Laporan Praktikum Pertukaran Ion
Laporan Praktikum Pertukaran Ion
EXCHANGE)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Laboraturium Pengolahan Limbah Industri
Oleh:
Dhea Elita Permana 171411040
Kelompok 2 (3B)
2019
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
5.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 16
A. Dokumentasi ...................................................................................................................... 16
B. Perhitungan ........................................................................................................................ 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum air yang digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk
kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi pada
boiler dan system penunjangnya, serta tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan
terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air
umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu,
karena harus memenuhi persyaratan baku mutu air umpan boiler.
Salah satu metoda dalam pengolahan air umpan boiler ini adalah pertukaran ion (ion
exchange). Pertukaran ion adalah metoda pengolahan air yang bertujuan untuk mengurangi
ion-ion yang dikehendaki baik kation maupun anion yang ada dalam air.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Definisi
Pertukaran ion adalah metoda peghilangan mineral air yang ditujukan untuk
mengambil semua ion kation dan anion dalam air. Pada saat terjadi pertukaran ion maka ion
yang terlarut dalam air akan terserap ke dalam resin penukar ion dan resin akan melepaskan
ion lainnya dalam kesetaraan ekivalen. (Ridwan, 2017)
Tahapa layanan merupakan tahap terjadinya reaksi pertukaran ion. Tahapan layanan
ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu atau volume air produk
4
yang dihasilkan. Hal lain yang penting pada tahapan ini ialah kapasitas (teoritik dan
operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchanger load).
Tahapan pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik
habis. Sebagai pencuci, digunakan air produk. Tujuan dari pencucian balik ialah:
Tahapan regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terserap dengan ion awal
yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat yang
diinginkan.
Resin fouling
Contoh: Alumunium, hardness, silica, oil dan natural organics
Operational
Contoh: Konsentrasi, channelling, poor quality regenerant, etc
Resin degradation
Contoh: Thermal degradation, organic degradation
Mechanical
Contoh: broken distribution, leaking valves, instrumentation problem
5
BAB III
METODOLOGI
6
3.3. Prosedur kerja
Proses pertukaran ion
Membuat kurva
Mengambil 50 mL
Menganalisa DHL antara DHL, pH,
dari efluen kolom
dan pH dan total hardness
anion
terhadap waktu
Proses backwash
*Dilakukan terpisah antara kolom penukar kation dan kolom anion
Membuka katup-katup
untuk backwash:
-kolom kation:
Mengukur ketinggian Mengukur tinggi
V4,V6,V7,V10,V16
resin ekspansi (riil ekspansi)
-kolom anion:
V4,V5,V10,V14,V11,
V12,V13,V15
7
Prosedur analisa total hardness
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
- Laju alir : 17,8 mL/s
- Kekeruhan : 2,35 NTU
Effluent
Tabel 2. Nilai Kekeruhan setiap Waktu pada Kolom Kation dan Anion
Kekeruhan (NTU)
Waktu (menit)
Resin Kation Resin Anion
0 3,18 2,64
5 2,31 2,32
10 2,28 2,23
c. Kurva
Proses pertukaran ion
14.8
Daya Hantar Listrik (μS/cm)
14.6
14.4
14.2
14
13.8
13.6
13.4
13.2
13
12.8
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)
Gambar 2. Kurva Hubungan DHL Effluent Kolom Kation dan Anion Terhadap
Waktu
10
6.8
6.75
6.7
pH
6.65
6.6
6.55
6.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)
pH Kation pH Anion
Gambar 3. Kurva Hubungan pH Effluent Kolom Kation dan Anion Terhadap Waktu
3.5
Total Hardness (mg/L CaCO3)
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)
2.5
2
1.5 Resin Kation
1 Resin Anion
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)
Gambar 5. Kurva Hubungan Kekeruhan Saat Proses Backwash Kolom Kation dan
Anion Terhadap Waktu
11
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan mengenai proses pertukaran ion
serta proses backwash pada kolom pertukaran kation dan anion. Tujuan dari proses ini adalah
untuk menghilangkan ion-ion yang berada dalam air, sehingga air yang dihasilkan sudah
berada dalam kondisi netral. Selain itu dipakainya proses ini karena ion-ion tersebut
merupakan dissolved solid yang bisa di proses pada pengolahan air penukar ion dan bisa
juga di reverse osmosis. Air hasil dari pengolahan air ini biasa dipakai untuk air umpan
boiler, bila dilakukan sebagai pengolahan air limbah, maka kemungkinan air hasil
pengolahan tidak akan dibuang ke badan air melainkan dipakai kembali ke dalam industri
tersebut.
Total hardness atau kesadahan setelah unit kolom kation sebaiknya menurun
dikarenakan kolom kation dapat menyerap kation-kation seperti, Ca, Mg, Na. hal itu terbukti
dalam percobaan kami bahwa dari mulai proses dijalankan hingga menit ke-45 angka total
hardnessnya menurun. Sedangkan setelah menit ke-45 hingga di menit ke 75 total hardness
naik kembali nilainya. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa kolom kation telah jenuh,
maka dari itu diperlukan proses backwash pada kolom tersebut agar kolom itu dapat bekerja
lebih efisien lagi.
Hasil pengukuran pH pada kolom kation dapat dilihat bahwa pH umpan sebesar 6,76
dan saat proses berlangsung selama 75 menit nilai rentang pH yang didapatkan berkisar
antara 6,56-6,67, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keluaran kolom kation, airnya
menjadi lebih asam. Hal tersebut dikarenakan ion positif telah diserap oleh resin sedangkan
ion H+ yang mengikat resin akan berpindah sehingga keluaran dari kolom itu akan
menghasilkan senyawa-senyawa asam seperti H2CO3, H2SO4, HCl, HNO3. Dapat dilihat
dalam reaksi dibawah ini:
Dengan beriringannya kolom kation dan anion akan membuat air yang dihasilkan
menjadi netral. Hal ini terjadi setelah di kolom kation dia akan melepas ion H+ dan mengikat
kation-kation. Setelah itu di kolom anion, resin anion yang mengikat OH- akan melepas OH-
tersebut lalu akan menyerap anion-anion sehingga H+ dan OH- akan dibuang di kolom anion
sehingga yang tersisa hanyalah H2O. Kemudian nilai pH pada kolom anion sebenarnya dapat
meningkatkan pH dari keluaran kolom kation yang asam, namun nilai pH tersebut kemudian
turun yang dapat mengindikasikan bahwa kolom anion telah jenuh dan perlu di backwash.
Nilai pH yang tertinggi yang mampu dinaikkan kolom anion ialah 6,76. Jika dibandingkan
dengan pH umpan yang bernilai 6,76 juga, artinya proses pertukaran ion ini tidak terlalu
baik, dikarenakan nilai awal dan akhir dalam aspek pH sama saja. Sehingga proses ini belum
efektif dan dapat dikarenakan oleh kinerja resin yang tidak baik.
Ketika proses backwash dilakukan menggunakan air kran dan dialirkan dari bawah
kolom. Nilai kekeruhan di menit ke 0 sangat tinggi dikarenakan kotoran yang telah
menumpuk atas permukaan resin tersebut, baik di kolom kation maupun anion seperti itu,
setelah backwash dijalankan selama 10 menit terjadi penurunan kekeruhan di effluent
artinya, kotoran di resin tersebut telah banyak yang keluar, dan resin dapat dipakai kembali.
Proses backwash yang baik dapat dilihat bahwa resin dalam kolom terfluidisasi dengan benar
dan tinggi ekspansi sama dengan 50% dari tinggi awal.
13
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berikut ini adalah hasil dari analisa pengukuran DHL, total hardness dan pH saat
proses pertukaran ion berlangsung
Kekeruhan (NTU)
Waktu (menit)
Resin Kation Resin Anion
0 3,18 2,64
5 2,31 2,32
10 2,28 2,23
14
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, Iwan. 2017. “Ion Exchange”. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.
Soeswanto, Bambang. 2010. “Utilitas 1”. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.
Soeswanto, Bambang. 2018. “Penukar Ion”. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.
15
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
Gambar Keterangan
16
Setelah di titrasi dengan EDTA sampel
berwarna biru laut
B. Perhitungan
Menghitung Total Hardness
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 𝑚𝐿 𝐸𝐷𝑇𝐴 × 𝑁 𝐸𝐷𝑇𝐴 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3
100
Pada t = 0 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 3,7 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 3,28
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
Pada t = 15 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 3,65 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 3,26
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
Pada t = 30 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 2,9 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 2,59
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
Pada t = 45 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 1,5 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1,34
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
17
Pada t = 60 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = ×2× × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1,79
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
Pada t = 75 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 2,75 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 2,46
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
18