Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MK.

PENANAMAN LANSKAP (ARL 322)


PERBANYAKAN RUMPUT

DOSEN
Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr
Dr. Ir. Tati Budiarti, M. Si
Rezky Krisrachmansyah, S.P, M.T
Rosy Damayanti, S.P, M.Si

ASISTEN
Lani Kusumawati A44140037
Hendri Septian A44140038
M Ravi N A44140046
Naviera K P A44140056

KELOMPOK 9
Andrea Mustika Febrianti A44150015
Annies Miftakhul Sholehah A44150035
Anisa Fitri Andiani A44150059

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018

1
DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2

BAB II (METODOLOGI)
2.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 3
2.2 Alat dan Bahan 3
2.3 Metode 4

BAB III (HASIL DAN PEMBAHASAN)


3.1 Klasifikasi dan Deskripsi Axonopus compressus 6
3.2 Teknik Perbanyakan dan Dosis Pupuk 7
3.3 Tahapan Perbanyakan 8
3.4 Hasil 9

BAB IV (SIMPULAN)
4.1 Simpulan 14
4.2 Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Waktu Pengamatan 3


Tabel 2 Alat Penanaman Perbanyakan Rumput 3
Tabel 3 Bahan Penanaman Perbanyakan Rumput 4
Tabel 4 Pertumbuhan Rumput (Perlakuan SP1) 9
Tabel 5 Bobot Basah Rumput Kelompok Individu 11
Tabel 6 Bobot Kering Rumput Kelompok Individu 11
Tabel 7 Rekapitulasi Bobot Pangkas Seluruh Kelompok 12
Tabel 8 Rekapitulasi Bobot Kering Seluruh Kelompok 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman merupakan elemn penting didalam suatu lanskap. Keberadaan
tanaman dapat meningkatkan kualitas estetik maupun fungsional pada suatu
lanskap. Kemampuan tanaman dalam memenuhi kebutuhan lingkungan dapat
terwujud melalui perlakuan pemeliharaan yang tepat. Setiap pohon, semak,
perd, dan tanaman penutup tanah memiliki kebutuhan yang berbeda dalam
setiap perlakuan tergantung jenis dan stratanya. Penanaman yang dilakukan
secara baik dan sesuai dengan kebutuhan tanaman akan menghasilkan
tanaman yang tumbuh secara optimum. Setiap perlakuan pada tanaman harus
dipersiapkan dengan baik sejak sebelum perlakuan, saat pelaksanaan, dan
setelah pelaksanaan penanaman.
Setiap strata dan jenis tanaman memiliki fungsi yang berbeda terhadap
suatu lanskap. Setiap jenis memiliki berbagai dampak yang positif bagi
lingkungan dan juga pengguna lanskap. Dalam penanaman pada suatu
lanskap, bukan hanya penempatan penanaman yang diperhatikan namun
keberlanjutan keberadaan tanaman dan dampak yang akan ditimbulkan pada
lingkungan dan pengguna harus diperhatikan juga.
Rumput merupakan salahsatu jenis tanaman yang banyak ditanam pada
suatu lanskap. Rumput termasuk kedalam strata tanaman penutup tanah yang
memilki fungsi ekologis dan juga fungsi estetika. Fungsi ekologis dari
penanaman rumput diantaranya, sebagai alas hijau pada lanskap, mereduksi
erosi pada tanah berlereng, mengendalikan suhu dan air, serta mengurangi
pandangan yang menyilaukan akibat pantulan sinar matahari. Sedangkan
fungsi rumput secara estetika diantaranya, memberikan nilai visual pada suatu
lanskap baik hanya penanaman rumput, maupun penanaman kombinasi
dengan tanaman penutup tanah lainnya.
Penanaman rumput dapat dilakukan dengan berbagai metode. Rumput
dapat diperbanyak secara generatif (seksual) dan secara vegetatif.
Perbanyakan generatif dapat dilakukan dengan cara menebar benih sedangkan
perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan cara sebagai berikut, lempeng
(sod), lempeng mini (plug), tunas (sprig), dan stolon. Pertumbuhan rumput
dipengaruhi oleh unsur mikro seperti, nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur-
unsur berikut sering ditambahkan pada media tanam rumput. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan rumput yang cukup banyak terhadap unsur
berikut sehingga rumput dapat tumbuh dengan maksimal.
Perbanyakan rumput merupakan proses yang sangat penting dilakukan
dala bidang arsitektur lanskap karena dengan dilakukannya perbanyakan,
keberadaan jenis rumput akan berkelanjutan. Selain itu, perbanyakan
dilakukan untuk merealisasikan kebutuhan lingkungan dan pengguna yang
dapat terpenui oleh adanya penanaman rumput.

1
1.2 Tujuan
Pengamatan perbanyakan rumput dilakukan dengan tujuan sebagai berikut,
1. Memperkenalkan bebagai metode penanaman rumput,
2. Mengidentifikasi efek unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium terhadap
kualitas visual dan fungsional hamparan rumput,
3. Mengidentifikasi perlakuan yang paling efektif untuk penanaman rumput.

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum perbanyakan rumput ini yaitu,
1. Memberikan pengetahuan mengenai proses perbanyakan rumput mulai
dari tahap persiapan sampai tahap perawatan,
2. Memberikan informasi mengenai perlakuan yang efektif dalam
perbanyakan rumput jenis Cynodong dactylon dan rumput Axonopus
compressus.

2
BAB II
METODOLOGI

2.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi : Nursery Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor Dramaga,
Bogor, Jawa Barat.
Waktu : 9 Maret 2018 s/d 20 April 2018 (7 Minggu)

Tabel 1. Waktu Pengamatan


Tanggal Pengamatan Waktu Pengamatan
9 Maret 2018 1 MST
16 Maret 2018 2 MST
23 Maret 2018 3 MST
30 Maret 2018 4 MST
6 April 2018 5 MST
13 April 2018 6 MST
20 April 2018 7 MST

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunkan dalam pengamatan penanaman rumput
tercantum pada Tabel 2 dan Tabel 3
Tabel 2. Alat Penanaman Perbanyakan Rumput
No Nama Alat Fungsi
1 Cangkul Untuk menggemburkan tanah
serta membersihkan permukaan
tanah dari tanaman liar. Dipakai
saat tahap persiapan lahan
2 Tali raffia Digunakan sebagai pembatas
lahan tanam setiap kelompok
3 Cutter dan gunting Digunakan sebagai alat
pemotong (tali raffia, daun, dll)
4 Penggaris Mengukur dimensi lempeng dan
digunakan saat membuat grid
5 Meteran Digunakan untuk mengukur
lahan menjadi beberapa kotak
tanam
6 Grid plastik Untuk mengukur luasan lahan
yang tertutup oleh rumput. Grid
berukuran 30 cm dengan ukuran
setiap petaknya 1 x 1 cm
7 Alat penyiram Untuk menyiram tanaman
tanaman

3
Tabel 3. Bahan Penanaman Perbanyakan Rumput
No Bahan Keterangan
1 Tanah dan Sebagai media tanam rumput
pasir
2 Pupuk Sebagai perangsang pertumbuhan rumput.
Pupuk diberikan saat rumput baru
ditanam dan pada … MST
3 Rumput Rumput yang ditanam yaitu rumput
paetan (Axonopus compressus)
4 Daun pisang Digunakan untuk menutup permukaan
daun setelah ditanam, dipupuk, dan
disiram. Fungsi penutupan untuk
mengurangi penyiraman oleh hujan
secara langsung (karena curah hujan di
lokasi penanaman cukup tinggi
5 Air Digunakan untuk menyiram rumput yang
telah ditanam dan melakukan penyiraman
secara rutin

2.3 Metode
Metode pelaksanaan pengamatan penanaman rumput, yaitu:
1. Persiapan bahan tanaman dan maedia tanam
 Bahan tanaman berupa rumput paetan (Axonopus compressus) dengan
metode sprig.
 Lahan dibersihkan dari gulma serta dilakukan penggemburan tanah
dengan pasir.
 Pembuatan blok/bedeng 1m x 1m dengan jarak antar blok 50 cm dan
jaarak antar petak dalam blok 30 cm

I II III

KEL 1 KEL 11 KEL 9


LP 1 SP 2 SP 1

KEL 7 KEL 2 KEL 6


SP 1 LP 1 LP 2

KEL 4 KEL 8 KEL 3


LP 2 SP 1 LP 1

KEL 10 KEL 5 KEL 12


SP 2 LP 2 SP 2

4
LP = Lempeng SP = Sprig
Gambar 1 Posisi Blok Penanaman
2. Penanaman
 Rumput yang berupa lempengan sebelumnya di pisahkan
Peranakan untuk ditanam secara sprig.
 Penanaman anakan rumput dilakukan dengan jarak 5 cm antar titik
penanaman secara horizontal dan vertical.
3. Pengelolaan
 Penyiraman dilakukan setiap hari pada hamparan rumput sebanyak
duakali (terutamajika tidak turun hujan)
 Pemangasan setelah beberapa minggu penanaman
 Pemupukan setiap 4 minggu sekali dengan dosis N sebesar 20
gram/m2, P 12,5 gram/m2 dan K 7,5 gram/m2.
4. Pengamatan
 Persentase penutupan rumput setiap minggu menggunakan plastic
grid.
1. Gunakan plastic grid dengan 900 kotak
2. Letakan diatas hamparan rumput satu bedeng
3. Hitunglah berapa banyak kotak pada plastic grid yang tertutupi
bagian rumput (dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan)
 Jumlah tunas per 10 cm2
 Kerapatan tunas per 100 cm2 setelah rumput menutup 100%
 Bobot pangkas dan bobot kering setelah dipangkas
1. Gunakan kotakan 10 cm x 10 cm
2. Pangkas bagian rumput yang berada didalam kotakan
3. Timbang bobot setelah dipangkas dan bobot setelah dilakukan
pengeringan
 Panjang tunas

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi dan Deskrpsi Axonopus compressus

Gambar 2 Sumber: http://myplantfinder.blogspot.co.id


A. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monokotil
Sub Kelas : Commelinds
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Axonopus
Spesies : Axonopus compressus

B. Deskripsi
Menurut Munandar dan Hardosuwignyo (1990), Rumput Paitan atau
rumput karpet berasal dari India dan Amerika Tengah bagian selatan.
Rumput ini merupakan rumput daerah tropis yang dapat beradaptasi
dengan kekeringan. Rumput Paitan memiliki lebar helai daun berkisar 4 –
8 mm, tidak berbulu atau berbulu jarang pada pangkal daun. Rumput
Paitan dapat membentuk hamparan yang lebat dengan warna hijau muda.
Sistem perakarannya lebat tetapi dangkal. Rumput Paitan dapat tumbuh
pada pH tanah 4,5 – 5,5.
Rumput Paitan memiliki daun lebar, berstolon dan membentuk
lapisan rumput yang padat. Rumput paitan merupakan rumput dengan
tingkat pertumbuhan yang lambat dan biasanya ditanam dengan benih.
Rumput ini memiliki toleransi terhadap garam yang rendah dan suhu
dingin, sehingga sangat sesuai untuk area dengan pemeliharaan minimum
dan basah serta drainase yang buruk. Rumput Paitan biasa digunakan di
pinggir jalan atau di daerah yang miring sebagai tanaman pengontrol

6
erosi. Spesies ini juga dapat tumbuh di area dengan tingkat pemeliharaan
rendah dengan sedikit tekanan.

3.2 Teknik Perbanyakan dan Dosis Pupuk


Perbanyakan tanaman adalah kegiatan untuk memperoleh
pertambahan jumlah (generasi) tanaman dengan tetap memelihara atau
mempertahankan sifat-sifat penting (keaslian) tanaman tersebut
(Rukmana 1998). Perbanyakan dibagi menjadi perbanyakan generatif
(seksual) dan perbanyakan vegetatif (aseksual) Salah satu tanaman yang
diperbanyak untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah rumput (ground
cover). Hal ini karena rumput menjadi salah satu tanaman yang paling
dominan ditanam pada suatu tapak.
A. Generatif
Perbanyakan dengan generative melalui biji akan menghasilkan
individu baru yang bergantung pada sifat kedua indukannya.
Perkembangbiakan dengan cara ini kadang-kadang menghasilkan anak
yang tidak menyerupai induknya. Untuk penanaman rumout yang
berasal dari biji maka terlebih dahulu harus disemai pada petak
semaian atau bak untuk berkecambah. Ukuran petak semaian beraneka
ragam bergantung dari berapa luasan yang akan ditanami dan jenis
rumputnya. Ada baiknya meletakkan tanah top soil dan bahan organic
denga ketebalan 2 inchi. Bahan organic ini akan membantu
pertumbuhan dan meningkatkan porositas tanah sehingga
memudahkan pindah tanam. Tanaman rumput baru dapat dipindah
tanam, setelah berumur 2 bulan.

B. Vegetatif
Perkembangiakan secara vegetative dapat dilakukan melalui
bagian-bagian tertentu rumput. Biasanya stolon atau rizome. Cara ini
biasa dilakukan untuk rumput-rumput hybrid yang biasanya
menghasilkan bunga dan tidak dapat menghasilkan biji. Cara ini akan
mengasilkan tumbuhan anak yang mempunyai sifat sama dengan
induknya. Stolon merupakan sejenis akar yang menjalar diatas
[ermukaan tanah, sedangkan rizome adalah akar yang menjalar
dibawah permukaan tanah. Tiap jenis rumput akan mempunyai sifat
stoloniferous atau rhizomatous yang akan menunjukkan kemudaha
dibiakkan. Pucuk daun atau akar keluar dari buku jika stolon atau
rizome yang mempunyai huku jatuh pada habitat yang sesuai, maka
akan tumbuh akar untuk memulai kehidupan d=sebagai suatu
tumbuhan yang baru. Penanaman juga dapat dilakukan dengan cara
memisahkan anakan (sprig).

C. Dosis Pupuk
Pupuk ang digunakan pada rumput paetan (Axonopus compressus)
adalah pupuk dengan kandungan N, P, dan K. pada penamatan
perbanyakan rumput ini, dosis yang digunakan adalah dosisi N sebesar
20 gram/m2, P 12,5 gram/ m2 dan K 7,5 gram/ m2 . hal ini berdasarkan

7
perlakuan SP1 dengan T menggunakan banyak rumput sebesar 2.4
gram.
Perhitungan Pupuk
100
Urea = N1 x
45
100
Posfor = P1 x
45
100
Kalium = K1 x
45
Ket : Kandungan NPK Perlakuan SP1 = N 4,5 gram; P 4,5 gram; K 4,5
gram

3.3 Tahapan Perbanyakan Rumput


3.3.1 Tahapan Peyiapan Lahan
Lahan yang digunakan sebagai media tanam dapat berupa lahan
yang rata ataupun bergelombang sesuai dengan keadaan tapak. Pada
tahapan ini, media tanam (tanah) harus dibersihkan dari puing-puing
sampah, tanaman lain yang akan mengganggu pertumbuhan rumput
paetan, dan benda asing lalinnya. Persiapan lahan termasuk kedalam
proses pengolahan tanah seperti membongkar balikkan tanah,
meratakan tanag, dan meratakan pemberian kapur pertanian. Tanah juga
diberikan pasir untuk memaksimalkan kualitas dan memudahkan proses
penyerapan air pada rumput.
3.3.2 Tahapan Penyiapan Bahan Rumput
Pada pengamatan perbanyakan rumput jenis Axonopus
compressus, bahan tanaman yang dipersiapkan yaitu berupa anakan dari
rumput patan yang sudah dpisahkan dari bentuk lempengan sebelumnya
(perbanyakan vegetative).
3.3.3 Tahapan Penimbangan Pupuk
Dosis pupuk N, P dan K yang digunakan adalah dosis N sebesar
20 gram/m2, P 12,5 gram/ m2 dan K 7,5 gram/ m2. Penimbangan
pupuk dilakukan denga alat penimbang sesuai dengan banyaknya
pupuk yang digunakan. Setiap jenis pupuk ditimbang satu per satu
sebelum dicampurkan menjadi satu bagian.
3.3.4 Tahapan Penanaman Rumput
Penanaman rumput melaui bahan tanaman berupa sprig
dilakukan dengan cara menanam setiap anakan diatas lahan dengan
jarak tanam antar anakan sejauh 5 cm. jarak tanam harus dilakukan
secara merata sehingga semua media tanam tertutupi.
3.3.5 Tahapan Perawatan Rumput
Perawatan yang dilakukan pada rumput terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu pengendalian glulam, pemangkasan dan penyiraman.
Gulma yang merupakan tanaman pengganggu dapat tumbuh diantara
rumpu. Sebelum merusak rumput, maka pengendalian dapat dilakukan
secara mekanik dengan cara mencabut gulma. Penyiraman dilakukan
setiap hari. Apabila musim kemarau, maka penyiraman dilakukan
duakali dalam sehari agar tanaman tidak kekurangan air.
3.3.6 Tahapan Pengamatan Perbanyakan Rumput

8
Terdapat beberapa hal yang diamati pada perbanyakan rumput
Axonopus compressus. Pengamatan pertama adalah persentase
penutupan rumput setiap minggu menggunakan plastic grid.
Pengamatan kedua adalah pegamatan jumlah tunas per 10 cm2. Pada
minggu berikutnya, pengamatan dilakukan untuk melihat kerapatan
tunas. Bobot pangkas dan bobot kering stelah dipagkas juga menjadi
bahan pengamatan ruput dengan menggunakan kotak 10 cm x 10 cm
untuk pemangkasan.

3.4 Hasil
Perbanyakan rumput Axonopus compressus menggunakan metode
vegetatif berupa sprig. Metode sprig adalah metode penanaman dengan
menanamkan anakan rumput diatas tanah dengan jarak tanam yang sama antar
anakan dengan merata. Perlakuan yang dilakukan adalah perlakuan SP1 dengan
dosisi pupuk N sebesar 20 gram/m2, P 12,5 gram/ m2 dan K 7,5 gram/ m2.
Berdasarkan pengamatan selama 7 minggu didapatkan hasil pengamatan
yang tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 Pertumbuhan Rumput dengan Perlakuan SP1
Jumlah petak Persentase
Tanggal Waktu
yang tertutupi Pertumbuhan
Pengamatan Pengamatan
rumput

9 Maret 2018 1 MST 0 0%

16 Maret 2018 2 MST 88 3%

23 Maret 2018 3 MST 195 7%

30 Maret 2018 4 MST 295 11%

6 April 2018 5 MST 553 20%

13 April 2018 6 MST 719 27%

20 April 2018 7 MST 934 35%

Pengamatan 9 Maret 2018


Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang tidak ditumbuhi oleh
rumput atau yang berwarna coklat
2700
𝑥 100% = 100 %
2700

9
Jumlah penutupan oleh rumput pada tanggal 9 Maret 2018 adalah
100% − 100% = 0%
Pengamatan 16 Maret 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
88
𝑥 100% = 3 %
2700
Pengamatan 23 Maret 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
195
𝑥 100% = 7 %
2700
Pengamatan 30 Maret 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
295
𝑥 100% = 11 %
2700
Pengamatan 6 April 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
553
𝑥 100% = 20 %
2700
Pengamatan 13 April 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
719
𝑥 100% = 27 %
2700
Pengamatan 20 April 2018
Perhitungan yang dilakukan pada bagian grid kotak yang ditumbuhi oleh
rumput
934
𝑥 100% = 35 %
2700

10
Jumlah Petakan Rumput
3000

2500

2000

1500

1000

500

0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST

Axonopus compressus

Grafik 1 Pertumbuhan Rumput dengan perlakuan SP1


Berdasarkan hasil pengamatan, pada minggu pertama pengamatan tidak
terdapat rumput yang menutupi kotak dalam plastic grid. Hal ini karena anakan
yang ditanam belum mengalami pertumbuhan. Minggu kedua pengamatan,
rumput mulai memenuhi plastic grid dengan persentase 3%. Pemenuhan plastic
grid mengalami peningkatan secara bertahap setiap minggunya dari pengamatan
minggu kedua. Pada pengamatan minggu ke-7, persentase penuhnya plastic grid
mencapai angka 35% dengan total grid terisi 934 kotak dari total 2700 kotak.
Pertumbuhan yang terus meningkat setiap minggunya dipengaruhi oleh
kecukupan air bagi rumput Axonopus compressus dan ketercukupan pupuk yang
diperoleh rumput. Hal ini terlihat jelas pada minggu ke 4 saat peningkatan
jumlah rumput yang menutupi grid bertambah semakin banyak.
Tabel 5 Bobot Basah Rumput Individu Kelompok

BOBOT BASAH RATAAN


KELOMPOK ULANGAN
(gram) TOTAL (gram)
1 0.30
2 0.13
9 0.243
3 0.24
4 0.30

Tabel 6 Bobot Kering Rumput Individu Kelompok

BOBOT BASAH RATAAN


KELOMPOK ULANGAN
(gram) TOTAL (gram)
1 0.07
2 0.05
9 0.065
3 0.07
4 0.07

11
Pengamatan bobot pangkas rumput dilakukan dengan mengambil 4 sampel
rumput pangkasan. Berdasarkan hasil pangkasan dalam kotak 10 cm x 10 cm
setiap pengulangan sebanyak 4 kali menghasilkan rataan bobot basah sebesar
0.243 gram dan rataan bobot kering sebesar 0.065 gram. Bobot ini menunjukkan
bahwa jumlah rumput pada setiap kotakan memiliki jumlah yang hampir sama.
Tabel 7 Rekapitulasi Bobot Pangkas Seluruh Kelompok

RATAAN
BOBOT RATAAN
KELOMPOK ULANGAN
PANGKAS TOTAL (gram)
(gram)
1 (KEL 1) 2,435
LP1 2 (KEL 2) 1,982 1,808
3 (KEL 3) 1,007
1 (KEL 4) 1,453
LP2 2 (KEL 5) 1,500 1,134
3 (KEL 6) 0,450
1 (KEL 7) 1,208
SP1 2 (KEL 8) 1,723 1,058
3 (KEL 9) 0,243
1 (KEL 10) 1,853
SP2 2 (KEL 11) 0,925 1,067
3 (KEL 12) 0,398

Tabel 8 Rekapitulasi Bobot Kering Seluruh Kelompok

RATAAN
RATAAN
KELOMPOK ULANGAN BOBOT KERING
TOTAL (gram)
(gram)
1 (KEL 1) 0,590
LP1 2 (KEL 2) 0,572 0,523
3 (KEL 3) 0,405
1 (KEL 4) 0,410
LP2 2 (KEL 5) 0,343 0,386
3 (KEL 6) 0,260
1 (KEL 7) 0,445
SP1 2 (KEL 8) 0,420 0,310
3 (KEL 9) 0,065
1 (KEL 10) 0,448
SP2 2 (KEL 11) 0,310 0.331
3 (KEL 12) 0,175

Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh kelompok perbanyakan rumput


Axonopus compressus, nilai bobot oangkas akan lebih besar dibandingkan dengan
nilai bobot kering rumput. Nilai rataan bobot pangkas terkecil yaitu 0,398 gram
dengan perlakuan SP2 sementara nilai rataan bobot pangkas terbesar yaitu 2,435
gram dengan perlakuan LP1. Sementara itu nilai rataan dari bobot kerking rumput
terkecil yaitu 0,065 gram dengan perlakuan SP1 sementara nilai rataan bobot
kering terbesar yaitu, 0,590 gram dengan perlakuan LP1. Perbedan hasil bobot

12
kering dan pangkas pada setiap perlakuan dapat diakibatkan oleh banyak faktor
seperti, ketepatan penggunaan dosis pupuk, rutinitas penyiraman, perawatan dan
penyinaran matahari pada rumput

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Perbanyakan rumput Axonopus compressus dapat dilakukan dengan cara
generative dan vegetative. Salah satu perbanyakan vegetative yang efektif
pada perbanyakan rumput paetan ini adalah dengan sprig atau lempeng.
Teknik perbanyakan dilakukan mulai dari persiapan lahan, persiapan
rumput, penanaman di media tanam, dan perawatan rutin. Perbanyakan
rumput harus memperhatikan dosis pupuk yang digunakan berupa unsur
nitrogen, posfor dan kalium. Pertumbuhan paling baik dari rumput
Axonopus compressus adalah dengan perlakuan LP1 yaitu perbanyakan
dengan lempeng.

4.2 Saran
Perbanyakan rumput sebainya dilakukan dengan perawatan yang rutin,
dan memperhatikan segala faktor yang dapat mendukung dan menghambat
pertumbuhan rumput Axonopus compressus. Metode perbanyakan yang
dilakukan pada rumput dapat disesuaikan dengan kebutuhan user.

14
DAFTAR PUSTAKA

Munandar, A dan S. Hardjosuwignyo. 1990. Rumput Lanskap. Institut Pertanian


Bogor, Bogor. 380 hal.

15

Anda mungkin juga menyukai