DOSEN
Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr
Dr. Ir. Tati Budiarti, M. Si
Rezky Krisrachmansyah, S.P, M.T
Rosy Damayanti, S.P, M.Si
ASISTEN
Lani Kusumawati A44140037
Hendri Septian A44140038
M Ravi N A44140046
Naviera K P A44140056
KELOMPOK 9
Andrea Mustika Febrianti A44150015
Annies Miftakhul Sholehah A44150035
Anisa Fitri Andiani A44150059
1
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB II (METODOLOGI)
2.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 3
2.2 Alat dan Bahan 3
2.3 Metode 4
BAB IV (SIMPULAN)
4.1 Simpulan 14
4.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
i
DAFTAR TABEL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Pengamatan perbanyakan rumput dilakukan dengan tujuan sebagai berikut,
1. Memperkenalkan bebagai metode penanaman rumput,
2. Mengidentifikasi efek unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium terhadap
kualitas visual dan fungsional hamparan rumput,
3. Mengidentifikasi perlakuan yang paling efektif untuk penanaman rumput.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum perbanyakan rumput ini yaitu,
1. Memberikan pengetahuan mengenai proses perbanyakan rumput mulai
dari tahap persiapan sampai tahap perawatan,
2. Memberikan informasi mengenai perlakuan yang efektif dalam
perbanyakan rumput jenis Cynodong dactylon dan rumput Axonopus
compressus.
2
BAB II
METODOLOGI
3
Tabel 3. Bahan Penanaman Perbanyakan Rumput
No Bahan Keterangan
1 Tanah dan Sebagai media tanam rumput
pasir
2 Pupuk Sebagai perangsang pertumbuhan rumput.
Pupuk diberikan saat rumput baru
ditanam dan pada … MST
3 Rumput Rumput yang ditanam yaitu rumput
paetan (Axonopus compressus)
4 Daun pisang Digunakan untuk menutup permukaan
daun setelah ditanam, dipupuk, dan
disiram. Fungsi penutupan untuk
mengurangi penyiraman oleh hujan
secara langsung (karena curah hujan di
lokasi penanaman cukup tinggi
5 Air Digunakan untuk menyiram rumput yang
telah ditanam dan melakukan penyiraman
secara rutin
2.3 Metode
Metode pelaksanaan pengamatan penanaman rumput, yaitu:
1. Persiapan bahan tanaman dan maedia tanam
Bahan tanaman berupa rumput paetan (Axonopus compressus) dengan
metode sprig.
Lahan dibersihkan dari gulma serta dilakukan penggemburan tanah
dengan pasir.
Pembuatan blok/bedeng 1m x 1m dengan jarak antar blok 50 cm dan
jaarak antar petak dalam blok 30 cm
I II III
4
LP = Lempeng SP = Sprig
Gambar 1 Posisi Blok Penanaman
2. Penanaman
Rumput yang berupa lempengan sebelumnya di pisahkan
Peranakan untuk ditanam secara sprig.
Penanaman anakan rumput dilakukan dengan jarak 5 cm antar titik
penanaman secara horizontal dan vertical.
3. Pengelolaan
Penyiraman dilakukan setiap hari pada hamparan rumput sebanyak
duakali (terutamajika tidak turun hujan)
Pemangasan setelah beberapa minggu penanaman
Pemupukan setiap 4 minggu sekali dengan dosis N sebesar 20
gram/m2, P 12,5 gram/m2 dan K 7,5 gram/m2.
4. Pengamatan
Persentase penutupan rumput setiap minggu menggunakan plastic
grid.
1. Gunakan plastic grid dengan 900 kotak
2. Letakan diatas hamparan rumput satu bedeng
3. Hitunglah berapa banyak kotak pada plastic grid yang tertutupi
bagian rumput (dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan)
Jumlah tunas per 10 cm2
Kerapatan tunas per 100 cm2 setelah rumput menutup 100%
Bobot pangkas dan bobot kering setelah dipangkas
1. Gunakan kotakan 10 cm x 10 cm
2. Pangkas bagian rumput yang berada didalam kotakan
3. Timbang bobot setelah dipangkas dan bobot setelah dilakukan
pengeringan
Panjang tunas
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi
Menurut Munandar dan Hardosuwignyo (1990), Rumput Paitan atau
rumput karpet berasal dari India dan Amerika Tengah bagian selatan.
Rumput ini merupakan rumput daerah tropis yang dapat beradaptasi
dengan kekeringan. Rumput Paitan memiliki lebar helai daun berkisar 4 –
8 mm, tidak berbulu atau berbulu jarang pada pangkal daun. Rumput
Paitan dapat membentuk hamparan yang lebat dengan warna hijau muda.
Sistem perakarannya lebat tetapi dangkal. Rumput Paitan dapat tumbuh
pada pH tanah 4,5 – 5,5.
Rumput Paitan memiliki daun lebar, berstolon dan membentuk
lapisan rumput yang padat. Rumput paitan merupakan rumput dengan
tingkat pertumbuhan yang lambat dan biasanya ditanam dengan benih.
Rumput ini memiliki toleransi terhadap garam yang rendah dan suhu
dingin, sehingga sangat sesuai untuk area dengan pemeliharaan minimum
dan basah serta drainase yang buruk. Rumput Paitan biasa digunakan di
pinggir jalan atau di daerah yang miring sebagai tanaman pengontrol
6
erosi. Spesies ini juga dapat tumbuh di area dengan tingkat pemeliharaan
rendah dengan sedikit tekanan.
B. Vegetatif
Perkembangiakan secara vegetative dapat dilakukan melalui
bagian-bagian tertentu rumput. Biasanya stolon atau rizome. Cara ini
biasa dilakukan untuk rumput-rumput hybrid yang biasanya
menghasilkan bunga dan tidak dapat menghasilkan biji. Cara ini akan
mengasilkan tumbuhan anak yang mempunyai sifat sama dengan
induknya. Stolon merupakan sejenis akar yang menjalar diatas
[ermukaan tanah, sedangkan rizome adalah akar yang menjalar
dibawah permukaan tanah. Tiap jenis rumput akan mempunyai sifat
stoloniferous atau rhizomatous yang akan menunjukkan kemudaha
dibiakkan. Pucuk daun atau akar keluar dari buku jika stolon atau
rizome yang mempunyai huku jatuh pada habitat yang sesuai, maka
akan tumbuh akar untuk memulai kehidupan d=sebagai suatu
tumbuhan yang baru. Penanaman juga dapat dilakukan dengan cara
memisahkan anakan (sprig).
C. Dosis Pupuk
Pupuk ang digunakan pada rumput paetan (Axonopus compressus)
adalah pupuk dengan kandungan N, P, dan K. pada penamatan
perbanyakan rumput ini, dosis yang digunakan adalah dosisi N sebesar
20 gram/m2, P 12,5 gram/ m2 dan K 7,5 gram/ m2 . hal ini berdasarkan
7
perlakuan SP1 dengan T menggunakan banyak rumput sebesar 2.4
gram.
Perhitungan Pupuk
100
Urea = N1 x
45
100
Posfor = P1 x
45
100
Kalium = K1 x
45
Ket : Kandungan NPK Perlakuan SP1 = N 4,5 gram; P 4,5 gram; K 4,5
gram
8
Terdapat beberapa hal yang diamati pada perbanyakan rumput
Axonopus compressus. Pengamatan pertama adalah persentase
penutupan rumput setiap minggu menggunakan plastic grid.
Pengamatan kedua adalah pegamatan jumlah tunas per 10 cm2. Pada
minggu berikutnya, pengamatan dilakukan untuk melihat kerapatan
tunas. Bobot pangkas dan bobot kering stelah dipagkas juga menjadi
bahan pengamatan ruput dengan menggunakan kotak 10 cm x 10 cm
untuk pemangkasan.
3.4 Hasil
Perbanyakan rumput Axonopus compressus menggunakan metode
vegetatif berupa sprig. Metode sprig adalah metode penanaman dengan
menanamkan anakan rumput diatas tanah dengan jarak tanam yang sama antar
anakan dengan merata. Perlakuan yang dilakukan adalah perlakuan SP1 dengan
dosisi pupuk N sebesar 20 gram/m2, P 12,5 gram/ m2 dan K 7,5 gram/ m2.
Berdasarkan pengamatan selama 7 minggu didapatkan hasil pengamatan
yang tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 Pertumbuhan Rumput dengan Perlakuan SP1
Jumlah petak Persentase
Tanggal Waktu
yang tertutupi Pertumbuhan
Pengamatan Pengamatan
rumput
9
Jumlah penutupan oleh rumput pada tanggal 9 Maret 2018 adalah
100% − 100% = 0%
Pengamatan 16 Maret 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
88
𝑥 100% = 3 %
2700
Pengamatan 23 Maret 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
195
𝑥 100% = 7 %
2700
Pengamatan 30 Maret 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
295
𝑥 100% = 11 %
2700
Pengamatan 6 April 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
553
𝑥 100% = 20 %
2700
Pengamatan 13 April 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
719
𝑥 100% = 27 %
2700
Pengamatan 20 April 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
934
𝑥 100% = 35 %
2700
10
Jumlah Petakan Rumput
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
Axonopus compressus
11
Pengamatan bobot pangkas rumput dilakukan dengan mengambil 4 sampel
rumput pangkasan. Berdasarkan hasil pangkasan dalam kotak 10 cm x 10 cm
setiap pengulangan sebanyak 4 kali menghasilkan rataan bobot basah sebesar
0.243 gram dan rataan bobot kering sebesar 0.065 gram. Bobot ini menunjukkan
bahwa jumlah rumput pada setiap kotakan memiliki jumlah yang hampir sama.
Tabel 7 Rekapitulasi Bobot Pangkas Seluruh Kelompok
RATAAN
BOBOT RATAAN
KELOMPOK ULANGAN
PANGKAS TOTAL (gram)
(gram)
1 (KEL 1) 2,435
LP1 2 (KEL 2) 1,982 1,808
3 (KEL 3) 1,007
1 (KEL 4) 1,453
LP2 2 (KEL 5) 1,500 1,134
3 (KEL 6) 0,450
1 (KEL 7) 1,208
SP1 2 (KEL 8) 1,723 1,058
3 (KEL 9) 0,243
1 (KEL 10) 1,853
SP2 2 (KEL 11) 0,925 1,067
3 (KEL 12) 0,398
RATAAN
RATAAN
KELOMPOK ULANGAN BOBOT KERING
TOTAL (gram)
(gram)
1 (KEL 1) 0,590
LP1 2 (KEL 2) 0,572 0,523
3 (KEL 3) 0,405
1 (KEL 4) 0,410
LP2 2 (KEL 5) 0,343 0,386
3 (KEL 6) 0,260
1 (KEL 7) 0,445
SP1 2 (KEL 8) 0,420 0,310
3 (KEL 9) 0,065
1 (KEL 10) 0,448
SP2 2 (KEL 11) 0,310 0.331
3 (KEL 12) 0,175
12
kering dan pangkas pada setiap perlakuan dapat diakibatkan oleh banyak faktor
seperti, ketepatan penggunaan dosis pupuk, rutinitas penyiraman, perawatan dan
penyinaran matahari pada rumput
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Perbanyakan rumput Axonopus compressus dapat dilakukan dengan cara
generative dan vegetative. Salah satu perbanyakan vegetative yang efektif
pada perbanyakan rumput paetan ini adalah dengan sprig atau lempeng.
Teknik perbanyakan dilakukan mulai dari persiapan lahan, persiapan
rumput, penanaman di media tanam, dan perawatan rutin. Perbanyakan
rumput harus memperhatikan dosis pupuk yang digunakan berupa unsur
nitrogen, posfor dan kalium. Pertumbuhan paling baik dari rumput
Axonopus compressus adalah dengan perlakuan LP1 yaitu perbanyakan
dengan lempeng.
4.2 Saran
Perbanyakan rumput sebainya dilakukan dengan perawatan yang rutin,
dan memperhatikan segala faktor yang dapat mendukung dan menghambat
pertumbuhan rumput Axonopus compressus. Metode perbanyakan yang
dilakukan pada rumput dapat disesuaikan dengan kebutuhan user.
14
DAFTAR PUSTAKA
15