A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
2. Etiologi
Menurut Smeltzer (2001) sebagaimana yang dikemukakan oleh Tutu April Ariani dalam
buku Sistem Neurobehaviour (Ariani, 2013) Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu
a. Trombosis serebral
trombosis serebral yang merupakan penyebab paling umum dari Stroke. Secara
umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, kehilangan bicara sementara,
hemiplagia, atau parestesia pada setengan tubuh dapat mendahului onset paralisis
b. Embolisme serebral
merusak sirkulasi serebral. Onset hemiparesis atau hemiplagia tiba-tiba dengan afasia,
tanpa afasia, atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau
c. Iskemia serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena kontriksi ateroma
d. Hemoragi serebral
ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah dan arteri
meninges lain, dan pasien harus di atasi dalam beberapa jam cedera untuk
mempertahankan hidup.
2) Hemoragi subdural
3) Hemoragi subaraknoid
4) Hemoragi intraserebral
Adalah perdarahan disubstansi dalam otak, paling umum terjadi pada pasien
g. Merokok
3. Patofisiologi
terjadinya thrombosis serebral. Emboli serebri yaitu penyumbatan pembuluh darah otak
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Perdarahan intraserebral yaitu perdarahan di dalam
jaringan otak itu sendiri, menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang
dapat mengakibat kan penekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi
infark otak, edema dan mungkin herniasi otak. Dari faktor penyebab stroke dapat
menyebabkan defisit neurologis yaitu infark serebral, kehilangan control volunter yang
Bagan 2.1
Patofisiologi stroke
aterosklerosis
Trombosis Penyumbatan
serebral pembuluh darah otak
oleh bekuan darah Perdarahan
intraserebral
Emboli serebral
Stroke
(Cerebrovascular accident)
Defisit neurologis
4. Manifestasi klinis
Menurut Batticaca (2008), gejala klinis yang timbul tergantung dari jenis Stroke.
mendadak
3) Perubahan mendadak pada status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau
koma)
5. Pemeriksaan penunjang
Mengetahui adanya tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli serebral, dan
tekanan intrakranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang mengandung darah
(masalah sistem arteri karotis [aliran darah atau timbulnya plak]) dan arteriosklerosis.
e. Elektroensefalogram ( Electroencephalogram-EEG). Mengidentifikasi masalah pada
berlawanan dari massa yang meluas, klasifikasi karotis interna terdapat pada
subarakhnoid.
a. Darah rutin
b. Gula darah
c. Urine rutin
d. Cairan serebrospinal
f. Biokimia darah
g. Elektrolit
6. Komplikasi
Menurut Satyanegara (1998) sebagaimana yang dikemukakan oleh Tutu April Ariani
2) Infark miokard
3) Emboli paru : cenderung terjadi 7-14 hari pasca-stroke, sering kali pada saat
1. Pengertian mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Setiap orang butuh untuk
penyakit degenerative, dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh).
Masalah imobilisasi dapat menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi fisik maupun
a. Sistem musculoskeletal
2) Atrofi otot : otot yang tidak dipergunakan dalam waktu lama akan kehilangan
b. Eliminasi urine
Masalah yang umum ditemui pada sistem perkemihan akibat imobilisasi antara lain :
2) Batu ginjal
3) Retensi urine
4) Infeksi perkemihan : urine yang statis merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri.
c. Gastrointestinal
Dalam hal ini , masalah yang umum ditemui salah satunya adalah konstipasi.
d. Respirasi
2) Penumpukan secret
3) Atelektasis
e. Sistem kardiovaskular
1) Hipotensi ortostatik : terjadi karena sistem saraf otonom tidak dapat menjaga
2) Pembentukan thrombus
makan )
g. Sistem integument
1) Turgor kulit menurun : kulit dapat mengalami atropi akibat imobilitas yang lama.
menuju area tertentu. Ini mengakibatkan iskemia dan nekrosis jaringan superficial
h. Sistem neurosensorik
menimbulkan perasaan lelah, iritabel, persepsi tidak realistis dan mudah bingung.
