Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOPARATIROIDISME

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Medikal Bedah II (Sistem Endokrin)
Dosen Pengampu : Damon Wicaksi.,SST,M.Kes

Disusun oleh kelompok 8 :

1. Anisatul Hasanah NIM. 17037140983


2. Devi Nurul Aisyah NIM. 17037140985
3. Eksan Effendi NIM. 17037140926
4. Ilham Noerrachman Khobir NIM. 17037141000
5. Putri Intan Kumalasari NIM. 17037141029
6. Siti Halimatus Sa’diyah NIM. 17037141044
7. Susi Wulandari NIM. 17037141005

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020

1
BAB I

LANDASAN TEORI

1.1. DEFINISI
Hipoparatiroidisme adalah kelainan endokrin dengan hipokalsemia dan
insufisiensi kadar hormon paratiroid di sirkulasi, sering terjadi pada orang dewasa
yang mengalami pengangkatan kelenjar tiroid. (Mia Savira,2018)
Hipoparatiroidisme adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak dapat
mensekresi hormon paratiroid dalam jumlah yang cukup. (Yodha Pranata,2014)
Kondisi yang menyebabkan Hipoparatiroidisme adalah sekresi hormone
paratiroid yang tidak adekuat setelah gangguna suplai darah atau pengangkatan
jaringan kelenjar paratiroid selama tindakan tiroidektomi, paratiroidektomi,atau
sekresi leher radikal. (Brunner,Sudarth,2014)
1.2.ETIOLOGI
2. Hipoparatiroidisme congenital familial
Hipoparatiroid ini terjadi karena adanya mutasi gen yang menyebabkan
gangguan fungsi kelenjar paratiroid sehingga penghasilan hormon paratiroid
tidak adekuat.
3. Hipotiroidisme bedah
Hipoparatiroid disebabkan karena kerusakan kelenjar paratiroid akibat operasi.
Penghilangan atau kerusakan kerusakan paratiroid dapat mengkomplikasi
tiroidektomi. Hal ini dapat terjadi akibat gangguan pasokan darah atau edema
pascabedah dan fibrosis.
4. Hipoparatiroidisme idiopatik
Hipoparatiroid yang tidak diketahui mekanisme etiologinya.
5. Hipoparatiroidisme autoimun
Hipoparatiroid yang disebabkan antibody paratiroid sehingga fungsi kelenjar
paratiroid terganggu. Hipoparatiroid autoimun sering disertai penyakit Addison
dan mukokutan kronis. (Yodha Pranata,2014)

1.3.MANIFESTASI KLINIK
Hipokalsemia menyebabkan iritabilitas sistem neuromuskeler dan turut
menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa tetani. Pada awalnya
nyeri dan kram otot kemudian menjadi mati rasa, kaku, dan perih pada tangan dan
kaki.
Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup bronkospasme,
spasme laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan tangan dan
ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia jantung serta kejang.
Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan delirium.
Perubahan pada EKG dan hipotensi dapat terjadi.

2
Gigi bererupsi lambat dan tidak teratur. Pembentukan tidak teratur, dan gigi
sangat lunak. Kulit dapat kering dan bersisik. (Yodha Pranata,2014)

Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang


disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari
penderita (70 %) adalah tetani atau tetanic aequivalent. Tetani menjadi manifestasi
sebagai spasmus corpopedal dimana tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan
ibu jari dalam adduksi dan jari-jari lain dalam keadaan ekstensi. Juga sering
didapatkan articulatio cubitti dalam keadaan fleksi dan tungkai bawah dan kaki
dalam keadaan ekstensi. Dalam tetanic aequivalent:
1) Konvulsi-konvulsi yang tonis atau klonis
2) Stridor laryngeal (spasme ) yang bisa menyebabkan kematian
3) Parestesia
4) Hipestesia
5) Disfagia dan disartria
6) Kelumpuhan otot-otot
7) Aritmia jantung
8) Gangguan pernapasan
9) Epilepsi
10) Gangguan emosi seperti mudah tersinggung, emosi tidak stabil
11) Gangguan ingatan dan perasaan kacau
12) Perubahan kulit rambut, kuku gigi, dan lensa mata
13) Kulit kering dan bersisik
14) Rambut alis dan bulu mata yang bercak-bercak atau hilang
15) Kuku tipis dan rapuh
16) Erupsi gigi terlambat dan tampak hipoplastik

3
1.4.. WOC/PATHWAY HIPOPARATIROIDESME

Post op radikal karsinoma Tiroidektomi (pengangkatan Kerusakan autoimun sel Ibu Hamil
laring dan esofagus total tiroid) paratiroid
Menderita hiperparatiroid

