Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS PIJAT DAN PEMBERIAN TERAPI DAUN SAMBILOTO


TERHADAP COMMON COLD PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI
WILAYAH PUSKESMAS TELOGOSARI WETAN

MANUSCRIPT

Disusun Oleh :
INDAH
NIM 1804297

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
EFEKTIVITAS PIJAT DAN PEMBERIAN TERAPI DAUN SAMBILOTO
TERHADAP COMMON COLD PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI
WILAYAH PUSKESMAS TELOGOSARI WETAN

Disusun Oleh :
INDAH
NIM 1804297
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
Email : indah.munara04@gmail.com

A. Latar belakang
Pijat bayi merupakan seni kuno yang telah dipraktikkan oleh banyak
budaya tradisional, terutama di Asia dan Afrika, sebagai suatu kebiasaan yang
diwariskan secara turun temurun. Pemijatan pada bayi juga sudah dikenal oleh
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu karena merupakan suatu tradisi
yang ada di lingkungan masyarakat. Secara tradisional di kampungkampung
para dukun pijat sering kali melakukan pemijatan pada bayi dengan cara
berbeda dan tujuan yang berbeda pula. Seni pijat diajarkan turun temurun
walaupun tidak diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat
berpengaruh positif pada tubuh manusia. Baru pada saat dekade terakhir ini
para ahli medis mulai memperhatikan kegunaan pijat bayi ditinjau dari bidang
kedokteran1.
Pijat bayi tradisional masih sering dijumpai di daerah-daerah, biasanya
dilakukan oleh dukun bayi. Banyak diantara ibu, ayah atau anggota keluarga
lain belum mengetahui manfaat dari pijat bayi. Mereka beranggapan bahwa
pijat bayi hanya dilakukan sebagai terapi untuk menyembuhkan penyakit1.
Batuk pilek merupakan alasan tersering membawa anak ke dokter.
Umumnya karena orangtua merasa khawatir akan batuk, pilek dan radang
tenggorokan si anak (kadang juga karena anak menolak makan) ; mereka
khawatir ada masalah yang serius terkait keluhan tersebut. Kekhawatiran ini
disebabkan karena para orangtua tidak memahami patofisiologi batuk pilek
(yang dikenal juga sebagai common cold, faringitis akut atau rhinofaringitis
akut) sehingga mereka tidak menyadari bahwa tidak ada satupun obat yang
dapat menyembuhkan common cold.
Tenaga kesehatan banyak tersita waktu dan tenaganya untuk menangani
kasus seperti ini dan mereka pun mendapat “tekanan” yang besar dari para
orangtua yang menuntut obat untuk menyembuhkan. Kondisi ini dipersulit
dengan banyaknya sediaan untuk mengatasi batuk pilek pada anak, termasuk
obat-obatan dalam kategori “OTC”.
Common cold memang menimbulkan konsekuensi ekonomi yang tinggi
karena balita bisa mengalaminya sekitar 6-9 kali dalam setahun. Padahal batuk
pilek umumnya merupakan gejala ISPA (common cold), sifatnya ringan dan
swasirna. Dalam edisi ini akan dibahas mengenai anatomi, mekanisme
pertahanan saluran napas, patofisiologi common cold dan flu, serta obatobatan
yang sering diberikan untuk batuk dan pilek pada anak2.
Common cold, atau Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) non spesifik
atau “flu biasa” merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan
menyerang saluran pernapasan atas (hidung). Pengobatan awal penyakit ini
lebih sering menggunakan obat-obat simptomatis (mengatasi gejala awal)
yang bisa dibeli bebas di apotek atau toko obat yang terdiri dari analgesik (anti
nyeri) dan antipiretik (penurun panas) sederhana. Terapi non - farmakologi
atau terapi tanpa obat yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan gejala awal
Common Cold3.
Beberapa jenis herbal atau tanaman juga telah banyak diteliti memiliki
manfaat untuk mengatasi gejala awal pada Common Cold, jenis herbal
tersebut di antaranya Herbal Andrographis paniculata atau sambiloto
Berdasar studi randomized controlled trial (RCT) menyebutkan bahwa
sambiloto mampu memperbaiki gejala yang menyertai Common Cold. Sebuah
jurnal systematic review juga menunjukan bahwa A. paniculata (sambiloto)
tunggal atau kombinasi dengan Acanthopanaxsenticosus (Gingseng) dapat
lebih efektif meredakan gejala.
Dosis senyawa Andrographolide untuk meredakan common cold yaitu
sebesar 60 mg/hari dan pada anak-anak sebesar 30 mg/hari yang diberikan
selama 10 hari. Sedangkan dosis sambiloto yang berupa tanaman kasar
(Crudeplant) sebesar 3-6 gram.
Cara penggunaan sambiloto cukup bervariasi salah satu cara yaitu dengan
mengambil daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam tangan kemudian
ditumbuk dan ditambahkan ½ cangkir air matang lalu saring dan siap
diminum. Cara yang lain yaitu sebanyak 3 gram tanaman kering sambiloto
atau 25 gram bahan segar direbus dan diminum 2 kali/hari sebelum makan.
Penggunaan herbal sambiloto akan efektif digunakan selama 3-5 hari setelah
gejala awal muncul3.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang :
“efektivitas pijat dan pemberian terapi daun sambiloto common cold pada bayi 6-12
bulan di wilyah puskesmas telogosari wetan”.

B. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh efektivitas pijat dan pemberian terapi daun
sambiloto terhadap common cold pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah
puskesmas telogosari wetan
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui common cold pada bayi usia 6-12 bulan sebelum
diberikan pijat dan terapi daun sambiloto terhadap common cold
pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas telogosari wetan
b. Mengetahui common cold pada bayi usia 6-12 bulan sesudah
diberikan pijat dan terapi daun sambiloto terhadap common cold
pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas telogosari wetan
c. Menganalisa pengaruh pijat dan pemberian terapi daun sambiloto
terhadap common cold pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah
puskesmas telogosari wetan

C. Tinjauan teori
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan normal menurut WHO (World Organization Healt)
adalah persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko rendah pada
awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala dan usia
kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun
bayi berada dalam kondisi sehat. Persalinan adalah akhir dari
kehamilan normal pada manusia; Kisaran untuk ini adalah 37-42
minggu. Meski perkiraan tanggal persalinan adalah 280 hari sejak hari
pertama menstruasi terakhir, hanya 3-5% wanita yang melahirkan
sesuai taksiran mereka. Persalinan didefinisikan sebagai kontraksi
uterus yang menyebabkan pelepasan dan pelebaran serviks secara
progresif.1,2
Skala intensitas nyeri yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
1) Faces Pain Rating Scale menurut Wong dan Baker
Skala nyeri yang satu ini tergolong mudah untuk dilakukan karena
hanya dengan melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap
muka tanpa kita menanyakan keluhannya. Berikut skala nyeri
yang kita nilai berdasarkan ekspresi wajah :

2) Penolong Persalinan (Bidan)


Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya
kematian ibu adalah kemampuan dan keterampilan peolong
persalinan. Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan Asuhan
Persalinan Normal (APN) harus diterapkan sesuai dengan standar
asuhan bagi semua ibu bersalin disetiap tahapan persalinan oleh
setiap penolong persalinan dimanapun hal tersebut terjadi.

2. Aromaterapi
a. Pengertian
Aromaterapi adalah terapi atau pengobatan dengan menggunakan
bau-bauan yang berasal dari tumbuh tumbuhan, bunga, pohon yang
berbau harum dan enak. Minyak atsiri digunakan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan,
sering digabungkan untuk menenangkan sentuhan penyembuhan
dengan sifat terapeutik dari minyak atsiri.
b. Mekanisme aromaterapi
Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi atau penyerapan
minyak esensial memicu perubahan dalam sistem limbik, bagian dari
otak yang berhubungan dengan memori dan emosi. Hal ini dapat
merangsang respon fisiologis saraf, endokrin atau sistem kekebalan
tubuh, yang mempengaruhi denyut jantung, tekanan darah,
pernafasan, aktifitas gelombang otak dan pelepasan berbagai hormon
di seluruh tubuh.
c. Manfaat minyak aromaterapi
Beberapa manfaat minyak aromaterapi (esensial oil) :
Lavender, dianggap paling bermanfaat dari semua minyak astiri.
Lavender dikenal untuk membantu meringankan nyeri, sakit
kepala, insomnia, ketegangan dan stress (depresi) melawan
kelelahan dan mendapatkan untuk relaksasi, merawat agar
tidakinfeksi paru-paru, sinus, termasuk jamur vaginal, radang
tenggorokan, asma, kista dan peradangan lain. Meningkatkan daya
tahan tubuh, regenerasi sel, luka terbuka, infeksi kulit dan sangat
nyaman untuk kulit bayi, dll.
d. Teknik pemberian aromaterapi
Teknik pemberian aroma terapi bisa digunakan dengan cara :
1) Inhalasi
2) Massage/ pijat
3) Difusi
4) Kompres
Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi,
atau oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan
ranting kayu putih (M. leucadendra). Minyak atsiri ini dipakai
sebagai minyak pengobatan, dapat dikonsumsi per oral (diminum)
atau, lebih umum, dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah
sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut
kembung. Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-
cineol) (komponen paling banyak, sekitar 60%), α-
terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen. M.
quinquenervia dilaporkan juga menjadi sumber minyak atsiri yang
dinamakan sama. Minyak kayu putih banyak menjadi komponen
dalam berbagai salep dan campuran minyak penghangat. Salep
macan dan minyak telon diketahui menggunakan minyak kayu
putih.16

