Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN – SB184512

ANALISA PERBANDINGAN KANDUNGAN KLOROFIL


MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DAN PEMISAHAN PIGMEN FOTOSINTETIK
MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI

KELOMPOK 9
AFIF BRIAN BAIHAKI 01311740000004
SHELLA ADITA PRASTIWI 01311740000006
NUNIK MEGA APRILIANA 01311740000042
ANNISYA FITRI RACHMADA 01311740000047
VENCKA AZZAHRA PUTRI 01311740000059

Dosen Pengampu :
Dr. Nurul Jadid, S.Si., M.Sc.
Dini Ermavitalini, S.Si., M.Si
Tutik Nurhidayati, S.Si., M.Si.

Asisten :
Andriyani

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS 3
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2019
3
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN – SB184512

ANALISA PERBANDINGAN KANDUNGAN


KLOROFIL MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI DAN PEMISAHAN
PIGMEN FOTOSINTETIK
MENGGUNAKAN METODE
KROMATOGRAFI

KELOMPOK 9
AFIF BRIAN BAIHAKI 01311740000004
SHELLA ADITA PRASTIWI 01311740000006
NUNIK MEGA APRILIANA 01311740000042
ANNISYA FITRI RACHMADA 01311740000047
VENCKA AZZAHRA PUTRI 01311740000059

Dosen Pengampu :
Dr. Nurul Jadid, S.Si., M.Sc.
Dini Ermavitalini, S.Si., M.Si
Tutik Nurhidayati, S.Si., M.Si.

Asisten :
Andriyani

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2019

iii 3
4
PLANT PHYSIOLOGY PRACTICUM REPORT – SB184512

COMPARATIVE ANALYSIS OF
CHLOROPHYLL CONTENT USING
SPECTROFOTOMETRY METHOD AND
SEPARATION OF PHOTOSYTHETIC PIGMEN
USING CHROMATOGRAPHY METHODS

KELOMPOK 9
AFIF BRIAN BAIHAKI 01311740000004
SHELLA ADITA PRASTIWI 01311740000006
NUNIK MEGA APRILIANA 01311740000042
ANNISYA FITRI RACHMADA 01311740000047
VENCKA AZZAHRA PUTRI 01311740000059

Lecturer :
Dr. Nurul Jadid, S.Si., M.Sc.
Dini Ermavitalini, S.Si., M.Si
Tutik Nurhidayati, S.Si., M.Si.

Assistant :
Andriyani

BIOLOGY DEPARTEMENT
FACULTY OF SCIENCE
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2019

v 5
6
ANALISA PERBANDINGAN KANDUNGAN KLOROFIL
MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DAN
PEMISAHAN PIGMEN FOTOSINTETIK MENGGUNAKAN
METODE KROMATOGRAFI

Abstrak
Tilakoid dalam kloroplas mentransformasi energi cahaya
menjadi energi kimia dalam ATP dan NADPH menggunakan
cahaya. Ketika cahaya bertemu materi, cahaya akan dipantulkan,
diteruskan atau diserap oleh pigmen. Pigmen-pigmen yang berbeda
menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
Ada 3 pigmen dalam kloroplas yaitu klorofil a, klorofil b dan
sekelompok pigmen aksesori yang disebut karotenoid. Teknik yang
digunakan untuk mengukur jumlah relatif cahaya yang memiliki
panjang gelombang berbeda-beda yang diserap dan diteruskan oleh
pigmen dari tanaman yaitu dengan teknik spektrofotometer dan
memisahkan pigmen fotosintetik dengan metode kertas kromatografi.
Hasil pengukuran pigmen menggunakan spektrofotometri pada
tanaman Syzgyum oleana didapat hasil klorofil a yaitu 3,9066 mg/L
dan klorofil b 2,9745 mg/L. Codiaeum variegatum didapat hasil
klorofil a yaitu 8,47512 mg/L dan klorofil b 6,4726 mg/L.
Amaranthus gangeticus didapat hasil klorofil a yaitu 14,1749 mg/L
dan klorofil b 15,6126 mg/L. Celosia cristata didapat hasil klorofil a
yaitu 10,5452 mg/L dan klorofil b 4,0682 mg/L. Rhoeo discolor
didapat hasil klorofil a yaitu 16,37212 mg/L dan klorofil b 6,4448
mg/L. Plecanthus scutellaroides didapat hasil klorofil a yaitu 1,7077
mg/L dan klorofil b 1,6349 mg/L serta didapat hasil dari pemisahan
pigmen fotosintesis dengan metode kertas kromatografi pada daun
Rhoeo discolor yaitu Kuning dengan nilai Rf 0,357, Hijau tua
dengan nilai Rf 0,428, Hijau muda dengan nilai Rf 0,471, Kuning
dengan nilai Rf 0,528 dan Ungu dengan nilai Rf 0,714.

Kata kunci : Fotosintesis, Klorofil, Pigmen

vii
COMPARATIVE ANALYSIS OF CHLOROPHYLL
CONTENT USING SPECTROFOTOMETRY METHOD AND
SEPARATION OF PHOTOSYTHETIC PIGMEN USING
CHROMATOGRAPHY METHODS

Abstract
Tilachoid in chloroplast transforms light energy into chemical
energy in ATP and NADPH using light. When light meets matter,
light is reflected, transmitted or absorbed by the pigment. Different
pigments absorb light with different wavelengths. There are 3
pigments in chloroplasts namely chlorophyll a, chlorophyll b and a
group of accessory pigments called carotenoids. The technique used
to measure the relative amount of light that has different
wavelengths absorbed and passed on by pigments from plants is by
spectrophotometer technique and separating photosynthetic
pigments by the paper chromatography method. The results of the
measurement of pigments using spectrophotometry in the Syzgyum
oleana plant obtained results of chlorophyll a namely 3.9066 mg / L
and chlorophyll b 2.9745 mg / L. Codiaeum variegatum obtained the
results of chlorophyll a which is 8.47512 mg / L and chlorophyll b
6.4726 mg / L. Amaranthus gangeticus obtained the results of
chlorophyll a which is 14.1749 mg / L and chlorophyll b 15.6126
mg / L. Celosia cristata obtained the results of chlorophyll a which is
10.5452 mg / L and chlorophyll b 4.0682 mg / L. Rhoeo discolor
obtained the results of chlorophyll a which is 16,37212 mg / L and
chlorophyll b 6,4448 mg / L. Plecanthus scutellaroides obtained the
results of chlorophyll a namely 1.7077 mg / L and chlorophyll b
1.6349 mg / L and obtained results from the separation of
photosynthetic pigments by the chromatographic paper method on
Rhoeo discolor leaves namely Yellow with an Rf value of 0.357,
Dark green with an Rf value of 0.428 , Light green with an Rf value
of 0.471, Yellow with an Rf value of 0.528 and Purple with an Rf
value of 0.714.
Keywords: Factor, Rate, Weighing, Transpiration

ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat dan rahmat yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum yang berjudul “Analisa Perbandingan Klorofil
Menggunakan Metode Spektrofotometri dan Pemisahan Pigmen
Fotosintetik Menggunakan Metode Kromatografi” sebagai salah satu
syarat kelulusan mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada Departemen
Biologi, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya. Penulis mendapatkan banyak sekali bantuan berbagai
pihak dalam menyelesaikan laporan praktikum ini. Atas berbagai
bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis
menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menyelesaikan laporan praktikum ini hingga selesai.
Orang tua, yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan kasih
sayang yang luar biasa kepada penulis.
Dosen pengampu, Bapak Dr. Nurul Jadid, S.Si., M.Sc. Ibu Dini
Ermavitalini, S.Si., M.Si, dan ibu Tutik Nurhidayati, S.Si., M.Si
serta Mbak Chusnul Eka Safitri Himawari selaku asisten yang tidak
kenal lelah dalam memberikan ilmu dan waktu untuk praktikum.

