PRAKTIKUM I
Penyusun :
NIM : 34180258
Golongan : A2
YOGYAKARTA
2019
A. TINJAUAN PUSTAKA
Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai system pertahanan untuk
mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan serta mencegah benda
asing masuk ke saluran napas bawah.
Batuk yang terjadi sesekali itu normal karena dapat membantu menggerakkan
dahak yang bertugas menjaga saluran napas tetap lembab. Namun, batuk yang terus-
menerus apalagi ditambah gejala lain, seperti demam dan dahak berwarna atau
berdarah, dapat menandakan gangguan medis.
Selan proses normal tubuh untuk mengeluarkan benda asing, batuk dapat
menjadi gejala suatu penyakit, seperti flu, penyakit paru, jantung, atau system saraf.
1. Penyebab Batuk
a) Batuk Akut
Kebanyakan batuk akut disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan
bagian atas dan bawah.
Di samping infeksi saluran pernapasan, penyebab batuk akut juga bisa terjadi karena:
b) Batuk Kronis
Tuberkulosis (TBC).
Asma.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Kanker paru-paru.
Konsumsi obat, seperti obat ACE inhibitor, yang dapat menyebabkan batuk kering.
2. Pengobatan Batuk
Banyak minum air putih. Cairan dapat membantu mengencerkan dahak dalam
tenggorokan. Selain air putih, minuman hangat, seperti teh ditambah madu atau jahe
juga dianjurkan.
Menghindari bahan yang dapat membuat iritasi atau alergi, seperti debu atau asap.
Menambah bantal saat tidur, agar kepala lebih terangkat.
Di samping langkah penanganan sederhana, konsumsi obat batuk yang dijual bebas
juga dapat membantu. Obat batuk tersebut meliputi obat yang dapat mengurangi keinginan
batuk (antitusif), dan yang mengencerkan dahak sehingga dahak mudah keluar
(ekspektoran).
Apabila batuk dipicu oleh penyakit atau kondisi medis lain, maka penanganan
penyakit yang mendasari terjadinya batuk merupakan langkah paling efektif. Jika batuk
terjadi akibat infeksi bakteri, maka dokter dapat memberi antibiotik. Obat ini biasanya
harus dikonsumsi selama 1 minggu atau hingga batuk sembuh sepenuhnya. Selain itu,
dokter juga dapat menambahkan obat batuk ekspektoran seperti bromhexin atau antitusif,
seperti codeine. Sedangkan, pemberian obat hirup atau inhaler dapat diberikan pada
penderita PPOK atau asma.
Batuk umumnya sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Batuk yang tergolong intens
dapat menimbulkan komplikasi sementara berupa kelelahan, pusing, atau patah tulang iga.
Di sisi lain, batuk yang merupakan gejala dari suatu penyakit, tidak akan sembuh
sebelum penyakitnya teratasi, sehingga komplikasinya juga sesuai dengan penyakitnya. Dan
jika kondisi ini dibiarkan, maka penyakit dapat berkembang menjadi lebih buruk dan
menimbulkan gejala lainnya.
Berhenti merokok.
Menerapkan pola makan sehat, dengan memperbanyak konsumsi serat dan buah.
Menghindari kontak dengan penderita penyakit menular, seperti pneumonia.
B. KASUS
Ny. RM (29th) mengalami batuk berdahak selama 2 hari dengan secret bening. Pasien
datang ke apotek ingin membeli obat batuk dan antibiotic.
C. PEMBAHASAN
Pada kasus tersebut, pasien mengalami batuk berdahak selama 2 hari dengan
secret bening. Kemudian pasien datang ke apotek ingin membeli obat batuk dan
antibiotic. Saran saya, bisa membeli obat di apotek khusus obat batuknya saja untuk
mengurangi keluhan penyakit batuknya tersebut. Tapi jika batuk tidak juga membaik
setelah 3 minggu, dahak berubah warna hijau, bertambah hebat, atau disertai dengan
demam, ada batuk darah, maka harus memeriksakan langsung ke dokter. Karena
keluhan yang dialami dapat disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, ataupun
radang sinus.
D. KESIMPULAN
- Pasien boleh membeli obat batuk di apotek tetapi tidak boleh membeli antibiotic
pada tempat tersebut.
- Antibiotic dikonsumsi tidak boleh secara bebas, harus dengan resep dokter.
- Pasien harus ke dokter apabila keluhan tersebut sudah melebihi dari 3 minggu
yang tak kunjung sembuh.
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. MIMS Petunjuk Konsultasi. Edisi 10. 2017/2018. Jakarta: MIMS
Pharmacy Guide