siswa Kelas X MA Sunan Muria
Pati Tahun Ajaran 2010/2011”, (Skripsi: Universitas Negeri Semarang, 2011), h. 65-68.
6
Daftar Pustaka