Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Vitamin B1

Sebuah vitamin dengan struktur kimia C12H17C1N4OS, salah satu jenis dari vitamin B
kompleks, yang banyak ditemukan dalam daging, ragi, dan biji-bijian. Vitamin ini berfungsi
sebagai metabolisme karbohidrat dan juga menormalkan aktivitas saraf. Vitamin ini larut
dalam air, dan dalam metabolisme karbohidrat menjadikan gula yang lebih sederhana dan
setelah itu dapat digunakan sebagai bahan bakar energi tubuh. Thiamin ini juga diperlukan
untuk membuat kerja jantung menjadi normal, membuat kerja otot baik, dan juga seperti yang
telah disebutkan,menormalkan fungsi saraf tubuh Thiamin atau vitamin B1 adalah vitamin
yang termasuk dalam kelompok vitamin B-kompleks. Vitamin B1 Tiamin dikenal sebagai
vitamin berenergi karena memiliki efek yang bermanfaat bagi sistem saraf dan energi. Bentuk
murni dari dari vitamin B1 Thiamina dalah Tiamin Hidroklorida.

2.2 Sejarah Vitamin B1

Setelah mengerti tentang pengertian vitamin B1, ada baiknya Anda juga mengerti tentang
sejarah vitamin B1 ini. Vitamin B1 merupakan vitamin pertama yang larut dalam air sehingga
mengembangkan ilmu pengetahuan akan adanya kelangsungan hidup dari vitamin. Pada
tahun 1884, Kenihiro Takaki yaitu seorang jendral ahli bedah angkatan laut di Jepang
menolak adanya teori bahwa penyakit beri-beri disebabkan oleh kuman dan mengganti teori
tersebut dengan sebab penyakit beri-beri adalah kekurangan gizi yang akut pada tubuh. Lalu
dia mengganti perbekalan angkatan laut Jepang dimana nasi putih saja (tanpa lauk), menjadi
dengan lauk seperti daging, susu, dan roti. Namun ternyata, pemenuhan gizi angkatan laut
Jepang saat itu dengan beragam makanan membuat mahalnya kebutuhan perang dan vitamin
belum banyak diketahui. Sehingga banyak prajurit yang mati karena penyakit beri-beri.
Thiamin pun akhirnya terus diteliti dan disempurnakan sampai pada tahun 1958. Sehingga
thiamin atau vitamin B1 ini dapat digunakan dalam berbagai macam kebutuhan medis
ataupun konsumsi secara sehari-hari.
2.3 Manfaat Vitamin B1 (Thiamin) Dalam Tubuh

Manfaatnya adalah mendorong pertumbuhan, melindungi otot jantung, dan mengoptimalkan


fungsi kerja otak. Selain itu fungsinya dalam pencernaan juga baik, mengkonversi
karbohidrat serta meningkatkan pembentukan urine. Selain itu bermanfaat sebagai pencegah
sembelit pada pencernaan.

Dalam darah pun vitamin B1 sangat bermanfaat yaitu menjaga jumlah sel darah merah,
menjaga sirkulasinya dan juga membantu kulit tetap sehat. Mengurangi kelelahan, mencegah
terjadinya gagal jantung, hingga mencegah penuaan dini dan kepikunan. Sehingga manfaat
thiamin atau vitamin B1 ini sangat banyak sekali bagi manusia.

2.4 KebutuhanHarianVitamin B1

Kebutuhan harian vitamin B1 erat kaitannya dengan dosis.

Untuk kebutuhan laki-laki, vitamin B1 dengan dosis sesuai usia sebagai berikut:

1 sampai 3 tahun : 0.5 miligram per hari

4 sampai 8 tahun : 0.6 miligram per hari

9 sampai 13 tahun : 0.9 miligram per hari

14 tahun ke atas : 1.2 miligram per hari

Sedangkan untuk kebutuhan perempuan dengan dosis juga sesuai usia sebagai berikut:

1 sampai 3 tahun : 0.5 mcg per hari

4 sampai 8 tahun : 0.6 mcg per hari

9 sampai 13 tahun : 0.9 mcg per hari

14 sampai 18 tahun : 1.0 mcg per hari

19 tahun keatas : 1.1 mcg per hari

Penuhilah kebutuhan dosis harian vitamin B1 ini dari berbagai sumber makanan yang
mengandung vitamin B1 ternyata banyak. Selain pada buah dan sayuran tentunya. Pada
makanan seperti daging, ikan, sereal, bijian, benih, tuna, kacang polong, gandum, telur.
Berikut sumber makanan yang mengandung vitamin B1 :

