KEMATIAN MENDADAK
Oleh:
Diah Septia Liantari, S.Ked
Yolanda Fratiwi, S.Ked
Pembimbing:
dr.Winda Trijayanthi Utami, S.H
0
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Pertama penulis ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. karena atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
”Kematian Mendadak” tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan laporan
kasus ini adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan
kepaniteraan klinikilmu kedokteran forensik dan medikolegal Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Akhir kata, penulis mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kasus mati mendadak semakin sering terjadi. Banyak faktor yang berkembang
dewasa ini diduga ikut berpengaruh dalam meningkatnya kasus mati mendadak.
Salah satunya adalah perkembangan ekonomi yang semakin baik membuat
konsumsi makan berubah.Kebiasaan makan makanan berserat menjadi berkurang
dan diganti dengan makan makanan berprotein tinggi dan berlemak. Perubahan
tersebut berdampak dengan terjadinya peningkatanpenyakit pada pembuluh darah
yaitu atherosklerosis atau penyempitanpembuluh darah.1
2
Di Indonesia sendiri sukar didapat insiden kematian mendadak yang sebenarnya.
Angka yang ada hanyalah jumlah kematian mendadak yang diperiksa di bagian
kedokteran forensik FKUI. Dalam tahun 1990, dari seluruh 2461 kasus,
ditemukan 227 laki-laki (9,2%) dan 50 perempuan (2%) kasus kematian
mendadak, sedangkan pada tahun 1991 dari 2557 kasus diperiksa 228 laki-laki
(8,9%) dan 54 perempuan (2,1%).3
3
BAB II
KASUS
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, Laisa Muliati, dokter pada Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Atas permintaan tertulis
dari AGUS CIK, Pangkat IPTU, NRP: 59080971, jabatan WAKA, atas nama
Kepala Kepolisian Sektor Tanjung Karang Timur dengan surat pernyataan nomor :
B/665/XII/2015/Reskrim, tertanggal dua puluh empat Desember tahun dua ribu
lima belas. Maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal dua puluh empat
Desember dua ribu lima belas, jam tujuh belas lebih dua puluh menit waktu
Indonesia barat, bertempat di Ruang Bedah Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, telah melakukan pemeriksaan terhadap
jenazah, dengan identitas yang menurut surat permintaan tersebut adalah :----------
Nama : Hadi Suyanto------------------------------------------------------
Umur : 58 tahun------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Laki-laki-----------------------------------------------------------
Pekerjaan : Tidak diketahui---------------------------------------------------
Kewarganegaraan : Indonesia-----------------------------------------------------------
Agama : Islam----------------------------------------------------------------
Alamat : Tidak diketahui---------------------------------------------------
4
Hasil pemeriksaan : ------------------------------------------------------------------------
Pemeriksaan Luar : -----------------------------------------------------------------------
1. Label mayat :Label terikat pada ibu jari kaki kanan korban. Terbuat dari
kertas berwarna merah, tanpa materai, bertuliskan identitas mayat---------------
2. Tutup / bungkus mayat : Plastik bening----------------------------------------------
3. Perhiasan mayat : Tidak ada------------------------------------------------------------
4. Pakaian mayat : --------------------------------------------------------------------------
Kaos hitam tidak berkerah, lengan pendek, merk Team Suzuki, tanpa
ukuran, bagian depan bertuliskan Suzuki warna merah dan putih-------------
Kaos dalam warna putih, tanpa merk, tanpa ukuran-----------------------------
Celana panjang warna biru, tanpa merk ukuran 30 dengan satu buah
kantong pada bagian kanan atas sisi depan, satu buah kantong pada bagian
kanan bawah sisi depan, satu buah kantong pada bagian kiri atas sisi
depan, satu buah kantong pada bagian kiri bawah sisi depan, satu buah
kantong pada bagian kanan sisi belakang, dan satu buah kantong pada
bagian kiri sisi belakang, tanpa isi. Pada kantong bagian kanan atas sisi
depan terdapat tulisan No Fear warna biru---------------------------------------
Celana pendek warna hijau tanpa merk tanpa ukuran dengan satu buah
kantong pada bagian kanan sisi depan dan satu buah kantong pada bagian
kiri sisi depan, tanpa isis. Pada bagian kiri bawah sisi depan terdapat
tulisan Billabong warna putih------------------------------------------------------
