Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk mensejahterakan


masyarakat baik lahir maupun batin secara berkelanjutan. Status gizi
masyarakat yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional
secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang terdiri dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dan
pendapatan per kapita. IPM yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status
gizi dan kesehatan yang berdampak pada tingginya angka kematian bayi,
balita dan ibu.

Status gizi masyarakat di Kabupaten Bandung dihadapkan pada 5


masalah gizi utama yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin
A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi
(AGB) dan Gizi Lebih. Faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah gizi
tersebut sangat kompleks.

Tenaga pelaksana Gizi (TPG) merupakan tenaga gizi terdepan sekaligus


koordinator gizi di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota yang langsung
berhubungan dengan masyarakat, sehingga keberhasilan upaya perbaikan
gizi masyarakat tidak terlepas dari peran TPG.

Melalui laporan ini kami menginformasikan hasil-hasil kegiatan yang telah


dicapai oleh Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota pada tahun 2017,
sebagai bahan kajian dan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya sesuai dengan
tujuan pembangunan kesehatan.

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 1


B. Maksud dan Tujuan

Maksud
- Maksud penyusunan laporan tahunan ini adalah Sebagai gambaran dari
hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi
Puskesmas Banjaran Kota pada tahun 2017

Tujuan
Tujuan penyusunan laporan tahunan ini adalah :
- Sebagai bahan evaluasi, untuk perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Banjaran Kota di
tahun 2017.

- Sebagai bahan informasi bagi institusi, badan, dan masyarakat tentang


hasil kegiatan Program Gizi telah dicapai oleh Puskesmas Banjaran Kota
pada tahun 2016.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan tahunan ini adalah hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi pada tahun 2017.

D. Kebijakan

- PMK no.26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan


Praktik Tenaga Gizi
- PMK no.23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
- PMK No.41 tahun 2014 tentang pedoman Gizi Seimbang
- PMK No. 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi
- PMK No. 88 tahun 2014 tentang Standar Pemberian TTD bagi WUS
dan Ibu Hamil

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 2


- PMK No.21 tahun 2015 tentang Standar Kapsul Vitamin A Bagi Bayi,
Balita dan Ibu Nifas

E. Strategi

F. Target dan Capaian Program


Target program perbaikan Gizi masyarakat tahun 2017 adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Target Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Target
No Indikator Kabupaten Batasan Masalah
Tahun 2015
1 KEP
Prevalensi Balita Gizi Kurang 7% >10%
Prevalensi Balita Pendek <11,5% >20%
Prevalensi Balita Kurus 2,5% >5%
Prevalensi Balita Sangat Kurus 0,06% 3,60% Nas.
2 Cakupan Penimbangan Balita
D/S ≥ 87%
N/S ≥ 60%
K/S ≥ 90%
N/D ≥ 72%
3 Cakupan Fe 1 dan Fe3
Fe1 ≥ 90%
Fe3 ≥ 87%
Balita Gizi Buruk Mendapat
4 ≥ 100%
Perawatan
Balita 6-59 bulan mendapat
5 ≥ 90%
kapsul vitamin A
Balita usia 0-6 bulan mendapat
6 ≥ 90%
ASI ekslusif
Rumah Tangga mengkonsumsi
7 ≥ 90%
garam beryodium
Puskesmas melaksanakan Puskesmas melaksanakan
8 100%
surveilans gizi surveilans gizi

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 3


Penyediaan Buffer Stock MP
9 100%
ASI untuk daerah bencana

G. Tupoksi Tenaga Pelaksana Gizi

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografi

Gambaran wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota dapat dilihat


pada gambar berikut.

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 4


Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran Kota
Wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota meliputi 5 desa yang terdiri
dari Desa Banjaran Wetan, Desa Banjaran, Desa Ciapus, Desa Tarajusari, dan
Desa Mekarjaya. Secara administratif, wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota
berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Pameungpeuk
b. Sebelah Barat : Sindang Panon dan Kamasan
c. Sebelah Timur : Kecamatan Arjasari
d. Sebelah Selatan : Desa Pasirmulya.

Luas wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota adalah 1.912,419 Ha


dengan luas masing-masing desa binaan sebagai berikut.

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 5


Tabel 2.1
Luas (Ha) dan Jumlah RT/RW Menurut Desa
Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2016
No. Nama Desa/Kelurahan Luas Wilayah Jumlah
( Ha ) RT RW

1 Banjaran Wetan 714,73 80 20


2 Banjaran Kulon 295,00 46 13
3 Ciapus 282,24 80 19
4 Tarajusari 155,67 55 14
5 Mekarjaya 464,77 61 21

JUMLAH 1912,42 322 87


Sumber : Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2016

Berdasarkan tabel 2.1 diketahui bahwa desa binaan wilayah kerja


Puskesmas Banjaran Kota yang memiliki wilayah terluas adalah wilayah
Banjaran Wetan dengan luas wilayah sebesar 713,73 Ha. Sementara itu, wilayah
dengan luas terkecil adalah desa Tarajusari dengan luas wilayah 155,67 Ha.

B. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas merupakan fasilitas
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama yang lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Untuk mendukung fungsi dan tujuan

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 6


Puskesmas diperlukan sumber daya manusia kesehatan baik tenaga kesehatan
maupun tenaga penunjang kesehatan (Kemenkes 2016). Dalam Permenkes no.
75 tahun 2014 pasal 16 ayat 3 disebutkan bahwa minimal tenaga di Puskesmas
terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi
laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian.
Dalam melaksanakan upaya perbaikan gizi masyarakat, Puskesmas
Banjaran Kota memiliki 2 orang karyawan dengan basic pendidikan Gizi yaitu :

Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2017

Status Kepegawaian
No Nama Jabatan Fungsional Pendidikan
PNS PTT Honorer
1 Sukarsih JFU SPAG √
Nutrisionis Pelaksana
2 Diah Fatoni, AMG D3 Gizi √
Lanjutan

Namun yang melaksanakan tugas sebagai Tenaga Pelaksana Gizi


hanya 1 orang karena 1 orang lagi difungsikan di bagian farmasi.

C. Sarana Pendukung
2.2.1 Sarana Kesehatan

Keberadaan sarana kesehatan mempengaruhi derajat kesehatan


masyarakat. Menurut Undang-undang nomor 34 tahun 2009 tentang
Kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan meliputi alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 7


pemerintah daerah, dan atau masyarakat (Depkes 2009). Sarana kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota meliputi jaringan Puskesmas dan
sarana kesehatan milik swasta, sarana kefarmasian dan alat kesehatan, serta
sarana penunjang berupa alat transportasi.

a. Sarana Pelayanan Kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Banjaran
Kota pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.5
Jaringan Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2016
Kondisi Sarana
Rusak Ringan
Rusak Berat

No Jenis Sarana Lokasi


Baik

Keterangan

1. Pustu Ciapus - - √ Tidak difungsikan


2. Polindes - - - - -
3. Pos Kes Des Banjaran Wetan - - √ PNPM 2015
4. Wahana Kes. - - - - -

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 8


Berdasarkan tabel berikut terlihat bahwa jaringan puskesmas di
wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota terdiri dari satu unit bangunan Pustu
yang berlokasi di Desa Ciapus dan Poskesdes di Desa Banjaran Wetan.

b. Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta

Sarana pelayanan kesehatan milik swasta di wilayah kerja Puskesmas


Banjaran Kota terdiri atas balai pengobatan, rumah bersalin, apotek, praktek
dokter, dan praktek bidan. Jumlah sarana pelayanan kesehatan milik swasta di
wilayah kerja Puskesmas banjaran Kota tahun 2016 dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 2.6
Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta
di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2016
No Jenis Sarana Jumlah Keterangan
(Berizin/Tdk Berizin)
1 Rumah Sakit - -
2 Balai Pengobatan 6 √
3 Rumah Bersalin 1 √
4 Apotek 3 √
5 Praktek Dokter 15 √
6 Praktek Bidan 12 √

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 9


Berdasarkan tabel 2.6 diketahui bahwa jenis sarana kesehatan milik
swasta di wilayah kerja Banjaran Kota paling banyak adalah praktek dokter
yaitu sebanyak 15 tempat.

c. Sarana Penunjang (Transportasi)


Sarana transportasi merupakan salah satu komponen penting yang
dapat mempermudah mobilisasi petugas kesehatan dalam melaksanakan
program kesehatan luar gedung. Berikut sarana transportasi yang terdapat di
Puskesmas Banjaran Kota tahun 2016.

Tabel 2.8
Sarana Transportasi Kesehatan di Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2016

Jenis Kondisi
No. Merk/Type No. Polisi
Kendaraan RB RR Baik
1 Suzuki Thunder D 2666 V - √ -
2 Yamaha Vega R D 4027 V - - √
Roda dua
3 Honda GL Pro D 3532 V - - √
4 Yamaha/2TP D 5216 V - - √
5 Roda empat APV Pusling D 9925 V - - √

D. Pemanfaatan Dana (DAU, BOK, BLUD)

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 10


BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM GIZI
DI PUSKESMAS BANJARAN KOTA

A. Data Program Gizi (Capaian Program Gizi)


1. Data Status Gizi Balita Hasil BPB (Grafik batang data tahun
2007-2017)
Gambaran status gizi berdasarkan Hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB)
tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota adalah sebagai berikut :

Tabel 22
Gambaran Status Gizi Berdasarkan BB/U
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017
Jumlah Ditimbang
No Status Gizi Gakin Non Jumlah %
Gakin
1 BB Sangat Kurang 23 60 83 1.58

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 11


2 BB Kurang 81 345 426 8.10

3 BB Normal 697 3958 4655 88.50


4 BB Lebih 13 83 96 1.83

Jumlah 814 4446 5260 100,00

Berdasarkan tabel 22 diketahui gambaran status gizi balita berdasarkan BB/U


di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota. Terdapat 83 anak dengan status
gizi Sangat Kurang, 23 anak diantaranya adalah dari keluarga miskin. 426
anak status gizinya Kurang, 81 diantaranya adalah dari keluarga miskin.

Grafik 15
Gambaran Status Gizi Berdasarkan BB/U
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 12


4655

426
83 96

BB Sangat Kurang BB Kurang BB Normal BB Lebih

Status gizi anak balita di wilayah Puskesmas Banjaran Kota hasil kegiatan
Bulan Penimbangan Balita pada bulan Agustus 2017 berdasarkan BB/U
terdapat 1,58 % dengan status gizi sangat kurang dan 8,10 % dengan status
gizi kurang. Sementara target Kabupaten Bandung untuk prevalensi balita gizi
kurang adalah 7%. Dengan demikian anak dengan status gizi kurang melebihi
target dan harus mendapat perhatian agar status gizinya tidak turun menjadi
gizi buruk. Hal tersebut diupayakan melalui surveilans gizi dan upaya
perbaikan gizi masyarakat (Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan)

Tabel 23
Gambaran Status Gizi Berdasarkan TB/U
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017
Jumlah Ditimbang
No Status Gizi Non Jumlah %
Gakin
Gakin
1 TB Sangat Pendek 65 225 290 5.51

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 13


2 TB Pendek 151 571 722 13.73

3 TB Normal 596 3642 4238 80.57


4 TB Tinggi 2 8 10 0.19

Jumlah 814 4446 5260 100,0

Status gizi anak balita berdasarkan TB/U menunjukkan masalah gizi kronis.
Terdapat 290 anak balita di wilayah kerja Puskesmas Banjaran kota dengan
status gizi sangat pendek dan 722 anak dengan status gizi pendek. Prevalensi
balita dengan status gizi stunting adalah 19,24 % dan ini harus mendapat
perhatian karena menunjukkan bahwa anak balita tersebut tidak terpenuhi
kebutuhan gizinya dalam jangka waktu yang lama.
Grafik 16
Gambaran Status Gizi Berdasarkan TB/U
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017

4238

722
290
10

BB Sangat Pendek BB Pendek BB Normal BB Tinggi

Hasil pengukuran panjang badan dan tinggi badan anak dilakukan oleh kader
sehingga tingkat akurasinya masih kurang. Diperlukan validasi data dan
pelatihan kader dalam pengukuran antropometri secara berkesinambungan.

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 14


Tabel 24
Gambaran Status Gizi Berdasarkan BB/PB/TB
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017
Jumlah Ditimbang
No Status Gizi Non Jumlah %
Gakin
Gakin
1 BB Sangat Kurus 1 1 2 0.04

2 BB Kurus 29 81 110 2.09

3 BB Normal 750 4140 4890 92.97

4 BB Gemuk 34 224 258 4.90

Jumlah 814 4446 5260 100,00

Anak balita dengan status gizi Sangat Kurus berdasarkan BB/TB terdapat 2
anak yang berada di Desa Tarajusari dan Mekarjaya. Kedua kasus tersebut
bukan kasus gizi buruk murni tetapi dengan penyakit penyerta. (Lampiran :
Daftar Nama balita Sangat Kurus)

Grafik 17
Gambaran Status Gizi Berdasarkan BB/PB/TB
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 15


4890

110 258
2

BB Sangat Kurus BB Kurus BB Normal BB Gemuk

Cakupan balita dengan status gizi Sangat Kurus pada tahun 2017 adalah
0,04% dan status gizi Kurus adalah 2,09%.

Untuk melihat trend cakupan status gizi balita dari tahun 2013-2017 dapat
dilihat pada table dan grafik berikut ini :

Tabel 25
Gambaran Status Gizi Berdasarkan BB/PB/TB
Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2013- 2017

Tahun
No Status Gizi
2013 2014 2015 2016 2017
Sangat
1 5 6 2 1 2
kurus
2 Kurus 87 76 100 86 110
3 Normal 4659 4576 4592 5017 4890
4 Gemuk 256 297 369 280 258
Jumlah balita
5007 4955 5063 5384 5260
ditimbang

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 16


Grafik 18
Gambaran Status Gizi Berdasarkan BB/PB/TB
Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2013-2017

2013 2014 2015 2016 2017

4576 5017
4890
4659 4592

256297369280258
5 6 2 1 2 87 76 100 86 110

Sangat kurus Kurus Normal Gemuk

Berdasarkan jumlah balita yang ditimbang dari tahun 2013-2017, status gizi
Sangat Kurus (Gizi Buruk) dan Kurus (Gizi Kurang) di Puskesmas Banjaran
Kota pada tahun 2017 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2016, dan
status gizi normal dan gemuk trennya menurun pada tahun 2017.

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 17


Kasus gizi buruk yang ada bukan kasus gizi buruk murni tetapi dengan
penyakit penyerta yang mempengaruhi status gizinya sehingga menjadi gizi
buruk.
Status gizi kurang meningkat, hal ini dimungkinkan terjaringnya kasus-kasus
baru melalui kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) sehingga balita yang
jarang atau tidak ditimbang pada bulan sebelumnya diketahui status gizinya.
Kasus BGM yang terjaring pada setiap bulannya tidak sebanyak kasus gizi
kurang yg terjaring pada bulan Agustus (Lampiran).
Berdasarkan hasil konseling gizi yang dilaksanakan di posyandu ataupun di
ruang konseling Puskesmas Banjaran Kota, sebagian besar balita bermasalah
dengan asupan makanan yang dipengaruhi oleh pola asuh makan dari ibunya
atau pengasuhnya. Tingkat pengetahuan dan kesadaran ibu tentang gizi yang
kurang turut mempengaruhi pola asuh makan. Cara Pemberian Makan Bayi
dan Anak (PMBA), dan konseling ASI adalah 2 hal penting yang sering
disampaikan kepada ibu agar dapat memberikan pola asuh makan yang baik
dan sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya diharapkan dapat meningkatkan
status gizi balita di wilayah Puskesmas Banjaran Kota.

2. Penemuan Data Balita Gizi Buruk Pada Tahun 2017

Penemuan kasus gizi buruk pada balita di Puskesmas Banjaran


Kota tahun 2017 adalah 2 anak, kasus gizi kurang 110 anak. Setiap kali
ditemukan balita gizi buruk/kurang maka akan diintervensi oleh
Nutrisionis Puskesmas Banjaran Kota melalui pendidikan gizi dan
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan/Terapi Gizi. Berikut ini

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 18


adalah cakupan penanganan kasus balita gizi buruk/kurang dan Ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) :
Tabel 26
Cakupan Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017
Jumlah
NO Nama Desa Seluruh Jumlah Balita Jumlah Balita Gizi Kurus Yg Mendapat PMT

Balita 0- Gizi Kurus


59 Bulan DAU BOK KEMENKE

1 Banjaran wetan 1402 26 1 0 95


2 Banjaran Kota 888 14 0 0 50
3 Ciapus 1317 28 0 1 43
4 Tarajusari 896 18 0 1 75
5 Mekarjaya 897 24 1 1 66
PUSKESMAS 5400 110 2 3 329

Balita dengan status gizi buruk (Sangat Kurus) dan gizi Kurang (Kurus)
diberikan makanan tambahan pemulihan yang sumber dananya adalah dari Dana
Alokasi Umum (DAU) atau Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Pada tahun 2017 selain sumber dana DAU dan BOK, terdapat PMT dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang mendistribusikan makanan
tambahan untuk balita yaitu dalam bentuk biskuit. Makanan tambahan tersebut
diterima oleh Puskesmas pada bulan April ( sasaran 32 anak) dan bulan Desember
2017 (299 anak).
Jumlah alokasi makanan tambahan yang di distribusikan Kemenkes RI
lebih banyak dari sasaran balita Kurus yang ada di wilayah keja Puskesmas
Banjaran Kota, sehingga makanan tambahan tersebut didistribusikan kepada
dengan status gizi Sangat Kurang, Kurang, Berat Badan di Bawah Garis Merah
(BGM), Balita dua kali tidak naik berat badannya (2T), Sangat Kurus, Kurus,

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 19


Sangat Pendek dan Pendek (berdasarkan Surat Edaran
No.441.1/6268/Dinkes/12/2017 tentang Pemberian Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) Balita dan Biskuit Ibu Hamil Tahun 2017). Berikut ini adalah
gambaran pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas Banjaran Kota pada
tahun 2017 :

Grafik 19
Cakupan Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017
KURUS YG MENDAPAT
BALITA BALITA JUMLAH BALITA GIZI

KEMENKES 329
PMT

BOK 3

DAU 2
H JUMLAH

BULAN KURUS
GIZI

110
JUMLAH
SELURU

0-59

5400

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 5400 balita, terdapat 2


balita dengan status gizi Sangat Kurus dan 110 balita kurus. Pemberian Makanan
Tambahan pemulihan diberikan kepada 2 anak balita Sangat Kurus dengan
sumber dana DAU TA 2017, 3 balita dengan status gizi kurus bersumber dana
BOK TA 2017 dan 329 anak ( Status gizi Sangat Kurang, Kurang, BGM, 2T,
Pendek, Sangat Pendek) medapat makanan tambahan yang bersumber dari
Kemenkes RI.

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 20


Tabel 27
Jumlah Balita dan Ibu Hamil Yang Mendapat PMT-P
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017
Jumlah Ibu Jumlah Ibu Ibu Hamil KEK yg Mendapat PMT
No Nama Desa
Hamil Hamil KEK
DAU BOK KEMENKES

1 Banjaran wetan 314 14 1 3 51


2 Banjaran Kota 215 17 0 0 53
3 Ciapus 275 16 1 1 55
4 Tarajusari 247 18 0 0 59
5 Mekarjaya 164 9 1 0 53
PUSKESMAS 1215 74 3 4 271

Pemberian makanan tambahan pada Ibu hamil KEK di wilayah


kerja Puskesmas Banjaran Kota dilaksanakan dengan menggunakan
sumber dana dari DAU TA 2017 untuk 3 orang, dana BOK TA 2017
untuk 4 orang dan 67 orang diberikan makanan tambahan ibu hamil dari
Kemenkes RI berupa biscuit.
Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan cakupan pemberian
makanan tambahan pada ibu hamil KEK :
Grafik 20
Cakupan Ibu Hamil KEK yang Mendapat Makanan Tambahan
Puskesmas Banjaran Kota Bulan Agustus 2017

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 21


KEMENKES 271

IBU HAMIL KEK YG


MENDAPAT PMT BOK 4

DAU 3
HAMIL
KEK
IBU

74
JUMLAH

HAMIL
IBU

1215

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400

Sama halnya dengan makanan tambahan balita, makanan tambahan


ibu hamil pun didistribusikan ke Puskesmas Banjaran Kota dalam jumlah
yang berlebih bila dibandingkan dengan sasaran pemberian makanan
tambahan. Sehingga dalam pendistribusian makanan tambahan ibu hamil
berpedomn pada Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan No. 441.1/6268/Dinkes/12/2017 tentang Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Balita dan Biskuit Ibu Hamil Tahun
2017.
Makanan tambahan ibu hamil didistribusikan kepada :
- Ibu Hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar
Lengan Atas )LiLA) dibawah 23,5 cm
- Bila tidak ada ibu hamil KEK dapat dijadikan sebagai PMT
Penyuluhan bagi ibu hamil di Posyandu ataupun pada saat kegiatan
kelas ibu hamil.

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 22


3. Cakupan D/S, K/S, N/S, N/D (data SKDN 2017)

JUMLAH
NAMA SELURUH
NO SELURUH SELURUH BAYI 0-11 BALITA 12- BALITA 0-59 D/S 0-
DESA BALITA
BAYI 0-11 BALITA BL YG 59 BL YG BL YG 11
12-59
BLN 0-59 BLN DITIMBANG DITIMBANG DITIMBANG BLN
BLN
Banjaran
1 242 1160 1402 158 736 894 65.29
wetan
Banjaran
2 157 731 888 138 581 719 87.90
Kota
3 Ciapus 222 1095 1317 197 715 912 88.74

4 Tarajusari 181 715 896 146 467 613 80.66

5 Mekarjaya 154 743 897 131 550 681 85.06

PUSKESMAS 956 4444 5400 770 3049 3819 80.54

JUMLAH
NAMA SELURUH BAYI 0-11 BALITA 12- BALITA 0-
NO SELURUH SELURUH K/S 0- K
DESA BALITA BL YG 59 BL YG 59 BL YG
BAYI 0-11 BALITA 11
12-59 PUNYA PUNYA PUNYA
BLN 0-59 BLN BLN B
BLN KMS KMS KMS
Banjaran
1 242 1160 1402 242 1160 1402 100.00 1
wetan

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 23


Banjaran
2 157 731 888 157 731 888 100.00 1
Kota
3 Ciapus 222 1095 1317 222 1095 1317 100.00 1

4 Tarajusari 181 715 896 181 715 896 100.00 1

5 Mekarjaya 154 743 897 154 743 897 100.00 1

PUSKESMAS 956 4444 5400 956 4444 5400 100.00 1

JUMLAH
BAYI 0-11 BALITA 12- BALITA 0-
NAMA SELURUH
NO SELURUH SELURUH BL YG 59 BL YG 59 BL YG N/S 0-
DESA BALITA
BAYI 0-11 BALITA NAIK NAIK NAIK 11 1
12-59
BLN 0-59 BLN BERAT BERAT BERAT BLN B
BLN
BADAN BADAN BADAN
Banjaran
1 242 1160 1402 110 432 542 45.45
wetan
Banjaran
2 157 731 888 102 388 490 64.97
Kota
3 Ciapus 222 1095 1317 159 489 648 71.62

4 Tarajusari 181 715 896 96 256 352 53.04

5 Mekarjaya 154 743 897 109 309 418 70.78

PUSKESMAS 956 4444 5400 576 1874 2450 60.25

JUMLAH

BAYI 0-11 BALITA BALITA


NAMA
NO BAYI 0-11 BALITA 12- BALITA 0- BL YG 12-59 BL 0-59 BL N/D' 0-
DESA
BLN 59 BLN 59 BLN NAIK YG NAIK YG NAIK 11
DITIMBANG DITIMBANG DITIMBANG BERAT BERAT BERAT BLN
BADAN BADAN BADAN
Banjaran
1 134 572 706 110 432 542 82.09
wetan
Banjaran
2 115 513 628 102 388 490 88.70
Kota
3 Ciapus 169 659 828 159 489 648 94.08

4 Tarajusari 116 385 501 96 256 352 82.76

5 Mekarjaya 116 457 573 109 309 418 93.97

PUSKESMAS 650 2586 3236 576 1874 2450 88.62

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 24


4. Data 18 indikator Program Gizi 2016-2017

B. Pemberian Kapsul Vitamin A

1. Cakupan balita mendapat Vitamin A

Program penanggulangan Vitamin A dengan suplementasi


kapsul Vitamin A dosis tinggi dilaksanakan untuk mencegah masalah
kebutaan karena kurang Vitamin A dan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Pemberian kapsul Vitamin A menunjang penurunan
angka kesakitan dan angka kematian anak (30-50%) maka selain
untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini lebih
dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan
pertumbuhan anak.

Berikut ini adalah cakupan balita yang mendapat vitamin A di


wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota pada tahun 2017 :

Tabel 35
Cakupan Balita Yang Mendapat Vitamin A
Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2017

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 25


Cak.Vit A Februari Cak.Vit A Agustus Cak.Vit A 2017
Bayi Bayi
Bayi
Seluruh 6-59 Seluruh Seluruh 6-59
No Nama Desa 6-59bl
Bayi 6- Bl yg % Bayi 6- % Bayi 6- Bl yg %
yg Dpt
59 Bln Dpt 59 Bln 59 Bln Dpt
Vit.A
Vit.A Vit.A
Banjaran
1 1262 1110 87.96 1298 1277 98.382 1280 1194 93.2
wetan
2 Banjaran Kota 770 769 99.87 833 805 96.639 802 787 98.2
3 Ciapus 1185 960 81.01 1205 1010 83.817 1195 985 82.4
4 Tarajusari 871 806 92.54 922 899 97.505 897 853 95.1
5 Mekarjaya 827 712 86.09 815 764 93.742 821 738 89.9
PUSKESMAS 4915 4357 88.65 5073 4755 93.732 4994 4556 91.2

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa cakupan balita yang


mendapat vitamin A pada tahun 2017 yaitu 91,2%. Walaupun cakupan
balita yang datang dan ditimbang di posyandu pada bulan Vitamin A
meningkat signifikan, namun terdapat balita yang tidak datang ke
posyandu dengan harapan akan diberi vitamin A oleh kader pada saat
sweeping vitamin A. Dan terdapat balita yang sedang tidak berada di
rumahnya (bepergian) terutama untuk wilayah yang dekat dengan
pasar, penduduknya dengan mobilitas tinggi dan sering berpindah
tempat tinggal.

Grafik 21
Cakupan Vitamin A
Puskesmas Banjaran KotaTahun 2017

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 26


98.2 95.1 93.2 91.2
89.9
82.4

Banjaran Kota TarajusariBanjaran wetanMekarjaya Ciapus PUSKESMAS

Cakupan pemberian vitamin A yang tertinggi adalah di Desa


Banjaran Kota dan yang terendah adalah di Desa Ciapus. Pencatatan
dan pelaporan dari tiap posyandu yang kurang tertib juga turut
mempengaruhi cakupan.

C. Pemberian MP-ASI Pada Usia 6-24 Bulan dari Keluarga Miskin

D. Inovasi Gizi
1. Nama lengkap dan kotak peson innovator
2. Latar belakang penerapan inovasi
3. Kenaikan atau kekhususan inovasi yang telah disusun
4. Sumber daya yang digunakan untuk inovasi

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 27


5. Output nyata yang dihasilkan dari inovasi yang telah
dihasilkan
6. Data awal sebelum inovasi dan sesudah inovasi
7. Pihak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi
8. Dokumentasi pendukung

BAB IV

PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

A. Permasalahan
B. Pemecahan Masalah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 28


5.1 Kesimpulan

Kegiatan program gizi tahun 2016 telah dilaksanakan. Terdapat


beberapa masalah yang harus ditangani lebih lanjut diantaranya
adalah status gizi balita berdasarkan BB/U dan TB/U sudah melewati
batas toleransi, cakupan D/S (partisipasi masyarakat) yang kurang
dari target, dan data ASI Ekslusif yang belum lengkap.

Untuk menangani masalah tersebut maka harus ditingkatkan


kegiatan surveilans gizi, pembinaan kadarzi dan pembinaan
posyandu.

1.2 Saran

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Tenaga Pelaksana Gizi


(TPG) Puskesmas, hendaknya diberikan update ilmu berupa
Pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas TPG.

~~~oOo~~~

Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 29


Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Banjaran Kota Page 30

Anda mungkin juga menyukai