1. Daging

Daging dalam produksi kalengan ternyata mengandung 0,9 mcg vitamin B1. Lebih tinggi
dibandingkan dengan vitamin B1 pada buah dan sayuran. Jeroan mengandung vitamin B1
yang cukup banyak. Selain itu juga ada daging sapi yang juga banyak mengandung vitamin
B1. Seperti hati pada daging sapi banyak mengandung vitamin B1. Terlebih lagi daging yang
rendah lemak, lebih banyak lagi mengandung vitamin B1.

2. Ikan

Ikan juga mengandung vitamin B1 loh. Ikan tuna mengandung setidaknya dalam 4 ons
mampu memenuhi 38% kebutuhan harian vitamin B1 dalam tubuh. Dengan begitu, sangat
baik untuk mengkonsumsi ikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin B1. Secara pasti, dalam
4 ons ikan tuna terkandung 0,57 mcg vitamin B1. Kemudian ada ikan Kuwe (pompano) yang
mengandung 0,45 mcg vitamin B1 setiap sajian 100 gramnya. Lalu ada ikan salmon juga
yang mirip kandungan vitamin B1-nya seperti ikan tuna. Selain itu, menggunakan suplemen
seperti minyak ikan juga dapat membantu pemenuhan kebutuhan vitamin B1. Karena tidak
semua orang menyukai jenis ikan yang mengandung vitamin B1 sehingga suplemen
membantu untuk memenuhinya.

3. Sereal

Sereal termasuk makanan olahan modern. Karena di Negara maju, sereal sudah menjadi
makanan wajib untuk kebutuhan pagi hari (sarapan). Memang di Negara berkembang seperti
Indonesia sangat jarang dilakukan karena memang harga sereal bisa lebih mahal daripada
makanan alami yang biasa di konsumsi di pagi hari (nasi, telur, mie, roti, dan lain-lain).
Sereal sendiri merupakan produk dari gandum. Kandungan vitamin B1-nya cukup tinggi.
Karena seperempat cangkir saja mampu memenuhi 0,5 mcg vitamin B1. Apalagi sereal ini
bisa dipadukan dengan lauk pauk lainnya seperti daging dan ikan.

4. Biji-bijian

biji-bijian seperti kacang kenari, kacang tanah, kacang brazil, kacang kering, kacang kismis
merupakan kacang-kacangan yang mengandung vitamin B1. Namun jika kacang-kacangan
ini dimasak, direbus, bisa kehilangan 30% dari kandungan vitamin B1 alaminya. Untuk itu
kacang-kacangan bisa dikonsumsi langsung untuk mendapatkan vitamin B1 secara optimal.
Seperti juga biji bunga matahari yang mengandung 1,48 mcg vitamin B1 dalam takaran 100
gramnya.

Lalu kacang pinus yang mengandung 1,28 mcg vitamin B1 dalam takaran 100 gramnya.
Kacang pistachio juga mengandung vitamin B1. Dalam takaran 100 gramnya mengandung
0,87 mcg vitamin B1. Kacang macadamia mengandung vitamin B1 sebanyak 0,7 mcg dalam
takaran 100 gramnya. Lalu juga ada kacang kemiri mengandung vitamin B1 sebanyak 0,66
mcg dalam takaran 100 gramnya.

5. Kacang Polong

Kacang polong sendiri mengandung 0,4 mcg vitamin B1 dalam takaran 100 gramnya. Saat
kacang polong ini direbus, mengandung 27% vitamin B1 dengan pembagian per cangkirnya
pada kacang polong dan kacang koro dengan berat sekitar 23% per cangkirnya. Selain itu ada
kacang hitam yang mengandung 0,42 mcg vitamin B1 setiap cangkir pemenuhannya. Ada
kacang lima atau buncis juga yang mengandung vitamin B1 sebanyak 24,7 mcg per satu
cangkir kacang buncis. Jadi sangat banyak kacang-kacangan yang mengandung vitamin B1.