Celana dalam warna biru tua merk Crocodel ukuran XL-----------------------
5. Benda disamping mayat : Tidak ada--------------------------------------------------
6. Kaku mayat terdapat pada leher, tungkai kiri dan kanan, mudah dilawan.
Lebam mayat terdapat pada punggung, berwarna merah dan hilang pada
penekanan---------------------------------------------------------------------------------
7. Mayat adalah mayat seorang laki-laki, bangsa Indonesia, umur lima puluh
delapan tahun, kulit sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus lima puluh
tujuh senti meter, zakar disunat--------------------------------------------------------
8. Identitas khusus pasien : ---------------------------------------------------------------
Pada alis kanan satu senti meter dari garis pertengahan depan terdapat tahi
lalat warna hitam menonjol dengan diameter nol koma lima senti meter----
5
Pada pelipis kiri setinggi liang telinga, dua belas koma lima senti meter
dari garis pertengahan depan terdapat tahi lalat warna hitam menonjol
dengan diameter nol koma lima senti meter--------------------------------------
Pada pipi kiri sepuluh senti meter dari garis pertengahan depan, dua senti
meter dibawah liang telinga terdapat tahi lalat warna hitam menonjol
dengan diameter nol koma lima senti meter--------------------------------------
Pada sudut mulut kanan terdapat tahi lalat warna hitam menonjol dengan
diameter nol koma lima senti meter-----------------------------------------------
Pada dada kiri dan kanan terdapat dua tahi lalat warna hitam menonjol
dengan diameter nol koma lima senti meter--------------------------------------
9. Rambut kepala berwarna hitam beruban, tumbuhnya lebat, lurus, panjang dua
koma limasenti meter. Alis mata berwarna hitam beruban, tumbuhnya lebat,
lurus, panjang satu koma lima senti meter. Bulu mata berwarna hitam,
tumbuhnya lurus, panjang satu senti meter. Kumis berwarna hitam beruban,
tumbuhnya tipis, panjang nol koma dua senti meter.Jenggot berwarna itam
beruban, tumbuhnya tipis, panjang nol koma dua senti meter---------------------
10. Mata kanan terbuka enam milimeter. Mata kiri terbuka sepuluh milimeter.
Selaput bening mata kanankiri keruh kemerahan. Teleng mata kanan dan kiri
bulat dengan diameter nol koma lima senti meter. Warna tirai mata kanan dan
kiri coklat. Selaput bola mata kanan dan kiri pucat. Selaput kelopak mata
kanan dan kiri pucat---------------------------------------------------------------------
11. Hidung dan kedua daun telinga berbentuk biasa, mulut terbuka lima mili
meter, lidah tidak terjulur dan tidak tergigit-----------------------------------------
12. Gigi-geligi : ------------------------------------------------------------------------------
Rahang kanan atas, gigi pertama, kelima, keenam, kedelapan tidak ada,
pada gigi kedua terdapat sisa akar-------------------------------------------------
Rahang kiri atas, gigi pertama, kedua, keempat, kelima, keenam, ketujuh,
dan kedelapan tidak ada-------------------------------------------------------------
Rahang kanan bawah, gigi ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh,
kedelapan tidak ada, pada gigi kedua terdapat sisa akar------------------------
Pada rahang kiri bawah, gigi keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan
tidak ada, pada gigi kedua terdapat sisa akar-------------------------------------
6
13. Dari lubang mulut tidak ada yang keluar, dari lubang hidung tidak ada yang
keluar, dari lubang telinga kanan tidak ada yang keluar, dari lubang telinga
kiri tidak ada yang keluar, dari lubang kemaluan keluar cairan bening kental
dan dari lubang pelepasan keluar feses lembek warna kuning kecoklatan-------
14. Luka-luka: tidak ada luka-luka--------------------------------------------------------
15. Patah tulang : tidak ada-----------------------------------------------------------------
16. Lain-lain : Pada tungkai bawah kanan terdapat varises-----------------------------
KESIMPULAN :----------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki dalam keadaan segar yang
berumur lima puluh delapan tahun. Pada pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-
tanda kekerasan. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan dalam (Outopsi).---------------------------------------------------------------
Demikianlah Visum et Repertum ini saya buat dengan sesungguhnya
berdasarkan keilmuansaya yang sebaik-baiknya dan dengan mengingat sumpah
sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana---------------------------
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang
melalui pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.
Perubahan itu akan terjadi dari mulai terhentinya suplai oksigen.
Manifestasinya akan dapat dilihat setelah beberapa menit, jam, dan seterusnya.