C. Proses Keperawatan
Menurut Nurjannah (2005) proses keperawatan adalah suatu metode bagi perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara sistematis dan rasional, metode
pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis berfokus pada respon
individu atau kelompok individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial,
proses keperawatan merupakan suatu aktifitas yang dinamik dan berkelanjutan meliputi
interaksi perawat pasien dan proses pemecahan masalah. Tahapan proses keperawatan adalah
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Pengkajian
terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah klien. Teknik pengumpulan data
meliputi anamnesis yaitu tanya jawab secara langsung pada klien, observasi yaitu
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register dan
diagnosa medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta bantuan kesehatan
adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
Serangan Stroke Hemoragik biasanya sering kali berlangsung sangat mendadak pada
saat klien melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah, bahkan
kejang sampai tidak sadar selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan
fungsi otak yang lain. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai
jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan
alcohol.
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes mellitus atau
e. Keadaan umum
gangguan, yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara, tekanan darah
f. Pemeriksaan fisik
fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terararah dan dihubungkan dengan keluhan-
1) B1 (Breathing)
terdapat bunyi napas tambahan seperti ronkhi sering didapatkan pada pasien
koma. Pada pasien tingkat kesadaran compos mentis inspeksi pernapasan tidak
ada kelainan.
2) B2 (Blood)
a) Tingkat kesadaran
Coma Scale).
b) Fungsi serebri
Pengkajian status mental klien yaitu observasi penampilan klien dan tingkah
lakunya, nilai gaya bicara klien, observasi ekspresi wajah, dan aktifitas
motorik dimana pada klien stroke tahap lanjut biasanya status mental klien
mengalami perubahan.
duduk ditepi tempat tidur bila memungkinkan, perhatikan kepala, wajah dan
Saraf Fungsi
I : olfaktorius Pada klien stroke tidak ada kelainan pada
fungsi penciuman
otot, gerakan abnormal dan kulit), tonus otot, kekuatan otot, serta
mengalami kejang umum, terutama pada anak dengan stroke disertai dengan
4) B4 (Bladder)
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urine sementara karena
5) B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual, dan
muntah pada fase akut. Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat
6) B6 (Bone)
Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia ( paralisis pada salah satu sisi )
karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah
satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. Pada kulit , jika klien kekurangan O2kulit
akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit jelek.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan tanda dan gejala yang
adalah pengkajian subjektif dan objektif yang mendukung diagnosa keperawatan atau
d. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama
f. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakanpada area bicara
pada hemisfer otak, kehilangan kontrol tonus otot fasial atau oral, dan kelemahan
secara umum.
3. Rencana asuhan keperawatan
asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan
Buku Daftar Register Tahunan Ruang Syaraf RSD Mayjend HM Ryacudu.2017. 10 Penyakit
Terbanyak Ruang Syaraf . Kotabumi. Lampung Utara
Bulechek, M. Gloria, dkk.(2016). Nursing Intervension Classification (NIC) Edisi Keenam Edisi
Bahasa Indonesia , diterjemahkan oleh Nurjannah, Intansari, Yogyakarta : Noko
Media
Nurjanah, Intansari. (2005) Aplikasi Proses Keperawatan pada Diagnosa Resko Kekerasan
Diarahkan pada Orang Lain dan Gangguan Sensori Persepsi. Yogyakarta :
MocoMedika
Moorhead, Sue, dkk. (2016) . Nursing Outcome Clasification (NOC) Edisi Kelima Bahasa
Indonesia, di terjemahkan oleh Nurjannah I & Tumanggor, R.D. Yogyakarta : Noko
Media
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Praktik,
Jakarta : EGC.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta :
EGC
Pusat data dan informasi (Pusdatin), 2014. Situasi Kesehatan jantung. Jakarta : Kemenkes RI,
2014