Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kimia Farmasi Pangan

VITAMIN B6 DAN VITAMIN B12

Disusun Oleh :
Kartika Febriyanti R. 122210101106
Mochamad Rafli T. 142210101020
Frisda Savira Kusuma 142210101056
Novi Artha Liasari 142210101106

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah
sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal.Vitamin
dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A,D, E,
dan K dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland, 2006).
I. Vitamin B6
1.1 Struktur dan Sifat Fisiko Kimia
Rumus Struktur :

Rumus Molekul : C8H11NO3.HCI


Berat Molekul : 205,64
Nama Kimia : Piridoksol hidroklorida
Pyridoxini Hydrochloridum
Kandungan : Tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102,0% C8H11NO3.HCI,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemeriaan : Hablur atau serbuk hablur putih atau hampir putih; stabil di udara; secara
perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam eter
pH : lebih kurang 3
Baku Pembanding : Sebelum digunakan lakukan pengeringan dalam hampa udara
diatas silika gel p selama 4 jam.
(DitJen POM, 1995)

1.2 Sumber Vitamin B6


Vitamin B6 atau dikenal juga dengan nama Piridoksin merupakan bagian dari Vitamin
B Kompleks. Dan merupakan jajaran vitamin yang cukup terkenal, selain vitamin B12. Hal
ini karena vitamin B6 sangat bermanfaat bagi ibu hamil dan perkembangan janin. Selain itu,
vitamin B6 juga dipercaya dapat mencegah penyakit jantung dan memaksimalkan
perkembangan otak.
Makanan sumber vitamin B6 cukup melimpah, banyak tersedia di sekitar kita dan
mudah didapat. Sumber vitamin B6 terutama banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
Daging sapi, hati kalkun, kacang-kacangan, ikan tuna, beras, dan gandum merupakan
makanan yang kaya akan kandungan Vitamin B6 (Piridoksin).

Buah-Buahan yang Mengandung Vitamin B6 :


1. Buah Pisang
Setiap satu buah pisang mengandung vitamin B6 sebanyak 0,43 mcg. Buah pisang
merupakan buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Karena memang pisang merupakan buah
yang mana tumbuh di iklim tropis. Sehingga tidak sulit untuk memenuhi kebutuhan vitamin
B6 dari pisang yang banyak ditemui ini.
2. Buah Alpukat
Kandungan vitamin B6 pada buah alpukat satu cangkir adalah 0,38 mcg. Buah alpukat
banyak sekali manfaatnya seperti pencegah kanker prostat. Lalu menghindari dari kanker
mulut, menghindari dari ancaman kanker payudara, menjaga kesehatan mata. Kemudian
bermanfaat untuk kesehatan jantung dan pencegah stroke.
3. Buah Tomat
Satu cangkir tomat mengandung vitamin B6 sebanyak 0,14 mcg. Manfaat buah tomat
mengurangi resiko penyakit kanker yaitu kanker prostat. Lalu mencegah tubuh terkena
penyakit jantung. Imunitas tubuh pun meningkat dengan baik setelah mengkonsumsi buah
tomat.
4. Buah Melon
Buah melon juga mengandung vitamin B6. Melon adalah buah yang berwarna hijau
dengan daging buah juga berwarna hijau. Ada juga yang berwarna kuning daging buahnya.
Buah melon termasuk buah yang banyak mengandung vitamin dan juga kaya akan air.
5. Buah Semangka
Semangka juga merupakan buah yang mengandung vitamin B6. Buah semangka
berbentuk besar seperti melon. Dengan kulit yang hijau namun memiliki daging buah yang
berwarna merah dengan banyak bijinya. Bedanya dengan melon yang berdaging keras,
semangka berdaging lembut. Sehingga termasuk buah yang banyak juga mengandung air.

