Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

DALAM PENGGUNAAN SISTEM KOMPUTER BARU


DI PERUSAHAAN PENERBANGAN BOEING

LATAR BELAKANG MASALAH

Boeing Company adalah sebuah perusahaan pembuat pesawat dan aeroangkasa,


bermarkas di Chicago, Illinois, dengan fasilitas produksi terbesarnya di Everett, Washington
DC, AS. Boeing didirikan oleh William Edward Boeing, seorang yang awalnya adalah
pebisnis dan penebang kayu yang sukses. Bersama rekannya George Conrad Westervelt pada
tahun 1916, dia mendirikan perusahaan pabrik pesawat terbang yang saat itu bernama Pacific
Aero Products. Dua divisi utama dari Boeing adalah Boeing Integrated Defense Systems,
bertanggung jawab untuk produk militer dan angkasa, dan Boeing Commercial Airplanes,
bertanggung jawab untuk pesawat sipil.

Boeing Commercial Airplanes adalah Perusaahan yang mendesain, merakit, dan


menjual pesawat jet komersial besar dan menyediakan perawatan yang berhubungan dengan
produk dan pelatihan untuk pelanggan di seluruh dunia. sepenuhnya dimiliki anak perusahaan
dan divisi usaha induk Perusahaan Boeing. Boeing Commercial Airplanes beroperasi dari
sebuah markas divisi di Renton, Washington dan lebih dari satu lusin rekayasa, manufaktur
dan fasilitas perakitan di seluruh Amerika Serikat dan internasional. Boeing Commercial
Airplanes termasuk pembagian aset Pesawat Douglas McDonnell Douglas Corporation , yang
bergabung dengan Boeing pada tahun 1997. Presiden dan CEO Boeing Commercial
Airplanes adalah James F. Albaugh , yang juga merupakan Wakil Eksekutif Presiden dari
Perusahaan Boeing. (Wikipedia Indonesia)

Sejarah perusahaan Boeing dapat dibagi menjadi dua periode berbeda yaitu era piston
dan the jet age. Pada era piston, Boeing memproduksi pesawat-pesawat militer/tempur yang
digunakan pada tahun 1920-an dan 1930-an dan pesawat pembom selama perang dunia II.
Selama jet age yang dimulai sejak tahun 1950-an Boeing telah menjelma menjadi produsen
pesawat komersial terbesar di dunia. Boeing mempekerjakan lebih dari 158.000 orang yang
berasal dari Amerika Serikat dan 70 negara lainnya.

1|Seminar Manajemen
Visi Boeing adalah “People working together as one global company for Aerospace
leadership” yang dapat diartikan sebagai tempat orang-orang untuk bekerja sama dalam
sebuah perusahaan global untuk memimpin dunia penerbangan. Untuk mencapai visi
tersebut, Boeing memiliki strategi-strategi yaitu menjalankan bisnis inti yang sehat, kekuatan
leverage (kemampuan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit)
terhadap produk dan jasa baru serta membuka wilayah/pasar yang baru serta potensial.
(www.boeing.com).

Pada tahun 2000 Boeing Comercial Airline Group di Seattle menginstalasi dalam
departemen suku cadang komersialnya, sistem komputerisasi terbesar yang pernah
dikembangkan. Tujuan dari sistem komputer baru adalah untuk mengotomatisasikan banyak
tugas departemen. Hal ini akan mempengaruhi hampir 700 orang karyawan seluruhnya dalam
departemen suku cadang, dan tidak sekedar dilihat dari segi aspek tehnik penggunaan sistem
komputer baru saja, fakta yang lebih menakutkan adalah bahwa karyawan harus
menghabiskan lebih banyak waktu bekerja pada terminal komputer mereka. Selain itu,
hubungan antar pribadi akan menjadi lebih saling tergantung karena masing-masing
karyawan harus lebih percaya informasi yang orang lain masukan secara on-line kearah yang
akurat ke dalam komputer mereka.

Semua karyawan yang menggunakan sistem baru ini menjadi berorientasi pada
pelanggan dilihat dari segi pemberian informasi yang dituntut oleh rekan/pelanggan mereka
dalam satu departemen. Untuk memastikan implementasi sistem komputer baru ini berhasil,
dibutuhkan program pelatihan untuk melatih ketrampilan komunikasi dan ketegasan
karyawan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mereka dapat
memperkenalkan kebutuhan mereka jika ada informasi khusus yang mereka inginkan dari
sistem yang tidak disediakan oleh karyawan yang akan menginput data.

Pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan teknologi informasi


sebenarnya dapat dikemas dalam satu rangkaian manajemen yaitu Manajemen Pengetahuan
atau Knowledge Management. Penerapan Knowledge Management atau manajemen
pengetahuan akan sangat membantu dalam penggunaan sistem komputer baru di perusahaan
penerbangan Boeing. Menurut Cut Zurnali (2008), tujuan dari Knowledge Management
adalah untuk mengimplementasikan tindakan agar dapat memasok landasan pengetahuan
organisasional yang untuk selanjutnya dapat mempromosikan pencapaian dari proses ketika
landasan dari model konseptual knowledge management ditujukan.

2|Seminar Manajemen
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang maka penulis mencoba merumuskan masalah sbb:

1. Apakah perusahaan penerbangan Boeing telah menerapkan Knowledge


Management untuk memastikan keberhasilan instalasi komputer baru mereka?
2. Apakah implementasi Knowledge Management memberikan manfaat dan
pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan penerbangan Boeing?

3|Seminar Manajemen
LANDASAN TEORI

Knowledge atau pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1. Pendidikan, adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi
pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

2. Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan
majalah.

3. Informasi, Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah


"that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain
menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada
pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Sedangkan
informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program
komputer, basis data.

Pengertian manajemen menurut James AF Stoner, yang dialih bahasakan oleh T. Hani
Handoko, Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya- sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Melayu SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Menurut Achmad S. Rucky, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan


secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan
pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat

4|Seminar Manajemen
pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai
tujuan-tujuannya.

Manajemen Pengetahuan (Knowledge management) adalah kumpulan perangkat,


teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan,
dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman semacam itu
terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam seorang individu atau yang
melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk
menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang
bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan. (Davenport, T; De Long, D. 1999)

Cut Zurnali (2008) mengemukakan istilah Knowledge Management pertama sekali


digunakan oleh Wiig pada tahun 1986, saat menulis buku pertamanya mengenai topik
Knowledge Management Foundations yang dipublikasikan pada tahun 1993. Akhir-akhir ini,
konsep knowledge management mendapat perhatian yang luas. Hal ini menyatakan secara
tidak langsung proses pentransformasian informasi dan intellectual assets ke dalam enduring
value. Knowledge management merupakan kekhususan organisasi (organization-specific),
ketika perhatian dasarnya adalah ekploitasi dan pengembangan organizational knowledge
assets kepada tujuan-tujuan organisasi selanjutnya. Knowledge management bukan
merupakan sesuatu yang lebih baik (better things), tapi untuk mengetahui bagaimana
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (things better).

Secara umum Manajemen Pengetahuan (knowledge management) dapat didefinisikan


suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk
digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan manjemen
pengetahuan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai
suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif,
atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi
pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya
untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan
persaingan bisnis.

Pada umumnya, motivasi organisasi untuk menerapkan manajemen pengetahuan


antara lain:

5|Seminar Manajemen
a. Membuat pengetahuan terkait pengembangan produk dan jasa menjadi tersedia
dalam bentuk eksplisit

b. Mencapai siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat

c. Memfasilitasi dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi

d. Mendaya-ungkit keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi

e. Meningkatkan keterhubungan jejaring antara pribadi internal dan juga eksternal

f. Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan para karyawan untuk


mendapatkan pengertian dan gagasan yang relevan terkait pekerjaan mereka

g. Mengelola modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja

Berdasarkan pendapat-pendapat Denise (2007), Nonaka and Takeuchi (1995), Sarvary


(1999), Choo (1998), Davenport et al. (1998), dan Zarifian (1999), Cut Zurnali (2008)
mencoba mengungkap model konseptual sistem knowledge management. Model yang
dikemukakan memperhitungkan pengetahuan individual (individual knowledge) sebagai
starting point bagi penciptaan pengetahuan keorganisasian . Dan sejak informasi telah
menjadi bahan dasar (raw material) dari pegangan pengetahuan individual, maka ia
merupakan landasan dasar dari organisasi pengetahuan (knowledge organization). Lebih
lanjut Cut Zurnali (2008) menambahkan bahwa untuk menciptakan pengetahuan
organisasional maka pengetahuan individual yang terdiri dari dua dimensi yaitu: a) tacit
dimension atau tidak diucapkan dan, b) an explicit dimension atau diucapkan dengan jelas,
harus dieksternalisasikan. Penciptaan pengetahuan organisasional terjadi melalui konversi
yang dikombinasikan dari setiap kedua dimensi, jadi mempromosikan pembelajaran
kelompok dan penyebaran kepada seluruh level organisasional. Proses pentransformasian
informasi ke dalam pengetahuan ditempatkan dalam tingkat internal individual, mencakup
reflection, interpretation dan connection untuk later practical experimentation dalam konteks
tepat.

Usaha keras organisasi untuk mengumpulkan dan menyediakan informasi tidak


menjamin pemrosesan dan akses individual, oleh karena itu, tindakan yang menstimulasi
akses dan menyebabkan pemrosesan informasi merupakan dasar dalam perputaran setiap
tindakan praktis ke dalam perilaku alamiah untuk dimasukkan ke dalam sebuah budaya
organisasional. Pengetahuan individual harus ditransfer kepada individu dan kelompok lain

6|Seminar Manajemen
agar dapat mempromosikan pengetahuan organisasional. Untuk ditransfer, pengetahuan harus
dieksternalisasikan dengan memilikinya dan diinternalisasikan dengan kekurangannya,
dengan penerapan utamanya pada tacit knowledge, sehingga para kompetitor sulit menirunya.
Nonaka and Takeuchi (1995) dalam Cut Zurnali (2008) menyatakan, transformasi
pengetahuan individual ke dalam pengetahuan organisasional terjadi melalui sosialisasi
(socialization), eksternalisasi (externalization), internalisasi (internalization) dan kombinasi
(combination). Oleh karena itu setiap proses dapat menempatkan transformasi pengetahuan
tersebut dari orang ke orang dan dari kelompok ke kelompok.

Tujuan dari Knowledge Management adalah untuk mengimplementasikan tindakan


agar dapat memasok landasan pengetahuan organisasional yang untuk selanjutnya dapat
mempromosikan pencapaian dari proses ketika landasan dari model konseptual knowledge
management ditujukan. Menurut Cut Zurnali (2008), Model Konseptual Knowledge
Management menyajikan enam phase dari pelajaran pengetahuan yaitu:

1. Penciptaan arti atau visi bersama dari tujuan pengembangan pengetahuan;

2. Penyediaan informasi;

3. Penginduksian pemrosesan internal bagi penciptaan pengetahuan individual;

4. Pengkonversian pengetahuan individual ke dalam pembelajaran kelompok;

5. Penyebaran pengetahuan ke level organisasional lainnya; dan

6. Pengaplikasian pengetahuan secara praktis.

Menurut (Nonaka dan Takeuchi, 1995), implementasi Knowledge Management atau


Manajemen Pengetahuan juga akan memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat knowledge
management atau manajemen pengetahuan bagi perusahaan antara lain:

1. Penghematan waktu dan biaya.

Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka


perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk
konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan
biaya.

7|Seminar Manajemen
2. Peningkatan aset pengetahuan.

Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan


untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di
lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan
inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan
kompetensinya.

3. Kemampuan beradaptasi.

Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan


lingkungan bisnis yang terjadi.

4. Peningkatan produktfitas.

Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk
yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan
meningkat.

Studi yang dilakukan oleh Davenport (Davenport & De Long 1999) mengidentifikasi
empat tipe besar proyek manajemen pengetahuan terkait pada titik tekan yang dimilikinya:

1. Menciptakan simpanan pengetahuan

Penekanannya adalah pada menangkap pengetahuan dan untuk


memperlakukan pengetahuan sebagai suatu entitas yang terpisah dari orang-
orang yang menciptakan dan menggunakannya. Maka yang dilakukan adalah
membuat dokumen yang berisi pengetahuan yang telah direkam dan
menyimpannya di suatu simpanan di mana dia bisa dengan mudah diakses.

2. Meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan transfer atasnya

Menekankan pada aktivitas penyediaan akses ke pengetahuan atau


memfasilitasi transfer pengetahuan antar individu. Dalam hal ini, kesulitannya
biasanya terletak pada bagaimana menemukan orang dengan pengetahuan
yang dibutuhkan dan lalu secara efektif mentransfernya ke orang lainnya. Hal
ini juga akan tergantung pada peningkatan kapabilitas teknologi organisasi
bersangkutan. Aktivitas dari proyek ini biasanya berbasis komunal, semisal
berbentuk: komunitas online atau komunitas tatap muka, workshop, seminar,

8|Seminar Manajemen
sistem konferensi video desktop, scan dokumen dan perangkat berbagi
lainnya.

3. Menyuburkan lingkungan pengetahuan

Proyek ini terkait aktivitas membangun lingkungan berkontribusi untuk


penciptaan, penyebaran, dan penggunaan pengetahuan yang lebih efektif.
Aktivitas yang tercakup di sini semisal pembentukan kesadaran dan
pembudayaan perhatian terkait pentingnya berbagi pengetahuan. Termasuk
juga di dalamnya adalah bagaimana mengubah perilaku dan memberikan
insentif untuk berbagi pengetahuan.

4. Mengelola pengetahuan sebagai suatu aset

Fokusnya di sini adalah pada memperlakukan pengetahuan sebagaimana aset


lain di neraca keuangan. Namun sifat pengetahuan yang tidak secara konkret
berwujud memang membuatnya sangat susah untuk ditransformasi dan
diestimasi dalam konteks finansial.

9|Seminar Manajemen
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Boeing 777 adalah sebuah pesawat badan lebar mesin kembar berjarak jauh dibuat
oleh Boeing Commercial Airplanes. Dia dapat membawa antara 305 - 550 penumpang dan
memiliki jangkauan dari 5.600 dampai 8.870 mil nautikal (10.400 sampai 16.400 km).
Penerbangan pertama 777 pada 1994. Program 777 dari Boeing merupakan sebuah proyek
besar setelah selesainya proyek 747. Total biaya pengembangan 777 diperkirakan sekitar $
6,3 miliar dan jumlah karyawan yang ditugaskan untuk proyek ini mencapai hampir 10.000
orang.

Dari awal, desain Boeing 777 cukup fleksibel untuk mengakomodasi turunan jetliners.
Karena semua turunan dari model tertentu bersama pemeliharaan, framing, serta prosedur
operasi, suku cadang dan komponen dikarenakan derivatif semacam itu memungkinkan
operator jasa penerbangan melayani pelanggan dengan pasar yang berbeda dengan biaya
yang lebih rendah. Boeing 777 adalah pesawat pertama yang dirancang sepenuhnya oleh
komputer. Catia adalah program komputer canggih Boeing yang dibeli dari Dasault Aviation
Perancis yang merupakan produsen pesawat tempur.

Aspek tambahan dari program 777 ini adalah pemberdayaan pekerja di jalur
perakitan. Manager pabrik mendorong para pekerja untuk bicara, memberikan saran dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Selain itu pekerja juga diberdayakan untuk
membanding putusan yang dikeluarkan oleh manajemen.

Perusahaan Boeing memegang peranan yang sangat penting bagi industri pesawat
terbang di ekonomi global. Bersama perusahaan pesaingnya, Airbus, Boeing memainkan
duopoli dalam industri pembuatan pesawat jet komersial. Peran besar boeing dalam
pengembangan industri persawat komersial di dunia dapat dilihat dengan diciptakannya
produk yang bersifat global dan digunakan hampir di seluruh dunia. Dalam memproduksi
777, Boeing bekerja sama dengan 12 perusahaan internasional yang berlokasi di 12 negara,
dan 18 perusahaan AS yang berada di 12 negara bagian. Di antara perusahaan pemasok asing
ada yang berada di Jepang, Britania, Australia, Italia, Korea, Brasil, Singapura, dan Irlandia;
di antaranya subkontraktor utama dari AS yaitu perusahaan Grumman Rockwell (kemudian
bergabung dengan Boeing), Honeywell, United Technologies, Bendix dan korporasi
Sunstrand. Dari semua yang berpartisipasi, Jepang memegang peranan terbesar. Boeing
menggunakan subkontraktor global sebagai salah satu alat pemasaran juga.

10 | S e m i n a r M a n a j e m e n
Menurut analisa kami, Perusahaan Penerbangan Boeing telah menerapkan Konseptual
Knowledge Management dalam rangka menghadapi penggunaan sistem komputer baru
mereka dimana Model Konseptual Knowledge Management yang menyajikan enam phase
dari pelajaran pengetahuan telah diterapkan Perusahaan Penerbangan Boeing dengan
penjelasan sbb:

1. Penciptaan arti atau visi bersama dari tujuan pengembangan pengetahuan.

Visi perusahaan penerbangan Boeing secara umum adalah “People working


together as global enterprise for aerospace leadership”. Visi dalam Knowledge
Management yang diterapkan oleh Boeing adalah “Knowledge without border”,
yang artinya masing-masing stake holder di dalam perusahaan dapat saling
bertukar pengetahuan tanpa batas untuk mendukung visi perusahaan. Lingkungan
yang terbuka terhadap pertukaran pengetahuan ini diharapkan mampu menciptakan
daya saing, kemampuan bertahan, dan meningkatkan produktifitas.

2. Penyediaan informasi

Dashboard Knowledge Management pada Boeing adalah suatu Corporate


Portal yang menyediakan semua informasi knowledge di dalam perusahaan. Untuk
lini level bawah, sebuah Corporate Portal berguna untuk menampilkan informasi
informasi mengenai target, deadline, hingga perancangan dan proses perakitan
pesawat pada proyek 777. Knowledge ini akan sangat berguna dalam
pengembangan proyek agar berjalan lancar sesuai rencana.

Pada lini manajerial tingkat menengah, Corporate Portal dapat dijadikan


sebagai salah satu referensi bahan laporan untuk diberikan kepada Pimpinan
tingkat atas sebagai pengambil keputusan. Para manajer menengah pun dapat
menyebarkan knowledge yang bermanfaat bagi perusahaan dengan lebih terbuka
melalui Corporate Portal.

Untuk lini Eksekutif tingkat atas, Corporate Portal dapat sangat berguna
sebagai salah satu sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan. Melalui
Corporate Portal ini pula, para pimpinan dapat berbagi knowledge kepada seluruh
karyawan mengenai pencapaian, posisi, kondisi, hingga keadaan perusahaan
terhadap para pesaingnya di dunia industri. Penyebaran knowledge seperti ini dapat

11 | S e m i n a r M a n a j e m e n
mengembangkan kreativitas para karyawan sehingga mampu memberikan
kontribusi maksimal kepada Boeing.

3. Penginduksian pemrosesan internal bagi penciptaan pengetahuan individual

Salah satu aspek implementasi dalam hal Knowledge Management pada


Boeing adalah Pemberdayaan Karyawan dengan budaya kerja Open Management
atau Manajemen Terbuka. Para manajer Boeing selalu memotivasi para pekerjanya
dari semua tingkatan agar berani berbicara, menyampaikan pendapat atau saran,
serta ikut berperan dalam pengambilan keputusan.

Para pekerja perakitan Boeing 777 mengungkapkan tingkat tinggi kepuasan


kerja di bawah program baru. Sekarang pekerja pabrik diperlakukan lebih baik dan
dimotivasi untuk mengungkapkan gagasan. Seorang juru bicara serikat pekerja
melaporkan bahwa di bawah program 777, manajer cenderung untuk menanggapi
masalah sebagai kesempatan untuk belajar dari kesalahan daripada harus saling
menyalahkan. Perwakilan serikat pekerja menambahkan, di bawah program 777,
manajer lebih menghargai hak-hak pekerja melalui kesepakatan tawar-menawar.

4. Pengkonversian pengetahuan individual ke dalam pembelajaran kelompok

Keberhasilan networking dalam menunjang implementasi Knowledge


Management di Boeing juga diperlihatkan pada proyek 777. Pesawat 777 adalah
pesawat Boeing pertama yang dirancang seluruhnya secara terkomputerisasi
melalui sistem Catia yang menghubungkan antar anggota tim proyek. Dalam
Program 777, dua belas perusahaan yang berlokasi di 10 negara, dan 18 perusahaan
amerika yang berlokasi di 12 negara bagian, dikontrak oleh Boeing untuk
membantu produksi 777. Dalam pelaksanaan Knowledge Acquisition dari
perusahaan-perusahaan tersebut, dukungan infrastruktur networking
terimplementasi dengan cukup baik sehingga mampu membantu kelancaran proyek
777 dengan maksimal.

5. Penyebaran pengetahuan ke level organisasional lainnya; dan

Dalam project Boeing Program 777, sekitar 30 tim tingkatan atas dan lebih
dari 230 tim perancangan desain dari level di bawahnya bekerja secara bersama-

12 | S e m i n a r M a n a j e m e n
sama. Semua anggota tim saling terhubung melalui Catia (Computer Aided Three
dimensional Interactive Application).

Keberhasilan penerapan organizational learning dan networking dalam


menunjang atau hasil dari implementasi Knowledge Management di Boeing bisa
dikatakan cukup baik. Ini dapat terlihat dari budaya knowledge sharing yang
terlaksana dengan baik, terutama pada proyek 777. Pimpinan Boeing selalu
memotivasi para karyawannya dari semua tingkatan agar berani berbicara,
menyampaikan pendapat atau saran, serta ikut berperan dalam pengambilan
keputusan sehingga tercipta proses organizational learning pada setiap karyawan.
Cara ini merupakan salah satu kunci sukses Boeing pada proyek 777.

Selama tahap perancangan 777, Para pimpinan Boeing mengadakan


pertemuan setiap minggunya yang disebut ”Muffin Meeting”. Dalam pertemuan ini
tidak ada susunan agenda, pembatasan waktu, ataupun pemungutan suara.
Pertemuan ini diadakan untuk mendiskusikan masalah project 777 dengan
dipimpin oleh Condit sendiri secara informal, dan mempersilakan setiap pimpinan
untuk mengungkapkan ide masing-masing. Dengan gaya santai dan saling terbuka
antar pimpinan seperti ini, Condit percaya bahwa semangat kerja dapat meningkat
sehingga dapat meningkatkan pula produktifitas kerja.

6. Pengaplikasian pengetahuan secara praktis

Program komputer Catia membantu insinyur mengidentifikasi lebih dari


10.000 gangguan yang tidak terdeteksi hingga perakitan, atau sampai sesudah
dikirimkan. Mengurangi kebutuhan untuk merekayasa ulang, merencanakan ulang,
memperbaruhi dan mempermudah proses penyesuaian, upaya inovatif Boeing
diakui lagi. Pada tahun 1993, Lembaga Smithsonian menganugerahkan Boeing 777
dengan penghargaan tahunan Computerworld untuk kategori manufaktur.

Implementasi Knowledge Management atau Manajemen Pengetahuan juga


memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan Boeing baik secara langsung
maupun tidak langsung, beberapa manfaat knowledge management atau manajemen
pengetahuan bagi Perusahaan Penerbangan Boeing, antara lain:

1. Penghematan waktu dan biaya.

13 | S e m i n a r M a n a j e m e n
Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka
perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks
yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya. Dalam
menjalankan bisnisnya, Boeing menerapkan strategi kekuatan leverage, yaitu
kemampuan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Contohnya adalah pada produksi pertama Jet Boeing 707 pada tahun 1958. Hanya
dengan bantuan pemerintah, Boeing mampu membuat pesawat yang menjadi
terobosan besar dalam sejarah penerbangan komersial, sehingga dijadikan landasan
dalam mempertahankan model jet berikutnya.

2. Peningkatan aset pengetahuan.

Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan


untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan
perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan
terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
Knowledge Management dalam Boeing di mulai dengan memberdayakan para
karyawan Boeing untuk turut serta berperan menyumbangkan kontribusinya dalam
membangun mega proyek 777 dan pada akhirnya kontribusi mereka berhasil
dengan luar biasa yang dapat dilihat dari revenue penjualan Boeing 777
mengalahkan rival sejawat Boeing yaitu Airbus.

3. Kemampuan beradaptasi.

Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan


lingkungan bisnis yang terjadi. Untuk bertahan dalam persaingan dan perubahan
ekonomi global, Boeing juga menerapkan strategi untuk membuka wilayah
ataupun pasar yang baru dan potensial. Pengembangan Boeing 707 pun diproduksi
menjadi 2 jenis pesawat jet, yaitu untuk kepentingan militer dan penerbangan
komersial.

Boeing 747 diperkenalkan pada tahun 1970. Perkembangan 747 dipertaruhkan


oleh Boeing dengan menginvestasikan hampir seluruh total kekayaan Boeing
dalam proyek 747 tersebut. Hal ini menjadikan Boeing berada di ambang
kebangkrutan. Boeing melakukan penghematan dalam rangka menanggulangi
resesi yang dibarengi dengan inefisiensi produk dan meningkatnya jumlah biaya.

14 | S e m i n a r M a n a j e m e n
Dalam jangka panjang, investasi besar-besaran Boeing terhadap 747-nya ternyata
menuai keuntungan yang luar biasa dan memaksa pesaingnya yaitu Lockheed dan
McDonnel Douglass tertinggal jauh dibelakang dan mulai keluar dari pasar.

4. Peningkatan produktfitas.

Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk
yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.
Boeing mengembangkan model-model yang sukses di pasaran yaitu Boeing 737,
Boeing 757, dan Boeing 767 pada tahun 1990-an. Kesemuanya itu menghasilkan
keuntungan yang luar biasa bagi Boeing hingga pada tahun 1995 Boeing mulai
mengenalkan Boeing 777 yang menjadikan Boeing sebagai produsen pesawat jet
komersial yang paling berhasil.

15 | S e m i n a r M a n a j e m e n
KESIMPULAN DAN SARAN

Enam phase dari pelajaran pengetahuan Konseptual Knowledge Management telah


diterapkan di perusahaan penerbangan Boeing dalam rangka memastikan keberhasilan
instalasi sistem komputer baru mereka. Implementasi Knowledge Management atau
Manajemen Pengetahuan juga memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis
perusahaan penerbangan Boeing baik secara langsung maupun tidak langsung.

Nilai Knowledge Management dan pembelajaran yang didapat dari kasus Boeing
antara lain:

a) Perlunya budaya keterbukaan dan Knowledge Sharing dalam suatu perusahaan.

Pada proyek 777, terbukti bahwa dengan gaya santai dan saling terbuka antar
pimpinan seperti pada “Muffin Meeting”, semangat kerja dapat meningkat sehingga
dapat meningkatkan pula produktivitas kerja.

b) Pentingnya Memotivasi para karyawan perusahaan.

Manajer boeing mendorong para pekerja dari setiap tingkatan untuk berbicara,
memberikan saran, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Ini dapat
meningkatkan kemampuan para karyawan dan memaksimalkan potensi yang ada pada
setiap karyawan.

c) Penyediaan infrastruktur yang menunjang sebagai sarana pengelolaan pengetahuan


yang merupakan asset bagi perusahaan.

Penerapan Dashboard Knowledge Management pada Boeing yaitu melalui suatu


Corporate Portal yang menyediakan semua informasi knowledge di dalam
perusahaan.

16 | S e m i n a r M a n a j e m e n
DAFTAR PUSTAKA

1. Boeing.

http://www.boeing.com 1995 - 2013

2. Davenport, T; De Long, D. 1999-2000. "Successful Knowledge Management


Projects". The Knowledge Management Yearbook

3. Institut Manajemen Telkom. 2012. Knowledge Management Of Boeing Company

4. Nonaka dan Takeuchi. 1995. Knowledge Management Cycle

5. Supriyanto. 2010. Jurnal Review Perusahaan yang Menerapkan Knowledge


Management System (KMS)

6. The Boeing Company. 2010. Form 10-K

http://www.sec.gov/Archives/edgar/data/12927/000119312511028490/d10k.htm#rom
117824_8 United States Securities and Exchange Commission. Diakses July 1, 2011.

7. Wiig. 1993. Knowledge Management Foundation

8. Wikipedia Indonesia. Boeing

http://id.wikipedia.org/wiki/Boeing

9. Zurnali Cut. 2008. Knowledge Management

17 | S e m i n a r M a n a j e m e n

Anda mungkin juga menyukai