D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bebas/independen yang diidentifikasi sebagai “efektivitas bantal persalinan”.
Sedangkan variabel terikat/dependen adalah “Lama persalinan kala 1 fase
aktif”
E. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen
F. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan insyaa Allah pada periode Oktober sampai
Desember Tahun 2019.
2. Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan insya Allah di Klinik Esty Husada Kota
Semarang
3. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala


Operasional Ukur
Asuhan Bantal Lembar 1.Dilakukan -
bantal persalinan
observasi asuhan bantal
persalinan adalah bantal
ibu hasil inovasi dengan persalinan pada
bersalin yang berisi
skala kelompok
aromaterapi dan
kayu putih eksperimen
2.Tidak dilakukan
asuhan bantal
persalinan pada
kelompok control
Lama Fase persalinan Stopwatch Penghitungan lama Rasio
Kala I kala aktif adalah
dan kala I dalam menit:
fase aktif fase dimana
pembukaan Lembar 1. < 12 jam
tidak adekuat
observasi 2. > 12 jam
atau bervariasi,
kurang dari 1cm
setiap jam
selama
sekurang-
kurangnya 2 jam
setelah
kemajuan
persalinan,
kurang dari 1,2
cm perjam pada
primigravida
dan kurang dari
1,5 cm pada
multipara, dan
berlangsung
lebih dari 12 jam
sejak
pembukaan 4
cm sampai
pembukaan
lengkap.

4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang


memenuhi kriteria inklusi di Klinik Esty Husada Kota Semarang.
b. Sampel yang diperlukan adalah 20 yang terdiri dari 10 kelompok
kontrol dan 10 kelompok intervensi di Klinik Esty Husada Kota
Semarang.
c. Tehnik sampling Cara pengambilan sampel dengan tehnik total
sampling berfasrkan karakteristik sampel
DAFTAR PUSTAKA

(1) Jayanti, Nicky Danur. "EFEKTIVITAS BABY MASSAGE TERHADAP


PERUBAHAN PERTUMBUHAN BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MOJOLANGU KOTA MALANG." WARTA BHAKTI HUSADA
MULIA 5.2 (2018).
(2) TRAKHEA, LARING DAN, and P. Divisi. "INHEALTH."
(3) Maula, Eka Riza, and Taofik Rusdiana. "Terapi Herbal dan Alternatif pada Flu Ringan
atau ISPA non-spesifik." Majalah Farmasetika 1.2 (2016): 7-10.
(4) Bobak, Lowdermik, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Edisi 4. Jakarta : EGC.
(5) Usatama, I.P. 2013. Pengaruh Pijat Aromaterapi Terhadap Skala Nyeri
Klien Inpartu Kala 1 Fase Aktif Di BPS Bunda Bukit Tinggi Tahun 2013.
(6) Kumalasari, E.P., 2012. Studi Tentang Manfaat Aromaterapi ( Aroma
Lavender ) Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Ibu Pada Persalinan Kala I
Fase Aktif Di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Ngletih
Kecamatan Pesantren. Penelitian. Kediri: Sekolah Tinggi Ilmu
KesehatanSurya Mitra Husada.
(7) Bobak, et al. (1997). Ginaecologic and reproductive care. JB Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia
(8) Adriaansz G. Asuhan Antenatal. Dalam: Prawiharjo S. Ilmu Kebidanan.
Edisi ke-4. Jakarta: Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI;2008

Anda mungkin juga menyukai