Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI FARMASI

PRAKTIKUM I

MODEL, TEKNIS, DAN METODE KOMUNIKASI FARMASI

Penyusun :

Nama : Nur Ika Sari

NIM : 34180258

Golongan : A2

Hari/Tanggal : Rabu, Sept 2019

Instruktur : Dwi Kurniawati S, S.Farm., M.Si., Apt

LABORATORIUM KOMUNIKASI FARMASI

PRODI D3 FARMASI STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2019
A. TINJAUAN PUSTAKA

Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai system pertahanan untuk
mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan serta mencegah benda
asing masuk ke saluran napas bawah.

Batuk yang terjadi sesekali itu normal karena dapat membantu menggerakkan
dahak yang bertugas menjaga saluran napas tetap lembab. Namun, batuk yang terus-
menerus apalagi ditambah gejala lain, seperti demam dan dahak berwarna atau
berdarah, dapat menandakan gangguan medis.

Berdasarkan durasinya, batuk dapat digolongkan menjadi batuk akut yang


berlangsung selama kurang dari 3 minggu, batuk sub akut yang terjadi selama 3-8
minggu, dan batuk kronis yang berlangsung lebih dari 8 minggu.

Selan proses normal tubuh untuk mengeluarkan benda asing, batuk dapat
menjadi gejala suatu penyakit, seperti flu, penyakit paru, jantung, atau system saraf.

1. Penyebab Batuk
a) Batuk Akut

Kebanyakan batuk akut disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan
bagian atas dan bawah.

Infeksi saluran pernapasan bagian atas meliputi rhinitis (hidung), faringitis


(tenggorokan), tonsillitis (amandel), sinusitis (sinus), laringitis (laring atau
saluran tempat pita suara). Sedangkan bronkitis dan pneumonia merupakan contoh
infeksi pada saluran pernapasan bawah, yaitu infeksi pada cabang batang tenggorok dan
paru-paru.

Di samping infeksi saluran pernapasan, penyebab batuk akut juga bisa terjadi karena:

 Rinitis alergi atau hay fever.


 Penyakit refluks asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease).
 Menghirup zat yang membuat iritasi saluran pernapasan, sep.

b) Batuk Kronis

Beberapa penyebab batuk yang berkepanjangan meliputi:

 Tuberkulosis (TBC).
 Asma.
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
 Kanker paru-paru.
 Konsumsi obat, seperti obat ACE inhibitor, yang dapat menyebabkan batuk kering.

Di samping penyebab tersebut, kebiasaan merokok, alergi, bekerja di lingkungan


kerja dengan polusi yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami batuk
kronis.

2. Pengobatan Batuk

Penanganan batuk dilakukan berdasarkan penyebabnya. Batuk yang disebabkan


oleh infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya oleh sistem kekebalan tubuh dengan
memusnahkan virus. Kendati demikian, untuk mengurangi ketidaknyamanan terhadap
batuk, terdapat langkah-langkah yang bisa dilakukan, meliputi:

 Banyak minum air putih. Cairan dapat membantu mengencerkan dahak dalam
tenggorokan. Selain air putih, minuman hangat, seperti teh ditambah madu atau jahe
juga dianjurkan.
 Menghindari bahan yang dapat membuat iritasi atau alergi, seperti debu atau asap.
 Menambah bantal saat tidur, agar kepala lebih terangkat.

Di samping langkah penanganan sederhana, konsumsi obat batuk yang dijual bebas
juga dapat membantu. Obat batuk tersebut meliputi obat yang dapat mengurangi keinginan
batuk (antitusif), dan yang mengencerkan dahak sehingga dahak mudah keluar
(ekspektoran).

Apabila batuk dipicu oleh penyakit atau kondisi medis lain, maka penanganan
penyakit yang mendasari terjadinya batuk merupakan langkah paling efektif. Jika batuk
terjadi akibat infeksi bakteri, maka dokter dapat memberi antibiotik. Obat ini biasanya
harus dikonsumsi selama 1 minggu atau hingga batuk sembuh sepenuhnya. Selain itu,
dokter juga dapat menambahkan obat batuk ekspektoran seperti bromhexin atau antitusif,
seperti codeine. Sedangkan, pemberian obat hirup atau inhaler dapat diberikan pada
penderita PPOK atau asma.

3. Komplikasi dan Pencegahan Batuk

Batuk umumnya sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Batuk yang tergolong intens
dapat menimbulkan komplikasi sementara berupa kelelahan, pusing, atau patah tulang iga.

Di sisi lain, batuk yang merupakan gejala dari suatu penyakit, tidak akan sembuh
sebelum penyakitnya teratasi, sehingga komplikasinya juga sesuai dengan penyakitnya. Dan
jika kondisi ini dibiarkan, maka penyakit dapat berkembang menjadi lebih buruk dan
menimbulkan gejala lainnya.

Berikut ini adalah beberapa anjuran untuk mencegah batuk:

 Berhenti merokok.
 Menerapkan pola makan sehat, dengan memperbanyak konsumsi serat dan buah.
 Menghindari kontak dengan penderita penyakit menular, seperti pneumonia.
B. KASUS

Ny. RM (29th) mengalami batuk berdahak selama 2 hari dengan secret bening. Pasien
datang ke apotek ingin membeli obat batuk dan antibiotic.

C. PEMBAHASAN

Pada kasus tersebut, pasien mengalami batuk berdahak selama 2 hari dengan
secret bening. Kemudian pasien datang ke apotek ingin membeli obat batuk dan
antibiotic. Saran saya, bisa membeli obat di apotek khusus obat batuknya saja untuk
mengurangi keluhan penyakit batuknya tersebut. Tapi jika batuk tidak juga membaik
setelah 3 minggu, dahak berubah warna hijau, bertambah hebat, atau disertai dengan
demam, ada batuk darah, maka harus memeriksakan langsung ke dokter. Karena
keluhan yang dialami dapat disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, ataupun
radang sinus.

Sedangkan tentang membeli obat antibiotic di apotek seharusnya tidak boleh,


karena harus diberikan langsung oleh dokter setelah memeriksa langsung keadaan
pasien. Pemberian antibiotic untuk batuk harus yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Juga tidak boleh mengkonsumsi antibiotic secara bebas tanpa resep dokter karena bisa
saja salah pilih antibiotic dan tidak tepat dosis. Hal tersebut bisa berbahaya dan malah
membuat kuman bakteri makin kuat.

D. KESIMPULAN
- Pasien boleh membeli obat batuk di apotek tetapi tidak boleh membeli antibiotic
pada tempat tersebut.
- Antibiotic dikonsumsi tidak boleh secara bebas, harus dengan resep dokter.
- Pasien harus ke dokter apabila keluhan tersebut sudah melebihi dari 3 minggu
yang tak kunjung sembuh.
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. MIMS Petunjuk Konsultasi. Edisi 10. 2017/2018. Jakarta: MIMS
Pharmacy Guide

dr. Erine. 2019. Penggunaan Antibiotik. Yogyakarta. Alodokter

Roter DL. Patient question askin in physiciant-patien interacstion. Healt psychology

Anda mungkin juga menyukai