Surabaya, 13 Oktober 2019

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Abstrak…………………………………………………….……vii
Abstract……………………………………………….…………ix
Kata Pengantar…………………………………………...……...xi
Daftar Isi………………………………………………….……xiii
Daftar Gambar……………………………………………...…...xv
Daftar Lampiran…………………………………………….....xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah…………..………………………………1
1.3 Batasan Masalah………..…………………………………..2
1.4 Tujuan……..………………………………………………..2
1.5 Manfaat…………..…………………………………………2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Morfologi Tanaman Rhoeo discolor……………………..….4
2.2 Pigmen Tumbuhan…………………….…………………….5
2.3 Kromatografi…………………………..…………………….6
2.4 Pemisahan dan Pengukuran Pigmen Tumbuhan…………...8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat………………………………………….12
3.2 Alat dan Bahan……………………………………………...12
3.3 Cara Kerja…………………………………………………..12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Tabel Pengukuran Pigmen Fotosintesis……………….…..13
4.2 Fungsi Perlakuan…………………………………………..17
4.3 Pemisahan Nilai RF………………………………….……18
4.4 Kandungan Pigmen Pada Tanaman Rhoeo discolor……….19
4.5 Kandungan Klorofil a dan Klorofil b………………………21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………24
5.2 Saran………………………………………………………..24

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..25
LAMPIRAN……………………………………………………28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Rhoeo discolor………………………… 5

xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I………………………………………………….30
LAMPIRAN II………………………………….……………...33
LAMPIRAN III………………………………………………..37

xvii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotosintesis adalah proses yang dilakukan tanaman untuk
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia yang dapat
digunakan untuk aktivitas tanaman tersebut. Energi kimia disimpan
dalam bentuk karbohidrat yang disintesiskan dari karbon dioksida
dan air. Selain itu, hasil fotosintesis lainnya adalah oksigen yang
dilepas ke atmosfer dan berperan penting dalam kehidupan
organisme lainnya di bumi (Reece et al., 2014).
Proses fotosintesis dibagi menjadi dua yaitu reaksi terang dan
reaksi gelap. Reaksi terang terjadi di membran tilakoid kloroplas dan
menggunakan cahaya untuk menghasilkan ATP dan NADPH yang
digunakan sebagai bahan reaksi gelap. Reaksi gelap adalah reaksi
yang terjadi di stroma kloropas yang tidak membutuhkan cahaya.
Reaksi ini membutuhkan ATP dan NADPH untuk mengubah karbon
dioksida dan senyawa lain menjadi glukosa (Bhatla and Lal, 2018)
Pigmen tanaman berupa klorofil a dan klorofil b adalah molekul
yang berperan penting dalam menyerap energi cahaya dalam proses
fotosintesis serta memberi warna hijau pada daun tanaman. Pigmen
lain pada tanaman antara lain antosianin yang memberi warna dari
merah ke ungu dan karotenoid yang memberi warna oranye atau
kuning. Selain memberi warna pada tanaman, pigmen tersebut juga
memiliki fungsi seperti fotoproteksi (Fassnacht, et al., 2014).
Untuk menganalisis pigmen pada tanaman digunakan beberapa
metode seperti spektrofotometri dengan menggunakan pelarut etanol
(Aryanti, dkk. 2016) dan metode pemisahan pigmen tumbuhan
menggunakan kertas kromatografi yang menggunakan prinsip berat
molekul dan adhesi-kohesi antara molekul pigmen dan kertas
kromatografi itu sendiri (Coskun, 2016)

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
2

1.Bagaimana kandungan pigmen pada tanaman?


2.Bagaimana perbandingan klorofil a dan klorofil b pada tanaman?
3.Bagaimana hasil pengukuran pigmen fotosintesis menggunakan
metode kertas kromatografi dan spektrofotometer?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah
1.Menggunakan tanaman Rhoeo discolor pada uji kandungan
pigmen.
2. Menggunakan tanaman Syzigium oleana, Codiaeum variegatum,
Amaranthus gangeticus, Celosia cristata, Rhoeo discolor, dan
Plecanthus scutellaroides pada pengukuran klorofil a dan klorofil
b
3.Menggunakan metode kertas kromatografi dan spektrofotometer

1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
1.Mengetahui pigmen yang terkandung pada tanaman.
2.Mengetahui perbandingan klorofil a dan klorofil b pada beberapa
tanaman.
3.Mengetahui hasil pengukuran pigmen fotosintesis menggunakan
metode kertas kromatografi dan spektrofotometer.
1
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Rhoeo discolor


Rhoeo discolor atau di Indonesia terkenal dengan nama tanaman
adam hawa ini merupakan tanaman sukulen dari famili
Commelinaceae. Tanaman ini berasal dan Meksiko dan Amerika
Tengah tetapi sekarang sudah banyak ditemukan di wilayah lain
baik tropis maupun subtropis dimana di beberapa wilayah menjadi
tanaman invasif (Bercu, 2013).
Rhoeo discolor adalah tanaman yang memiliki daun lancip yang
ditutupi wax dengan pola dedaunan roset. Daunnya berwarna gelap
sampai hijau di bagian atas dan berwarna ungu di bagian bawah
dengan panjang mencapai 30 cm dan lebar 7,5 cm. Memiliki
rhizoma berdaging dan batang yang tingginya dapat mencapai 30 cm.
Tinggi batang tanaman ini dapat mencapai 30 cm (Prakash and
Rajesh, 2014). Daun Rhoeo discolor merupakan salah satu daun
tumbuhan yang tergolong kedalam tanaman hias varigata yaitu
tanaman yang menampilkan dua warna atau lebih pada daunnya
yang mana pada daun Rheoe discolor ini menampilkan pigmen ungu
dan pigmen hijau yang menjadi ciri khas dari tumbuhan tersebut
yang dihasilkan dari senyawa flavonoid yaitu antosianin dan pigmen
klorofil (Kadir, 2008 dalam Ratnasari, dkk., 2016).
Berikut ini adalah klasifikasi dari R. discolor:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Commeliniidae
Order : Commelinales
Family : Commelinaceae
Genus : Rhoeo

4
5

Species : Rhoeo discolor


(Tantiado, 2012)

Gambar 2.1 Tanaman Rhoeo discolor (Bercu, 2013)

2.2 Pigmen Tumbuhan


Pigmen merupakan zat yang memberikan warna pada
tumbuhan. Pigmen pada tumbuhan dapat ditemukan dalam plastida
dan vakuola. Tumbuhan memiliki bermacam-macam pigmen,
misalnya adalah klorofil, yaitu pigmen yang memberikan warna
hijau yang dapat ditemukan di dalam kloroplas. Pigmen yang lain
adalah karotenoid, yaitu pigmen yang memberikan warna kuning-
merah dan dapat ditemukan didalam kromoplas yang tidak
mempunyai klorofil atau hanya mengandung sedikit klorofil
(Mulyani, 2006).
Kelompok pigmen yang lain adalah flavonoid yang terdiri
atas antosianin dan flavonol serta biasanya ditemukan di dalam
vakuola, khususnya pada bunga dan buah dengan berbagai warna.
Pigmen ini laruut dalam air.pigmen antosianin merupakan pigmen
6

Yang memerikan warna merah,merah muda, ungu dan biru.