Sayuran yang Mengandung Vitamin B6 :


6. Bayam
Bayam merupakan sayuran yang banyak ditanam di Indonesia. Merupakan salah satu
sayuran yang cukup favorit untuk dikonsumsi sehari-hari. Bayam memiliki kandungan
vitamin B6 sebanyak 0,44 mcg setiap satu cangkir bayam. Bayam bermanfaat untuk melawan
sel kanker, sumber anti-inflamasi, mengurangi resiko kardiovaskular, menurunkan tekanan
darah tinggi, dan mampu mencegah anemia.
7. Kentang
Kandungan vitamin B6 pada kentang yang dipanggang atau dimasak setiap satu
kentangnya mengandung vitamin B6 sebanyak 0,54 mcg. Kentang sangat populer di Negara
Indonesia. Apalagi saat bisnis makanan cepat saji hadir di Indonesia, kentang terutama
kentang goreng menjadi pilihan cemilan selain digunakan pada sayuran pelengkap makanan
utama.
8. Sawi
Satu cangkir masak untuk sawi mengandung vitamin B6 sebanyak 0,14 mcg. Sawi
banyak manfaatnya. Seperti mencegah osteoporosis, sawi juga mengandung niasin untuk
mengurangi proses aterosklerosis hingga mencegah terjadi serangan jantung. Selain itu
juga mengontrol kadar kolesterol pada tubuh. Sawi ada dua jenis yaitu sawi hijau dan sawi
putih.
9. Kembang Kol
Satu cangkir kembang kol mengandung vitamin B6 sebanyak 0,2 mcg. Kembang kol
ini sangat baik dikonsumsi untuk ibu hamil. Karena kandungan vitaminnya yang banyak serta
seratnya yang banyak dapat membantu tumbuh kembang janin menjadi optimal nanti
lahirnya. Sehingga menghindarkan anak terserang cacat lahir.
10. Brokoli
Untuk satu cangkir brokoli mengandung vitamin B6 sebanyak 0,16 mcg. Brokoli
mengandung banyak manfaat. Diantara manfaat itu antara lain dapat mencegah sembelit
dimana sering terjadi pada anak. Karena brokoli memelihara organ usus pada perut. Selain itu
juga brokoli dapat menurunkan kolesterol pada tubuh.
11. Paprika
Untuk kandungan vitamin B6 pada takaran satu cangkir mengandung 0,27 mcg.
Paprika adalah sayuran yang berupa buah berbentuk lonceng. Memiliki rasa yang mirip cabe
walau tidak sepedas cabe. Paprika banyak digunakan dalam resep makanan. Manfaat dari
paprika adalah antioksidan dan meningkatkan imunitas tubuh, sebagai antibakteri,
menormalkan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi.
12. Asparagus
Untuk satu cangkir asparagus mengandung vitamin B6 sebanyak 0,12 mcg. Asparagus
sekarang ini sangat banyak digunakan untuk resep masakan. Seperti dibuat sup asparagus,
orak-arik asparagus, sup kepiting asparagus, tumis asparagus ayam, tumis udang asparagus,
dan masih banyak lainnya. Asaparagus sendiri bermanfaat untuk antikanker, antioksidan,
antipenuaan, serta sebagai diuretik alami.
13. Lobak
Kandungan vitamin B6 pada lobak adalah 0,08 mcg setiap sajian 1 cangkir. Berarti
dalam konsumsi maksimal 2 mcg sehari lobak telah memenuhi setidaknya 4% vitamin B6
pada tubuh Anda. Vitamin B6 ini juga merupakan nutrisi untuk mengkonversi protein
menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Sumber Vitamin B6 Lainnya:
14. Ikan Tuna
Kandungan vitamin B6 pada ikan tuna adalah 1,18 mcg setiap empat ons ikan tuna.
Ikan tuna banyak ditemukan di perairan Indonesia. Biasanya ikan tuna lebih banyak di ekspor
ke luar negeri karena memang orang barat menyukai ikan ini. Ikan ini lebih populer di Eropa
dibandingkan di Indonesia.
15. Ikan Cod
Kandungan vitamin B6 pada ikan cod adalah 0,52 mcg setiap empat ons ikan cod.
Ikan ini bukan berasal dari Indonesia dan biasanya ditemui dalam bentuk instan berupa
minyak ikan cod. Minyak ikan cod juga banyak mengandung omega-3 yang berfungsi dalam
membantu proses tumbuh kembang otak.
16. Ikan Salmon
Kandungan vitamin B6 pada ikan salmon adalah 0,8 mcg setiap 3 ons ikan salmon.
Dalam ikan salmon ternyata juga terdapat vitamin B lainnya seperti vitamin B1, vitamin B2,
vitamin B12. Selain itu ikan salmon juga banyak mengandung vitamin A. Ikan ini hidup di air
tawar dimana saat usia ikan ini masih berupa telur dan ikan muda. Saat dewasa ikan ini akan
hidup di laut.

17. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan yang mengandung vitamin B6 juga ada. Seperti kacang kedelai,
kacang polong, dan kacang hijau. Sedangkan ada juga kacang merah yaitu sumber makanan
kacang-kacangan yang cukup baik bagi tubuh karena mengandung vitamin B6 yang cukup
banyak. Pada kacang hijau dengan kadar satu cangkir mengandung vitamin B6 sebanyak 0,14
mcg. Dengan mengkonsumsi setidaknya satu cangkir atau mangkok kacang-kacangan ini
Anda dapat memenuhi kebutuhan harian vitamin B6.
18. Biji Wijen
Biji-bijian yang termasuk mengandung vitamin B6 cukup baik adalah biji wijen.
Kandungan vitamin B6 pada biji wijen dengan takaran 100 gram adalah 0,8 mcg. Biji bunga
matahari sendiri sering disebut di Indonesia sebagai kuaci. Sedangkan pada biji wijen banyak
digunakan untuk diambil minyaknya. Dapat juga bijinya digunakan dalam olahan makanan
seperti onde-onde. Bahkan dapat menjadi bahan pembuatan pasta.
19. Biji Bunga Matahari
Biji bunga matahari mengandung vitamin B6 sebanyak 0,47 mcg dalam takaran
seperempat cangkir. Biji bunga matahari digunakan sebagai panganan kecil atau cemilan
kecil yang disebut kuaci. Banyaknya jumlah biji bunga matahari yang kita makan sebagai
cemilan menjadikan diri ini mudah dalam memenuhi kebutuhan vitamin B6.
20. Beras (Nasi)
Beras merupakan sumber makanan dari tanaman padi yang termasuk ke dalam padi-
padian. Beras sendiri mengandung vitamin B6 sebanyak 4,07 mcg setiap sajian 100 gramnya
atau 0,3 mcg per sendok makan. Beras biasa dikonsumsi setelah dimasak menjadi nasi.
Namun patut diingat, bahwa beras bukan merupakan satu-satunya dari keluarga padi-padian.
21. Roti Gandum
Gandum merupakan salah satu tanaman jenis padi-padian seperti beras. Gandum yang
biasa dijadikan roti atau sereal ternyata memiliki kandungan vitamin B6 cukup tinggi. Roti
gandum mengandung vitamin B6 sebanyak 1,3 mcg setiap sajian 100 gramnya atau 0,05 mcg
per satu sendok makan.
22. Daging dan Hati
Hati adalah bagian dari organ hewan-hewan seperti sapi, kambing, rusa, domba yang
dapat dikonsumsi oleh manusia. Olahan hati sendiri banyak untuk olahan makanan modern
seperti sosis. Daging hati kalkun mengandung vitamin B6 sebanyak 1,04 mcg dalam takaran
100 gram. Daging hati sapi mengandung vitamin B6 sebanyak 1,03 mcg dalam takaran 100
gram.
I.3 Stabilitas Dalam Makanan
Vitamin B6 atau dikenal juga dengan istilah piridoksin adalah vitamin yang esensial
bagi pertumbuhan tubuh. Piridoksin dapat ditemukan terutama terikat pada protein di dalam
makanan dan merupakan vitamin yang relatif stabil namun lebih sensitif terhadap cahaya
dalam bentuk larutan. Piridoksin hidroklorida adalah satu-satunya bentuk vitamin B6 yang
terdapat secara komersial. Stabilitasnya selama pengolahan dalam makanan sangat baik.
Sebagai contoh, persentase vitamin B6 yang hilang selama pemanggangan hanya berkisar an-
tara 5 -10 %.
I.4 Peran Pada Proses Biokimia Dalam Tubuh
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.Vitamin B6
membantu tubuh untuk bersintetis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam
produksi sel dalam darah merah.Vitamin B6 diketahui berperan penting di dalam
metabolisme protein, dimana vitamin B6berfungsi untuk membantu kerja enzim-enzim yang
berperan di dalam metabolisme protein. Piridoksal fosfat dalam tubuh merupakan koenzim
yang berperan penting dalam metabolisme berbagai asam amino, diantaranya dekarboksilasi,
transaminasi, rasemisasi triptofan, asam amino yang bersulfur dan asam amino hidroksida.
Vitamin B6 juga berperan di dalam penggunaan glikogen pada otot sebagai sumber energi
pada saat fitnes. Selain itu, vitamin B6(bersama dengan zinc, asam folat, vitamin B12,
dan vitamin C) juga diperlukan di dalam sintesis hemoglobin pada sel darah merah yang
berfungsi untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.
Banyak kimia tubuh tergantung pada enzim. Enzim adalah protein yang membantu
reaksi kimia terjadi. Karena vitamin B6 yang terlibat dengan lebih dari 100 reaksi enzimatik,
fungsinya dalam tubuh adalah beragam dan luas.
1. Sintesis molekul penting.
Asam amino banyak memerlukan vitamin B6 untuk proses sintesis begitu juga asam
nukleat yang digunakan dalam pembuatan DNA dalam gen juga membutuhkan vitamin
ini. Karena asam amino dan asam nukleat adalah bagian penting seperti pembentukan sel
baru, vitamin B6 dapat dianggap sebagai bagian penting dari pembentukan hampir semua sel-
sel baru di dalam tubuh. Pembentukan Heme (pusat protein sel darah merah) dan fosfolipid
(komponen sel membran yang memungkinkan mengantarkan pesan antara sel-sel) juga
tergantung pada vitamin B6 .

2. Pengolahan karbohidrat
Pengolahan karbohidrat (gula dan pati) di tubuh kita tergantung pada ketersediaan
vitamin B6. Vitamin ini sangat penting dalam memfasilitasi pemecahan glikogen (suatu
bentuk khusus dari pati) yang tersimpan dalam sel-sel otot kita dan untuk tingkat yang lebih
rendah di dalam hati kita. Karena pengolahan karbohidrat memainkan peran kunci dalam
beberapa jenis acara atletik, peneliti telah dengan seksama memainkan peran vitamin B6
dalam pengolahan karbohidrat selama kinerja fisik.
3. Dukungan aktivitas sistem saraf
Peran vitamin B6 dalam sistem saraf kita sangat luas, dan melibatkan banyak aspek
kegiatan neurologis. Sistem saraf bergantung pada pembentukan molekul-molekul untuk
transmisi pesan dari satu syaraf ke yang berikutnya. ((Molekul-molekul dapat digolongkan
sebagai "neurotransmitter".) Amina adalah salah satu jenis neurotransmitter di sistem saraf.
Mereka sering dibuat dari bagian-bagian protein yang disebut asam amino, dan nutrisi
penting untuk membuat proses ini terjadi adalah vitamin B6. Beberapa neurotransmiter amina
yang diturunkan yang memerlukan vitamin B6 untuk produksi mereka termasuk serotonin,
melatonin, epinefrin, norepinefrin, dan GABA.
4. Mendukung metabolisme sulfur dan metil
Pergerakan molekul yang mengandung sulfur ke seluruh tubuh sangat penting untuk
keseimbangan hormon dan penghapusan zat beracun melalui hati. Karena vitamin B6 dapat
menghapus kelompok belerang dari molekul lain, ini membantu tubuh mempertahankan
fleksibilitas dalam menangani sufur-mengandung senyawa.
Kelompok metil" mengacu pada struktur kimia yang hanya memiliki satu atom
karbon dan tiga atom hidrogen. Banyak peristiwa kimiawi penting dalam tubuh
dimungkinkan oleh transfer kelompok metil dari satu tempat ke tempat lain.. Sebagai contoh,
gen dalam tubuh dapat diaktifkan dan dinonaktifkan dengan cara ini, dan sel-sel dapat
menggunakan proses untuk mengirim pesan kembali dan sebagainya.
Lampiran kelompok metil terhadap zat beracun adalah salah satu cara membuat
mereka kurang beracun dan mendorong eliminasi mereka dari tubuh. Ini juga merupakan
cara untuk memastikan bahwa zat seperti homosistein, yang dapat membangun berlebihan
dalam darah dan menyebabkan risiko penyakit kardiovaskuler, disimpan dalam rentang yang
sehat.

I.5 Efek Defisiensi Vitamin B6


Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang terjadi merupakan
bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks. Namun defisiensi vitamin B6 dapat
terjadi selama masa laktasi, pada alkoholik dan juga selama terapi isoniazid. Hati, ikan
mackel, alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin B6 yang
terbaik.
I.6 Toksisitas

II. Vitamin B12


2.1 Struktur Dan Sifat Fisiko Kimia

Vitamin B12

Nama sistematis (IUPAC)

-(5,6-dimethylbenzimidazolyl)cobamidcyanide

Vitamin B12 adalah sebuah vitamin yang larut air. Vitamin B12 merupakan kumpulan
senyawa-senyawa yang terhubung secara kimia, yang semuanya memiliki aktivitas sebagai
vitamin. Secara struktur, vitamin B12 merupakan vitamin yang paling kompleks dan
mengandung elemen kobal yang jarang tersedia secara biokimia. Biosintesis dari struktur
dasar vitamin ini hanya dapat dilakukan oleh bakteri, namun konversi antara bentuk-
bentuknya yang berbeda dapat terjadi dalam tubuh. Vitamin B12 dapat mengalami
fotodegradasi secara cepat dan pH optimalnya antara 4 dan 5. Vitamin B12 ini sensitif
terhadap bahan pengoksidasi/ bahan pereduksi dan dalam bentuk larutan lebih sensitif
terhadap suhu. Suatu bentuk sintesis yang umum dari vitamin ini yaitu sianokobalamin yang
tidak terjadi di alam namun digunakan dalam banyak sediaan farmasi, suplemen dan bahan
tambahan makanan karena kestabilannya yang baik dan harganya yang lebih murah.
2.2 Sumber Vitamin B12
a. Sumber Vitamin B12 dari Hewani

Sumber vitamin B12 terbaik hanya terdapat pada sumber hewani. Dari penelitian,
dengan kadar berat sumber hewani dan sumber nabati, sumber hewani lebih banyak
mengandung vitamin B12. Untuk itulah memakan makanan sumber hewani lebih diutamakan
untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12 Anda. Sumber hewani antara lain, ikan kakap, hati
anak sapi, daging rusa, udang, kerang, salmon.

Ikan Kakap
Ikan kakap mengandung vitamin B12. Karena kakap sangat baik dalam pemenuhan
vitamin B12 beserta selenium. Selain itu ikan kakap juga berperan mencegah penyakit
jantung. Karena dapat menurunkan zat homosistein. Ikan kakap 4 ons saja sudah dapat
memenuhi kebutuhan 66% vitamin B12 .

Hati Anak Sapi


Hati anak sapi sangat banyak mengandung mikronutrisi. Vitamin B12 yang terkandung
pada hati anak sapi yaitu 67,7 mcg. Cukup banyak bahkan dengan prosentasi pemenuhan
vitamin B12 harian sampai 1.128%. Walaupun sangat banyak kadar vitamin B12-nya, hati
anak sapi tidak populer untuk masakan orang Indonesia.

Daging Rusa
Kandungan daging rusa untuk takaran 4 ons sendiri adalah 3,47 mcg. Daging rusa sendiri
merupakan sumber vitamin B12 yang sangat baik. Jika diukur dengan prosentase, daging rusa
dapat memenuhi kebutuhan vitamin B12 sampai 58% perharinya. Selain itu juga
mengandung vitamin B6, niasin, dan riboflavin yang sangat baik.

Udang
Dalam takaran 4 ons mengandung vitamin B12 sebanyak 1,69 mcg. Jika dengan
prosentase maka telah memenuhi kebutuhan harian vitamin B12 sekitar 28,2%. Udang sendiri
sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Dengan begitu sangat mudah memenuhi
kebutuhan vitamin B12 dengan mengkonsumsi udang.

Kerang
Bahkan kerang dengan takaran 4 ons mengandung vitamin B12 sebanyak 1,47. Tidak
banyak tempat makan atau restoran yang menyediakan makanan laut kerang. Karena kerang
selain sulit dicari, juga memiliki masa kadaluarsa yang rendah dibandingkan hewan laut
lainnya. Sehingga banyak yang mengaku mengalami kerugian dengan mengkonsumsi kerang.
Apalagi jika telah kadaluarsa sedikit saja memakannya mengalami keracunan.

b. Sumber Vitamin B12 dari Tanaman


Sumber vitamin B12 dari tanaman sebenarnya tidak ada. Namun sumber makanan ini
termasuk dari sumber makanan dari tanaman. Walau merupakan tanaman yang tidak umum
atau produk olahan. Sumber vitamin dari tanaman yang mengandung B12 antara lain yaitu
rumput laut, ganggang hijau biru, ragi, tempe dan tahu.

Rumput Laut
Rumput laut ternyata juga mengandung vitamin B12. Rumput laut sendiri diolah dalam
makanan seperti agar-agar yang lebih digemari di Indonesia. Rumput laut ini memiliki
banyak nutrisi. Seperti vitamin A, protein, vitamin B12, serat dan kalsium. Vitamin B12
sebenarnya dapat disintesis oleh mikroorganisme sehingga rumput laut mengandung vitamin
B12 walau sedikit.

Ganggang Hijau Biru


Ganggang hijau biru juga mengandung vitamin B12. Selain itu tentu juga mengandung
protein dan besi. Ganggang hijau biru ini bermanfaat untuk menurunkan berat bedan, ADHD,
diabetes, kelelahan, stress, depresi, dan kecemasan. Sehingga sangat baik juga untuk
dikonsumsi.

Tempe
Temper merupakan makanan yang bersumber dari kedelai. Namun merupakan makanan
olahan. Vitamin B12 sebenarnya tidak ada didalam kacang kedelai. Bakterilah yang
memfermentasikannya menjadi tempe dan membentuk vitamin B12. Pada tempe ini
mengandung vitamin B12 sekitar 19 mcg. Saat diteliti lebih jauh di laboratorium atau dengan
melakukan metode inokulasi jumlah vitamin B12 yang ada semakin bertambah. Yaitu sekitar
120 mcg vitamin B12. Sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tempat biasanya. Beruntunglah kita sebagai rakyat Indonesia dimana tempe
merupakan makanan yang cukup mudah ditemukan karena telah diproduksi dari jaman dulu
kala hingga sekarang.

2.3 Stabilitas Dalam Makanan


Salah satu contoh stabilitas vitamin B12 dalam makanan adalah stablitas laru tempe
sebagai penghasil vitamin B12. Dalam penelitian yang dilakukan Suryana dkk penelitian
tentang stabilitas laru tempe sebagai penghasil vitamin B12 dilakukan selama 6 minggu
penyimpanan. Dari hasil penelitiannya didapatkan hasil kemampuan laru tempe masih
tampak stabil selama 6 minggu penyimpanan. Laru yang mengandung air 15% pada awal
penyimpanan menghasilkan tempe yang mengandung B12 1,7 kali lebih tinggi dari pada
tempe hasil laru yang mengandung air 10%. Akan tetapi kualitas visual tempe pada minggu
ke-2 bagi hasil laru berkadar air 15% sudah menampakkan ketidak normalan. Karena itu
untuk menghasilkan tempe yang mengandung vitamin B12 lebih baik menggunakan laru
yang berkadar air 10%.
2.4 Peran Pada Proses Biokimia Dalam Tubuh

2.5 Efek Defisiensi

Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 sangat jarang terjadi (hanya dijumpai
pada kelompok vegetarian) karena merupakan jenis vitamin yang hanya diproduksi oleh
hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Vitamin B12 juga termasuk dalam jenis vitamin
yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan
RNA serta pembentukkan platelet darah. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan
penyakit syaraf yang akut dan sulit sembuh karena terjadinya gangguan urat syaraf tulang
belakang akibat defisiensi ini. Defisiensi juga dapat mengakibatkan anemia serius yang sama
seperti yang dijumpai pada defisiensi folat karena vitamin B12 diperlukan untuk
menghasilkan folat dan menyediakan fungsi folat dalam membentuk sel darah merah. Asupan
tinggi asam folat dapat mencegah anemia akan tetapi dapat menutupi diagnosis jika telah
terjadi defisiensi vitamin B12. Indikasi lain akibat defisiensi vitamin B12 antara lain hilang
ingatan, dementia, kelelahan, berat badan turun, kehilangan keseimbangan, depresi ringan,
masalah pendengaran, mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.

2.6 Toksisitas

Banyak orang yang belum begitu mengerti akan apa sebenarnya fungsi dan manfaat dari
vitamin B12 serta apa yang menjadi akibat kelebihan dan kekurangan vitamin B12. Tubuh
manusia pun membutuhkan yang namanya vitamin B12 karena sel-sel darah merah dan DNA
perlu dibentuk oleh vitamin ini. Bahkan untuk menjaga kesehatan saraf pun kita akan
memerlukan vitamin B12 dan juga untuk menjaga fungsi tubuh yang lain.

a. Akibat Kelebihan Vitamin B12


Konsumsi vitamin B12 sebenarnya bisa ditoleransi walau mengonsumsi atau
mendapatkannya dalam dosis agak di atas dari rekomendasi konsumsi harian. Vitamin B12
merupakan vitamin yang bisa dengan mudah larut di dalam air sehingga memang cukup sulit
untuk membangun toksisitas dan overdosis. Tidak banyak efek samping akibat kelebihan
vitamin B12, namun mengonsumsi pada dosis yang disarankan akan jauh lebih baik daripada
nanti harus mengalami gejala-gejala berikut ini. (baca juga: 13 makanan yang mengandung
vitamin B12 super tinggi)

1. Masalah pada Kardiovaskular

Ketika kita menyuntikkan vitamin B12 ke dalam tubuh, maka efeknya akan
berpengaruh terhadap sistem kardiovaskular kita di mana darah akan dibawa dari dan ke hati.
Kondisi paling serius yang dapat terjadi adalah gagal jantung kongestif, perifer trombosis
vaskular (terbentuknya gumpang di pembuluh darah), atau terjadinya edema paru di mana
pada bagian paru-paru terbentuk kantung udara. Kondisi seperti ini dapat terjadi pada
pengonsumsi vitamin B12 secara berlebihan. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

Lengan serasa mati rasa.


Terasa nyeri pada kaki atau lengan.
Sesak napas.

2. Masalah Kulit

Penyuntikan vitamin B12 secara berlebih juga dapat berpengaruh buruk terhadap kulit
dari yang ringan sampai dengan yang lebih serius. Mengonsumsi vitamin B12 dengan dosis
terlalu besar maka bersiaplah untuk menyambut jerawat di wajah. Jika hal ini terjadi, coba
untuk menurunkan dosisnya karena dengan begitu jerawat akan berkurang dan bahkan hilang
dalam beberapa hari. Vitamin B12 rupanya juga dihubung-hubungkan dengan jerawat rosacea
yang jelas akan timbul di kulit wajah dan ciri-cirinya adalah, munculnya remisi dan flare ups,
gatal-gatal pada wajah dan kemerahan di bagian wajah dan tubuh.

3. Mudah gelisah dan cemas.


4. Bengkak
5. Nyeri punggung.
6. Gangguan pencernaan, seperti mual setelah mengonsumsi kopi, muntah dan sakit
perut.
7. Gejala Diare
8. Pusing
9. Gejala asam urat tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Dorland. 2006. The Vitamin, halaman 32-101. Dalam Halver, J.E. (Editor) Fish Nutrition;
Second Edition. Academic Press, Inc., San Diego, California.

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Dietary reference intakes for thiamine,
riboflavin, niacin, pyridoxin, folate, cyanokobalamine, pantothenic acid, biotin, and choline.
Washington, DC: National Academy Press; 1998;58-86.
Girindra A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/pyridoxine (Diakses 13 Desember 2016)

Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.

Mayo Clinic Staff, (2010). In Vitamin B6. Retrieved June 1, 2010, from
http://www.mayoclinic.com/health/vitamin-b6/NS_patient-b6

National Institutes of Health, (2007, Aug. 24). In Dietary Supplement Fact Sheet: Vitamin
B6. Retrieved June 1, 2010, from http://ods. od.nih.gov/factsheets/vitaminb6/

Thenawijaya, M., 1982, Dasar- Dasar Biokimia, Jilid I, Jakarta, Erlangga

Anda mungkin juga menyukai