Anda di halaman 1dari 30

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

KELELAHAN AKIBAT
KERJA
EKAWATI WASIS WIJAYATI, S.KM., M.Kes
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Definisi Kelelahan Akibat Kerja


• Mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga
terjadi pemulihan setelah istirahat (Suma’mur, 1996)
• Proses yang mengakibatkan penurunan
kesejahteraan, kapasitas atau kinerja sebagai akibat
dari aktivitas kerja (Mississauga, 2012)
• Menurunnya efisiensi, performans kerja dan
berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk
terus melanjutkan yang harus dilakukan
(Wignjosoebroto, 2000)
ERGONOMI dan FAAL KERJA 2
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi


yang berbeda-beda dari setiap individu tapi
berhubungan dengan:
• kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas
kerja serta ketahanan tubuh
• penurunan efisiensi kerja, ketrampilan,
peningkatan kecemasan atau kebosanan

ERGONOMI dan FAAL KERJA 3


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Jenis Kelelahan
• Berdasarkan proses dalam otot  kelelahan otot
dan kelelahan umum
• Berdasarkan waktu terjadinya  kelelahan akut dan
kelelahan kronis

ERGONOMI dan FAAL KERJA 4


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kelelahan berdasarkan proses dalam otot


a. Kelelahan otot (Muscular Fatigue)
• Tremor pada otot /perasaan nyeri pada otot
• Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah
terjadi tekanan melalui fisik untuk suatu waktu
disebut kelelahan otot secara fisiologis, yang
ditunjukkan tidak hanya dengan berkurangnya
tekanan fisik tetapi juga makin rendahnya
gerakan

ERGONOMI dan FAAL KERJA 5


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

b. Kelelahan umum (General Fatigue)


• Suatu perasaan letih yang luar biasa  semua
aktivitas menjadi terganggu dan biasanya akan
menimbulkan rasa kantuk
• Kelelahan umum biasanya ditandai berkurangnya
kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh
karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja
fisik, keadaan dirumah, sebab- sebab mental,
status kesehatan dan keadaan gizi

ERGONOMI dan FAAL KERJA 6


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Berdasarkan waktu terjadinya


a. Kelelahan Akut
Terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau
seluruh tubuh secara berlebihan

b. Kelelahan Kronis
Terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari,
berkepanjangan dan bahkan kadang-kadang telah
terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan

ERGONOMI dan FAAL KERJA 7


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Tipe Kelelahan (Workplace Safety & Health


Council, 2010)
a. Kelelahan Fisik
Berkurangnya kemampuan untuk bekerja manual

b. Kelelahan Mental
Penurunan tingkat konsentrasi dan kewaspadaan

ERGONOMI dan FAAL KERJA 8


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Menurut Astrand & Rodahl, 1977 dan Pulat, 1992 :


• Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari
yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat
melelahkan
• Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam
kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40%
dari tenaga aerobik maksimal

ERGONOMI dan FAAL KERJA 9


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Mekanisme Terjadinya Kelelahan


(Nurmianto, 2003)
Proses terjadinya kelelahan karena adanya pembebanan
otot secara statis sehingga aliran darah ke otot
berkurang yang mengakibatkan asam laktat terakumulasi
Dapat juga dikarenakan pembebanan otot yang tidak
merata pada sejumlah jaringan tertentu

Terjadi dalam jangka waktu yang panjang (seseorang)


terus menerus harus melakukan gerak yang sama maka
sirkulasi darah menjadi terganggu  menjadi cepat lelah
ERGONOMI dan FAAL KERJA 10
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Penyebab Kelelahan
Menurut Kroemer dan Grandjean (2005)

ERGONOMI dan FAAL KERJA 11


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Menurut Suma’mur (1989)


1. Keadaan monoton
2. Beban dan lamanya pekerjaan (fisik maupun
mental)
3. Keadaan lingkungan (cuaca, penerangan,
kebisingan, dsb)
4. Keadaan kejiwaan (tanggung jawab, kekhawatiran,
konflik)
5. Penyakit, perasaaan sakit, dan keadaan gizi

ERGONOMI dan FAAL KERJA 12


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Faktor Individu yang Berpengaruh terhadap


Kelelahan
Faktor Internal
• Usia
• Jenis kelamin
• Psikis
• Kesehatan
• Sikap kerja
• Status gizi

ERGONOMI dan FAAL KERJA 13


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Faktor Eksternal
• Masa kerja
• Beban kerja
• Shift kerja
• Penerangan
• Kebisingan
• Iklim kerja

ERGONOMI dan FAAL KERJA 14


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Gejala Kelelahan
 Menunjukkan terjadinya pelemahan kegiatan
 Menunjukkan terjadinya pelemahan motivasi
 Menunjukkan gambaran kelelahan fisik akibat
keadaan umum

ERGONOMI dan FAAL KERJA 15


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Upaya Mengatasi Kelelahan

ERGONOMI dan FAAL KERJA 16


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Pengukuran Kelelahan
1. Kualitas dan Kuantitas Kerja yang Dilakukan
• Kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses
kerja (waktu yang digunakan setiap item) atau proses
operasi yang dilakukan setiap unit waktu
• Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti;
target produksi, faktor sosial; dan perilaku psikologis
dalam kerja
• Kualitas output (kerusakan produk, penolakan
produk) atau frekuensi kecelakaan dapat
menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor
tersebut bukanlah merupakan causal factor
ERGONOMI dan FAAL KERJA 17
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

2. Uji Psiko-motor
• Melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi
motor
• Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
pengukuran waktu reaksi
• Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian
suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran
atau dilaksanakan kegiatan
• Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu,
denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan
ERGONOMI dan FAAL KERJA 18
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

• Terjadinya pemanjangan
waktu reaksi merupakan
petunjuk adanya
pelambatan pada proses
faal syaraf dan otot
• Alat ukur waktu reaksi yang
telah dikembang di
Indonesia biasanya
menggunakan nyala lampu
dan denting suara sebagai
Reaction Timer
stimuli

ERGONOMI dan FAAL KERJA 19


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

3. Uji Hilangnya Kelipan


• Dalam kondisi yang lelah,
kemampuan tenaga kerja untuk
melihat kelipan akan berkurang
• Semakin lelah akan semakin
panjang waktu yang diperlukan
untuk jarak antara dua kelipan
• Disamping untuk mengukur
kelelahan juga menunjukkan flicker-fusion test

keadaan kewaspadaan tenaga


kerja
ERGONOMI dan FAAL KERJA 20
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

4. Perasaan kelelahan secara subjektif


• Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue
Research Committee (IFRC) Jepang, merupakan salah
satu kuesioner yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kelelahan subjektif dan dimana
berisi sejumlah pertanyaan yang berhubungan
dengan gejala-gejala kelelahan

ERGONOMI dan FAAL KERJA 21


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang


terdiri dari :

ERGONOMI dan FAAL KERJA 22


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ERGONOMI dan FAAL KERJA 23


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ERGONOMI dan FAAL KERJA 24


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Jawaban untuk kuesioner IFRC tersebut terbagi


menjadi 4 kategori besar yaitu:
sangat sering (SS) dengan diberi nilai 4
sering (S) dengan diberi nilai 3
kadang-kadang (K) dengan diberi nilai 2
tidak pernah (TP) dengan diberi nilai 1
Dalam menentukan tingkat kelelahan, jawaban dari
setiap pertanyaan di jumlahkan kemudian disesuaikan
dengan kategori tertentu

ERGONOMI dan FAAL KERJA 25


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ERGONOMI dan FAAL KERJA 26


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

5. Uji Mental
• Konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang
dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan
kecepatan menyelesaikan pekerjaan
• Bourdon Wiersma test : tes umum yang
menggunakan kombinasikan persepsi visual dan
kewaspadaan  merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian
dan konstansi

ERGONOMI dan FAAL KERJA 27


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

• Hasil tes akan menunjukkan


bahwa semakin lelah
seseorang maka tingkat
kecepatan, ketelitian dan
konstansi akan semakin rendah
atau sebaliknya
• Namun demikian Bourdon
Wiersma test lebih tepat untuk
mengukur kelelahan akibat
aktivitas atau pekerjaan yang
lebih bersifat mental

ERGONOMI dan FAAL KERJA 28


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ERGONOMI dan FAAL KERJA 29


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

~~~ TERIMA KASIH ~~~

ERGONOMI dan FAAL KERJA 30

Anda mungkin juga menyukai