Putusnya aliran darah untuk Tidak ada kelenjar paratiroid Paratiroiditis auto imun
kelenjar paratiroid Kalsium tinggi

Imun menyerang kelenjar Sel-sel paratiroid bayi tidak


Penurunan fungsi paratiroid berkembang dengan baik
Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid Bayi lahir, kelenjar


Penurunan sekresi hormone rusak paratiroid kecil
paratiroid
Penurunan sekresi hormone Penurunan sekresi hormone
Hipoparatiroid paratiroid paratiroid
Pasca Bedah
Hipoparatiroid
Hipoparatiroid
Neonatal
Idiopatik

HIPOPARATIROID

4
Hipoparatiroid

Defisiensi PTH

↑ Ekskresi Ca oleh ginjal ↓ absorbsi Ca dalam tulang ↓ absorbsi Ca dalam usus ↑ Reabsorbsi fosfat

↓ kadar fosfat dalam darah


Hipokalsemia

B1 : Breath B2 : Blood B3 : Brain B4 : Bladder B5 : Bowel B6 : Bone

Kadar Ca ↓ Ekresi Ca oleh ginjal ↑ Kadar Ca ↓ kalsium dalam tubuh ↓


Jantung kekurangan kalsium Kadar Ca ↓
Fosfat ↑

Potential membran Potential membran


terganggu Eksitasi impuls syaraf ↑ Ca banyak terbuang terganggu potensial membran
Potensial membran terganggu
terganggu
Potential aksi mudah terjadi Potential aksi mudah terjadi
Potensial aksi mudah terjadi Potensial aksi mudah
Kejang dan kehilangan Mk:deficisensi
terjadi
kesadaran
Impuls Syaraf ke otot Volume cairan Impuls saraf ke otot ↑
saluran pernafasan ↑ Impuls saraf ke otot jantung
meningkat
Kejang dengan penurunan
Kontraksi otot jantung Disfagia Impuls saraf ke otot rangka
kesadaran

meningkat
Bronkospasme
Dan spasme laring Aritmia Jantung MK: resiko Cidera Intake nutrisi
kurang Kontraksi tetanik otot

Penurunan curah jantung


MK: Kebutuhan Nutrisi
Sesak nafas Kejang tetani
kurang dari kebutuhan
Tubuh mudah tubuh
MK: Ketidakefektifan capek/lemah
bersihan jalan nafas
5
MK: Intoleransi Kram otot dan kesemutan
Aktivitas
1.5.KOMPLIKASI
1. Hipokalsemia
Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang dari 9
mg/100ml. Kedaan ini mungkin disebabkan oleh terangkatnya kelenjar
paratiroid waktu pembedahan atau sebagai akibat destruksi autoimun dari
kelenjar-kelenjar tersebut.
2. Insufisiensi ginjal kronik
Pada keadaan ini kalsium serum rendah, fosfor serum sangat tinggi, karena
retensi dari fosfor dan ureum kreatinin darah meninggi. Hal ini disebabkan tidak
adanya kerja hormon paratiroid. (Mia Savira,2018)

1.6.PENATALAKSANAAN MEDIS
Apabila terjadi hipokalsemia dan tetanus pascatiroidektomi, terapi yang harus
segera dilakukan adalah pemberian intravena 10-20 ml larutan kalsium glukonat
10% (atau chloretem calcium) atau dalam infus.. Jika terapi ini tidak segera
menurunkan iritabilitas neuromuskular dan serangan kejang, preparat sedatif
seperti pentobarbital dapat diberikan. Di samping kalsium intravena, disuntikkan
pula parathormon (100-200 U) dan vitamin D 100.000 U per oral.
Pemberian peparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi
hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Namun demikian, akibat tingginya
insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon, maka penggunaan preparat
ini dibatasi hanya pada hipokalsemia akut. Pasien yang mendapatkan parathormon
memerlukan pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi
alergi.
Terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar
kalsium serum diketahui. Diet tinggi kalsium rendah fosfor diresepkan. Meskipun
susu, produk susu dan kuning telur merupakan makanan tinggi kalsium, jenis
makanan ini harus dibatasi karena kandungan fosfor yang tinggi. Bayam juga perlu
dihindari karena mengandung oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang
tidak larut. Tablet oral garam kalsium seperti kalsium glukonat, dapat diberikan
sebagai suplemen dalam diet. Gel alumunium karbonat (Gelusil, Amphojel)
diberikan sesudah makan untuk mengikat fosfat dan meningkatkan eksresinya
lewat traktus gastrointestinal.
Preparat vitamin D dengan dosis yang bervariasi dihidrotakisterol (AT 10 atau
Hytakerol), atau ergokalsiferol (vitamin D2) atau koolekalsiferpol (vitamin D3)
biasanya diperlukan dan akan meningkatkan absorpsi kalsium dari traktus
gastrointestinal. (Yodha Pranata,2014)