6. Telur

Telur adalah sumber makanan yang paling sering dikonsumsi oleh orang Indonesia. Seperti
sarapan, jarang ada yang menggunakan sereal, namun telur bisa dijadikan alternatif untuk
memenuhi kebutuhan gizi vitamin B1. Tentu tidak hanya untuk sarapan saja. Karena telur
dihasilkan dari ayam dimana daging ayam juga mengandung vitamin B1 (walaupun lebih
banyak kandungannya pada daging sapi dan babi). Oleh karena itu telur juga mengandung
vitamin B1. Satu telur yang telah dimasak mengandung 0,03 mcg vitamin B1.

7. Gandum

Kandungan vitamin B1 pada satu cangkir gandum mengandung 4,47 mcg vitamin B1. Untuk
itu gandum bisa dikonsumsi untuk pemenuhan vitamin B1 secara harian. Walaupun sampai
sekarang gandum lebih banyak di temukan pada sereal dibandingkan pada masakan lain.
Karena gandum merupakan komoditi ekspor utama amerika serikat dan jarang ditanam di
Indonesia. Selain itu gandum sudah lebih diolah dalam bentuk makanan seperti roti, kue, dan
makanan lainnya. Karena gandum diolah menjadi tepung dan tepung itulah yang digunakan
dalam bentuk makanan lainnya. Bisa juga menjadi bahan baku mie yang sering kita makan
sehari-hari.
Dari berbagai sumber makanan diatas, semoga semakin banyak informasi yang akan anda
dapatkan dan pahami tentang vitamin B1 ini akan membuat anda banyak pilihan dalam
menggunakan sumber-sumber makanan yang ada. Jika anda belum banyak mengenal jenis
makanan diatas atau belum pernah memakannya, bisa dicoba terlebih dahulu. Karena
terkadang tidak adanya variatif dalam makanan yang kita makan akan terkendala pemenuhan
vitamin B1 dalam tubuh nantinya karena bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Semoga
informasi ini bermanfaat.

2.4 Sumber Alami Vitamin B1

Vitamin B1 banyak terdapat di sereal gandum. Kemudian gandum, beras, merupakan sumber
alami vitamin B1 dan kaya akan vitamin itu. Kacang-kacangan seperti kacang kedelai juga
merupakan sumber thiamin terbaik. Sumber lainnya bisa Anda dapatkan pada lotus kering,
lobak hijau, buah aprikot, nanas, kacang tanah, kacang pistasio, biji mustard, sampai
makanan hewani seperti hati domba dan kambing.

2.5 Resiko Kekurangan Vitamin B1

Penyakit yang cukup terkenal jika Anda mengalami kekurangan vitamin B1 adalah beri-beri.
Saat tubuh kekurangan vitamin B1, maka tubuh akan mengalami hilangnya nafsu makan,
kehilangan berat badan, mual, kelelahan saraf, dan insomnia. Selain itu, kekurangan vitamin
B1 juga dapat menyebabkan gangguan sistem jantung dan pembuluh darah. Walaupun sangat
jarang sekarang kasus penyakit beri-beri, tetap ada baiknya Anda mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung vitamin B1.

2.6 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Thiamin

Vitamin B1 (tiamin) diperlukan dalam sejumlah reaksi yang melibatkan enzim,


termasuk pelepasan energi dari gula. Sumber vitamin B1 ini adalah ragi, daging babi,
tanaman polong dan gandum. Kekurangan vitamin B1 terjadi bila makanan tersebut tidak
terdapat dalam menu makanan sehari-hari. Kekurangan vitamin B1 juga bisa diakibatkan oleh
berkurangnya penyerapan karena diare menahun atau bertambahnya kebutuhan vitamin
karena hipertiroidisme, kehamilan atau demam.
Peminum alkohol berat menggunakan alkohol sebagai pengganti makanan, sehingga
mengurangi asupan vitamn-vitamin, termasuk vitamin B1. Karena itu peminum alkohol berat
memiliki resiko menderita penyakit kekurangan zat-zat gizi. Beri-beri pada bayi terjadi
karena menyusi ASI dari ibu yang mengalami defisiensi vitamin B1. Hal ini ditandai dengan
gagal jantung, kehilangan suara, kerusakan saraf tepi. Ketidaknormalan jantung biasanya
teratasi dengan pemberian vitamin B1.

1. GEJALA

Gejala awal berupa kelemahan, mudah tersinggung, gangguan daya ingat, kehilangan nafsu
makan, gangguan tidur, rasa tidak enak perut dan penurunan berat badan.Pada akhirnya bisa
terjadi kekurangan vitamin B1 yang berat (beri-beri), yang ditandai dengan kelainan saraf,
otak dan jantung.Pada semua bentuk beri-beri, metabolisme sel darah merah mengalami
perubahan dan kadar vitamin B1 dalam darah dan air kemih akan menurun tajam.

Kelainan saraf (beri-beri kering) dimulai sebagai:

- sensasi rangsangan (seperti tertusuk jarum) di jari- jari kaki

- sensasi panas terbakar di kaki terutama memburuk pada malam hari

- kejang otot betis

- nyeri pada tungkai dan kaki

Jika penderita juga mengalami kekurangan asam pantotenat, gejala-gejala diatas akan
semakin parah:
- otot betis terasa sakit

- bangun dari posisi jongkok menjadi sulit

- berkurangnya kemampuan untuk merasakan getaran di jari-jari kaki

Pada akhirnya otot betis dan otot paha akan mengecil (atrofi) dan timbul footdrop dan
toedrop (keadaan dimana kaki atau jari-jari kaki tergantung timpang dan tidak dapat
diangkat). Hal ini terjadi karena saraf-saraf dan otot-otot tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Bisa juga terjadi wristdrop. Kelainan otak (beriberi otak, sindroma Wernicke-
Korsakoff) sering timbul jika terjadi suatu kekurangan vitamin B1 yang berat dan mendadak,
yang dapat disebabkan oleh pemakaian alkohol yang berlebihan atau muntah berat pada
kehamilan, dan memperburuk suatu kekurangan vitamin B1 yang bersifat menahun. Gejala
awalnya berupa kelainan mental, laringitis dan penglihatan ganda. Selanjutnya penderita akan
mengarang-ngarang kejadian dan pengalaman untuk mengisi kekosongan ingatannya
(konfabulasi). Jika ensefalopati Wernicke tidak diobati, gejalanya akan bertambah buruk,
menyebabkan koma bahkan kematian. Penyakit ini merupakan kedaruratan medis dan diobati
dengan vitamin B1 intravena (melalui pembuluh darah) sebanyak 100 kali dosis harian yang
dianjurkan, selama beberapa hari.Dilanjutkan dengan pemberian vitamin B1 per-oral (ditelan)
sebanyak 10 kali dosis harian yang dianjurkan sampai gejalanya menghilang.Penyembuhan
sering terjadi tidak secara menyeluruh karena kerusakan otaknya bersifat menetap.

Kelainan jantung (beri-beri basah) ditandai oleh:

- tingginya curah jantung

- denyut jantung yang cepat

- pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan kulit menjadi hangat dan lembab.

Karena kekurangan vitamin B1, jantung tidak dapat mempertahankan curah jantung yang
tinggi dan terjadi kegagalan jantung, dimana ditemukan:

- pelebaran vena-vena

- sesak nafas

- penahanan cairan di paru-paru dan jaringan perifer.

Pengobatannya berupa pemberian vitamin B1 secara intravena (melalui pembuluh darah)


sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan selama 2-3 hari, diikuti dengan pemberian
vitamin per-oral (ditelan).
DAFTAR PUSTAKA

http://wikivitamin.com/definisi-dan-pengertian-vitamin-b1-thiamin/
http://wikivitamin.com/makanan-yang-mengandung-vitamin-b1-thiamin/
http://stikeskharismakarawang.blogspot.com/2012/10/makalah-biokimia-vitamin.html
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2012/02/vitamin-b1-tiamin.html
2.1 PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalammetabolism setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.Nama ini berasal dari gabungan kata
bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atomnitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.
Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang
dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).Walau
memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan
vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.Oleh karena itu, tubuh memerlukan
asupan vitamin yang berasal dari makananyang kita konsumsi.Buah-buahan dan sayuran
terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk
tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu
penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah
avitaminosis.Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami
kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh

2.2 SEJARAH VITAMIN


Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban
manusia.Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu
senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh.Seiring dengan berkembangnya
zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai
vitamin pun turut diperbaharui.Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era
penting.Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang
diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
1. Era penyembuhan empiris
Era pertama dimulai pada sekitar tahun 1500-1570 sebelum masehi. Pada masa itu,
banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma,
Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati yang
kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari. Penyakit
ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau pada masa tersebut
ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum dapat
mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit kerabunan tersebut.Oleh
karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan empiris (berdasarkan
pengalaman).Christiaan Eijkman, salah satu tokoh penting dalam sejarah penemuan vitamin.
2. Era karakterisasi defisiensi
Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun
1890-an. Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan
penelitian mengenai penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian
memulai era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia. Penelitian mereka terfokus
pada pengamatan penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu.Beberapa tahun berselang,
ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit beri-beri pada
hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa faktor
pertumbuhan (growth factor). Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama
Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan dapat mencegah
peradangan saraf(neuritis) untuk pertama kalinya. Dr. Casimir juga berhasil mengisolasi
senyawa aktif dari sekam beras yang diyakini memiliki aktivitas antiberi-beri pada tahun
berikutnya.Pada saat itulah (dan untuk pertama kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa
aktif hasil temuannya tersebut dengan istilah vitamine (vital dan amines). Pemberian nama
amines pada senyawa vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki
gugus amina (amine). Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti menjadi vitamin
(dengan penghilangan akhiran huruf "e") pada tahun 1920.
3. Masa keemasan
Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya.Pada masa tersebut,
terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan vitamin
jenis baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, dan
síntesis vitamin B12.Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah vitamin
ini dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak penelti yang mendapatkan hadiah
nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini.Sir Walter N. Hawort mendapatkan nobel di
bidang kimia atas penemuan vitamin C pada tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh
Carl Peter Henrik Dam di bidang Fisiologi - Pengobatan pada tahun 1943 atas penemuannya
terhadap vitamin K. Fritz A Litmann juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya
dibidang penelitian mengenai penemuan koenzim A dan perannya di dalam metabolisme
tubuh. Tadeus Reichstein, seorang ahli kimia yang berhasil memproduksi vitamin C secara
massal untuk pertama kalinya dalam sejarah.
4. Era karakterisasi fungsi dan produksi
Era keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin
di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, dan produksi
komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah.Pada tahun 1930-an, para peneliti
menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian dari “enzim kuning”.Vitamin B2 ini
sendiri diperoleh dari ekstrak ragi.Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B diketahui
berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia.Produksi masal vitamin
untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini.Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus
Reichstein pada tahun 1933, vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga
yang relatif murah sehingga terjangkau bagi khalayak ramai.Vitamin C yang juga dikenal
dengan istilah asam askorbat ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan,
penelitian, dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein
mendapatkan nobel di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1950.
5. Era penemuan nilai kesehatan vitamin
Hanya dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin keempat, perkembangan
ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana banyak
ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan baru mengenai
fungsi biokimia vitamin bagi tubuh. Masa ini dimulai pada tahun 1955 ketika Rudolf Altschul
menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah.Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu sendiri maupun
perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.

2.3 MACAM VITAMIN


Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.Hanya terdapat 2 vitamin
yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K
bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan
adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke
seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari
saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di
dalam tubuh.
Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang
memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi
karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu,
vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein danlemak. Sumber vitamin B1berasal
dari jantung, hati, ginjal, ber, ragi, gandum, kedelai, susu, kacang tanah dan kacang-
kacangan.

2.4 Pengaruh kelebihan dan kekurangan vitamin b1:


Vitamin B1 Tubuh juga dapat Vitamin B kompleks,
mengalami beri-beri, kelebihan vitamin B juga
gangguan saluran dikeluarkan melalui urine
pencernaan, jantung, dan dan dapat mengganggu
sistem saraf. fungsi ginjal.
defisiensi vitamin B1, Meningkatkan kerja
kulit akan mengalami organ dan system
berbagai gangguan, metabolism tubuh yang
seperti kulit kering dan terlibat dalam proses
bersisik. produksi energy dan
cenderung meningkatkan
glukosa darah dan radikal
bebas. Kelebihan vitamin
B3 dapat menyebabkan
peningkatan penggunaan
glikogen otot, kulit panas
dan gatal, gangguan
denyut jantung, gangguan
ginjal dan diabetes.
Kelebihan vitamin B6
dapat mengganggu
system saraf, seperti pada
ujung jari tangan dan
kaki. Bila terjadi
defisiensi vitamin B1,
kulit akan mengalami
berbagai gangguan,
seperti kulit kering dan
bersisik.

DAFTAR PUSTAKA

Yuniastuti, ari.2008.GIZI DAN KESEHATAN.Graha Ilmu : Yogyakarta.


Almatsier,sunita.2009.PRINSIP DASAR ILMU GIZI. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai