Oleh:
DM UNEJ I (12 November 2018-23 Desember 2018)
Azmi Falah (132011101027)
Tawang Handayani (132011101068)
Annafira Yuniar (132011101026)
Daning Yuniartika (132011101010)
Irene Qitta Pranindita (132011101100)
Farihah Yuliana Saraswati (132011101088)
Khrisnayu Indraswari (1320111010041)
Pembimbing :
Prof. Dr. Med. H. M. Soekry Erfan Kusuma,dr SpF(K),DFM
1. Latar Belakang
Setiap manusia pasti pernah mengalami luka yang didapat baik dengan unsur
kesengajaan maupun tidak sengaja. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik,atau gigitan hewan.
Berdasarkan etiologi, terdapat berbagai jenis luka, antara lain luka gores, luka memar,
luka tusuk, luka sayat, luka lecet, luka insisi, luka tembus, dan luka bakar. Berdasarkan
waktu, dibagi menjadi luka akut dan kronis. Setiap jenis luka memiliki tahap-tahap
penyembuhan luka yang sama yaitu fase inflamasi, proliferatif, dan remodeling. Proses
penyembuhan luka memerlukan reaksi seluler, molekuler, dan biokimiawi yang kompleks
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksterna dan interna.
Dalam sebuah survey di sebuah rumah sakit di selatan tenggara kota London dimana
didapatkan 425 pasien yang dirawat oleh karena kekerasan fisik yang disengaja. Beberapa
jenis senjata digunakan pada 68 dari 147 kasus penyerangan di jalan raya, terdapat 12 % dari
penyerangan menggunakan besi batangan dan pemukul baseball atau benda–benda serupa
dengan itu, lalu di ikuti dengan penggunaan pisau 18%, terdapat nilai yang sangat berarti dari
kasus penusukan, sekitar 47% kasus yang masuk rumah sakit dan 90% mengalami luka yang
serius.
Hal yang harus dicatat bahwa terdapat 2 dari 3 penyerangan terjadi di dalam tempat
tinggal atau klub-klub dengan menggunakan pisau, kaca, dan bermacam-macam senjata. 40%
kasus penikaman terjadi di jalan raya dan 23% di dalam tempat tinggal dan klub-klub , 50%
pasien sedang mabuk atau minum pada saat sebelum waktu penyerangan, 27% pasien
tersebut adalah penganguran. Luka-luka yang disebabkan oleh pukulan (46%), tendangan
(17%) bermacam-macam senjata (17%), pisau dan pecahan kaca (15%) sisanya disebabkan
oleh gigitan manusia dan penyebab-penyebab lain yang tidak diketahui.
2. Tujuan
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa Klinik
Dapat menjadi tambahan pengetahuan forensik mengenai luka/trauma benda tajam,
yang berguna dalam praktik sehari-hari sebagai dokter umum
b. Bagi penulis
Bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengalaman penulis
BAB 2 PEMBAHASAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny M
Umur : 47 tahun
No. RM : RM 12.70.84.70
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ds Kokop Kec. Bangkalan Kab. Bangkalan
Bangsa : Indonesia
Tingga Badan : 154cm
Berat Badan : 54kg
Waktu Pemeriksaan : Senin, 29 Oktober 2018 pukul 20.45 WIB
2. KRONOLOGI
Korban mengaku sedang berjalan di Jl Majapahit Dinoyo area Widya Mandala pada hari
Senin tanggal 30 Oktober 2018 pukul 20.00 WIB. Korban kemudian melihat dua orang laki-
laki bertengkar dan berlari dengan salah satunya membawa celurit. Korban mengaku tidak
kenal dengan kedua lelaki tersebut dan tidak sengaja terbacok celurit di dahinya. Korban
kemudian dibawa oleh PMI dan dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, tiba di Instalasi Gawat
Darurat pukul 20.45 WIB.
