Laserasi Palpebra
Laserasi Palpebra
1. LASERASI PALPEBRA
terjadi setelah trauma tumpul atau penetrasi pada wajah. Luka tersebut dapat
bervariasi dari lecet kulit sederhana sampai kasus yang lebih kompleks yang
Pada saat awal pemeriksaan yang menjadi prioritas utama adalah memperhatikan
faktor yang mengancam jiwa secara sistemik. Setelah kondisi yang dapat
mengancam jiwa stabil, perhatian dapat diarahkan pada luka yang spesifik pada
adneksaa okular. Pada proses pengembalian struktur dan fungsi harus tetap
mengarah pada prinsip-prinsip estetika dasar yang menjadi perhatian utama dari
ahli bedah rekonstruksi. Kejadian cedera mata dalam trauma kraniofasial tinggi,
kornea. Palpebra melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan
pengeringan bola mata. Palpebra mempunyai lapisan tipis pada bagian depan
sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva
1
tarsal. Gangguan penutupan palpebra akan mengakibatkan keringnya permukaan
bawah kulit palpebra. Pada dekat margo palpebra terdapat otot orbikularis oculi
yang dipersyarafi oleh N.Facial. M. lefator palpebra yang berorigo pada anulus
foramen orbita dan dan berinsensi pada kasus atas dengan sebagian menembus M.
Orbikularis oculi menuju palpebra bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.
lefator palpebra terlihat sebagai sulcus palpebra. Otot ini dipersyarafui oleh N III
Kulit kelenjar palpebra bersifat longgar dan elastis sehingga dapat sangat
membengkak dan kemudian kembali ke bentuk dan ukuran normal. Ketiga jenis
kelenjar pada palpebra adalah kelenjar meibom, kelenjar moll dan zeis. Kelenjar
meibom adalah kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal. Kelenjar meibom
sebasea yang membentuk lapisan berminyak pada permukaan film air mata, yang
membantu mencegah cepatnya penguapan dari lapisan air mata normal. Kelenjar
zeis merupakan modifikasi kelenjar sebasea yang lebih kecil dan berhubungan
dengan folikel bulu mata. Kelenjar keringat moll merupakan tubulus yang mirip
sinus dan tak bercabang, yang awalnya merupakan pilinan sederhana dan bukan
2
Gambar 1.1. Anatomi Palpebra
lokasi:6,7
o Small - 25-35%
o Medium - 35-45%
o Small - 35-45%
3
o Medium - 45-55%
mata atas atau bawah. Keterlibatan margin kelopak mata harus diperhatikan. Jika
margin kelopak mata terhindar, penutupan dengan flap lokal atau skin graft
Evaluasi luka periorbital dimulai setelah pasien trauma telah stabil dan
cedera yang mengancam hidup ditangani. Peran dokter mata dalam evaluasi dan
manajemena dalah sangat penting – harus ada komunikasi yang baik antara tim
menentukan adanya benda asing intraokuler atau intraorbital. Gigitan hewan dan
gigitan manusia harus diberi perhatian khusus dan dikelola sesuai dengan
pemberian antibiotik yang tepat. Pada bagian yang cedera diperiksa dengan hati-
4
hati untuk setiap jaringan yang hilang, dan setiap jaringan yang lepas yang
mungkin. Dalam kebanyakan kasus jaringan ini dapat dijahit kembali ke lokasi
pada afferent pupillary, potensi hasil visual akan buruk dan harus didiskusikan
dievaluasi dan jika didapatkan adanya diplopia harus tercatat sebelum operasi.
umum terjadi pada trauma orbital. Posisi kelopak mata, fungsi otot orbicularis,
evaluasi integritas dari tendon canthal juga dilakukan, karena dapat terjadi
Evaluasi laboratorium yang tepat biasanya dilakukan oleh tim ruang gawat
darurat. Hitung darah lengkap dan analisis kimia serum sering kali diperlukan
kasus-kasus tertentu, dan pemeriksaan kimia darah untuk alkohol dan zat-zat
5
beracun lainnya diperlukan dalam beberapa kasus. Ketika kecurigaan klinis
patah tulang orbital tinggi, pencitraan yang sesuai dengan orbita, terutama
yang penting.
tetanus lengkap harus diperoleh dan akan dilakukan manajemen yang tepat pada
pasien yang tidak mendapat imunisasi atau tidak tahu tentang riwayat
informasi tentang bagian yang cedera, pemilik hewan, dan setiap perilaku
6
1.4 Anestesi
beberapa faktor. Umur pasien sangat penting karena hampir semua anak
besar dengan kerusakan jaringan lunak yang luas dan keterlibatan osseous perlu
dilakukan anatesi umum. Mayoritas cedera pada orang dewasa dapat diperbaiki
dengan anestesi infiltrasi atau regional lokal lidokain 1-2% (lignocaine) dengan
sangat banyak dan beragam. Teknik yang digunakan sangat tergantung pada
sejauh mana cedera dan struktur adneksa spesifik yang terlibat. Pendekatan
yang umum adalah untuk mengatasi setiap struktur anatomi secara independen
dan menghormati prioritas yang tepat. Hal pertama sebagai pelindung mata,
tidak melibatkan margin palpebra dan yang sejajar dengan garis kulit sehingga
7
dapat distabilkan dengan skin tape. Laserasi yang lebih besar dan tegak lurus
dengan garis kulit memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dan eversi ke
tepi kulit. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan benang ukuran 6-0 atau 7-
harus tepat untuk menghindari notching kelopak mata dan malposisi margin
palpebra. Semua bagian tarsal yang iregular di tepi luka harus dibuang untuk
penempatan benang 6-0 pada bidang kelenjar meibom di margin palpebra, kira-
kira 2mm dari tepi luka dan dengan kedalaman 2mm. Dulunya, sering dilakukan
8
Gambar 1.3 Teknik penjahitan pada laserasi yang melibatkan margin palpebra7
memberikan tantangan rekonstruksi yang lebih sulit. Ini adalah kewajiban bagi
ahli bedah untuk mengevaluasi pasien dengan trauma kelopak mata, untuk
menentukan tidak hanya apakah dan berapa banyak dari kelopak mata yang
hilang tetapi juga lapisan kelopak mata tidak ada. Dalam evaluasi pasien, sangat
lamela anterior dan posterior, kulit dan muskulus orbicularis akan menjadi
9
1.6.4 Full-Thickness Eyelid Lacerations
palpebra dan perforasi bola mata. Pada penanganan cedera ini memerlukan
pemeriksaan lapis demi lapis pada luka untuk menilai integritas dari septum
orbita, otot levator dan aponeurosis levator, konjungtiva, otot rektus, dan bola
mata.
dicapai melalui jahitan dalam. Jeffrey P, George C dan Robert AG lebih suka
namun, Dexon, silk, dan kromik dapat pula digunakan untuk penutupantarsal.
1.7 KOMPLIKASI6,7
Epiforakronis
Konjungtivitiskronis,konjungtivitis bakterial
Exposurekeratitis
Abrasikorneaberulang
10
2. Akibat teknik pembedahan yang buruk, terutama dalam hal akurasi
Jaringan parut
Fibrosis
1.8 PROGNOSIS
2. LASERASI LAKRIMAL
air mata yang terletak di bagian anterior superior temporal dari orbita. Kelenjar ini
terdiri atas beberapa lobus kelenjar yang terpisah dengan duktus ekskretorius yang
sinus-sinus berlapis konjungtiva di antara kelopak mata dan bola mata). Kelenjar
dan terdiri atas sel berbentuk kolom berjenis serosa. Sel-sel ini memperlihatkan
11
granul sekresi yang terpulas pucat dan suatu lamina basal yang memisahkan sel
merupakan lubang bulat berdiameter 0,5 mm pada sisi medial tepian kelopak atas
sakus lakrimalis yang dilapisi epitel berlapis gepeng tebal. Kelenjar lakrimal
menyekresi cairan yang kaya akan lisosom, yaitu suatu enzim yang
penghancurannya. 4
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu sistem produksi dan sistem
ekskresi. Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di kelenjar lakrimal yang
terletak di fossa lakrimal bagian superior kuadran temporal dari orbita. Sistem
ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
lakrimal, duktus nasolakrimal dan meatus inferior. Sistem ekskresi, yang terdiri
nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari
inferior.3,7
12
Sekresi dari kelenjar lakrimal utama dipicu oleh emosi atau iritasi fisik
sehingga menyebabkan air mata mengalir deras di atas margin tutup (epiphora).
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke
dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak
menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang
disebut dengan epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang
yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui
pungtum lakrimal.3,7
13
2.3 Epidemiologi Laserasi Lakrimal
Cedera pada bagian kanalikular dari sistem drainase air mata dapat terjadi karena
adanya cedera terisolasi atau sebagai salah satu komponen dari cedera yang lebih
luas, termasuk beberapa laserasi tutup, patah tulang orbital, dan cedera yang luas.
Penyebab luka kanalikular meliputi serangan, jatuh dan tabrakan, trauma tajam
sistem lakrimal. Kanalikuli inferior terlibat dalam lebih dari 50-75% kasus.
Bagian bawah adalah bagian yang paling sering terlibat. Pada tahun 2002,
didapatkan sekitar 1,97 juta kunjungan ke bagian gawat darurat karena luka
wajah. Robeknya sistem canalicular memiliki persentase yang sangat kecil dari
luka wajah. Sebuah survei dari ahli bedah di Inggris menemukan 83% dari 92
pembedahan perbaikan didapatkan kurang dari 5-10 laserasi canalicular per tahun.
abnormal pada kantus medial. Studi telah menunjukkan bahwa perbaikan primer
dapat mengembalikan fungsi dan posisi dengan baik sehingga baik inferior dan
sistem drainase lakrimal superior dapat berperan dalam fungsi yang tepat dari
14
Ras belum dilaporkan menjadi faktor dalam trauma dengan sistem
dibandingkan wanita. Laserasi kanalikuli yang paling umum terjadi pada orang
dewasa muda. Laserasi kanalikuli pada balita sering terjadi akibat gigitan anjing.
Rata-rata rentang usia yang dilaporkan terkena antara 18-30 tahun. 7,9
sejauh mana cedera yang ditimbulkan, kemungkinan kerusakan bola mata, tingkat
kontaminasi dan risiko masuknya benda asing ke dalam bola mata. Proyeksi objek
Ruptur bola mata dan sekuele sekunder dari trauma okular harus diatasi
dengan segera atau <72 jam, terutama apabila trauma mengenai bagian medial,
karena daerah yang memiliki lecet yang dangkal dapat berpotensi memiliki luka
kantus medial dan sistem kanalikular. Cedera gigitan anjing sering mengakibatkan
luka wajah yang mendalam tanpa kehilangan jaringan lunak. Luka gigitan anjing
perlu di dekontaminasi segera. Pasien dengan jenis cedera ini harus diberikan
15
antibiotik spektrum luas secara intravena dan injeksi tetanus jika diindikasikan.
Trauma yang mengancam jiwa dan adanya cedera visual yang mengancam
perlu diperhatikan, terutama adanya trauma yang luas, harus lebih diutamakan
semua kasus suspek laserasi palpebra dan laserasi kanalikular. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi ketajaman visual, refleks pupil, lapang pandang, gerakan bola
kanalikuli didapatkan adanya aliran larutan irigasi dari kelopak mata melalui luka
menegaskan adanya robekan. Prosedur yang sama dilakukan juga untuk kedua
setiap pasien dengan dugaan patah tulang orbital atau midface, pemeriksaan CT-
16
2.6 Penatalaksanaan
Profilaksis rabies dengan imunisasi aktif maupun pasif mungkin diperlukan dalam
gigitan anjing. Pasca operasi, sebagian besar ahli bedah meresepkan antibiotik
spektrum luas. Perawatan luka meliputi salep topikal antibiotik tetes mata 4 kali
dilakukan injeksi visko lidokain yang dicampur dengan methylene blue untuk
melihat kanalikuli yang intak dan mengobservasi refluks dari ujung distal yang
terputus dari canaliculi. Dalam kebanyakan cedera, perbaikan ini dapat dicapai
dalam waktu 48 jam dari trauma. Perbaikan yang sukses telah dilaporkan dalam
waktu 5 hari dari cedera. Gigitan binatang harus segera ditangani karena
keberhasilan yang lebih tinggi pada pasien yang diobati dengan langsung jahitan
17
“pigtail” probe dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan 97,4% dalam
- Teknik Anestesi
kebanyakan orang dewasa, perbaikan dapat dilakukan dengan anestesi lokal. Pada
pasien dengan trauma okular adneksa luas atau cedera lebih luas, anestesi umum
epinefrin (pada orang dewasa) atau 0,5% lidocaine dengan 1:200.000 epinefrin
(pada anak) ke daerah kantung lakrimal dan ke dalam kedua kelopak mata
- Metode Operasi
bikanalikular laserasi. tabung ini disebut dengan “closed loop” merupakan suatu
metode yang tidak mungkin lepas. Namun dengan metode ini tabung sering
proksimal. Dengan cara memasukkan stent melewati ujung distal melalui punctum
18
dan membawa keluar melalui ujung proksimal dari canaliculi yang terputus.
Dengan lembut menarik ujung distal dari stent dan ruas harus tetap berada dalam
punctum. Tabung tetap terletak pada kantung lakrimal. tidak perlu masuk ke
apabila terdapat laserasi punctum, karena tidak dapat memberikan traksi inferior
19
Intubasi canalicular dengan “Pigtail Probe” adalah metode terakhir apabila
vertikal. A 5-0 nilon dimasukan ke lubang ujung probe. probe ditarik mundur, dari
punctum dan benang nilon ditarik. Ujung benang ditarik sehingga tabung stent
perbaikan. Stent kanalikular dikeluarkan dari hidung setelah tabung antara puncta
dipotong. endoskopi dapat membantu dalam menemukan ujung dari stent. jika
metode ini tidak mungkin pada anak kecil, stent dapat dikeluarkan dengan
memotong tabung antara puncta dan menarik stent keluar dari salah satu puncta.11
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Edsel I. Laceration, Eyelid (serial online). Last update Apr 26, 2012.
Available from: URL: http://emedicine. medscape. com/article/1212531-
overview.
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2007.
P 463-4.
21