Antosianin memiliki sifat ion yang menyebabkan intensitas dan
warnanya bergantung pada pH. Pada larutan asam, ada berbagai
warna dari oranye-merah hingga ungu. Sedangkan pada pH
mendekati 7 akan terbenuk semu-basa yang tidak berwarna. Pigmen
flavonol merupakan pigmen yang dapat menyerapkuat warna
spektrum ultraviolet, yang mana hal ini dapat dilihat oleh serangga.
Pada petala tumbuhan yang memiiliki warna krem atau putih krem
tua disebabkan oleh sedikitnya pigmen yang terdapat di dalam sel.
Sedangkan petala yang berwarna putih disebabkan oleh tidak adanya
pigmen dan merupakan hasildari refraksi sinar (Mulyani, 2006)
Warna daun pada musim gugur merupakan hasil dari
berbagai proses perpaduan dari berbagai pigmen. Klorofil yang
mengalami kematian sedikit demi sedikit akan pecah menjadi
senyawa yang berwarna, sehingga karetonoid menampakkan warna
kuning. Sedangkan untuk daun warna merah dan ungu merupakan
hasil oksidasi flavonoid yang mana warna ini akan menjadicerah
jika waktu terbentuknya terdapat gula di dalam daun dan terkena
sinar matahari dengan intensitas yang tinggi (Mulyani, 2006).

2.3 Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu metode yang digunakan
untuk pemisahan, identifikasi dan pemurniaan dari komponen
campuran dalam medium tertentu. Berdasarkan pendekatan,
metode kromatografi memiliki 3 komponen teknik dasar yaitu :

 Fase stationary : yaitu fase yang selalu tersusun atas


fase “padat” atau “sebuah lapisan cair teradsorpsi
dipermukaan yang solid”
7

 Fase selular : fase yang terdiri dari fase “cair” atau


“komponen gas”.
 Molekul yang terpisah
Jenis jenis metode kromatografi terbagi menjadi 11
macam, yaitu :
1. Kromatografi kolom, yaitu Teknik yang digunakan
untuk pemurnian biomolekul.
2. Kromatgrafi ion, yang mana teknik ini berdasarkan
interaksi elektrostatik antara kelompok bahan yang
diuji dan bahan pendukung padat (matriks). Matriks
memiliki ion yang berlawanan dengan bahan yang diuji
untuk dipisahkan. Bahan yang diuji dipisahkan dapat
dengan mengubah pH, konsentrasi garam ion atau
kekuatan ion buffer.
3. Kromatografi permease gel, yaitu dengan
menggunakan dextran yang mengandung bahan untuk
memisahkan makromolekul berdarkan perbedaan
ukuran molekul.
4. Kromatografi afinitas, yaitu Teknik yang digunakan
untuk pemurniaan enzim, hormone, antibody, asam
nukleat dan protein spesifik dengan sebuah ligan yang
dapat membuat kompleks dengan protein spesifik dan
protein spesifik yang melekat pada ligan melekat pada
matriks. Protein kompleks dipertahankan di kolom dan
dapat meninggalkan kolom dengan cara mengubah ion
atau penambahan garam.
8

5. Kromatografi kertas, yaitu dengan menggunakan


kertas yang didalamnya mengandung lapisan selulosa
yang sangat jenuh dengan air.
6. Kromatografi lapis tipis, yaitu dengan menggunakan
metode absorpsi padat-cair.
7. Kromatografi gas yaitu metode yang digunakan dalam
pemisahan molekul yang sangat kecil dan dalam
jumlah yang kecil juga.
8. Kromatografi pewarna yaitu metode yang didasarkan
pada demonstrasi kemampuan enzim untuk mengikat
nukleotida purin untuk pewarna Cibacron Blue F3GA.
9. Kromatografi pseudoafinitas, yaitu dengan
menggunakan beberapasenyawa sebagai pewarna yang
dapat digunakan sebagai ligan.
10. Kromatografi HPLC, yaitu Teknik yang digunakan
untuk menganalisi structural, fungsional dan
pemurniaan banyak molekul dalam waktu yang singkat.
11. Kromatografi HIC yaitu metode yang didasarkan pada
interaksi hidrofobik antara rantai samping yang terikat
ke matriks kromatografi.

(Coskun, 2016).

2.4 Pemisahan dan Pengukuran Pigmen Tumbuhan


Berbagai metode atau teknik dapat dilakukan untuk
pemisahan pigmen tumbuhan. Salah satunya dalah dengan metode
kertas kromatografi dan analisis menggunakan spektrofotometer.
1
9

Pemisahan dengan metode kertas kromatografi merupakan suatu


teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kertas
kromatografi memiliki dua lapisan selulosa yang sifatnya jenuh
terhadap air. Kertas krematografi atau kertas saring ini memiliki
ketebalan tertentu sehingga tetesan air yang mengendap disebut
“fase cair”. Cara kerja dengan kertas kromatografi ini yaitu dengan
cara meneteskan larutan pigmen di area kecil pada garis kertas dan
dibiarkan mengering dengan posisi kertas dibiarkan berdiri maka
lama-kelamaan warna pigmen akan muncul (Coskun, 2016 ; Pamela,
dkk., 2014). Warna atau noda yang terpisah dari elusi menggunakan
romatografi selanjutnya diukur nilai Rf-nya. Nilai Rf (retention
factor) di dapakan dari rumus :

(Rusnaeni, dkk., 2016)

Warna pigmen yang muncul dapat dianalisis menggunakan tabel


berikut :

Gambar 2. Tabel analisis warna pigmen pada pemisahan pigmen


fotosintesis dengan metode kertas kromatografi (Kondororik, 2016).
Pemisahan pigmen fotosintesis dengan teknik analisis
spektroskopi memakai sumber radiasi elektromagnetik yaitu
ultraviolet dekat (190-380 nm) dan pada sinar tampak (380- 780 nm)
disebut dengan Spektrofotometri UV-vis. Prinsip
10

kerja Spektrofotometri UV-vis pada penyerapan sinar


didasarkan pada fenomena oleh jenis senyawa kimia pada daerah
dekat cahaya (ultraviolet) dan daerah tampak (visible) di mana
klorofil a lebih banyak menyerap cahaya ungu, biru dan merah,
sedangkan klorofil b banyak menyerap cahaya biru dan cahaya
orange pada tumbuhan klorofil (Gibson, 2017). Metode ini dapat
dilakukan dengan menumbuk daun 2 gram hingga halus, dihaluskan
dan diekstraksi dengan alkohol 95% sampai semua klorofilnya
terlarut (Ajiningrum, 2018). Ekstrak yang akan diukur klorofilnya
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu terhadap nilai transmitansinya
dimana nilai transmit pelarutnya diatur 100% , sehingga nilai
absorbansi yang dihasilkan ditentukan oleh klorofil sebagai zat
terlarutnya. Langkah langkahnya yaitu dengan spektrofotometer
dihidupkan 20 menit sebelum digunakan agar alatnya lebih stabil.
Kemudian etanol dituangkan ke dalam cuvet hingga garis batas dan
dibersihkan permukaan luar tabung cuvet lalu dikeringkan. Diatur
Panjang gelombang spektrofotometer dan dimasukkan cuvet ke
dalam alat dan nilai transmittnya dibuat 100%. Larutan klorofil
dituangkan ke cuvet sampai garis batas, permukaan cuvet
dibersihkan dengan tissue lalu dimasukkan ke spektrofotometer.
Nilai abrsorbansi (A=OD), dicatat setiap Panjang gelombangnya.
Kandungan klorofil kemudian diukur dengan spektrofotometer UV-
Vis dengan Panjang gelombang 649 dan 665 nm. Kadar klorofil
total dihitung dengan rumus Wintermans dan De Mots :

Klorofil a (mg/L) = (13,7 x OD 665) – (5,76 x OD


649)
Klorofil b (mg/L) = (25.8 x OD 649) – (7,7 x OD 665)
Klorofil Total (mg/L) = 20 (OD 649) + (6,1 x OD

Keterangan : OD (optical density) atau nilai absorbansi


klorofil (Ajiningrum, 2018).
1
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Praktikum Fotosintesis ini dilakukan pada hari Senin, 7
Oktober 2019 pada pukul 07.00-09.30 WIB. Pengambilan sampel
tanaman Rhoeo discolor dilakukan di Taman Statistika ITS
sedangkan sampel. Praktikum fotosintesis pada daun tanaman Rhoeo
discolour dilakukan di Laboratorium Biosains dan Teknologi
Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Sains, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mortar, alu,
gelas ukur, botol kaca, pipet tetes, alumunium Foil, kuvet,
spektrofotometer, cawan petri, kertas saring kasar, kertas saring
halus, neraca analitik, penggaris, dan isolasi bening.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun
Rhoeo discolor dan alkohol 95%.

3.3 Cara kerja


Uji Menggunakan spektrofotometer menggunakan daun
Rhoeo discolor sebanyak 0.1 gram yang kemudian dihaluskan
sambil diberikan alkohol 95% sebanyak 10 ml. Setelah dihaluskan
ekstrak daun disaring menggunakan kertas saring sampai endapan
terpisah dengan cairannya. Hasil saringan ekstrak daun Rhoeo
discolor dimasukkan kedalam kuvet untuk selanjutnya diuji
menggunakan spektrofotometri menggunakan rasio absorbansi 649
dan 665. Larutan klorofil dituangkan ke cuvet sampai garis batas,
permukaan cuvet dan dimasukkan ke spektrofotometer. Selanjutnya
nilai absorbansi (A = OD). Dicatat untuk setiap panjang
1
13

gelombangnya. Kandungan klorofil diukur dengan spektrofotometer


UV-Vis pada λ 649 dan 665 nm. Kadar klorofil total dihitung
dengan rumus Wintermans dan De Mots :
Klorofil a (mg/L) = (13,7 x OD 665) – (5,76 x OD 649) Klorofil b
(mg/L) = (25.8 x OD 649) – (7,7 x OD 665) Klorofil Total (mg/L) =
20 (OD 649) + 6,1 (OD 665) Keterangan : OD (optical density) atau
nilai absorbansi klorofil
(Ajiningrum, 2018)
Uji menggunakan metode kromatografi menggunakan daun
Rhoeo discolor sebanyak 1 gram yang kemudian dihaluskan sambil
diberikan alkohol 95% sebanyak 25 ml. Setelah dihaluskan ekstrak
daun dimasukkan ke dalam cawan petri. Kertas saring kasar yang
telah dipotong dengan ukuran 3x15 cm dan deibentuk lancip pada
bagian ujungnya, kemudian celupkan bagian ujungnya ke ekstrak
daun Rhoeo discolor. Setelah pelarut alkohol terserap ke dalam
kertas saring kasar diukur menggunakan penggaris, setalah muncul
beberapa lapis warna, setiap lapisan warna diukur jaraknya dari
ujung kertas saring sampai menuju warna. Rumus yang dipakai
dalam perhitungan Rf pada uji kromatografi yaitu :

(Rusnaeni, 2016)

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu dengan


memperhatikan pola pemisahan pada kromatogram (Rusnaenin,
2016). Pengumpulan Data Kadar klorofil diukur menggunakan alat
14

spektrofotometer UV-Vis pada λ 649 dan 665 nm. Kadar klorofil


total dihitung dengan rumus Wintermans dan De Mots, sesuai
dengan penilitian dalam Ajiningirum (2018).
1
17

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengukuran Pigmen Fotosintesis

4.1.1 Pemisahan Pigmen Fotosintesis

Nama Spesies Warna Nilai Rf


Kuning 0,357
Hijau Tua 0,428
Rhoeo discolor Hijau Muda 0,471
Kuning 0,528
Ungu 0,714

4.1.2 Pengukuran Pigmen Menggunakan Spektrofotometer

Nama Spesies Hasil Pengukuran (mg/L)


Klorofil a Klorofil b
Syzgyum oleana 3,9066 2,9745
Codiaeum 8,47512 6,4726
variegatum
Amaranthus 14,1749 15,6126
gangeticus
Celosia cristata 10,5452 4,0682
Rhoe discolor 16,37212 6,4448
Plecanthus 1,7077 1,6349
scutellaroides

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Pigmen Menggunakan


Spektrofotometer

4.2 Fungsi Perlakuan


Pada praktikum fotosintesis, terdapat dua perlakuan yaitu
perlakuan untuk uji pigmen fotosintesis menggunakan kertas
1
17

kromatografi, dan uji pigmen fotosintesis menggunakan


spektrofotometer. Pengujian pigemen fotosintesis menggunakan
kertas kromatografi dilakukan dengan menimbang daun Rhoeo
discolor sebanyak 1 gram. Kemudian pelarut alkohol ditimbang dan
dituangkan ke botol kaca dan ditutup aluminium foil. Penyegelan
botol dengan aluminium foil dapat menghasilkan produk (alkohol)
yang tertutup rapat. Hal itu dapat membuat produk menjadi lebih
tahan lama, tidak mudah menguap, dan terlindung dari kontaminasi
(Yuliantoro, 2017). Sampel daun digerus menggunakan mortir
dengan menambahkan pelarut alkohol sebanyak 25 ml sedikit demi
sedikit sampai seluruh sampel daun larut dan ekstrak terlihat
berwarna hijau. Penggerusan dilakukan untuk pelisisan sel secara
mekanik untuk menghancurkan dinding sel dan membran sel yang
melindungi sel-sel tanaman. Saat proses penggerusan digunakan
mortar karena, mortar terbuat dari porselin yang permukaan
dalamnya dibuat agak kasar, hal ini memudahkan penggerusan.
Permukaan mortar yang luas dan cekung menyebabkan penggerusan
lebih lapang sehingga semua bagian sampel dapat digerus (Ferniah
dan Pujianto, 2013). Saat penggerusan ditambahkan pelarut alkohol
karena Pelarut alkohol memiliki sifat semi polar larut dengan air
yang bereaksi lebih cepat dalam memecah kloroplas dan menarik
klorofil dari daun (Novitasari dan Adawiyah, 2018). Biarkan ekstrak
beberapa menit sampai ampas daun mengendap. Tuangkan cairan
ekstrak pada cawan petri. Ambil kertas saring yang telah disediakan
dan tempelkan ujung bagian atas kertas saring ke dinding. Celupkan
bagian ujung yang sudah dibentuk menjadi segitiga dari kertas
saring tersebut ke dalam ekstrak klorofil yang berada pada cawan
petri. Biarkan kertas saring tergantung selama 15 menit sampai
terlihat pemisahan pigmen yang terkandung di dalamnya. Perhatikan
ada berapa macam pigmen yang diperoleh pada ekstrak tersebut.
Digunakan kertas saring (metode kromatografi) dalam uji pigmen
fotosintesis karena memiliki Prinsip kerja yaitu Dalam kromatografi,
fasa gerak bergerak membawa komponen-komponen melewati fasa
diam. Kemampuan fasa gerak membawa komponen individu poada
118

jarak tertentu terhadap fasa diam, tergantung pada afinitas


komponen terhadap kedua fasa tersebut (Rubiyanto, 2017)
Pada pengukuran pigmen fotosintesis dengan menggunakan
spektrofotometer dilakukan dengan menimbang daun Rhoeo
discolor sebanyak 0,1 gram, lalu digerus menggunakan mortir
dengan menambahkan pelarut alkohol sebanyak 10 ml sampai
seluruh sampel daun larut dan ekstrak terlihat berwarna hijau.
Penggerusan dilakukan untuk pelisisan sel secara mekanik untuk
menghancurkan dinding sel dan membran sel yang melindungi sel-
sel tanaman. Saat proses penggerusan digunakan mortar karena,
mortar terbuat dari porselin yang permukaan dalamnya dibuat agak
kasar, hal ini memudahkan penggerusan. Permukaan mortar yang
luas dan cekung menyebabkan penggerusan lebih lapang sehingga
semua bagian sampel dapat digerus (Ferniah dan Pujianto, 2013)
Tuangkan cairan ekstrak pada cuvet sampai menyentuh garis batas,
lalu tutup seluruh bagian kuvet dengan aluminium foil. Hal itu dapat
membuat produk menjadi lebih tahan lama, tidak mudah menguap,
dan terlindung dari kontaminasi (Yuliantoro, 2017). Masukkan
kuvet ke dalam spektrofotometer dan ukur nilai absorbansi pigmen.
Catat hasil pengukuran pigmen pada spektrofotometer tersebut.
Prinsip metode untuk pengukuran klorofil secara spektrofotometri
didasarkan pada penyerapan maksimum oleh ekstrak klorofil dalam
etanol di daerah spektrum merah (panjang gelombang 630 – 665
nm). Penyerapan maksimum untuk klorofil-a, -b dan -c terjadi pada
tiga panjang gelombang, yaitu 665, 645 dan 630 nm (trichromatic)
(Riyono, 2006).

4.3 Pemisahan Nilai Rf


Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh
oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh
pelarut dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil
dari 1 ,0 (Alegantina dan Isnawati, 2010) Hasil pemisahan dengan
kertas kromatografi ekstrak total daun Rhoeo discolor terlihat lima
lapisan. Lapisan pertama berwarna kuning dengan nilai Rf 0,357 dan
jarak tempuh pigmen sebesar 2,5, lapisan kedua berwarna hijau tua
19

dengan rata-rata Rf 0,428 dan jarak pigmen sebesar 3,


lapisan ketiga berwarna hijau muda dengan nilai Rf 0,471 dan jarak
pigmen sebesar 3,3, lapisan keempat berwarna kuning dengan nilai
Rf yaitu 0, 528dan jarak pigmen sebesar 0,528, serta lapisan kelima
berwarna ungu dengan nilai Rf 0,714 dan jarak pigmen 5. jika nilai
Rf-nya besar berarti daya pisah zat yang dilakukan solvent
(eluennya) maksimum sedangkan jika nilai Rf-nya kecil berarti daya
pisah zat dilakukan solvent (eluennya) minimum. Rf yang optimum
yaitu berada pada rentang 0,5 – 0,8 (Samosir dkk, 2018).
Berdasarkan hasil pengujian pigmen fotosintesis dengan kertas
kromatografi, pigmen yang banyak terdapat pada Rhoeo discolor
yaitu pigmen warna kuning yang berasal dari pigmen karotenoid
pada lapisan keempat kertas kromatografi dengan nilai Rf adalah
0,528, dan pigmen berwarna ungu pada lapisan kelima yang
dihasilkan oleh pigmen antosianin dengan nilai Rf yaitu 0, 714.
Pigmen berwarna kuning pada lapisan pertama, hijau tua pada
lapisan kedua, dan hijau muda pada lapisan ketiga terdapat di dalam
tumbuhan Rhoeo discolor tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit
sehingga menghasilkan nilai Rf dibawah nilai optimalnya yaitu 0,5
sampai 0,8.

4.4 Kandungan Pigmen pada Tanaman Rhoeo discolor


Berdasarkan uji pemisahan pigmen fotosintesis
menggunakan kertas kromatografi pada tanaman Rhoeo discolor,
ditemukan terdapat 4 macam pigmen yang terlihat pada kertas
kromatografi tersebut. 4 macam pigemen tersebut berwarna kuning,
hijau muda, hijau tua, dan ungu. Daun Adam Hawa atau Rhoeo
discolor merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia.
Pigmen merah dan pigmen hijau yang menjadi ciri khas dari
tumbuhan tersebut dihasilkan dari senyawa flavonoid yaitu
antosianin dan pigmen klorofil (Ratnasari dkk,2016) Antosianin
adalah pigmen yang larut dalam air yang menyebabkan warna merah,
ungu, dan biru, serta banyak ditemukan pada buah dan bunga.
Pigmen berwarna ungu pada kertas saring dihasilkan oleh pigmen
antosianin. Antosianin merupakan senyawa polar, sehingga dapat
20

diekstraksi dengan pelarut yang bersifat polar seperti air,


ethanol, dan methanol. Pigmen antosianin dapat larut pada ethanol
atau alkohol karena antosianin merupakan senyawa polar dan
ethanol merupakan pelarut yang bersifat polar juga. Tetapi
kandungan pigmen antosianin ini tidak lebih besar dari kandungan
klorofil, termasuk pada daun yang berwarna merah. Baik pada daun
yang berwarna hijau maupun pada daun yang berwarna merah,
kandungan antosianinnya lebih rendah dan kandungan klorofilnya
lebih tinggi. Hal ini dikarenakan klorofil merupakan pigmen utama
yang ada pada seluruh tanaman, sehingga meskipun daunnya
berwarna merah, tidak berarti bahwa daun tersebut memiliki pigmen
antosianin yang dominan, tetapi pigmen yang dominan tetap klorofil
(Maulid dan Laily, 2015). Karotenoid merupakan pigmen penyebab
warna merah, orange dan kuning pada sayuran. karotenoid (pigmen
kuning-merah) di dalam kromoplas yang tidak mempunyai klorofil
atau hanya mengandung sedikit klorofil (Mulyani, 2006). Pada
Rhoeo discolor, karotenoid menghasilkan warna kuning tetapi
jumlah pigmennya tidak terlalu banyak sehingga warna kuning tidak
terlalu tampak pada tanaman Rhoeo discolor. Pigmen yang paling
banyak terdapat pada Rhoeo discolor adalah pigmen klorofil yang
menghasilkan warna hijau. Warna hijau pada Rhoeo discolor terbagi
menjadi dua yaitu hijau muda yang dihasilkan oleh pigmen klorofil
b dan warna hijau tua yang dihasilkan oleh pigmen klorofil a.
Klorofil a menyerap cahaya violet, biru, dan merah, sedangkan
klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye. Klorofil-a mudah larut
dalam ethyl-alkohol, ethyl ether, aceton, chloroform dan carbon-
bisulfide. Sedangkan klorofil-b dan -c, dapat larut dalam pelarut
yang sama meskipun tidak semudah klorofil-a (Riyono, 2006).
1
21

4.5 Kandungan Klorofil a dan Klorofil b

Gambar 4. Hasil Pengukuran Kandungan Klorofil a dan Klorofil b


Keterangan gambar:
a: Syzgyum oleana
b: Codiaeum variegatum
c: Amaranthus gangeticus
d: Celosia cristata
e: Rhoe discolor
f: Plecanthus scutellaroides

Berdasarkan uji analisis kandungan klorofil a dan b,


didapatkan hasil bahwa kandungan klorofil a tertinggi terdapat pada
tanaman Rhoeo discolor, sedangkan klorofil b tertinggi terdapat
pada tanaman Amaranthus gangeticus. Klorofil tanaman Rhoeo
122

discolor memiliki nilai hasil absorbansi yaitu 16,37212


mg/L sedangkan klorofil b tanaman Amaranthus gangeticus
memiliki nilai hasil absorbansi yaitu 15,6126 mg/L yang telah
diukur dengan spektrofotometer. Klorofil a terendah ada pada
tanaman Plecanthus scutellaroides dengan nilai absorbansi yaitu
1,7077 sedangkan klorofil b terendah ada pada tanaman Syzgyum
oleana dengan nilai absorbansi yaitu 2,9745. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain umur tanaman, umur daun,
morfologi daun serta faktor genetik. Umur daun dan tahapan
fisiologis suatu tanaman merupakan faktor yang menentukan
kandungan klorofil. Tiap spesies dengan umur yang sama memiliki
kandungan kimia yang berlainan dengan jumlah genom yang
berlainan pula. Hal ini mengakibatkan metabolisme yang terjadi
juga berlainan terkait dengan jumlah substrat maupun enzim
metabolismenya. Kandungan klorofil a pada tanaman Rhoeo
discolor lebih tinggi daripada klorofil a tanaman lain begitu juga
klorofil b tanaman Amaranthus gangeticus lebih tinggi daripada
klorofil b tanaman lain. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
daun Rhoeo discolor dan Amaranthus gangeticus dalam menangkap
energi radiasi cahaya lebih efisien daripada tanaman lainnya.
Sehingga laju fotosintesis kedua tanaman tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain. Klorofil a dan b berperan dalam
proses fotosintesis tanaman. Klorofil b berfungsi sebagai antena
fotosintetik yang mengumpulkan cahaya kemudian ditransfer ke
pusat reaksi. Pusat reaksi tersusun dari klorofil a. Energi cahaya
akan diubah menjadi energi kimia di pusat reaksi yang kemudian
dapat digunakan untuk proses reduksi dalam fotosintesis.
Peningkatan kandungan klorofil b pada tanaman berkaitan dengan
peningkatan protein klorofil sehingga akan meningkatkan efisiensi
fungsi antena fotosintetik pada Light Harvesting Complex II (LHC
II). Penyesuaian tanaman terhadap lingkungan dengan radiasi yang
rendah juga dicirikan dengan membesarnya antena untuk fotosistem
II. Membesarnya antena untuk fotosistem II akan meningkatkan
efisiensi pemanenan cahaya (Setiari dan Nurchayati, 2009)
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian fotosintesis yang telah dilakukan
dapat ditarik kesimpulan bahwa pigmen merupakan zat yang
memberikan warna pada tumbuhan yang terdapat dalam plastida dan
vakuola. Tumbuhan memiliki bermacam-macam pigmen klorofil,
yaitu pigmen yang memberikan warna hijau yang dapat ditemukan
di dalam kloroplas. Pigmen klorofil ada a dan b. pigmen klorofil a
berpartisipasi langsung dalam reaksi terang dan pigmen aksesori
yang disebut klorofil b. Pigmen yang lain adalah karotenoid, yaitu
pigmen yang memberikan warna kuning-merah dan dapat ditemukan
didalam kromoplas. Hasil pengukuran pigmen menggunakan
spektrofotometri pada tanaman Syzgyum oleana didapat hasil
klorofil a yaitu 3,9066 mg/L dan klorofil b 2,9745 mg/L. Codiaeum
variegatum didapat hasil klorofil a yaitu 8,47512 mg/L dan klorofil
b 6,4726 mg/L. Amaranthus gangeticus didapat hasil klorofil a yaitu
14,1749 mg/L dan klorofil b 15,6126 mg/L. Celosia cristata didapat
hasil klorofil a yaitu 10,5452 mg/L dan klorofil b 4,0682 mg/L.
Rhoeo discolor didapat hasil klorofil a yaitu 16,37212 mg/L dan
klorofil b 6,4448 mg/L. Plecanthus scutellaroides didapat hasil
klorofil a yaitu 1,7077 mg/L dan klorofil b 1,6349 mg/L serta
didapat hasil dari pemisahan pigmen fotosintesis dengan metode
kertas kromatografi pada daun Rhoeo discolor yaitu Kuning dengan
nilai Rf 0,357, Hijau tua dengan nilai Rf 0,428, Hijau muda dengan
nilai Rf 0,471, Kuning dengan nilai Rf 0,528 dan Ungu dengan nilai
Rf 0,714.

5.2 Saran
Saran untuk penelitian ini diharapkan lebih teliti pada saat
melakukan pengukuran pemisahan pigmen pada kertas saring dan
sebaiknya pengukuran dilakukan sebelum kertas saring kering.
Karena apabila kertas saring kering akan menyebabkan tidak

24
2
25

akuratnya perhitungan jarak antar peisahan pigmen pada


daun yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Ai, N.S dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai


Indikator Kekurangan AirPada Tanaman. Jurnal Ilmiah
Sains Vol. 11 No. 2.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/view/202/
153
Ai, N.S. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah
Sains. Vol 12(1).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/view/398Aji
ningrum, P.S. 2018. Kadar Total Pigmen Klorofil Tanaman
Avicennia marina pada Tingkat Perkembangan Daun yang
Berbeda. Stigma. Vol 11(2).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source
=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj_7KXh_oflA
hVFWH0KHRVPBq0QFjABegQIAhAC&url=http%3A%2F
%2Fjurnal.unipasby.ac.id%2Findex.php%2Fstigma%2Farticl
e%2Fdownload%2F1734%2F1569%2F&usg=AOvVaw29aa6
g-9Y4x7G_9pCcx1bo

.Alegantina, S. Isnawati, A. 2010. IDENTIFIKASI DAN


PENETAPAN KADAR SENYAWA KUMARIN DALAM
EKSTRAK METANOL Artemisia Annua L. SECARA
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS – DENSITOMETRI. Bul.
Penelit. Kesehatan. 38 (1) : 17 – 28

Aryanti, N., Nafiunisa, A., dan Willis, F.M. 2016. Ekstraksi dan
Karakterisasi Klorofil dari Daun Suji (Pleomele
Angustifolia) sebagai Pewarna Pangan Alami. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pertanian. Vol. 5 (4).
http://jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/196/0

Bhatla, S & Lal, M., 2018. Plant Physiology, Development and


Metabolism. Springer. doi:10.1007/978-981-13-2023-1.

Bercu, R. 2013. Histoanatomical study On The Vegetatif Organ of


Tradescantia Spathacea. Botanica Serbica Journal : Institute
of Botany And Botanical Garden Jevremovac,
Belgarade,Vol.37(2):121-126.
http://botanicaserbica.bio.bg.ac.rs/arhiva/pdf/2013_37_2_585
_full.pdf.

Coskun, O. 2016. Separation techniques: Chromatography. North


Clin Istanbul. Vol 3 (2).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5206469/pd
f/NCI-3-156.pdf.

Fassnacht, F.E., Stenzel, S. and Gitelson, A.A. 2014. Non-


destructive estimation of foliar carotenoid content of tree
species using merged vegetation indices. Journal of Plant
Physiology. http://dx.doi.org/10.1016/j.jplph.2014.11.003

Ferniah, R.S. Pujiyanto, S. 2013. Optimasi Isolasi DNA Cabai


(Capsicum annuum L.) Berdasar Perbedaan Kualitas dan
Kuantitas Daun serta Teknik Penggerusan. BIOMA. 156 (1) :
14-19

Gibson M, Kasman, Iqbal. 2017. Analisa Kualitas Klorofil Daun


Jarak Kepyar (Ricinus comunis L) Sebagai Bahan Pewarna
Pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). ISSN : 1412-2375.
Vol. 16(2) : 1-10.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source
=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj-
6LGvgIjlAhVEWysKHViJCTgQFjABegQIARAC&url=http
%3A%2F%2Fjurnal.untad.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2F
GravitasiFisika%2Farticle%2Fdownload%2F9475%2F7615&
usg=AOvVaw2KAvefF-yhm2NfC_n75ZHH

Kondororik F dkk. 2016. Identifikasi Komposisi Pigmen, Isolasi,


dan Aktivitas Antioksidan β Karoten pada Rumput Laut
Merah Gracilaria gigas Hasil Budidaya. Semantic Scholar :
1-10.
https://pdfs.semanticscholar.org/3e96/0ee4bdd0a5c90fa34d3
9c7615dc537f42dad.pdf?_ga=2.177269165.966632242.157
0377693-1081515243.1569255886

Maulid, R.R Laily, A.N. 2015. Kadar Total Pigmen Klorofil dan
Senyawa Antosianin Ekstrak Kastuba (Euphorbia
pulcherrima) Berdasarkan Umur Daun. Seminar Nasional
Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. 225-230

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.


https://books.google.co.id/books?id=usV4dnZJyogC&prints
ec=frontcover&dq=anatomi+tumbuhan&hl=en&sa=X&ved
=0ahUKEwiV2_K3poflAhWbe30KHQ7iAU4Q6AEILDAA
#v=onepage&q=anatomi%20tumbuhan&f=false
Noviati, A. Nurchayati, Y. Setiari, N. 2014. Respon Pertumbuhan
Senyawa Antioksidan Pada Kalus Hibiscus sabdariffa L.
Dari eksplan yang Berbeda Secara In Vitro. Jurnal Sains
dan Matematika. Vol 22(1) : 25-29.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm/article/viewFile/8
055/6604
Novitasari, A.E. Adawiyah, R, 2018. PERBANDINGAN
PELARUT PADA EKSTRAKSI TOTAL KLOROFIL
DAUN MANGKOKAN DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI. Jurnal Sains. 8 (15) : 16- 20 2

Prakash, R. and Rajesh, R. 2014. Aberrant Expression Of Wnt/Beta-


Catenin Signaling Pathway And In-Vitro Cytotoxic Activity
Of Tradescantia Spathacea Medicinal Plant Used To Treat
Human Breast Adenocarcinoma (Mcf-7 Cell Lines).
International Journal of Pharmaceutical Sciences. Vol 5
(12): 5230-5234. http://dx.doi.org/10.13040/IJPSR.0975-
8232.5(12).5230-34

Ratnasari, S., Suhendar,D dan Amalia,V. 2016. Studi Potensi


Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor) sebagai
Indikator Titrasi Asam Basa. Chimica et Natura Acta.Vol
4(1) : 39-46.
https://www.google.com/search?q=jurnal+rhoeo+discolor&r
lz=1C1CHBF_enID864ID864&oq=jurnal+rhoe&aqs=chrom
e.1.69i57j0l6.5226j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky,
P.V., and Jackson, R.B. 2014. Campbell Biology: Tenth
Edition. Pearson

Riyono, S.H. 2007. BEBERAPA SIFAT UMUM DARI KLOROFIL


FITOPLANKTON. Oseana. XXXII (1): 23-31

Rubiyanto, D. 2017. Metode Kromatografi : Prinsip Dasar,


Praktikum & Pendekatan Pembelajaran Kromatografi.
Yogyakarta : Penerbit Deepublish.
Rusnaeni, Desy, I. S., Fitria, L., Imelda, M.P., dan Is I. U. 2016.
Identifikasi Asam Mefenamat dalam Jamu Rematik yang
Beredar di Distrik Heram Kota Jayapura, Papua.
PHARMACY. Vol.13(1):84-91.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/arti
cle/view/890
Saito, K. Suzuki, T. Ishikata, H. 2017. Absorption-energy
Calculation of Chlorophyll a And b With An Explicit
Solvent Model. Journal of Photochemistry and
Photobiology A : Chemistry. Vol 358 : 422-431
https://doi.org/10.1016/j.jphotochem.2017.10.003

Samosir, A.S. Bialangi, N. Iyabu, H. 2018. Analisis Kandungan


Rhodamin B Pada Saos Tomat Yang Beredar Di Pasar
Sentral Kota Gorontalo Dengan Menggunakan Metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). JURNAL ENTROPI. 13
(1) : 45-49

Setiari, N. Dan Nurchayati, Y. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil


pada Beberapa Sayuran Hijau Sebagai Alternatif Bahan
Dasar Makanan Tambahan. BIOMA. Vol 11(1) : 6-10.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/bioma/article/viewFil
e/3356/3017
Tantiado, R. G. 2012. Survey on Ethnopharmacology of Medicinal
Plants in Iloilo, Philippines. International Journal of Bio-
Science and Bio-Technology. Vol. 4 (4) : 11-26.
https://www.researchgate.net/publication/288810031_Surve
y_on_ethnopharmacology_of_medicinal_plants_in_Iloilo_P
hilippines
Yuliantoro, N. 2017. Pembtolan Sauce Sekunder Guna Menjaga
Kualitas Rasa, Warna, Aroma, dan Tekstur. Jurnal Khasanah
Ilmu. 8 (2) : 1-6
LAMPIRAN I
DISKUSI
1. Sebutkan Perbedaan struktur dan fungsi klorofil a dan b!
Tanaman tingkat tinggi mempunyai dua macam
klorofil yaitu klorofil a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna
hijau tua dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna
hijau muda. Gugus pengikat pada klorofil juga berbeda pada
klorofil a adalah CH3 sedangkan pada klorofil b adalah CH.
Klorofil a dapat menyerap cahaya biru-violet dan merah,
sementara klorofil b dapat menyerap cahaya biru dan jingga
(oranye). Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap
cahaya di bagian merah (600-700 nm), dan paling sedikit
menyerap cahaya hijau (500-600 nm). Klorofil a paling
banyak terdapat pada fotosistem II sedangkan klorofil b
paling banyak terdapat pada fotosistem I. Absorbansi
maksimum klorofil a pada 673 nm sementara klorofil b
berkisar antara 455-640 nm (Ai, 2011). Klorofil a dan b
apabila terhidrolisa, maka akan didapatkan alkohol yang
disebut phytol. Gugus phytol membentuk segitiga dari
molekul klorofil dan mempunyai afinitas yang kuat terhadap
oksigen. Klorofil a memiliki berat molekul 893 sementara
klorofil b memiliki berat molekul 907 (Riyono, 2007).
Klorofil a dan b berperan dalam proses fotosintesis tanaman.
Klorofil b berfungsi sebagai antena fotosintetik yang
mengumpulkan cahaya kemudian ditransfer ke pusat reaksi,
pusat reaksi tersusun atas klorofil a (Setiari, 2009)
Gambar 1. Struktur Klorofil a dan Klorofil b (Saito, 2017)
2. Sebutkan pigmen-pigmen apa saja yang mungkin ada di
dalam kloroplas dan apa fungsinya!
Pigmen-pigmen di dalam lamela kloroplas sebagian besar
berupa dua macam korofil (a dan b) dan dua macam pigmen
kuning sampai oranye yang diklasifikasikan sebagai
karotenoid (Karoten dan Xantofil). Oleh karena itu, selain
fungsi fotosintetiknya, daun juga menjadi tempat biosintesis
karotenoid yang kemudia diakumulasikan ke dalam kelopak
bunganya (Noviati, 2014). Karotenoid ternyata berperan
membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum
matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang
diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a untuk
diserap digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula
dengan klorofil-b (Ai, 2011). Klorofil merupakan faktor
utama yang mempengaruhi fotosintesis (Ai, 2011). Klorofil
adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, Pigmen
ini berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan
menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi
kimia.Klorofil mempunyai rantai fitil (C20H39O) yang akan
berubah menjadi fitol (C20H39OH)jika terkena air dengan
katalisator klorofilase. Fitol adalah alkohol primer jenuh
yang mempunyai daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam
proses reduksi klorofil. klorofil dalam proses fotosintesis
adalah memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2
untuk menghasilkan karbohidrat dan menyediakan energi
bagi ekosistem secara keseluruhan. Karbohidrat yang
dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak,
asam nukleat dan molekul organik lainnya. Klorofil
menyerap cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik pada
spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari
mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah
sampai violet, tetapi tidak semua panjang gelombang
diserap dengan baik oleh klorofil. Klorofil dapat
menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya
melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai
pigmen pusat reaksi fotosintesis (Ai, 2011)
3. Terangkan reaksi terang dan gelap fotosintesis!
Fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas 2 fase
(Ai, 2012), yaitu:
a. Fase I: reaksi fotokimia, reaksi fotolisis, reaksi Hill,
reaksi fotofosforilasi, reaksi terang
Reaksi ini berlangsung di grana dan membutuhkan cahaya.
Energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya
dan diubah menjadi bentuk energi kimia, yaitu ATP dan
senyawa pereduksi, yaitu NADPH. Atom hidrogen dari
molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi
NADPH dan O2 dilepaskan sebagai hasil sampingan reaksi
fotosintesis. Reaksi juga dirangkaikan dengan reaksi
pembentukan ATP dari ADP dan Pi. Fase ini dapat ditulis
sebagai persamaan reaksi:

Energi Matahari
H2O + NADP+ + ADP + Pi  O2 + H+ + NADPH + ATP
Pembentukan ATP dari ADP dan Pi merupakan mekanisme
penyimpanan energi matahari yang diserap dan kemudian
diubah menjadi energi kimia, sehingga fase ini disebut
fotofosforilasi. Fase I ini melibatkan 2 tipe kelompok
pigmen fotosintesis, yaitu pigmen utama dan pigmen
tambahan.

b. Fase II: reaksi termokimia, reaksi fiksasi/reduksi CO2,


reaksi gelap Reaksi ini berlangsung di stroma dan sering
kali disebut reaksi gelap, karena reaksi ini dapat
berlangsung tanpa adanya cahaya, walaupun tidak harus
berlangsung dalam keadaan gelap. Hal ini disebabkan
karena enzim-enzim stroma kloroplas tidak membutuhkan
cahaya untuk aktivitasnya, tetapi membutuhkan ATP dan
NADPH2. Fase ini berlangsung pada stroma dan
menghasilkan karbohidrat. Dalam reaksi ini senyawa kimia
berenergi tinggi yang dihasilkan pada fase I, yaitu NADPH
dan ATP dipakai untuk reaksi reduksi CO2 yang
menghasilkan glukosa dengan persamaan reaksi:

energi matahari
CO2 + NADP + H+ + ATP  glukosa + NADP+ + ADP +
Pi
4. Jelaskan hasil praktikum anda dan hubungan dengan
tumbuhan yang anda gunakan!
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan
didapatkan hasil korofil a sebesar 16.37, jumlah klorofil b
sebanyak 6.44, dan klorofil total sebanyak 22.109. hasil
menunjukkan bahwa kadar klorofil a lebih banyak
dibandingkan dengan klorofil b hal ini karena klorofil
berfungsi sebagai pusat reaksi, dengan adanya kandungan
klorofil hal ini sesuai literatur yang mengatakan bahwa
Rhoeo discolor memiliki pigmen klorofil (Ratnasari, 2016).
Kemudian pada uji menggunakan kertas kromatografi
menunjukkan 5 warna, yaitu kuning dengan nilai Rf 0.357,
warna hijau 0.428, warna hijau muda 0.471, warna kuning
0.528, warna ungu 0.714. terdapatnya perbedaan warna
hijau menunjukkan adanya jenis klorofil yang berbeda, yaitu
klorofil a dan klorofil b. Warna kuning muncul karena
adanya pigmen karotenoid, dan pigmen ungu muncul karena
adanya pigmen antosianin yang terdapat dalam Rhoeo
discolor (Ratnasari, 2016).
LAMPIRAN II
FOTO PERLAKUAN

NO FOTO PERLAKUAN

Setelah botol diisi


1. dengan air, mulut
botol ditutup dengan
aluminium foil

2. Dilubangi aluminium
foil pada bagian
tengahnya dan
dimasukkan tanaman
Amaranthus
gangeticus

3. Dilubangi aluminium
foil pada bagian
tengahnya dan
dimasukkan tanaman
Pistia stratiotes

3
3

4. Diberi Vaseline pada


sekitar lubang berisi
tanaman yang masih
terbuka

5. Diukur laju transpirasi


kedua jenis tanaman di
luar ruangan setiap 15
menit selama 1 ja.

6. Diukur laju transpirasi


kedua jenis tanaman di
dalam ruangan setiap
15 menit selama 1 jam
7. Setelah 15 menit di
dalam ruangan, diukur
berat botol berisi
tanaman dan dicatat
beratnya

8. Setelah 15 menit di
luar ruangan, diukur
berat botol berisi
tanaman dan dicatat
beratnya

9. Diukur luas total pada


masing-masing daun
tanaman dan diukur
menggunakan
milimeter block serta
diukur kecepatan
transpirasi pada setiap
tanaman
3
LAMPIRAN III

TABEL LAPORAN SEMENTARA

3 3

Anda mungkin juga menyukai