3. Visum et Repertum
VISUM ET REPERTUM
(LUKA)
Pro Justisia
No. RM : 12.70.84.70
HASIL PEMERIKSAAN
Kronologi : --------------------------------------------------------------------------------------------------
Korban mengaku sedang berjalan di Jl Majapahit Dinoyo area Widya Mandala pada hari
Senin tanggal 29 Oktober 2018 pukul 20.00 WIB. Korban kemudian melihat dua orang laki-
laki bertengkar dan berlari dengan salah satunya membawa celurit. Korban mengaku tidak
kenal dengan kedua lelaki tersebut dan tidak sengaja terbacok celurit di dahinya. Korban
kemudian dibawa oleh PMI dan dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, tiba di Instalasi Gawat
Darurat pukul 20.45 WIB..
KESIMPULAN
1. Korban berjenis kelamin perempuan, mengaku berumur dua puluh enam tahun, tinggi
badan seratus lima puluh empat sentimeter, berat badan lima puluh empat kilogram dan
warna kulit sawo matang, status gizi cukup. ---------------------------------------------------------
2. Pada pemeriksaan ditemukan luka bacok pada dahi. Luka tersebut akibat kekerasan tajam.
3. Korban disarankan untuk kontrol tiga hari lagi ke poli bedah umum. ---------------------------
Demikianlah Visum et Repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah pada
waktu menerima jabatan. -------------------------------------------------------------------------------
Dokter Pemeriksa,
Dalam kasus ini, ditemukan luka pada dahi sembilan sentimeter diatas sudut luar mata
kiri dan tepat di garis pertengahan wajah, setinggi seratus lima puluh sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka yang sudah terjahit menggunakan benang berwarna hitam, dengan
jumlah jahitan sebanyak sembilan. Pada delapan sentimeter diatas sudut luar mata kiri, tiga
sentimeter di kiri garis pertengahan depan wajah, ditemukan luka terbuka sepanjang dua
sentimeter dengan tepi luka rata, dasar luka kulit, berbentuk garis. Pada tujuh sentimeter
diatas sudut luar mata kiri, tiga sentimeter di kiri garis pertengahan wajah, ditemukan luka
terbuka yang berbentuk garis sepanjang tiga sentimeter dengan tepi luka rata, dasar luka kulit.
Salah satu luka yang disebabkan oleh karena kekerasan benda tajam yaitu luka bacok.
Luka bacok (chop wound) adalah luka dengan kedalaman luka kurang lebih sama dengan
panjang luka akibat kekerasan yang arahnya miring terhadap kulit. Luka bacok adalah luka
akibat alat yang berat dan bermata tajam atau agak tumpul, akibat suatu ayunan disertai
tenaga yang besar. Luka bacok umumnya terjadi pada daerah yang dapat terjangkau oleh
tangan korban. Tempat yang lazim adalah leher, dada sebelah kiri, pergelangan tangan, dan
perut. Luka bacok pada tubuh korban mengindikasikan bahwa korban mengalami serangan
secara tiba tiba, hal tersebut dapat disimpulkan dengan ditemukannya luka pada daerah
kepala, lengan atas, bahu dan punggung. Apabila korban menyadari serangan maka luka akan
kemungkinan besar timbul dibagian lengan bawah korban yang disebabkan tangkisan korban
untuk menghindari benda tajam yang diarahkan pelaku kedaerah tubuh atau kepala korban
(Sjamsuhidajat, 2010).
Dari Luka Bacok yang ditemukan pada korban, luka tersebut terjadi akibat persentuhan
benda tajam yang diduga senjatanya adalah celurit. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan Luka akibat benda tajam dapat pula disebabkan oleh benda tajam yang
ukurannya besar dan berat, seperti luka akibat golok, kapak, sabit dan celurit. Pada senjata
seperti celurit, maka luka akan diperberat dengan adanya gerakan untuk menarik clurit dari
tubuh korban, selain faktor gerakan dari korban sendiri (Hoediyanto, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Hoediyanto dan Hariadi, A. 2012. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC.