Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PERTUKARAN ION (ION

EXCHANGE)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Laboraturium Pengolahan Limbah Industri

Tanggal Praktikum: 07 November 2019

Tanggal Pengumpulan Laporan: 14 November 2019

Dosen Pembimbing: Ahmad Fauzan Spd., M.T.

Oleh:
Dhea Elita Permana 171411040

Kelompok 2 (3B)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3

1.1. Latar belakang .................................................................................................................. 3

1.2. Tujuan praktikum ............................................................................................................. 3

BAB II DASAR TEORI ................................................................................................................. 4

2.1. Definisi ............................................................................................................................. 4

2.2. Jenis-jenis resin penukar ion ............................................................................................ 4

2.3. Tahapan operasi penukar ion............................................................................................ 4

2.4. Permasalahan resin penukar ion ....................................................................................... 5

BAB III METODOLOGI ................................................................................................................ 6

3.1. Susunan alat yang digunakan ........................................................................................... 6

3.2. Alat dan bahan .................................................................................................................. 6

3.3. Prosedur kerja ................................................................................................................... 7

3.4. Keselamatan kerja ............................................................................................................ 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 9

4.1. Hasil pengolahan data ...................................................................................................... 9

4.2. Pembahasan .................................................................................................................... 12

BAB V PENUTUP ...................................................................................................................... 14

5.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 16

A. Dokumentasi ...................................................................................................................... 16

B. Perhitungan ........................................................................................................................ 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Berbagai jenis operasi di Industri membutuhkan air yang meliputi air proses, air umpan
boiler, dan air pendingin. Ketiga jenis air ini membutuhkan tingkat pengolahan yang
berbeda. Pengolahan yang terpenting, ialah pengolahan air umpan boiler.

Secara umum air yang digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk
kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi pada
boiler dan system penunjangnya, serta tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan
terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air
umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu,
karena harus memenuhi persyaratan baku mutu air umpan boiler.

Salah satu metoda dalam pengolahan air umpan boiler ini adalah pertukaran ion (ion
exchange). Pertukaran ion adalah metoda pengolahan air yang bertujuan untuk mengurangi
ion-ion yang dikehendaki baik kation maupun anion yang ada dalam air.

1.2. Tujuan praktikum


Praktikum pertukaran ion ini bertujuan menganalisis kesadahan total, mengukur DHL,
kekeruhan (turbidity) dan pH.

3
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Definisi
Pertukaran ion adalah metoda peghilangan mineral air yang ditujukan untuk
mengambil semua ion kation dan anion dalam air. Pada saat terjadi pertukaran ion maka ion
yang terlarut dalam air akan terserap ke dalam resin penukar ion dan resin akan melepaskan
ion lainnya dalam kesetaraan ekivalen. (Ridwan, 2017)

Resin penukar ion dapat didefinisikan sebagai senyawa hidrokarbon terpolierisasi


yang mengandung ikatan silang (crosslinking) serta gugus-gugus fungsional yang
mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan.

2.2. Jenis-jenis resin penukar ion


1) Resin Penukar Kation Siklus H
- Resin Penukar Kation Asam Kuat (Strong Acid Exchanger)
 Biasanya berupa grup dari sulfonic acid
 Contoh : sodium polystyrene sulfonate, poly AMPS
- Resin Penukar Kation Asam Lemah (Weak Acid Exchanger)
 Seringnya berupa kelompok asam karboksilat
2) Resin Penukar Anion Siklus OH
- Resin Penukar Anion Basa Kuat (Strong Base Exchanger)
 Quartenary Amino Groups
 Contoh: trimethyl ammonium group, poly APTAC
- Resin Penukar Anion Basa Lemah (Weak Base Exchanger)
 Amino primary group, secondary group dan tertiary group
 Contoh: Polyethylene amine
3) Resin Penukar Kation Siklus Na

2.3. Tahapan operasi penukar ion


Menurut Mintari (2015), operasi sistem pertukaran ion terdiri dari:
1. In Service (Tahap Layanan)

Tahapa layanan merupakan tahap terjadinya reaksi pertukaran ion. Tahapan layanan
ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu atau volume air produk

4
yang dihasilkan. Hal lain yang penting pada tahapan ini ialah kapasitas (teoritik dan
operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchanger load).

2. Back washing (Tahapan Pencucian Balik)

Tahapan pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik
habis. Sebagai pencuci, digunakan air produk. Tujuan dari pencucian balik ialah:

1) Pemecahan resin yang tergumpal


2) Penghilangan kantong kantong gas
3) Pembentukan ulang lapisan resin
3. Regeneration (Tahapan Regenerasi)

Tahapan regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terserap dengan ion awal
yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat yang
diinginkan.

4. Rinsing (Tahapan Pembilasan)

Tahapan ini dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi yang


terperangkap oleh resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air produk. Proses
pembilasan dilakukan dua tingkat:

1) Laju alir rendah


2) Laju alir tinggi

2.4. Permasalahan resin penukar ion


Permasalahan pada resin penukar ion menyebabkan terjadinya short runs lengths.
Permasalahan yang biasanya terjadi pada resin penukar ion antara lain (Soeswanto, 2018):

 Resin fouling
Contoh: Alumunium, hardness, silica, oil dan natural organics
 Operational
Contoh: Konsentrasi, channelling, poor quality regenerant, etc
 Resin degradation
Contoh: Thermal degradation, organic degradation
 Mechanical
Contoh: broken distribution, leaking valves, instrumentation problem
5
BAB III
METODOLOGI

3.1. Susunan alat yang digunakan

Gambar 1. Skema Alat Penukar Ion


3.2. Alat dan bahan
 Alat yang digunakan
1. Seperangkat alat pertukaran ion 1 buah
2. Konduktometer 1 buah
3. Turbidity meter 1 buah
4. pH meter 1 buah
5. Gelas kimia 100 mL 2 buah
6. Gelas ukur 100 mL 1 buah
7. Pipet ukur 10 mL 2 buah
8. Labu titrasi 250 mL 1 buah
9. Buret standar + klem 1 buah
 Bahan yang digunakan
1. Air 5. EDTA
2. Resin penukar kation 6. Larutan buffer pH 10
3. Resin penukar anion 7. KCN 10%
4. Indikator EBT

6
3.3. Prosedur kerja
 Proses pertukaran ion

Memastikan air Mengalirkan umpan Mencatat nilai


umban bersih dari ke kolom penukar kekeruhan, DHL,
padatan kation pH, total hardness

Membuka katup V4,


V5, V7, V8, V11, V12, Mengambil 50 mL Menganalisa DHL,
V13, V14, V16, serta dari efluen kolom pH, dan total
V15 untuk mengambil kation hardness
sampel

Membuat kurva
Mengambil 50 mL
Menganalisa DHL antara DHL, pH,
dari efluen kolom
dan pH dan total hardness
anion
terhadap waktu

 Proses backwash
*Dilakukan terpisah antara kolom penukar kation dan kolom anion

Membuka katup-katup
untuk backwash:
-kolom kation:
Mengukur ketinggian Mengukur tinggi
V4,V6,V7,V10,V16
resin ekspansi (riil ekspansi)
-kolom anion:
V4,V5,V10,V14,V11,
V12,V13,V15

Melakukan kalibrasi Mengambil sampel,


Melakukan backwash
laju alir, air dialirkan menganalisa nilai
selama 10 menit
dari bawah kolom kekeruhan

7
 Prosedur analisa total hardness

Mengambil 50 mL Menambahkan 2 mL Menambahkan


sampel ke erlenmeyer larutan buffer pH 10 indikator EBT

Titrasi dengan larutan Mencatat volume


EDTA 1/28 N hingga EDTA yang
menjadi biru laut dibutuhkan

3.4. Keselamatan kerja


1. Air
Pastikan kabel listrik tidak bersinggungan dengan percikan atau tumpahan air.
Segera lap atau bersihkan air yang tumpah diatas lantai agar tidak licin, dan tidak ada
korban yang jatuh.
2. Larutan Buffer pH 10
Bekerja didalam ruangan asam, gunakan alat pelindung diri yang lengkap.
3. EDTA
Menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, jangan biarkan bahan ini masuk
ke saluran pembuangan, tidak diperlukan perlindungan pada pernapasan kecuali jika
terbentuk aerosol.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil pengolahan data


a. Proses pertukaran ion
 Umpan
- Laju alir : 4,8 mL/s
- DHL : 13,55 μS/cm
- Total Hardness : 3,30 mg/L CaCO3
- Kekeruhan : 2,18 NTU
- pH : 6,76
 Effluent
Tabel 1. Hubungan DHL, pH, dan Total Hardness Terhadap Waktu pada Kolom
Kation dan Anion
Kolom Kation Kolom Anion
Waktu DHL Total hardness Waktu DHL
pH pH
(menit) (μS/cm) (mg/L CaCO3) (menit) (μS/cm)
0 14,49 6,66 3,28 0 14,26 6,67
15 14,45 6,66 3,26 15 14,20 6,68
30 14,48 6,67 2,59 30 13,55 6,76
45 14,35 6,65 1,34 45 13,08 6,76
60 14,42 6,56 1,79 60 13,14 6,70
75 14,66 6,63 2,46 75 14,04 6,60
b. Proses backwash
 Umpan backwash kation
- Tinggi resin : 72,5 cm
- Tinggi ekspansi : 20,5 cm
- Laju alir : 40 mL/s
- Kekeruhan : 2,35 NTU
 Umpan backwash anion
- Tinggi resin : 69 cm
- Tinggi ekspansi : 22,5 cm

9
- Laju alir : 17,8 mL/s
- Kekeruhan : 2,35 NTU
 Effluent
Tabel 2. Nilai Kekeruhan setiap Waktu pada Kolom Kation dan Anion
Kekeruhan (NTU)
Waktu (menit)
Resin Kation Resin Anion
0 3,18 2,64
5 2,31 2,32
10 2,28 2,23

c. Kurva
 Proses pertukaran ion
14.8
Daya Hantar Listrik (μS/cm)

14.6
14.4
14.2
14
13.8
13.6
13.4
13.2
13
12.8
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)

DHL Kation DHL Anion

Gambar 2. Kurva Hubungan DHL Effluent Kolom Kation dan Anion Terhadap
Waktu

10
6.8
6.75
6.7

pH
6.65
6.6
6.55
6.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Waktu (menit)
pH Kation pH Anion

Gambar 3. Kurva Hubungan pH Effluent Kolom Kation dan Anion Terhadap Waktu

3.5
Total Hardness (mg/L CaCO3)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)

Gambar 4. Kurva Hubungan Total Hardness Effluent Kolom Kation Terhadap


Waktu
 Proses Backwash
3.5
3
Kekeruhan (NTU)

2.5
2
1.5 Resin Kation
1 Resin Anion

0.5
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)

Gambar 5. Kurva Hubungan Kekeruhan Saat Proses Backwash Kolom Kation dan
Anion Terhadap Waktu

11
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan mengenai proses pertukaran ion
serta proses backwash pada kolom pertukaran kation dan anion. Tujuan dari proses ini adalah
untuk menghilangkan ion-ion yang berada dalam air, sehingga air yang dihasilkan sudah
berada dalam kondisi netral. Selain itu dipakainya proses ini karena ion-ion tersebut
merupakan dissolved solid yang bisa di proses pada pengolahan air penukar ion dan bisa
juga di reverse osmosis. Air hasil dari pengolahan air ini biasa dipakai untuk air umpan
boiler, bila dilakukan sebagai pengolahan air limbah, maka kemungkinan air hasil
pengolahan tidak akan dibuang ke badan air melainkan dipakai kembali ke dalam industri
tersebut.

Total hardness atau kesadahan setelah unit kolom kation sebaiknya menurun
dikarenakan kolom kation dapat menyerap kation-kation seperti, Ca, Mg, Na. hal itu terbukti
dalam percobaan kami bahwa dari mulai proses dijalankan hingga menit ke-45 angka total
hardnessnya menurun. Sedangkan setelah menit ke-45 hingga di menit ke 75 total hardness
naik kembali nilainya. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa kolom kation telah jenuh,
maka dari itu diperlukan proses backwash pada kolom tersebut agar kolom itu dapat bekerja
lebih efisien lagi.

Hasil pengukuran pH pada kolom kation dapat dilihat bahwa pH umpan sebesar 6,76
dan saat proses berlangsung selama 75 menit nilai rentang pH yang didapatkan berkisar
antara 6,56-6,67, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keluaran kolom kation, airnya
menjadi lebih asam. Hal tersebut dikarenakan ion positif telah diserap oleh resin sedangkan
ion H+ yang mengikat resin akan berpindah sehingga keluaran dari kolom itu akan
menghasilkan senyawa-senyawa asam seperti H2CO3, H2SO4, HCl, HNO3. Dapat dilihat
dalam reaksi dibawah ini:

Gambar 5. Reaksi Pertukaran Kation


12
DHL atau daya hantar listrik sendiri merupakan sebuah nilai untuk mengetahui adanya
ion-ion yang terkandung dalam air. Jika dilihat dari tujuan awal proses ini yaitu untuk
menghilangkan dissolved solid maka nilai dari DHL ini harusnya semakin turun. Dalam
praktikum ini dapat dilihat bahwa di kolom kation terjadi penurunan yang drastis namun
setelah beberapa saat naik kembali. Ketika nilai DHL naik kembali artinya resin tersebut
sudah tidak mampu berikatan dengan ion-ion yang ada, oleh karena itu perlu dilakukan
backwash pada kolom tersebut.

Dengan beriringannya kolom kation dan anion akan membuat air yang dihasilkan
menjadi netral. Hal ini terjadi setelah di kolom kation dia akan melepas ion H+ dan mengikat
kation-kation. Setelah itu di kolom anion, resin anion yang mengikat OH- akan melepas OH-
tersebut lalu akan menyerap anion-anion sehingga H+ dan OH- akan dibuang di kolom anion
sehingga yang tersisa hanyalah H2O. Kemudian nilai pH pada kolom anion sebenarnya dapat
meningkatkan pH dari keluaran kolom kation yang asam, namun nilai pH tersebut kemudian
turun yang dapat mengindikasikan bahwa kolom anion telah jenuh dan perlu di backwash.
Nilai pH yang tertinggi yang mampu dinaikkan kolom anion ialah 6,76. Jika dibandingkan
dengan pH umpan yang bernilai 6,76 juga, artinya proses pertukaran ion ini tidak terlalu
baik, dikarenakan nilai awal dan akhir dalam aspek pH sama saja. Sehingga proses ini belum
efektif dan dapat dikarenakan oleh kinerja resin yang tidak baik.

Ketika proses backwash dilakukan menggunakan air kran dan dialirkan dari bawah
kolom. Nilai kekeruhan di menit ke 0 sangat tinggi dikarenakan kotoran yang telah
menumpuk atas permukaan resin tersebut, baik di kolom kation maupun anion seperti itu,
setelah backwash dijalankan selama 10 menit terjadi penurunan kekeruhan di effluent
artinya, kotoran di resin tersebut telah banyak yang keluar, dan resin dapat dipakai kembali.
Proses backwash yang baik dapat dilihat bahwa resin dalam kolom terfluidisasi dengan benar
dan tinggi ekspansi sama dengan 50% dari tinggi awal.

13
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berikut ini adalah hasil dari analisa pengukuran DHL, total hardness dan pH saat
proses pertukaran ion berlangsung

Kolom Kation Kolom Anion


Waktu DHL Total hardness Waktu DHL
pH pH
(menit) (μS/cm) (mg/L CaCO3) (menit) (μS/cm)
0 14,49 6,66 3,28 0 14,26 6,67
15 14,45 6,66 3,26 15 14,20 6,68
30 14,48 6,67 2,59 30 13,55 6,76
45 14,35 6,65 1,34 45 13,08 6,76
60 14,42 6,56 1,79 60 13,14 6,70
75 14,66 6,63 2,46 75 14,04 6,60
Dibawah ini adalah hasil analisa kekeruhan saat proses backwash berlangsung

Kekeruhan (NTU)
Waktu (menit)
Resin Kation Resin Anion
0 3,18 2,64
5 2,31 2,32
10 2,28 2,23

14
DAFTAR PUSTAKA

Mintari, 2015. “Ion Exchange”. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ridwan, Iwan. 2017. “Ion Exchange”. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.

Soeswanto, Bambang. 2010. “Utilitas 1”. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.

Soeswanto, Bambang. 2018. “Penukar Ion”. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.

15
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
Gambar Keterangan

Seperangkat alat penukar ion (ion


exchange)

Proses backwash pada kolom kation

Proses backwash pada kolom kation

Sebelum di titrasi sampel berwarna


merah muda

16
Setelah di titrasi dengan EDTA sampel
berwarna biru laut

B. Perhitungan
Menghitung Total Hardness

𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 𝑚𝐿 𝐸𝐷𝑇𝐴 × 𝑁 𝐸𝐷𝑇𝐴 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3
100

 Pada t = 0 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 3,7 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 3,28
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
 Pada t = 15 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 3,65 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 3,26
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
 Pada t = 30 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 2,9 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 2,59
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3
 Pada t = 45 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 1,5 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1,34
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3

17
 Pada t = 60 menit

50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = ×2× × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1,79
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3

 Pada t = 75 menit
50 1
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = × 2,75 × × 50,04
100 28
𝑚𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 = 2,46
𝐿 𝐶𝑎𝐶𝑂3

18

Anda mungkin juga menyukai