Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MEKANISME IMPOR DAGING SAPI DI INDONESIA

NAMA : HENDRA KUSWANDI


NIM : 5118221068
ANGKATAN : 41
MATA KULIAH : INTERNATIONAL BUSINESS
DOSEN :DR. TUBAGUS HARYONO, S.Si, SE, MM, Ak.

GASAL 2019/2020
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS PANCASILA
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan sembako yang penting untuk
peningkatan gizi masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Laju peningkatan populasi
penduduk dan perbaikan taraf hidup masyarakat Indonesia mendorong peningkatan kebutuhan
pangan, dan konsumsi menu makanan rumah tangga bertahap mengalami perubahan kearah
peningkatan konsumsi protein hewani (termasuk produk peternakan). Komoditas daging, telur
dan susu merupakan komoditas pangan yang berprotein tinggi memiliki harga yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan komoditas pangan lainnya Menurut UNICEF perbaikan gizi yang
didasarkan pada pemenuhan kebutuhan protein memiliki kontribusi sekitar 50% dalam
pertumbuhan ekonomi negara-negara maju. Kandungan gizi yang dimiliki protein hewani, baik
telur maupun daging lebih tinggi dibandingkan makanan yang paling digemari masyarakat
Indonesia yaitu tempe dan susu. Protein telur sekitar 12,5%, daging ayam mencapai 18,5%,
sedangkan protein nabati seperti tempe dan tahu masing-masing hanya 11% dan 7,5%.
Daging merupakan salah satu komoditi peternakan yang menjadi andalan sumber protein
hewani dan sangat menunjang untuk memenuhi kebutuhan dasar bahan pangan di Indonesia.
Daging terbagi ke dalam dua jenis, yaitu daging ternak besar seperti sapi dan kerbau, maupun
daging ternak kecil seperti domba, kambing, dan babi. Meski dengan adanya berbagai ragam jenis
daging, produk utama penjualan komoditi peternakan adalah daging sapi potong (Astawan, 2004).

B. Perumusan Masalah

Dalam Penulisan ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:


- Bagaimana Mekanisme yang di lakukan Indonesia dalam Impor daging sapi ke
Negara lain?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang di lakukan Indonesia dalam melakukan


impor daging ke Negara lain.
BAB II

Pembahasan

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Transaksi impor
adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean
Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku (Tandjung,
2011: 379). impor bisa diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar
negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain. Pengertian ini memiliki arti bahwa kegiatan impor
berarti melibatkan dua negara. Dalam hal ini bisa diwakili oleh kepentingan dua perusahaan antar
dua negara tersebut, yang berbeda dan pastinya juga peraturan serta bertindak sebagai supplier
dan satunya bertindak sebagai negara penerima.Impor adalah membeli barang-barang dari luar
negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing.

Komoditi yang dimasukkan ke dalam peredaran bebas di dalam wilayah pabean (dalam
negeri), yang dibawa dari luar wilayah pabean (luar negeri) dikenakan bea masuk kecuali
dibebaskan atau diberikan pembebasan. Dengan kata lain seseorang atau badan usaha yang
ditetapkan sebagai importir wajib membayar bea masuk dan pajak sebagaimana yang telah
ditetapkan pemerintah, Sehingga dapat disimpulkan bahwa impor yaitu kegiatan perdagangan
internasional dengan cara memasukkan barang ke wilayah pabean Indonesia yang dilakukan oleh
perorangan atau perusahaan yang bergerak dibidang ekspor impor dengan mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dikenakan bea masuk yang salah satunya
impor daging sapi.

Daging Sapi Impor, merupakan daging sapi yang didatangkan dari luar negeri untuk
diperdagangkan di dalam negeri. Untuk dapat disebut daging sapi impor, sapi tersebut
dikembangbiakan dan dipotong bukan di negara pengimpornya. Daging sapi impor yang selama
ini diimpor, sebagian besar merupakan daging sapi dari negara Australia, Amerika Serikat, dan
Jepang. Dari tiga negara tersebut, setiap daging sapi yang diimpor mempunyai ciri khas tersendiri
dan telah dipotong berdasarkan fungsinya saat dimasak .

