Analisis Kasus Korupsi Dana Dinas Pendid
Analisis Kasus Korupsi Dana Dinas Pendid
Yuliana
yuliana.li@students.unnes.ac.id
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah otonom, dalam rangka NKRI. Kewenangan daerah kabupaten/kota mencakup kewenangan
dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain. 1
Desentralisasi bertujuan agar suatu daerah dapat mandiri dalam mengelola wilayahnya dengan
dibiayai dari pemerintah pusat. Namun, kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah seringkali disalahgunakan. Salah satu tindak pidana yang menjadi musuh seluruh
bangsa di dunia ini adalah tindak pidana korupsi.2 Untuk itu, upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi perlu semakin ditingkatkan dan diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi HAM dan
kepentingan masyarakat.3 Dalam penulisan paper, penulis menggunakan metode penelitian
menggunakan deskriptif kualitatif berupa penelitian dengan metode studi kasus (Case Study). Data
studi kasus dapat diperoleh dari sumber pustaka berupa buku, jurnal, dan berita.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis kasus korupsi yang melibatkan Hartoyo yang merupakan satu dari lima orang
tersangka yang saat ini menjalani proses persidangan?
2. Bagaimana pendapat mengenai kasus korupsi Dikpora yang menyeret petingi di Kebumen?
1
Sri Harini Dwiyatmi, Pengantar Hukum Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor, 2013, hlm135
2
Rasdi, “Persepsi Masyarakat Terhadap Pembebasan Bersyarat Bagi Narapidana Korupsi”, Pandecta, Volume 7 No 1
Januari 2012, hlm. 69
3
Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 25.
1
Tujuan
1. Mengkaji dan mengetahui tindakan Hartoyo melalui analisis setiap pasal yang memenuhi rumusan
pelanggaran hukum
2. Berpendapat terkait kasus korupsi Dikpora Kebumen yang sedang dalam masa persidangan agar
menjadi perhatian bagi penegak hukum.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil sidang pemeriksaan sementara para saksi, Hartoyo Direktur Utama PT Otoda
Sukses Mandiri Abadi selaku terdakwa dalam kasus suap proyek dikpora diduga melanggar:
4
Metro News, Dua Pimpinan DPRD Kebumen Diperiksa
KPK,http://m.metrotvnews.com/news/hukum/PNgg887N-dua-pimpinan-dprd-kebumen-diperiksa-kpk. Diakses 17/03/17.
Pukul 09.54 WIB.
2
1. Pasal 5 KUHP :
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan
atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang: a. memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya; atau ; b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
Analisis: Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri, yaitu Hartoyo Komisaris PT
OSMA mengakui dia menyuap Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Sigit
Widodo dan Yudi Trihartanto serta Sekretaris Daerah Adi Pandoyo dan Petruk Basikun Mualim. 5 ;
Dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak
berbuat sesuatu, yaitu uang yang diberikan kepada Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan, Sigit Widodo dan Yudi Trihartanto serta Adi Pandoyo agar bisa mendapatkan proyek
alat peraga pada APBD Perubahan 2016. ; Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, yaitu Hartoyo telah didakwa
menyuap Sigit, Yudi, Adi Pandoyo serta Basikun Mualim agar mendapatkan proyek di Dikpora. Pada
sidang yang digelar di Pengadilan Tinggi Korupsi (Tipikor) Semarang Selasa (7/2/2017) Hartoyo
mengakui sudah menyerahkan uang sejumlah 150 juta kepada empat orang tersebut.6
Pasal 12 B :
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,
dengan ketentuan sebagai berikut: a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau
lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima
gratifikasi; b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
5
Kebumen Ekspress, Santainya Bos OSMA Jalani Persidangan, http://www.kebumenekspres.com/2017/01/santainya-
bos-osma-jalani-persidangan.html. Diakses 17/03/17. Pukul 10.03 WIB.
6
Kebumen Ekspress, Kepada Hakim Adi Panyodo Mengaku, http://www.kebumenekspres.com/2017/02/kepada-hakim-
adi-pandoyo-mengaku.html. Diakses 17/03/17. Pukul 15.46 WIB
3
Analisis: Gratifikasi diberikan oleh Hartoyo kepada Sigit, Yudi, Adi Pandoyo serta Petruk Basikun
Mualim sejumlah 150 juta agar mendapatkan proyek di Dikpora. Hal tersebut dibenarkan oleh Adi
Pandoyo selaku penerima suap pada sidang yang digelar di Pengadilan Tinggi Korupsi Semarang,
Selasa (7/2/2017).
2. Pasal 55 KUHP :
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: 1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan,
dan yang turut serta melakukan perbuatan;
Analisis: Ada 4 unsur tindak pidana yang dilakukan Hartoyo dalam Pasal 55 (I) ayat 1:
a. Yang melakukan tindak pidana : Hartoyo mengakui tindakan suap kepada Kepala Bidang
Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Sigit Widodo dan Yudi Trihartanto serta Sekretaris
Daerah Adi Pandoyo, ia mengakui perbuatannya saat sidang tanggal 17/1/2017.
b. Yang menyuruh melakukan tindak pidana : Hartoyo menyuap Sigit, Yudi, Adi Pandoyo serta
Petruk Basikun Mualim agar dapat mendapatkan proyek di Dikpora.
c. Yang turut serta melakukan tindak pidana : Persidangan mengungkap,
Sekda Adi Pandoyo yang merupakan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah(TAPD)
Kabupaten Kebumen yang menyetujui anggaran pokok-pokok pikiran (pokir) yang digunakan
untuk mencari keuntungan dengan melakukan "transaksi" dengan dengan pihak-pihak rekanan
yang mendapatkan proyek terkait besaran komisi bagi mereka. Hartoyo menyuap Sigit, Yudi, Adi
Pandoyo serta Petruk Basikun Mualim agar dapat mendapatkan proyek di Dikpora.
PENUTUP
Kesimpulan
Tindak pidana korupsi merupakan ancaman terhadap prinsip-prinsip demokrasi, yang menjunjung
tinggi transparansi, akuntabilitas, dan integritas, serta keamanan dan stabilitas bangsa Indonesia.7
Korupsi di lingkungan birokrasi biasanya telah dikemas dengan berbagai mekanisme administrasi
sehingga tidak dapat dengan segera terungkap.8 Mewujudkan peradilan bersih dan bebas adalah
tanggung jawab bersama stake holder bangsa. Oleh karena itu dibutuhkan upaya yang luar biasa dari
setiap lapisan masyarakat guna pemberantasan korupsi.
Saran
Berdasarkan analisis yang penulis berikan, dengan demikian penulis memliki saran yaitu:
1. Meningkatkan ketegasan dalam penindakan korupsi agar memberikan pembelajaran bagi para
koruptor dan masyarakat mengenai kerugian yang diakibatkan oleh tindak pidana korupsi
2. Andil dari semua lapisan masyarakat agar korupsi dapat di tebas, siapapun pelakunya termasuk jika
pelaku yang tindakan korupsi mempunyai hubungan dengan pemerintahan, atau lembaga negara.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Dwiyatmi, Sri Harini. 2013. Pengantar Hukum Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Djaja, Ermansjah.2008. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: Sinar Grafika.
Redaksi Sinar Grafika. 2007. Himpunan Peraturan Tentang Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika.
Nurdjana, Igm. 2010. Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
7
Redaksi Sinar Grafika, Himpunan Peraturan Tentang Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hlm 28
8
Igm Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 121
5
Moeljatno. 2008. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara
Jurnal:
Rasdi. 2012. Persepsi Masyarakat Terhadap Pembebasan Bersyarat Bagi Narapidana Korupsi. Jurnal
Hukum. Volume 7 No 1.
Web:
Metro News, “Dua Pimpinan DPRD Kebumen Diperiksa
KPK”,http://m.metrotvnews.com/news/hukum/PNgg887N-dua-pimpinan-dprd-kebumen-
diperiksa-kpk. Diakses 17/03/17. Pukul 09.54 WIB.
Kebumen Ekspress, “Santainya Bos OSMA Jalani Persidangan”,
http://www.kebumenekspres.com/2017/01/santainya-bos-osma-jalani-persidangan.html. Diakses
17/03/17. Pukul 10.03 WIB.
Kebumen Ekspress, “Kepada Hakim Adi Panyodo Mengaku”,
http://www.kebumenekspres.com/2017/02/kepada-hakim-adi-pandoyo-mengaku.html. Diakses
17/03/17. Pukul 15.46 WIB
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
http://kpu.go.id/dmdocuments/UU202001.pdf. Diakses 17/03/17. Pukul 13.40 WIB.
Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun
2010, 2011 dan 2012. https://jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/793. Diakses 17/03/17. Pukul
16.50 WIB