6
1.7.PENATALAKSANAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan refleks dapat menemukan beberapa refleks patologis:

1. Erb’s sign: Dengan stimulasi listrik kurang dari 5 milli-ampere sudah ada
kontraksi dari otot (normal pada 6 milli-ampere)

2. Chvostek’s sign: Ketokan ringan pada nervus fasialis (didepan telinga tempat
keluarnya dari foramen sylomastoideus) menyebabkan kontraksi dari otot-otot
muka.

3. Trousseau’s sign: Jika sirkulasi darah dilengan ditutup dengan manset (lebih
dari tekanan sistolik) maka dalam tiga menit tangan mengambil posisi sebagai
pada spasme carpopedal.

4. Peroneal sign: Dengan mengetok bagian lateral fibula di bawah kepalanya akan
terjadi dorsofleksi dan adduksi dari kaki

Diagnosa sering sulit ditegakkan karena gejala yang tidak jelas seperti rasa nyeri
dan pegal-pegal, oleh sebab itu pemeriksaan laboratorium akan membantu.
Biasanya hasil laboratorium yang ditunjukkan, yaitu:

1. Kalsium serum rendah (5-7 mg/dl)


2. Fosfat anorganik dalam serum tinggi (7-12 mg/dl)
3. Fosfatase alkali normal atau rendah
4. Foto Rontgen:
a. Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di
tengkorak
b. Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus
koroid
5. Density tulang bertambah
6. EKG: QT-interval lebih panjang

7
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1.ASUHAN KEPERAWATAN HIPOPARATIROIDISME

1. Pengkajian

Dalam pengkajian klien dengan hipoparatiroidisme yang penting adalah


mengkaji manifestasi distres pernapasan sekunder terhadap laringospasme.
Pada klien dengan hipoparatiroidisme akut, perlu dikaji terhadap adanya
tanda perubahan fisik nyata seperti kulit dan rambut kering. Kaji juga
terhadap sindrom seperti Parkinson atau adanya katarak. Pengkajian
keperawatan lainnya mencakup :

- Riwayat Penyakit :
a. Keluhan Utama
Biasanya Klien merasa ada kelainan bentuk tulang , pendarahan yang
sulit berhenti , kejang-kejang , kesemutan dank lien merasa lemas /
lemah .
Periksa juga terhadap temuan tanda Chvosteks atau Trousseaus positif.
Kaji pula manifestasi distress pernapasan sekunder terhadap
laringospasme. Pada klien dengan hipoparatiroidisme akut, perlu dikaji
terhadap adanya tanda perubahan fisik nyata seperti kulit dan rambut
kering. Juga kaji terhadap sindrom seperti
Parkinson atau adanya katarak.
b. Riwayat penyakit saat ini
Tanyakan pada klien tentang manifestasi bekas atau kesemutan
disekitar mulut atau ujung jari tangan atau ujung jari kaki .
c. Riwayat penyakit dahulu :
Tanyakan apakah klien pernah megalami tindakan operasi khususnya
pengangkatan kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid. Tanyakan pada
klien apakah ada riwayat penyinaran pada leher .
d. Riwayat penyakit keluarga:
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga
dengan Hipoparatiroid.

- Pemeriksaan Fisik :
a. B1 (Breathing) : amati bunyi suara nafas . pada klien hipoparatiroid
biasanya terdengar suara stridor, suara serak.
b. B2 (Blood) : amati adanya disritmia jantung, sianosis, palpitasi

8
c. B3 (Brain) : amati adanya parestesis pada bibir, lidah, jari-jari, kaki.
Kesemutan, tremor, hiperefleksia, tanda chvostek’s dan trousseau’s
positif papil edema, labilitas emosional, peka rangsang, ansietas,
perubahan dalam tingkat kesadaran, tetani kejang
d. B 4 (Bladder) : pembentukan kalkuli pada ginjal
e. B 5 (Bowel) : mual, muntah, nyeri abdomen
f. B 6 (Bone) : Amati tanda fisik, seperti; rambut tipis, pertumbuhan kuku
buruk yang deformitas dan gampang patah, kulit kering. Amati apakah
ada kelainan bentuk tulang
g. B 7 (Endokrin) : penurunan sekresi parathormon dari jumlah normal

