Anda di halaman 1dari 40

MARKETING PLAN OF PT.

UNILEVER
INDONESIA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program School of


Business Management

DISUSUN OLEH:
MILENIA HANNA LOPES SARMENTO
NIM : 20219009

School of Business Management


LPPK PRISMA PROFESIONAL
SURABAYA
2019-2020
PT. UNILEVER INDONESIA
MARKETING PLAN

Nama : Milenia Hanna Lopes Sarmento


Prodi : Business Management
NIM : 20219009
Pelajaran : Marketing Plan (Cawu V)
Pengajar/Pendidik : Dr. AY. Yan Wellyan T.P.SE.,MM.

PRISMA PROFESIONAL, SURABAYA


Institute of Education, Labor Training and Profession Development
Komplek Mangga Dua A7/12 16, Jagir, Kec. Wonokromo, Kota SBY, Jawa Timur 60244

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

Nama : Milenia Hanna Lopes Sarmento

Program Studi : School of Business Management

NIM : 20219009

Judul Laporan : Marketing Plan of PT. Unilever

Telah disetujui dan disahkan

serta dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Program setara D3 School of Business Management

Prisma Profesional Surabaya.

Kepala Program Studi dan

Dosen Pembimbing

(A.Y.Yan Wellyan, SE, M.Si)


KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji dan Syukur saya

panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menulis Tugas

Akhir tentang Marketing Plan of PT. Unilever ini. Saya merasa sangat berbahagia pada tahun

2020, saya sudah dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya.

Tugas Akhir ini merupakan Suatu Sumbangan pikiran dari saya untuk dapat digunakan oleh

para mahasiswa/i Prisma Profesional di Surabaya. Buku ini disusun berdasarkan data-data

informasi lengkap dan ter-update pada awal bulan 2020, yang dibutuhkan & penting menyenai

informasi marketing plan dari perusahaan PT. Unilever.

Saya berusaha menyusun Tugas Akhir yang dapat dipelajari dengan mudah oleh para

mahasiswa/i, saya mencoba menjelaskan materi sesederhana mungkin. Salah satu caranya

adalah dengan memberikan contoh konkrit. Saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak T. Josef, MBA selaku Direktur Utama Prisma Profesional.

2. Ibu Katherine Rolanda, SE., MM selaku Direktur Prisma Profesional.

3. Bapak A.Y.Yan Wellyan, SE, M.Si selaku Kepala Program Studi Business

Management dan Pembimbing Tugas Akhir mahasiswa/i School of Business

Management Timor Leste di Prisma Profesional.

4. Keluarga besar saya yang telah memberikan kontribusinya melalui semangat dan

dukungannya kepada saya.

5. Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas support

telah diberikan.
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, namun saya selalu berharap

semoga ini laporan ini dapat membantu mahasiswa/i lainnya dalam pembuatan tugas akhir.

Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

agar saya jadikan koreksi demi perbaikan laporan ini. Akhir kata saya mengucapkan terima

kasih kepada PT. Unilever, Google, SCRIBD, LinkedIn Corporation © 2020 yang telah

menyediakan dan memberikan data-data informasi lengkap yang dibutuhkan, serta semua

pihak yang telah banyak membantu menyelesaikan laporan ini.

Surabaya, Januari 2020

(Milenia Hanna Lope Sarmento)


Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN MARKETING PLAN

A.1. Pengertian Marketing Plan

Marketing plan adalah – bentuk dari sebuah proses manajemen yang mengarah ke strategi
pemasaran denagan tujuan untuk mencapai sasaran pemasaran sehingga perencanaan
pemasaran/marketing plan dilakukan melalui serangkaian proses sistematis dan koordinasi
demi mendapatkan keputusan rencana pemasaran.

Perusahaan bisa membuat perencanaan pemasaran dengan baik dan strategis sehingga
mencapai keuntungan yang efektif dan efisien. Beberapa yang termasuk marketing plan bisnis
antara lain seperti pengumpulan informasi, strategi promosi, penyebarluasan informasi dan
juga koordinasi pemasaran. Semua komponen tersebut adalah taktik perusahaan untuk
menggunakan sumber daya seefektif mungkin.

A.2. Tujuannya marketing plan antara lain adalah:

 Mengetahui & memperbanyak informasi perubahan pada pasar dan kompetitor


 Menciptakan relasi dan jaringan kerja lebih luas dengan organisasi lain
 Sebagai bentuk penyesuaian bisnis
 Meningkatkan keuntungan dengan usaha yang efisien dan efektif.

Jadi, marketing plan adalah bentuk perencanaan yang berkaitan dengan perusahaan tersebut
yang dilakukan dengan pemasaran untuk menentukan bagaimana perusahaan bisa
menempatkan strategi marketing dengan real dalam praktik di pasar. Artinya, bahwa
perusahaan tidak menjalankan dengan baik akan kesulitan bergerak saat mengikuti arah
perubahan pasar. Alhasil, keuntungan yang diperoleh pun menjadi tidak maksimal.
B. PROFILE PT. UNILEVER INDONESIA
Nama Perusahaan : PT Unilever Indonesia Tbk
Alamat : Graha Unilever Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta
Nomor Telepon : +62 21 526 2112
Fax. : +62 21 525 2602
Email : suara.konsumen{at]unilever.com
Logo Perusahaan :

Jenis Publik

Simbol saham Euronext: UNA


LSE: ULVR
NYSE: UN

Industri Barang Rumah Tangga

 Lever Brothers
Pendahulu
 Margarine Unie

Didirikan 1930; 89 tahun lalu melalui penggabungan)[1]

Pendiri  Antonius Johannes Jurgens


 William Lever, 1st Viscount Leverhulme
 James Darcy Lever
 Samuel van den Bergh
 Georg Schicht

Kantor Unilever N.V. Rotterdam, Netherlands


[2]
pusat Unilever House, London, Inggris

Wilayah operasi Seluruh Dunia

Tokoh  Marijn Dekkers


kunci  (Chairman)
 Paul Polman
 (CEO)
Unilever (NYSE: UN; LSE: ULVR) adalah perusahaan multinasional yang berkantor
pusat di Rotterdam, Belanda (dengan nama Unilever N.V.) dan London, Inggris (dengan nama
Unilever plc.) . Unilever memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan
tubuh. Unilever adalah produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika didasarkan
pada besarnya pendapatan pada tahun 2012, di belakang P&G dan Nestlé.

Unilever juga merupakan produsen olesan makanan (seperti margarin) terbesar di


dunia. Unilever adalah salah satu perusahaan paling tua di dunia yang masih beroperasi, dan
saat ini menjual produknya ke lebih dari 190 negara.

PT Unilever Indonesia adalah perusahaan Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari
Unilever. Awalnya pada 5 Desember 1933, perusahaan ini bernama Lever Zeepfabrieken N.V
dan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia pada 22 Juli 1980.

Nama PT Unilever Indonesia Tbk baru diresmikan pada 30 Juni 1990.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan yang beralamat
di Jl. BSD Boulevard Barat Green Office Park Kavling 3, BSD City, Tangerang ini
melingkupi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang
meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.

Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan

Saham Perdana @ Rp3.175,- 9.200.000 11-Jan-1982

Saham Bonus (Bonus Shares) 1.533.334 15-Des-1989

Saham Bonus (Bonus Shares) 717.891 22-Sep-1993

Pencatatan Saham Pendiri 64.848.775 02-Jan-1993

Pemecahan Saham (Stock Split)


686.700.000 06-Nop-2000
1 : 10

Pemecahan Saham (Stock Split)


6.867.000.000 09-Sep-2003
1 : 10
Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Modal Disetor Persentase

Unilever Indonesia Holding


6.484.877.500 64.849.000.000 (IDR) 85,00%
B.V.

Public (each below 5%) 1.145.122.500 11.451.000.000 (IDR) 15,00%

Pemegang Saham Publik Unilever Indonesia

Dari 14% saja yang bisa dimiliki oleh publik, ternyata saham Unilever Indonesia sebesar 58%
dipegang oleh investor asing.

Hampir mirip dengan saham big cap lainnya, pemegang saham terbesar kategori asing untuk
saham Unilever Indonesia adalah institusi reksadana.

Untuk investor domestik pemegang saham terbesar adalah dari kalangan institusi Asuransi
sebesar 43% nya.

B.1. Produk yang ditawarkan

PT. Unilever memproduksi barang yang jenisnya merata dengan brand-brand ternama yang
disukai di dunia. Hampir semua jenis barang kebutuhan sehari-hari diproduksi Unilever. Saat
ini Unilever memiliki 27 brand home and personal care. Brand tersebut mendominasi 75%
produk yang dimiliki Unilever. Sisanya merupakan produk food and baverage dengan 16
brand.

B.1.2. Macam-Macam Produk;

1. Food and Baverages

Banyak produk makanan & minuman sehat dan berkualitas yang telah diproduksi oleh
PT.Unilever dengan brand-brand tertentu yang sangat laku di pasaran saat ini. Diantaranya;

 Makanan (Foods)

- Blueband - Buavita
- Royco - Walls
- Bango - Sariwangi
2. Home care

PT. Unilever mampu menguasai pasar dengan brand-brand home care product-nya.
Keseluruhan home and care product ini merupakan 78% dari total seluruh penjualan Unilever.
Produk homecare merupakan produk yang diproduksi dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

 Produk Homecare

- Molto - Domestos Nomos


- Sunlight - Pure it
- Rinso - Sur
- Wipol

3. Personal Care

Unilever menguasai Indonesia dengan brand-brand andalannya dalam kategori personal care
product. Produk personalcare merupakan produk yang digunakan untuk kebutuhan
pribadi(perorangan). Produk ini terbuat dari bahan yang tidak berbahaya sehingga aman untuk
digunakan oleh masyarakat.

 Produk Personal care

- Sunsilk - Pond’s
- Lifebuoy - Citra
- Clear - Vaseline
- Dove - Rexona

B.1.3. Skema Klasifikasi Produk

1. Daya Tahan Produk (Durability)

Produk yang diproduksi oleh PT.Unilever termasuk dalam jenis produk yang tidak tahan lama
(non-durable goods) yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari
satu tahun.
2. Keberwujudan (Tangibillity)

Produk yang diproduksi oleh PT. Unilever berdasarkan keberwujudannya, termasuk dalam
jenis produk yang tangible dominant. Maksudnya, produk tersebut benar-benar berwujud
barang yang dapat terlihat dan dirasakan oleh panca indera manusia.

3. Kegunaan (Use)

Produk PT.Unilever yang terdiri dari foods & baverages , homecare, dan personal care
termasuk jenis produk Convenience Goods. Artinya barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya
memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.

B.1.4. Bauran Produk PT.Unilever

B.2. Analisis Lingkungan Makro

Lingkungan makro suatu perusahaan adalah suatu kekuatan dan trend yang berasal dari luar
perusahaan yang dapat menimbulkan peluang atau ancaman. Kekuatan – kekuatan ini bersifat
“uncontrollable” dan harus dipantau dan ditanggapi oleh perusahaan. Lingkungan makro
tersebut meliputi situasi keamanan, situasi politik, situasi sosial budaya, dan perkembangan
teknologi.
B.2.1. Analisis Politik & Regulasi

Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politis yang
terdiri dari hukum, badan pemerintah dan kelompok berpengaruh. Misal, pengaturan
pemerintah untuk melindungi kepentingan konsumen dari perilaku bisnis yang tidak
terkendalikan melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membawa dampak
pada pengawasan produk secara lebih intensif.

Kondisi politik dan hukum di Indonesia merupakan salah satu lingkungaan makro (Lingkungan
diluar perusahaan) yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas bisnis suatu perusahaan. Untuk
itu, faktor ini perlu untuk di analisis guna mengetahui apa ancaman dan peluang yang akan
dihadapi oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat mempersiapkan secara matang untuk
menghadapi hal-hal te rsebut.

a. Analisis Politik dan Regulasi

Lingkungan politik di Indonesia bersifat sangat dinamis. Karena, dapat mengalami perubahan
dari waktu-waktu. Yang masing-masing dari perubahan itu dapat memberikan pengaruh
terhadap lingkungan perusahaan. Pengaruh tersebut tidak hanya memberikan efek positif tetapi
juga dapat memberikan dampak bagi perusahaan.

Saat ini, kondisi persaingan di Indonesia semakin ketat. Perusahaan yang satu dengan yang lain
berlomba-lomba untuk menarik minat target pasarnya dengan berbagai cara dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Untuk menghindari hal itu, akhirnya pemerintah melakukan berbagai cara terutama dengan
mengeluarkan Undang-Undang mengenai tata kelola perusahaan yang baik agar perusahaan
dapat menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Dan jika melanggar,
maka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan tersebut.

Dengan adanya Undang-Undang tersebut, pemerintah mengharapkan kondisi lingkungan


industri di Indonesia bisa semakin tertib dan akan menghasilkan persaingan yang sehat antar
masing-masing perusahaan.

Selain itu, pemerintah juga berusaha untuk membentuk suatu badan pengawasan bagi
berjalannya kegiatan bisnis perusahaan dengan tujuan agar perusahaan merasa terawasi dan
tidak dapat berlaku seenaknya.
Namun, faktanya pada masa sekarang ini Perusahaan tetap saja mengabaikan aturan dan tidak
merasa takut sama sekali sehingga mereka tetap melakukan segala cara untuk memperoleh
keuntungan bisnisnya.
B.2.2 Sosial, Budaya dan Demografi

a. Lingkungan Sosial dan Budaya

Pergeseran nilai budaya, cara hidup, nilai-nilai sosial, keyakinan dan kesenangan dari
suatu masyarakat perlu mendapat perhatian pemasar karena dapat mempengaruhi program
pemasaran. Misal adanya gaya hidup dari kalangan menengah ke atas membawa dampak pada
kebijakan periklanan yang menekankan pada unsur estetis dan kesan glamour.

Pada masa sekarang ini, lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap daya beli
masyarakat terhadap suatu produk dari perusahaan. Mereka dapat dengan mudah memperoleh
informasi-informasi mengenai suatu kualitas produk dari rekan kerjanya, rekan sepermainan
maupun dari keluarganya. Hal itu disebabkan karena hubungan sosial yang mereka jalin satu
sama lain sangat kuat.

Gaya hidup masyarakat saat ini yang selalu ingin mengikuti perkembangan jaman,
membuat gaya hidup tradisional mulai ditinggalkan. Masyarakat juga lebih menyukai hal-hal
yang modern dan glamour. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mensiasati strategi
pemasarannya sesuai degan kondisi masyarakat saat ini. Agar produk yang diproduksi oleh
perusahaannya dapat laku di pasaran dan mendapatkan penilaian yang baik dari masyarakat
sekitar di berbagai negara bersangkutan sehingga perusahaan tersebut akan semakin dikenal
kualitas yang lebih unggul. Karena tidak hanya di dalam negeri perusahaan tsb dipercaya, tetapi
hingga ke luar negeri.
b. Lingkungan Demografi

Berisikan tentang data kependudukan beserta karakteristik distribusinya. Perusahaan perlu


melihat kecenderungan demografi utama dan karakteristiknya karena dapat berimplikasi pada
pengambilan keputusan dalam perencanaan pemasaran. Misal data pertumbuhan tingkat
jumlah kelahiran bayi yang meningkat merupakan informasi penting bagi pemasar untuk
mengetahui adanya potensi pasar akan produk perlengkapan bayi dan susu formula.
B.2.3 Teknologi & Lingkungan Alam

B.2.3.1. Lingkungan Teknologi

Perubahan teknologi membawa dampak pada perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pasar
untuk itu dibutuhkan adanya inovasi penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan
ide-ide kreatif produk baru yang berorientasi pasar karena adanya kebutuhan konsumen yang
perlu terpenuhi.

Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi,akan


ketinggalan jamana. Karena, kemajuan teknologi ini berfungsi untuk memudahkan perusahaan
dalam memproduksi produk dengan kualitas baik, jumlah banyak, dan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.

Terbukti saat ini perusahaan-perusahaan menjalankan aktivitas bisnisnya dengan


mengandalkan mesin-mesin canggih yang efektif dan efisien. Mesin tersebut mampu bekerja
lebih cepat dan kemungkinkan melakukan kesalahannya sangat kecil. Alat tersebut juga
memudahkan perusahaan untuk menciptakan produk inovatif yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya.

Namun, kemajuan teknologi juga akan berdampak negatif bagi sumber daya manusia. Karena,
penggunaan tenaga kerja manusia akan semakin berkurang dan masyarakat akan sulit
memperoleh pekerjaan.

B.2.3.2. Lingkungan alam

Pemasar perlu memperhatikan hal-hal seperti keterbatasan sumber daya alam, pelestarian
lingkungan, dan meningkatnya polusi dan biaya energi untuk penentuan program pemasaran
suatu produk.

Lingkungan alam merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan untuk diperhatikan dan
dijaga dengan sebaik-baiknya.

Sumber daya alam yang tersedia di alam semesta ini, tidak semuanya bersifat dapat
diperbaharui. Adapula yang tidak dapat diperbaharui (langka) sehingga, perusahaan dalam
mempergunakannya tidak boleh seenaknya saja dan harus mampu bertanggung jawab untuk
menjaga kelestarian alam yang ada.
B.3. ANALISIS STRUKTUR INDUSTRI (Bobot 5%)

B.3.1. Porter’s Five-Forces

Competitive Forces - Five Forces Determining Segment Structural Attractiveness


Menjadi perusahaan global, Unilever memiliki persaingan yang sangat kuat tidak hanya
dari perusahaan-perusahaan multinasional yang kuat lainnya seperti P & G, Kraft dan Nestle,
tetapi juga dari pengecer regional lainnya. 5 model kekuatan Porter adalah salah satu kerangka
kerja yang paling dikenal untuk analisis lingkungan yang kompetitif organisasi. Lima kekuatan
Porter Model yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik pasar di mana
Unilever beroperasi. Model ini menjelaskan atribut industri yang menarik dan dengan demikian
menunjukkan ketika peluang akan lebih besar, dan ancaman kurang, dalam industri ini.

Tarik dalam konteks ini mengacu pada profitabilitas industri secara keseluruhan dan
juga mencerminkan pada profitabilitas Unilever. Sebuah "menarik" industri adalah salah satu
di mana kombinasi kekuatan bertindak untuk menurunkan profitabilitas secara keseluruhan.
Sebuah industri yang sangat menarik akan menjadi salah satu mendekati "persaingan murni",
dari perspektif teori ekonomi industri murni. Model ini didasarkan pada lima unsur penting
dari suatu organisasi dan menggunakan baik internal maupun eksternal kompetensi dan
ancaman yang dihadapi oleh organisasi bisnis.

Kelima elemen termasuk :

 Buyer Power

Pembeli Unilever yang tersebar di seluruh dunia dan mereka dalam miliaran. Dalam
arti sebenarnya mereka tidak begitu kuat untuk menarik harga ke bawah. Tapi di sisi lain lebih
mudah bagi pelanggan untuk beralih ke pesaing. Jadi Unilever harus sangat precautious dalam
memutuskan tentang harga dan menjaga pelanggan yang puas.

 Competitive Rivalry

Dalam produk konsumen Unilever bisnis memiliki sejumlah besar pesaing dan pesaing
ini pada kenyataannya sangat kuat. Mereka berkisar dari pengecer sudut toko lokal kecil untuk
raksasa besar seperti P & G, Kraft dan Nestle. Pesaing ini hampir menyediakan produk sama-
sama menarik dan layanan yang terkadang lebih baik. Pesaing tersebut memiliki kekuatan
untuk menarik dan mempengaruhi pelanggan dengan pengganti yang lebih menarik, harga dan
teknik pemasaran.

 Threat of Substitution

Terus-menerus penelitian dan pengembangan dalam produk konsumen dan rumah


tangga telah membawa revolusi di pasar konsumen dan pelanggan saat ini ingin mencoba
sesuatu yang baru dan lebih baik. Tren ini telah mengurangi loyalitas pelanggan dan siklus
hidup produk. Unilever berada di bawah ancaman terus-menerus produk pengganti dan pesaing
sudah menghabiskan banyak uang pada R & D dan pengembangan produk baru. Unilever harus
sangat angkat dan lebih dekat dengan pelanggan sehingga untuk mendapatkan apa sebenarnya
yang pelanggan inginkan.

 Threat of New Entry

Unilever beroperasi di pasar geografis yang berbeda sehingga ancaman pendatang baru
bervariasi di pasar yang berbeda. Di negara-negara berkembang dengan baik di mana pemain
besar seperti Unilever memiliki pegangan dan brand image yang sangat kuat, sangat sulit bagi
pendatang baru untuk memasuki pasar karena biaya yang lebih tinggi untuk mendirikan sebuah
bisnis. Di sisi lain di pasar yang kurang berkembang, lebih mudah untuk memasukkan
persyaratan legal dan modal yang dibutuhkan tidak sebanyak di pasar berkembang. Unilever
memiliki kehadirannya hampir di setiap pasar baik melalui anak perusahaan, Marketing
Planning cabang atau waralaba. Tapi citra merek adalah penghalang yang kuat di jalan
pendatang baru.

Pemasok Power Unilever memiliki kebijakan pembelian lokal dan manufaktur lokal.
Yang menyediakan sendiri keunggulan kekuasaan rem pemasok dan membuat mereka lemah
untuk bernegosiasi pada istilah sendiri. Sebagian besar waktu Unilever memiliki perjanjian
selimut dengan pemasok untuk menyediakan untuk jangka waktu tertentu pada tingkat tertentu.
Strategi ini membantu untuk mencegah pemasok dari beralih ke kompetitor lain dan
mengenakan tarif yang lebih tinggi. Juga Unilever memperlakukan dengan adil sehingga
tercipta loyalitas pemasok nya lebih di antara mereka seperti pelanggan.

 Conclusions and Recommendations

Unilever beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan stabil dan krisis
ekonomi terutama saat telah membuat sulit bagi banyak perusahaan untuk beroperasi
profitabilitas. Persyaratan hukum, perubahan teknis dan perubahan dalam kebiasaan pelanggan
telah menciptakan masalah bagi bisnis.

Karena itu perusahaan seperti Unilever harus diperbarui dan terus-menerus mencari
solusinya. R & D adalah solusi untuk banyak masalah. Sebuah bisnis yang menarik adalah satu
dengan margin yang lebih tinggi dan kompetisi yang rendah. Jadi lingkungan di mana Unilever
beroperasi adalah dengan tingkat yang lebih tinggi dari kompetisi dan rendahnya tingkat
margin keuntungan. Dalam situasi ini strategi yang terbaik adalah untuk menjaga pelanggan
yang puas dan loyal, R & D, pengendalian biaya dan responsif terhadap pesaing.

11. ANALISIS SWOT (bobot 10%)

Strength Analysis
Weakness Analysis
Opportunity Analysis
Threat Analysis

Dengan menganalisis Kekuatan dan kelemahan yang ada pada internal organisasi dan
kemudian melihat ancaman dan peluang yang ada dari lingkungan eksternal yang diperoleh
dari hasil analisais Lingkungan Makro, Analisis Struktur Industri, Perilaku pelanggan maka
dilakukan Analisis SWOT dengan tujuan untuk dapat menemukan strategi untuk masing-
masing kuadran dimana untuk kuadran S-O (Strength – Opportunity) disusun strategi
memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang. Pada kuadran W-O (Weakness – Opportunity)
disusn strategi : memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan, pada kuadran S-T
(Strength- Threath) disusun strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan
pada kuadran W-T (Weakness – Threath) disusun strategi meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman. Adapun hasil dari analisa SWOT adalah seperti yang ditujukan pada
tebel.

TABEL

MATRIX SWOT
BAB I

VISI & MISI PT. UNILEVER INDONESIA

1. Visi dan Misi

Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan
di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai
dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi
adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau
jelas bagi seluruh staf perusahaan. Dan dapat meraih visi tersebut.

Visi
 Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang
Indonesia setiap harinya.

Misi
 Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
(We work to create a better future every day).
 Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup
melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
(We help people feel good, look good and get more out of life with brands and
service that are good for them and good for others).
 Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila
digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
(We will inspire people to take small everyday actions that can add up to a big
difference for the world).
 Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh
dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
(We will develop new ways of doing business that will allow us to double the size of our
company while reducing our environmental impact).
Tujuan Perusahaan
 Hingga menginjak umurnya yang lebih dari 82 tahun, tujuan perusahaan kami tidak berubah,
yaitu, kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; kami membantu
konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand
dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; kami menginspirasi
masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan
membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam
berbisnis yang memungkinkan kami untuk bertumbuh seraya mengurangi dampak terhadap
lingkungan dan meningkatkan dampak positif bagi masyarakat

Nilai, & prinsip

Kami menerapkan standar perilaku yang ditetapkan perusahaan pada saat kami berhubungan
dengan setiap mitra yang bekerja sama dengan kami, masyarakat yang terlibat dalam bisnis
dan kegiatan kami, maupun lingkungan sekitar kami.

Budaya
1. Memiliki hirarki organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas dipegangoleh
tenaga ahli dan pakar di berbagai daerah karena area geogerafik .
2. Suasana kantor terkesan antik dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana
heningdengan irama klasik .
3. Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk meningkatkankompetensi
menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat.
4. Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja
akanmendorong kinerja karyawan lebih baik.
5. Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana
pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi.
6. Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar
suatuorganisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global.
7. Budaya hidup sehat dengan fasilitas kesejahteraan karyawan, di antara adalah ruang
penitipan bayi ( Nursery Room) dan sarana olahraga (Gym).
Selalu bekerja dengan integritas

Kami melakukan bisnis dengan berpegang kepada integritas dan rasa hormat terhadap semua
orang, organisasi, dan lingkungan yang terlibat dengan bisnis kami.

Dampak positif

Kami bertujuan untuk memberikan manfaat positif bagi masyarakat baik melalui brand kami,
kegiatan kami.

Komitmen yang terus-menerus

Kami juga selalu berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbukkan dari
bisnis kami. Kami juga terus berusaha mencapai tujuan jangka panjang kami untuk
menciptakan bisnis yang berkelanjutan.

Menetapkan aspirasi

Kami ingin memberikan aspirasi kepada masyarakat pada saat kami menjalankan bisnis. Hal
ini sejalan dengan Kode Etik Prinsip Bisnis kami yang mengatur standar operasional kami yang
harus dupatuhi oleh semua orang di Unilever. Kode etik ini juga mendukung pendekatan kami
terhadap tata kelola dan tanggung jawab perusahaan.

Bekerja sama dengan orang lain

Kami memiliki sebelas prinsip dalam Kode Etik Bisnis kami yang mencakup integritas dan
tanggung jawab bisnis terkait karyawan, konsumen, dan lingkungan. Dan Kami hanya mau
bekerja sama dengan pemasok yang memiliki Kode Etik yang selaras dengan Kode Etik Prinsip
Bisnis kami.
BAB III

ANALISIS STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITY THREAT

Didalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu
melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu
berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT Unilever
sebagai perusahaan multinasional yang memproduksi produk-produk kebutuhan konsumen
perlu untuk mengidentifikasi setiap kekuatan dan kelemahannya, dan selalu memantau setiap
peluang yang mendatangkan keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk
memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT yang memiliki peran penting dalam
menetapkan suatu strategi perusahaan.
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis didalam melakukan analisis terhadap
wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan
datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis swot, perusahaan dapat
menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang
berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang datang dari
luar, serta mengatasi kelemahan yang ada.

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategi planner) harus menganalisis faktor-
faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang
ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk
analisis situasi adalah Analisis SWOT.
 Strengths (Kekuatan):
1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang
tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima
si model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga.
Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan
penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu
perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi
khusus 2007).
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan
ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga
ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”.
Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas
produk.
9. Kinerja keuangan perusahaan yang stabil dan cenderung menaik terlihat dari tetap
meningkatnya pertumbuhan penjualan (13%, 11%, dan 19%), pertumbuhan laba bersih (14%),
marjin laba bersih (15%), marjin laba kotor (50,2%), arus kas bersih dari aktivitas operasi (Rp.
2.250 miliar), pembayaran dividen (Rp 1.640 miliar; Rp 215), laba bersih (Rp1,964 Trilliun),
laba bersih per saham (Rp 257), price to earning ratio (23,3 kali).
10. Alokasi pembelanjaan iklan dan promosi yang tinggi yang cenderung menarik.
11. Tingginya investasi sebesar Rp. 8,5 triliun untuk pembelanjaan modal.
12. Tingginya alokasi Capital Expenditure yang berasal dari dana keuangan internal.
13. Sahamnya memiliki level beta 0,7.
 Weaknesses (Kelemahan)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi
perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai
agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa menerima
pesan yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan
departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya
sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun/banyak.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia
tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier yang rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
9. Ketidakjelasan sertifikasi halal untuk produk tertentu.

 Opportunities (Kesempatan)
1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi
Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan papua.
3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
 Threats (Ancaman)
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak,
bahan kimia dan komoditas lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya
pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi
produk-produk luar negeri.
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

 Strategi SO:
1. Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada.
2. Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi permintaan dimasa
depan.
3. Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.
4. Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal pemasaran IW dan
SW.
5. Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.

 Strategi WO:
1. Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara efektif.
2. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
3. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
4. Penguatan struktur permodalan.
5. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
 Strategi ST:
1. Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan interaktif
dalam hubungan antara pusat dan daerah.
2. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai dengan
standar yang berlaku.
Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO).
3. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect to
people”
4. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.
5. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.

 Strategi WT:
1. Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.
2. Penguatan sistim manajemen SDM.
3. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing
perusahaan.
4. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses
pengambilan keputusan strategis maupun operasional.
5. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
6. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan pasar.
BAB IV
SEGMENTING TARGETING POSITIONING PERUSAHAAN
PT. UNILEVER

Anda mungkin juga menyukai