Daging sapi lokal merupakan spesies asli Indonesia dan bukan merupakan sapi impor.
Sapi lokal ini termasuk ke dalam rumpun bangsa Zebu dengan ciri-ciri punuk diatas pangkal
leher, telinga lebar, kulit kendur, dan berembun pada moncongnya. Sapi yang berasal dan tersebar
merata di Benua Asia ini memiiliki daya tahan yang sangat baik dalam melawan panas dan iklim
tropis. Sebaliknya, sapi bangsa Zebu agak peka terhadap hawa dingin. Ada tiga jenis sapi potong
lokal, yaitu sapi Jawa, sapi Bali, dan sapi Madura.

Kualitas Daging Sapi Menurut Trantono (2008), kualitas daging dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik pada waktu hewan sebelum dan sesudah dipotong. Kualitas fisik daging
sapi adalah warna daging, rasa dan aroma, perlemakan, dan tektur daging. Pada waktu sebelum
dipotong, faktor penentu kualitas dagingnya adalah tipe ternak, jenis kelamin, umur, dan cara
pemeliharaan yang meliputi pemberian pakan dan perawatan kesehatan. Sedangkan kualitas
daging sesudah dipotong dipengaruhi oleh metode pemasakan, pH daging, hormon, dan metode
penyimpanan.
Selama lima tahun produksi daging sapi rata-rata mengalami penurunan sebesar
0,003 %. Tahun 2016-2017 mengalami penurunan sebesar 6,20%, sedangkan 3 tahun yang lain
mengalami peningkatan, masing-masing : 2014-2015 (1,81%); 2015-2016 (2,33%); 2017-2018
(2,05%).

Persyaratan dalam melakukan impor daging sapi:

1. Surat Persetujuan Impor dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.


2. Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di
Negara asal (Australia) dan Negara transit (apabila alat angkut transit di Negara lain sebelum
sampai di Indonesia).
3. Melalui tempat pemasukan yang telah ditetapkan.
4. Dilaporkan dan diserahkan kepada Petugas Karantina di tempat pemasukan.
5. Memiliki Instalasi Karantina Hewan (IKH) untuk tempat tindakan karantina,apabila tidak
tersedia IKH milik Pemerintah (Barantan), atau IKH milik Pemerintah sedang
digunakan/penuh.

Prosedur dalam melakukan impor daging sapi:

1. Pengguna jasa atau kuasanya melaporkan rencana pemasukan hewan minimal 2 hari sebelum
kedatangan dengan mengisi form Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan/Application
for Animal Quarantine Inspection(KH-1)melalui PPK online/manual.
2. Petugas Karantina melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan dokumen peryaratan
(kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan dokumen).
3. Petugas karantina melakukan pemeriksaan fisik di atas alat angkut, meliputi pemeriksaan
klinis dan kesesuaian isidokumen dengan kondisi fisik.
4. Petugas karantina meminta keterangan mutasi hewan selama pengangkutan kepada
penanggung jawab alat angkut, dan hasilnya dituangkan dalam Surat Keterangan Muatan
Hewan dan Produk Hewan/Cargo Manifest of Animal and Animal Product(KH-3).
5. Petugas karantina menerbitkan :
a. Surat Persetujuan Bongkar/Approval of Disembarkation (KH-5)apabila hasil
pemeriksaan fisik diatas alat angkut antara isi dokumen dengan fisik terbukti sesuai,
atau tidak ada mutasi akibat HPHK, dan berasa ldari negara atau transit di negara
yang tidak dilarang. Terhadap media pembawa yang disetujui bongkar maka
dilanjutkan dengan menerbitkan surat Perintah Masuk Karantina Hewan/ Order To
Take Into The Animal Quarantine Installation (KH-7) untuk menjalani masa
karantina. Dalam hal ditemukan gejala klinis HPHK Golongan II maka terhadap
media pembawa dimaksud diberikan perlakuan.
b. Surat Penolakan Bongkar/Refusal of Disembarkation (KH-4) apabila berasal dari
negara atau transit di negara yang dilarang, atau hasil pemeriksaan fisik diatas alat
angkut antara isidokumen dengan fisik terbukti tidak sesuai akibat mutasi HPHK
Golongan I. Terhadap alat angkut dilarang bersandar dan diperintahkan
meninggalkan wilayah perairan Indonesia.
6. Petugas Karantina melakukan tindakan karantina di IKH. Selama masa karantina dilakukan
pemeriksaan klinis dan/atau laboratorium.
7. Dokter Hewan Karantina menerbitkan Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan/Certificate of
Animal Quarantine Release(KH-12) apabila selama masa karantina tidak ditemukan HPHK.
8. Petugas karantina menerbitkan Berita Acara Penahanan/Declaration of Detention (KH-8.a)
apabila tidak dilengkapi Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) sebagaimana dimaksud
dalam Persyaratan D.2. terhadap Pemilikatau Kuasanya diberikan waktu maksimal 3 (tiga)
hari kerja untuk melengkapinya. Jika Pemilik atau Kuasanya tidak dapat melengkapi maka
Petugas Karantina menerbitkan Berita Acara Penolakan/Declaration of Refusal (KH-8.b) dan
diperintahkan untuk melakukan re-ekspor pada kesempatan pertama. Apabila Pemilik atau
Kuasanya tidak melakukan re-ekspor maka Petugas Karantina menerbitkan Berita Acara
Pemusnahan/Declaration of Destroying (KH-8.c) dan Pemilik atau Kuasanya diperintahkan
untuk melakukan pemusnahan.
9. Apabila selama masa karantina sebagaimana dimaksud pada Prosedur E.6. ditemukan HPHK
Golongan I maka terhadap seluruh media pembawa dilakukan pemusnahan dan diterbitkan
Berita Acara Pemusnahan/Declaration of Destroying(KH-8.c) dan Pemilik atau Kuasanya
diperintahkan untuk melakukan pemusnahan. Apabila selama masa karantina sebagaimana
dimaksud pada Prosedur E.6. ditemukan HPHK Golongan II maka terhadap media pembawa
yang terkena dilakukan perlakuan.
Sebagai berikut alur impor produk hewan dari sapi maupun lainnya:

Prosedur dalam melakukan impor daging sapi dapat di lihat sebagai berikut:

Dapat di lihat dari gambar tersebut alur impor daging sapi bermula dari atau di lakukan
oleh BUMN, BUMD dan setelah itu meminta rekomendasi dari Kementarian pertanian untuk
dapat memproses lanjutan, setelah semua tahapan selesai barulah meminta persetujuan
impordaging di Kemenrian Perdagangan. Dan untuk mekanisme itu sendiri dapat di lakukan
secara online.
BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa mekanisme dalam impor daging sapi ke Negara lain tidak
terlalu banyak tahapan, karena tahapan-tahapan tersebut sudah sangat ringkas yang di mulai dari
BUMN dan setelah itu meminta rekomendasi dari kementrian pertanian dan terakhir meminta
persetujuan dari kementrian perdagangan untuk dapat lanjut melakuna impor daging sapi ke
dalam negeri.

B. Saran
Menurut saya mekanisme dalam impor daging sapi sudah sangat baik, akan tetapi baiknya semua
proses tersebut di tambahkan dalam pemilihan sapi-sapi yang sehat , jadi semua sapi yang akan di
impor di periksa dulu kesehatannya. Dan menurut saya juga sebaiknya untuk urusan daging sapi
Indonesia tidak perlu impor ke Negara lain, karena sapi-sapi di Indonesia sudah sangan baik
hanya perlu dikembangkan saja dalam perawatannya dengan tidak impor daging sapi anggaran
tersebut dapat kita kurangkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/08/15/berapa-volume-daging-sapi-yang-diimpor-
indonesia

https://media.neliti.com/media/publications/55382-ID-kajian-tentang-impor-daging-sapi-di-indo.pdf

Impor Daging Sapi Jangan Dibuka Lebar | Indonesian Companies News

Tandjung, Marolop. 2011. Aspek dan Prosedur Ekspor – Impor. Jakarta :SalembaEmpat.

https://www.pertanian.go.id/

Anda mungkin juga menyukai