- Pemeriksaan diagnostik, termasuk :

a. Pemeriksaan kadar kalsium serum dan fosfat.

b. Pemeriksaan radiologi.

c. Pemeriksaan EKG

2.2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Defisiensi volume cairan

2.3.RENCANA TINDAKAN
1. NANDA 2018-2020
A. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (Domain 11. Kelas 2. Kode
diagnosis 00031)
Definisi : ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas
Batasan karakteristik
- tidak ada batuk
- suara nafas tambahan
- perubahan pola nafas
- sianosis
- kesulitan verbalisasi
- penurunan bunyi nafas
- dispenea
- sputum dalam jumlah yang berlebihan
- batuk yang tidak efektif
- ortopnea
- gelisah
- mata terbuka lebar

9
factor yang berhubungan
- mukus yang berlebihan
- terpajan asap
- benda asing dalam jalan nafas
- sekresi yang tertahan
- perokok pasif
- perokok
kondisi terkait
- spasme jalan nafas
- jalan nafas alergik
- asma
- penyakit paru obstruksi kronis
- eksudat dalam alveoli
- hyperplasia pada dinding bronkus
- infeksi
- disfungsi neuromuscular
- adanya jalan nafas buatan
B. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (Domain 2.
Kelas 1. Kode diagnosis 00002)
Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik
- Kram abdomen
- Nyeri abdomen
- Gangguan sensasi rasa
- Berat badab 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
- Kerapuhan kapiler
- Diare
- Kehilangan rambut berlebihan
- Asupan makanan kurang dari recommended daily allowance (RDA)
- Bising usus hiperaktif
- Kurang informasi
- Kurang minat pada makanan
- Tonus otot menurun
- Kesalahan informasi
- Kesalahan persepsi
- Membran mukosa pucat
- Ketidakmampuan memakan makanan
- Cepat kenyang setelah makan
- Seriawan rongga mulut
- Kelemahan otot pengunyah

10
- Kelemahan otot untuk menelan
- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Factor yang berhubungan
- Asupan diet kurang
Populasi berisiko
- Factor biologis
- Kesulitan ekonomi
Kondisi terkait
- Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan makan
- Gangguan psikososial
C. Defisiensi volume cairan (Domain 2. Kelas 5. Kode diagnosis 00027)
Definisi : penurunan cairan intravascular, interstisial, dan/atau intraselular.
Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar
natrium
Batasan karakteristik
- Perubahan status mental
- Penurunan turgor kulit
- Penurunan tekanan darah
- Penurunan tekanan nadi
- Penurunan volume nadi
- Penurunan turgor lidah
- Penurunan haluaran urine
- Penurunan pengisian vena
- Membrane mukosa kering
- Kulit kering
- Peningkatan suhu tubuh
- Peningkatan frekuensi nadi
- Peningkatan hematokrit
- Peningkatan konsentrasi urine
- Penurunan berat badan tiba-tiba
- Haus
- Kelemahan
Factor yang berhubungan
- Hambatan mengakses cairan
- Asupan cairan kurang
- Kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan
Populasi berisiko
- Usia ekstrem

11
- Bebat badan ekstrem
- Factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
Kondisi terkait
- Kehilangan cairan aktif
- Gangguan mekanisme pengaturan
- Gangguan yang mempengaruhi absorpsi cairan
- Gangguan yang mempengaruhi asupan cairan
- Kehilangan cairan hebat melalui rute normal
- Kehilangan cairan melalui rute abnormal
- Agens farmaseutika

12
2. RENCANA TINDAKAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN

KRITERIA HASIL

1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN JALAN NAFAS


jalan nafas (Domain 11. Kelas selama ….x… masalah keperawatan
Health Education
2. Kode diagnosis 00031) ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat
teratasi dengan kriteria hasil: 1. Intruksikan bagaimana cara batuk efektif

1. Frekuensi nafas (5) 2. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan


2. Irama nafas (5) inheler sesuai resep sebagaimana mestinya
3. Kedalaman inspirasi (5)
Observasi
4. Kemampuan mengeluarkan secret
(5) 1. Monitor status pernafasan dan oksigenasi
5. Batuk (5) sebagaimana mestinya
Keterangan
Nursing Treatment
1. Deviasi berat dari kisaran
normal 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi

13
2. Deviasi cukup berat dari kisaran 2. Lakukan fisioterapi dada sebagaimana
normal mestinya
3. Deviasi sedang dari kisaran
3. Posisikan untuk meringankan sesak nafas
normal
4. Deviasi ringan dari kisaran Colaboration
normal
1. Kelola pemberian bronkodilator
5. Tidak ada Deviasi dari kisaran
sebagaimana mestinya
normal
2. Kelola pemberian nebulizer ultrasonik
sebagaimana mestinya

3. Kelola pengobatan aerosol sebagaiaman


mestinya

MANAJEMEN NUTRISI
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Health Education
kurang dari kebutuhan selama ….x… masalah keperawatan
1. instruksikan pasien mengenai kebutuhan
tubuh (Domain 2. Kelas 1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
nutrisi yaitu membahas pedoman diet dan
Kode diagnosis 00002)
piramida makanan

14
kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan 2. tentukan apa yang menjadi prefensi makanan
kriteria hasil: bagi pasien
Observasi
1. Asupan gizi (5)
1. monitor kalori dan asupan makanan
2. Asupan makanan (5)
2. monitor kecenderungan terjadinya
3. Asupan cairan (5)
penurunan dan kenaikan berat badan
4. Energy (5)
Nursing Treatment
5. Rasio berat badan/tinggi badan (5)
1. anjurkan pasien untuk duduk pada posisi
6. Hidrasi (5)
tegak dikursi ,jika memungkinkan
Keterangan
2. anjurkan pasien mengenai modifikasi diet
1. Sangat menyimpang dari rentang
yang diperlukan misalnya,NPO,cairan
normal
bening,cairan penuh,lembut atau diet sesuai
2. Banyak menyimpang dari
toleransi
rentang normal
3. anjurkan pasien untuk memantau kalori dan
3. Cukup menyimpang dari
intake makanan misalnya buku harian
rentang normal
makanan
4. Sedikit menyimpang dari
Kolaborasi
rentang normal

15
5. Tidak menyimpang dari rentang 1. Beri obat-obatan sebelum makan,misalnya
normal penghilang rasa sakit,antiemetik. Jika
diperlukan

3. Defisiensi volume cairan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan NURSING TREATMENT
(Domain 2. Kelas 5. Kode
selama …x… masalah keperawatan
diagnosis 00027) 1. Pertahankan intake dan output secara akurat
defisiensi volume cairan dapat teratasi
2. Batasi intake cairan pada kondisi
dengan kriteria hasil: hiponetremia dilusi dengan jumalh kurang
dari 130Me A/C
1. Tekanan darag (5)
OBSERVASI
2. Denyut nadi radial (5)
3. Monitor status hidrasi (kelembapan,
3. Kelembaban membrane mukosa (5) keadekuatan didnding nadi)
4. Monitor tanda-tanda vital
4. Suara nafas adventif (5)
5. Pusing (5) HEALTH EDUCATION
Keterangan
1. Sangat terganggu 5. Lakukan dan antar klien untuk hemodialisa,
sesuai jadwal rutin
2. Banyak terganggu

16
3. Cukup terganggu KOLABORASI
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
4. Sedikit terganggu
obat deuretik
5. Tidak terganggu

17
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Hipoparatiroidisme adalah kelainan endokrin dengan hipokalsemia dan
insufisiensi kadar hormon paratiroid di sirkulasi, sering terjadi pada orang
dewasa yang mengalami pengangkatan kelenjar tiroid.
Hipoparatiroid ini terjadi karena adanya mutasi gen yang menyebabkan
gangguan fungsi kelenjar paratiroid sehingga penghasilan hormon paratiroid
tidak adekuat.
Hipoparatiroid disebabkan karena kerusakan kelenjar paratiroid akibat
operasi. Penghilangan atau kerusakan kerusakan paratiroid dapat
mengkomplikasi tiroidektomi. Hal ini dapat terjadi akibat gangguan pasokan
darah atau edema pascabedah dan fibrosis.
Hipokalsemia menyebabkan iritabilitas sistem neuromuskeler dan turut
menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa tetani. Pada
awalnya nyeri dan kram otot kemudian menjadi mati rasa, kaku, dan perih pada
tangan dan kaki.
Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup
bronkospasme, spasme laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta
pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia,
aritmia jantung serta kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas,
depresi dan bahkan delirium.
3.2.SARAN
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan
sasarannya. Kami selalu membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari
semua pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi
perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek M, Gloria. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Elservier. Inc

Bunner, Suddarth. 2013. Keperawatan Medical Bedah Edisi 12. Penerbit Buku
Kedokteran : EGC

Herdman Heather. 2018-2020. Nanda International Nursing Diagnosis. Buku


Kedokteran: EGC

Maas L, Meridean. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Elservier. Inc

Pranata, Yodha. Hipoparatiroid. Dipublish pada November 15. 2014

Savira, Mia. Hipoparatiroidisme. Dipublish pada 2018

19

Anda mungkin juga menyukai