Anda di halaman 1dari 3

Mata kuliah: toksikologi

Tugas : membuat 5 soal dan 5 jawaban dari ppt yang dibuat (kelompok 4 mendapatkan nateri
tentang tanaman beracun)

Kelas : V/A

Anggota Kelompok 4:

Abdurrahman

Deni Kapriadi

Devand Ainur Riza

Dian Yusnia Fitri

Hanapi Irpansyah

Iin Rizqi Oktavia

Irsan Jayadi

SOAL :

1. Apa yang dimaksud dengan tanaman beracun?


2. Bagaimanakah cirri cirri tumbuhan beracun?
3. Jelaskan penyebab sebuah tanaman beracun?
4. Sebutkan dan jelaskan hasil metabolit sekunder!
5. Sebutkan dan jelaskan 2 tanaman beracun yang sering ditemui disekitar kita!

JAWABAN :

1. Foray (1954) mendefinisikan tumbuhan beracun sebagai tumbuhan yang menyebabkan


kesehatan normal terganggu apabila bagian-bagian tertentu darinya digunakan oleh
manusia atau hewan yang dapat menerima dampaknya
2. A. Memiliki duri tajam hampir di semua bagian.
B. Memiliki rambut atau bulu yang sangat lebat di bagian daun atau batang.
C. Memiliki getah yang pahit.
D. Memiliki bunga atau buah berwarna kuat atau gelap.
E. Beraroma tidak enak atau menyengat dan berasa pahit 6. Daun terlihat utuh, tidak ada
bekas-bekas serangan serangga. (Ardianto, 2013).
3. Terdapatnya racun atau anti nutrisi pada tumbuhan pada umumnya terjadi karena faktor
dalam (faktor intrinsik) yaitu suatu keadaan dimana tumbuhan tersebut secara genetik
mempunyai atau mampu memproduksi anti nutrisi tersebut dalam organ tubuhnya. Zat-
zat anti nutrisi alkaloid, asam amino toksik, saponin dan lain-lain adalah beberapa
contohnya. Faktor lainnya adalah faktor luar (faktor lingkungan) yaitu keadaan dimana
secara genetik tumbuhan tidak mengandung unsur anti nutrisi tersebut, tetapi karena
pengaruh luar yang berlebihan ataumendesak, zat yang tidak diinginkan mungkin masuk
dalam organ tubuhnya. Contohnya adalah terdapatnya Se (Selenium) berlebihan pada
tanaman yang mengakumulasi Se dalam protein misalnya pada Astralagus sp. Juga unsur
4. HASIL METABOLIT SEKUNDER :
Metabolit sekunder adalah senyawa organik yang dihasilkan tumbuha yang tidak
memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan ataurespirasi, transport solut,
translokasi, sintesis protein, asimilasi nutrien, diferensiasi, pembentukan karbohidrat,
protein dan lipid

Alkaloid : Kandungan alkaloid dalam setiap tumbuhan 5-10% dan efek yang ditimbulkan hanya
dalam dosis kecil. Kadar alkaloid pada tumbuhan berbeda-beda sesuai kondisi lingkungannya,
dan alkaloid tersebar di seluruh bagian tumbuhan. Efek terkontaminasi alkaloid adalah pupil
yang membesar, kulit terasa panas dan memerah, jantung berdenyut kencang, penglihatan
menjadi gelap dan menyebabkan susah buang air.

Polipeptida dan asam amino: Hanya sebagian polipeptida dan asam amino yang bersifat racun.
Bila terkontaminasi polipeptida, hypoglycin, akan menyebabkan reaksi hypoglycemic.

Glikosida : Glikosida adalah salah satu komponen yang dihasilkan melalui proses hidrolisis,
yang biasa disebut aglikon. Glikosida adalah senyawa yang paling banyak terdapat pada
tumbuhan daripada alkaloid. Gejala yang ditimbulkan apabila terkontaminasi glikosida adalah
iritasi pada mulut dan perut, diare hingga menyebabkan overdosis.

