B. Definisi........................................................................................................................ 5
H. Komplikasi ................................................................................................................ 13
I. Penatalaksanaan ........................................................................................................ 13
J. Prognosis................................................................................................................... 15
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................................ 21
i
E. DIAGNOSIS ............................................................................................................. 22
F. PENATALAKSANAAN .......................................................................................... 23
G. FOLLOW UP ............................................................................................................ 23
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kasus yang dapat ditemukan adalah bentuk polip serviks. Polip serviks
dari permukaan kanal serviks1. Polip serviks tumbuh dari kanal serviks
Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan luar serviks dandisebut
sebagai polip ektoserviks. Polip ektoserviks sering diderita oleh wanitayang telah
usia produktif. Prevalensi kasus polip serviks berkisar antara 2 hingga 5% wanita.
Pada wanita premenopause (di atas usia 20 tahun) dan telah memiliki setidaknya
satu anak, pertumbuhan polip sering berasal dari bagian dalam 1serviks, atau
lesi berdasarkan usia, namun hal itu bukan merupakan ukuran absolut
1
untuk menetapkan letak polip secara pasti. Sejumlah prosedur lain tetap harus
Namun,ukuran polip dapat melebihi ukuran rata-rata dan disebut polip serviks
raksasa bila melebihi diameter 4 cm. Polips serviks berukuran besar jarang
ditemukan di populasi dan gambaran mengenai penyakit ini sedikit sekali dibahas
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Serviks
sebagai portio vaginalis dan bagian kanal serviks yang berhubungan dengan
berukuran sekitar 8 mm. Bagian antara endoserviks dan kavum uteri disebut
presakral. Serabut saraf memasuki segmen bawah rahim dan bagian atas serviks
desendens arteri uterina dan cabang servikal arteri vaginalis. Aliran vena
fibrous, muskular (15%) dan jaringan elastik. Epitel tersusun atas skuamosa
3
yang disebut squamocolumnar junction. Pada bagian distal area ini tersusun atas
4
B. Definisi
ataupun pada saluran endoserviks dan biasanya menonjol keluar dari mulut
serviks1,2.
C. Etiologi/ Patofisiologi
Etiologi dari polip serviks belum diketahui pada beberapa kasus, namun
ada beberapa teori yang menspekulasi etiologi polip serviks. Pertumbuhan polip
merupakan reaksi sekunder dari inflamasi serviks lalu berikutnya akibat stimulasi
hormonal seperti estrogen, kongesti pembuluh darah pada canalis cervicalis. Polip
tersusun atas stroma jaringan ikat vaskuler dan dilapisi oleh kolumner,
5
skuamosumkolumner atau epitel skuamosa. Kejadian polip sering dihubungkan
dapat terjadi saat jeda antar menstruasi, setelah berhubungan seksual dan setelah
menstruasi4.
berbentuk seperti jari. Biasanya memiliki tangkai yang pendek, namun beberapa
dapat memiliki dasar yang lebar. Namun sebagian lainnya dapat memiliki tangkai
yang panjang hingga keluar dari canalis cervicalis. Epitel yang melapisinya
biasanya merupakan epitel endoserviks yang pada beberapa kasus dapat pula
mengalami nekrosis serta mudah berdarah. Maka dari itu sebenarnya polip harus
dilakukan pengangkatan4,5.
api, fragil, dan bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga mencapai lebar
6
jaringan, maka sering terjadi perdarahan pada kelainan ini. Infiltrasi sel-sel radang
menyebabkan leukorea5.
Polip ektoserviks berwarna agak pucat atau merah daging, lunak, dan
tumbuh melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio
7
Perubahan sel menjadi ganas dapat terjadi, terutama pada polip ektoserviks
torsi atau trauma (saat koitus) dapat terjadi perdarahan. Selain itu, dapat pula
diekstirpasi5,6.
A B
8
E. Diagnosis Polip Serviks
Leukorea
Pada kasus infertilitas wanita juga patut dilacak apakah terdapat adanya
Polip serviks tampak sebagai massa kecil, merah, dan tampak seperti jari
yang keluar melalui kanal serviks dan biasanya berukuran panjang 1-2 cm dan
diameter 0,5-1 cm. Umumnya, polip ini teraba lunak bila dilakukan pemeriksaan
menggunakan jari7.
9
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Pemeriksaan Laboratorium
Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering kali
4. Pemeriksaan Khusus
Polip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui
10
Gambar 2.5. Polip Serviks pada pemeriksaan ultrasonografi8
F. Diagnosis Banding
Massa polipoid yang tampak tumbuh dari serviks tidak selalu didiagnosis
dapat tumbuh di bagian mulut rahim, dan sering kali kelainan ini
menyebabkan perdarahan dan leukorea lebih sering. Pada dasarnya, polip serviks
tidak sulit dibedakan dengan bentuk kelainan polipoid lainnya secara inspeksi.
pedenkel kecil atau polip endometrial yang tumbuh di bagian bawah uterus.
Biasanya kelainan ini menyebabkan dilatasi serviks, dan keluar melalui OUE
tangkai. Bersumber dari rongga rahim dan dapat keluar sampai ke vagina melalui
11
canalis cervicalis. Sedangkan polip serviks merupakan suatu adenoma ataupun
hingga keluar dari OUE. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endo yang
dapat juga mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip
dapat mengalami nekrosis sehingga membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang
membedakannya dari Mioma Geburt dimana bagian yang mudah berdarah bukan
hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi endometrium di
G. Faktor Resiko
tersebut menderita7,8:
1. Diabetes Mellitus
2. Vaginitits berulang
3. Servisitis
5. Wanita hamil
12
H. Komplikasi
Streptococcus, dan jenis patogen lainnya. Infeksi serius biasanya terjadi setelah
membuang polip. Antibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda awal infeksi
telah tampak. Inisiasi atau eksaserbasi salfingitis akut dapat terjadi sebagai
konsekuensi polipektomi8.
I. Penatalaksanaan
tempat praktik. Hal ini karena sebagian besar polip serviks berukuran kecil.
Teknik pembuangan polip serviks yang berukuran kecil umumnya tidak sulit.
yang terjadi biasanya sedikit. Polip serviks yang berukuran besar biasanya
dilakukan eksisi di ruang operasi. Pada tindakan ini, pasien perlu di anestesi dan
Bila serviks lunak dan berdilatasi, sedangkan polip cukup besar, maka
histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat. Eksplorasi
13
untuk mengidentifikasi adanya polip lain di daerah itu. Seluruh jaringan yang
diambil perlu diperiksa secara histoPA untuk menilai secara spesifik apakah
massa polipoid berdegenerasi jinak, pre-maligna, atau malignansi. Bila dari hasil
pemeriksaan sekret serviks ditemukan profil sel-sel infektif, atau secara klinis dan
kasus ini7.
dan letak uterus serta ada tidaknya kelainan pada uterus dan organ adneksa. Pasien
kemungkinan perforasi uterus. Setelah itu pasang speculum sims posterior dan
anterior. Pasang tenaculum pada serviks jam 11 dan jam 1, lalu lepas speculum
lidocain diinjeksikan pada fornix dextra dan sinistra sebanyak 2 ml (40 mg) yang
panjangnya cavum uteri dan arahnya anteflexi ataukah dorsoflexi. Lalu dilakukan
dilatasi canalis cervicalis dengan busi hegar dari nomor yang terkecil namun tidak
boleh lebih dari busi nomor 12 pada multipara. Lalu kuretasi dilakukan boleh
profilaksis dan pencegahan perdarahan dan berupa suplemen zat besi. Yaitu yang
14
diberikan sebagai analgesic. Sulfas ferrous diberikan sebagai suplemen zat besi
penyerapan zat besi. Yang terakhir metergin diberikan agar kontraksi uterus tetap
J. Prognosis
keluhan sudah dapat teratasi sepenuhnya, namun tetap harus diwaspadai jika
salpingitis7,8.
15
BAB III
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
No RM : 04.16.94
Nama : Ny. R
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Paritas : P1A0
B. ANAMNESA (Autoanamnesa)
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
16
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang pasien berusia 31 tahun datang melalui poli obsgyn RSUD
Tarakan dengan keluhan perdarahan setelah berhubungan seksual. Keluhan sudah
dirasakan sejak sekitar 3 bulan yang lalu. Biasanya setelah berhubungan seksual,
keluar darah segar berwarana merah terang dari liang kemaluan. Awalnya, pasien
berpikir keluar darah dari kemaluannya akibat trauma ringan seperti lecet. Namun
setelah berhubungan seksual yang berikut-berikutnya, keluhan perdarahan selalu
ada dan semakin parah.
Pasien juga merasakan rasa tidak nyaman sampai nyeri perut bawah yang
menjalar hingga selangkangan. Keluhan ketidaknyamanan tersebut muncul kurang
lebih 3 minggu yang lalu.
Sekitar 1 minggu yang lalu mulai timbul flek berwarna kecoklatan setiap
hari. Pasien juga mengatakan bahwa, sepertinya ada benjolan dari dalam
kemaluan. Pada saat pasien haid darah yang keluar sangat banyak seperti banjir
sehingga setiap hari pasien harus mengganti softex-nya sebanyak 4x.
Pasien sudah pernah berobat di poliklinik dan diberi obat minum (lupa
nama obatnya) tetapi tidak ada perbaikan. Saat ini pasien tidak sedang hamil.
Pasien mengaku ini pertama kalinya seperti ini. Pasien dan suami tidak pernah
menderita penyakit kelamin dan tidak pernah berhubungan intim dengan orang
lain.
Riwayat Haid
17
Haid 3 bulan terakhir :
Riwayat Perkawinan :
Menikah
Jika Menikah : 1x
Riwayat Obstetri:
Riwayat Ginekologi
Riwayat Operasi (SC, curetage, dll) : Laparotomi atas indikasi kista ovari (2013)
18
Riwayat penyakit menular seksual : disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Kesadaran : Komposmentis
Vital sign :
T = 120/80 S = 36,3 0C
N = 80 x/mnt R = 16 x/mnt
TB = 150 Cm BB = 61kg
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-).
19
Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar .
Thoraks
refill<2”.
2. Status Ginekologi
a. Pemeriksaan Luar
Muka : Simetris
dengan sekitar
Abdomen
20
- Inspeksi : Perut simetris, tidak tampak luka bekas operasi,
- Perkusi : timpani
Genitalia Eksterna
- Fluksus : (+)
- Fluor : (-)
Fluksus : (+)
Fluor : (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hematologi :
Gol. Darah :O
21
Hb : 12.0 g% (normal)
Bt : 1” (normal)
Ct : 3’30” (normal)
GDS : 70 mg/dl
USG :
E. DIAGNOSIS
22
F. PENATALAKSANAAN
Pro Kuretase
G. FOLLOW UP
29 Maret 2016
O: KU : baik, composmetis
TD : 140/100 mmHg
N : 82x/menit
S : 36 ºC
RR : 20x/menit
P: Rencana kuretase
30 Maret 2016
Jam 09.15
Dilakukan kuretase
Laporan kuretase:
Pasien litotomi, dilakukan toilet vulva vagina dengan iodine, pasang duk
steril.
23
Dilakukan injeksi lidokain 2% 4cc (diencerkan 1:1) pada para servikal.
30 Maret 2016
N: 24x/menit S: 36,1ºC
P: IVFD RL 20 tpm
Amoksisilin 3x500 mg
24
BAB III
PEMBAHASAN
berhubungan seksual, serta nyeri pada bagian perut bawah dan alat genital. Pasien
pernah merasa sakit setelah hubungan seksual. Lalu, setelah di USG meunjukkan
di daerah serviks, yang merupakan reaksi sekunder dari inflamasi serviks lalu
darah pada canalis cervicalis. Timbulnya polip belum dapat dijelaskan secara
pasti, namun jika menghubungkan dengan teori yang dibahas pada bab
walaupun dalam derajat yang kecil. Kemudian obesitas sebagai salah satu factor
risiko. Namun hal tersebut bukan suatu kepastian karena penyebab polip itu
sendiri masih belum dapat dipastikan dan pasien memiliki faktor resiko lainnya
seperti usia.
25
Prognosis polip sendiri cenderung baik setelah dilakukan pengangkatan
meskipun kecil tetap ada kemungkinan polip merupakan keganasan sekitar 1%.
Setelah kuretase pasien diberikan terapi berbagai macam obat untuk profilaksis
dan pencegahan perdarahan dan berupa suplemen zat besi. Yaitu yang pertama
perdarahan.
26
BAB IV
KESIMPULAN
2. Polip serviks sering timbul tanpa gejala klinis seperti perdarahan di luar siklus
bagian perut bawah dan alat genital, sehingga penegakan diagnosis didapatkan
3. Pada inspekulo sering didapatkan: terlihat massa keluar dari OUE sebagai
polip dan diikuti kuretase iringan untuk membersihkan sisa-sisa polip dari
serviks.
27
DAFTAR PUSTAKA
2. Bucella D, Frédéric B, Noël JC. Giant cervical polyp: a case report andreview
Jakarta.
Gynecology 2002.
Dirk C, Yves vB, Guido V, Xavier dM, Edgar dM, Rudi C. Hysteroscopicfinding
61 kg
𝐼𝑀𝑇 = = 27,1
(1, 5 m)2
8.
28