Asam Oksalat : Kadar asam oksalat pada tumbuhan tergantung dari tempat tumbuh dan iklim,
yang paling banyak adalah saat akhir musim panas dan musim gugur. Karena oksalat dihasilkan
oleh tumbuhan pada akhir produksi, yang terakumulasi dan bertambah selama tumbuhan hidup.
Gejala yang ditimbulkan adalah mulut dan kerongkongan terasa terbakar, lidah membengkak
hingga menyebabkan kehilangan suara selama dua hari, dan hingga menyebabkan kematian jika
terhirup.

Resin :Resin dan resinoid termasuk ke dalam kelompok asam polycyclic dan penol, alkohol dan
zat-zat netral lainnya yang mempunyai karakteristik fisis tertentu. Efek keracunan yaitu iritasi
langsung terhadap tubuh atau otot tubuh. Termasuk juga gejala muntah-muntah. Apabila
terkontaminasi dengan air buahnya menyebabkan bengkak dan kulit melepuh.

Phytotoxin :Phytotoxin adalah protein kompleks terbesar yang dihasilkan oleh sebagian kecil
tumbuhan dan memiliki tingkat keracunan yang tinggi. Akibat terkontaminasi adalah iritasi
hingga menyebabkan luka berdarah dan pembengkakan organ tubuh setelah terhirup.
Saponin : Saponin adalah glikosida tanaman yang ditandai dengan munculnya busa
dipermukaan air bila dicampurkan atau diaduk, yang telah dikenal serta diakui sebagai sabun
alami dan telah menyebabkan beberapa tanaman seperti soapwort (Saponaria officinalis) umum
digunakan sebagai sabun untuk waktu yang lama. Saponin ketika dikonsumsi dalam jumlah yang
lebih besar dari pada yang diizinkan, senyawa ini menjadi tergolong beracun. Gejala yang
ditimbulkan bagi manusia apabila dikonsumsi secara berlebihan adalah dapat menyebabkan
kerusakan pada mukosa pencernaan sehingga menderita muntah-muntah, sakit perut, perdarahan,
pusing, maag dan begitu terkontaminasi ke sistem peredaran darah, senyawa ini dapat merusak
ginjal dan hati serta mempengaruhi sistem saraf bahkan dapat mengakibatkan serangan jantung.

Tanin : Tanin adalah senyawa polifenol yang bersifat terhidrolisa dan kental. Senyawa ini telah
dikembangkan oleh tanaman sebagai bentuk pertahanan terhadap seranga eksternal dari predator
yang memiliki rasa pahit atau kelat. Jika terkonsumsi lebih dari 100 mg bisa menghsilkan
masalah pada saluran pencernaan

5. 2 tanaman beracun yang sering ditemui disekitar kita :


A. TEMBAKAU (N. Tabacum)
Zat yang efektif sebagai pembasmi serangga adalah alkaloid yang terkandung pada
tembakau yaitu nikotin. Menurut Kardinan (2000), nikotin merupakan bahan yang
dapat digunakan sebagai fungisida alami atau insektisida alami. Nikotin berperan
sebagai racun kontak untuk mengendalikan beberapa jenis ulat perusak daun,
serangga, dan jamur. Pengolahan untuk pestisida: daun dicacah kecil-kecil, kemudian
direndam dengan air selama 15-30 menit. Setelah itu, disaring dan airnya
disemprotkan ke tanaman
B. MIMBA (A. indica)
Kandungan senyawa yang berperan besar sebagai pestisida pembasmi hama adalah
senyawa Azadirachtin. Daun mimba (A. indica) mengandung senyawa antara lain
azadirachtin, salanin, nimbin, dan meliantriol. Azadirachtin tidak langsung
mematikan serangga, tetapi melalui mekanisme menolak makanan, mengganggu
pertumbuhan dan reproduksi serangga. Salanin bekerja sebagai penghambat makan.
Nimbin bekerja sebagai anti virus, sedangkan meliantriol sebagai penolak serangga,
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat gatal pada kulit. Cara memanfaatkannya
yaitu daun mimba dirajang kecil-kecil kemudian direbus, dan disiramkan dibagian
tubuh yang gatal

Anda mungkin juga menyukai