Setelah beberapa waktu, timbul perubahanpascamati yang jelas
memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti.3
8
wajar). Mendadak di sini diartikansebagai kematian yang datangnya tidak
terduga dan tidak diharapkan, dengan batasan waktu yang nisbi.Mati
mendadak mengandung pengertian kematian yang tidak terduga, dalam kurun
waktu kurang dari satu jam atau dalam waktu dua puluh empat jam. Sering
mati mendadak terjadi dalam beberapa menit, sehingga tidak ada yang
menyaksikan atau tidak sempat mendapat pertolongan sama sekali.1,3
Penyakit pada jantung dan pembuluh darah menduduki urutan pertama dalam
penyebab kematian mendadak, dan sesuai dengan kecenderungan kematian
kematian mendadak pada laki-laki yang lebih besar, penyakit jantung dan
pembuluh darah juga memiliki kecenderungan serupa. Penyakit jantung dan
pembuluh darah secara umum menyerang laki-laki lebih sering dibanding
perempuan dengan perbandingan 7 :1 sebelum menopause, dan menjadi 1 : 1
setelah perempuan menopause. Di Indonesia, seperti yang dilaporkan Badan
Litbang Departemen Kesehatan RI, persentase kematian akibat penyakit ini
meningkat dari 5,9% (1975) menjadi 9,1% (1981), 16,0% (1986) dan 19,0%
(1995).5
Tahun 1997 -2003 di Jepang dilakukan penelitian pada 1446 kematian pada
kecelakaan lalu lintas dan dari autopsi pada korban kecelakaan lalu lintas di
Dokkyo University dikonfirmasikan bahwa 130 kasus dari 1446 kasus tadi
penyebab kematiannya digolongkan dalam kematian mendadak, bukan karena
trauma akibat kecelakaan lalu lintas. 2
9
Sistem kardiovaskuler
Mati mendadak adalah kematian yang tidak terduga, non-traumatis, non self
inslicted fatality, yang terjadi dalam waktu 24 jam sejak awal gejala. Berdasar
definisi ini maka penyakit jantung (sudden cardiac death) merupakan 60 %
dari keseluruhan kasus. Jika yang dianggap mati mendadak adalah kematian
yang terjadi satu jam sejak timbulnya gejala, maka sudden cardiac death
merupakan 91% dari semua kasus mati mendadak.1
10
kenyataannya tidak semua kematian koroner disertai kelainan otot
jantung.3
11
Stenosis dari koroner oleh ateroma sangat sering terjadi, konsekuensinya
terjadi pengurangan aliran darah ke otot jantung yang dapat menyebabkan
kematian dengan berbagai cara.4
a) Insufisiensi koroner akibat penyempitan lumen utama akan
mengakibatkan iskemia kronik dan hipoksia dari otot-otot jantung di
bawah stenosis. Otot jantung yang mengalami hipoksia mudah
menyebabkan aritmia dan fibrilasi ventrikel, terutama pada adanya
beban stress seperti olahraga atau emosi.
b) Komplikasi dari ateroma dapat memperburuk stenosis koroner dan
kematian otot jantung yang mengikutinya. Plak ateroma ulseratif dapat
pecah atau hancur, mengisi sebagian atau seluruh pembuluh darah
dengan kolesterol, lemak dan debris fibrosa. Pecahan ini akan terbawa
ke arah distal pembuluh darah dan pada percabangan pembuluh darah
menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan multipel mini-infark.
Trombosis koroner
c) Miokard infark, terjadi ketika stenosis berat terjadi atau terjadi oklusi
total dari pembuluh darah, bila pembuluh darah kolateral di tempat
bersangkutan tidak cukup memberi darah pada daerah yang
bersangkutan. Infark umumnya baru terjadi bila lumen tertutup lebih
dari atau sama dengan 70%.
d) Lesi pada sistem konduksi jantung. Efek dari infark yang besar adalah
mengurangi fungsi jantung karena kegagalan pompa dan otot yang mati
tidak dapat berkontraksi atau menyebabkan aritmia dan fibrilasi
ventrikel.
e) Infark miokard yang ruptur dapat menyebabkan kematian mendadak
karena hemoperkardium dan tamponade jantung.
f) Fibrosis miokard, terjadi ketika infark miokard menyembuh karena
miokardium tidak dapat berprofilerasi. Sebuah daerah fibrosis yang
besar di ventrikel kiri dapat kemudian membengkak karena tekanan
yang tinggi selama sistole membentuk aneurisma jantung yang
mengurangi fungsi jantung.
12
g) Ruptur otot papilaris, dapat terjadi karena infark dan nekrosis. Keadaan
ini memungkinkan katup mitral mengalami prolaps dengan gejala
insufisiensi mitral dan bahkan kematian.
Ateroma pada arteri koroner bisa fokal dengan plak yang irreguler dengan
berbagai ukuran atau dalam jumlah sedikit dan terlokalisir dengan sisa
lumen lain pada sistem kardiovaskuler hampir normal. Hal ini berarti
setiap bagian pembuluh darah utama harus diperiksa saat otopsi,
pemotongan transversal dilakukan dengan jarak tidak lebih dari 3 mm.4
Beberapa bentuk infark miokard yang dapat dikenali saat otopsi yaitu : 4
Infark laminar, lebih banyak ditemukan pada daerah subendokardial
atau pada ventrikel kiri, kadang infark luas sampai setengah atau lebih
dari tebalnya dinding.
Infark lokal atau regional, lebih sering pada penyakin arteri koroner
murni, dan disebabkan oklusi lokal atau sumbatan yang berat pada
arteri koronaria. Besar dan posisi infark tergantung dimana oklusi
terjadi. Hampir semua infark jenis ini ditemukan pada ventrikel kiri.
13
2) Penyakit Jantung Hipertensi
3) Stenosis Aorta
Stenosis aorta menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri, bahkan lebih nyata
dibanding pada hipertensi. Jantung dapat mencapai berat 800 – 1000 gram.
Penyebabnya biasanya adalah kalsifikasi pada katup jantung menyebabkan
katup menjadi tebal dan kaku. Pada tingkat lanjut, seluruh katup mungkin
hampir tidak dapat dikenali, massa seperti kapur, dengan lumen hampir
tidak cukuplebar untuk memuat sebuah pensil.7
Katup aorta yang sempit, menghalangi aliran darah dari ventrikel kiri dan
menyebabkan hipertrofi otot dalam rangka memompa stroke volume yang
sama melewati lubang yang lebih sempit.Efek yang lain adalah penurunan
tekanan perfusi koroner, dan akan lebih buruk jika terjadi regurgitasi.
Kematian mendadak umumnya terjadi pada usia di atas 60 tahun, namun
terjadi pula pada orang yang lebih muda dengan kelainan kongenital
berupa katup aorta yang bikuspid.7
14
4) Kardiomiopati
5) Miokarditis
6) Tamponade cordis
15
merasakan nyeri samar-samar atau tekanan di dada, yang akan bertambah
buruk jika berbaring dan akan membaik jika duduk tegak. Penderita
mengalami gangguanpernapasan yang berat selama menghirup udara,
vena-vena di leher membengkak.Tamponade jantung dapat terjadi secara
mendadak jika begitu banyak cairan yang terkumpul secara cepat sehingga
jantung tidak dapat berdenyut secara normal. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan tekanan dalam jantung, dan menyebabkan ventrikel jantung
tidak terisi dengan sempurna, sehingga hasilnya adalah pemompaan darah
menjadi tidak efektif, syok, dan dapat juga menyebabkan kematian.10
Sistem Respirasi
Kematian biasanya melalui mekanisme perdarahan, asfiksia, dan atau
pneumothorax.Perdarahan dapat terjadi pada tuberculosis paru, kanker paru,
bronkiektasis, abses, dan sebagainya. Sedangkan asfiksia terjadi pada
pneumonia, spasme saluran napas, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis,
aspirasi darah atau tersedak.3
Mati mendadak yang terjadi pada orang yang tampak sehat akibat sistem
pernapasan jarang ditemukan.Kematian dapat terjadi disebabka karena
perdarahan yang masuk ke dalam saluran pernapasan, misalnya akibat
pecahnya kavernaTBC, neoplasma bronchus, bronkiektasis, atau abses
paru-paru.Penyebab utama dari sistem ini adalah perdarahan, yakni karena
perdarahan yang cukup banyak atau masuknya perdarahan ke dalam paru-
paru. Di dalam otopsi akan ditemukan adanya darah, trachea, bronkus,
atau saluran napas yang lebih dalam lagi. Perdarahan dapat muncul dari
lesi inflamasi pada daerah nasopharynx.Beberapa kasus dapat juga berasal
dari arteri carotis. Perdarahan yang lain dapat berasal dari karsinoma di
daerah esophagus atau jaringan sekitarnya. Aneurisma aorta dapat juga
ruptur ke arah bronkus atau esophagus.
16
2) Asthma
Studi klinik dari 10 orang pengidap asma yang gagal nafas sebelum atau
sesaat setelah masuk RS tidak menunjukkan gangguan ritme jantung
secara signifikan, disimpulkan bahwa asfiksia sebagai faktor pencetus
daripada aritmia, penyempitan saluran nafas yng massive merupakan
petunjuk pasti dari collapsnya paru berdasar dari observasi pasien asma di
RS yang memburuk dan menghendaki menghentikan bantuan nafas.
Pneumotorak juga berhubungan dengan fatal emboli udara pada atatus
asmatikus.7
17
Tiga komponen penting yang berperan penting dalam serangan asma adlah
bronkospasme, penyumbatan saluran dafas oleh lendir lengket, dan edema
mukosa, semua itu memberi kontribusi dalam memperburuk hipoksia yang
mengakibatkan berhentinya pernafasan.7
3) Bronkiektasis
Dalam buku Harrison (1981) disebutkan bahwa bronkiektasis adalah
pelebaran dari lumen bronkus.Biasanya lokal dan permanen.Ektasis terjadi
akibat adanya kerusakan dinding bronkus.Kerusakan dinding tersebut
dapat disebabkan oleh penyakit paru-paru. Jadi, bronkiektasis bukan
merupakan suatu penyakit yang berdiri sendiri, melainkan merupakan
suatu akibat dari penyakit paru-paru.3,9
18
bronkiektasis pada kasus mati mendadak yang dicurigai karena perdarahan
paru-paru.3,9
4) Abses paru
Abses paru adalah lesi paru yang berupa supurasi dan nekrosis
jaringan.Abses dapat timbul akibat luka karena trauma paru, perluasan
abses subdiafragma, dan infark paru-paru yang terinfeksi.Karena penyebab
terbanyak adalah infeksi, maka mikroorganisme yang menyebabkan abses
merupakan organisme yang terdapat di dalam mulut, hidung, dan saluran
napas.Macam-macam organisme tersebut misalnya kuman kokus
(streptococcus, staphylococcus), basil fusiform, basil anaerob dan aerob,
spyrochaeta, proteus, dan lain sebagainya.Patologi terjadinya abses diawali
dengan kuman yang teraspirasi ke dalam saluran napas sampai di bronkus
dan bronkiolus.Kemudian infeksi menyebar ke parenkim paru.Terjadi
pembentukan jaringan granulasi yang mengelilingi lokasi infeksi.Dapat
terjadi perluasan ke pleura, sehingga pus dan jaringan nekrotik dapat
keluar ke rongga pleura.Abses tanpa pengobatan yang adekuat dapat
menjadi kronis.
5) Pneumothorax
Pneumothorax adalah adanya udara di dalam rongga pleura. Banyak
terjadi pada dewasa tua, sekitar usia 40 tahun, dan lebih banyak terjadi
pada pria dibanding wanita. Penyakit dasar penyebab pneumothorax
adalah TB paru, emfisema, dan bronkhitis kronis. Pneumothorax berulang
dengan menstruasi pada wanita disebabkan oleh adanya pleura
endometrosis (katamenial pneumothorax).1
19
terganggu. Akibatnya selain terjadi gangguan pernapasan juga terjadi
gangguan pada sirkulasi jantung yang berakibat pada kematian.
6) Tuberkulosa Paru (TB Paru)
Merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.Data WHO terdapat 10-12 juta penderita TB
paru yang mampu menularkan.Angka kematian mencapai tiga juta
pertahun.Penyebaran umumnya di negara berkembang dengan sosial
ekonomi rendah. Meluasnya TB paru dalam tubuh penderita dapat melalui
berbagai cara :
(1) Penyebaran perkontinuitatum atau langsung ke jaringan
sekitarnya.
(2) Penyebaran melalui saluran napas.
(3) Penyebaran melalui saluran limfe (pleura, tu,ang belakang, dan dinding
thorax).
(4) Penyebaran hematogen.
Gambaran klinis paling awal dan sering adalah batuk.Dahak mula-mula
sedikit dan mukoid.
8) Karsinoma Bronkogenik
Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas primer yang berasal dari
saluran napas.Karsinogen dalam kasus karsinoma bronkogenik yang
banyak disorot adalah rokok. Bahan aktif yang dianggap karsinogen dalam
asap rokok adalah polonium 210 dan 3,4 –benzypyrene. Perokok dalam
jangka waktu 10-20 tahun mempunyai risiko kanker ini. Karsinogenik lain
yang berhubungan dengan dengan karsinoma bronkogenik adalah asbes,
20
kemudian bahan radioaktif. Karsinoma bronkogenik mempunyai prognosis
buruk sehingga mortalitasnya pun sangat tinggi.9
9) Bronchopulmonary dysplasia
Bronchopulmonary dysplasia mengacu pada penyakit paru kronik. Ada 3
fase berbeda perkembangan pada displasia bronkopulmonary, akut,
reparative, dan kronik. Pemeriksaan makroskopisnya akan ditemukan:
permukaan paru-paru halus, tebal, dan bertambah berat, ciri-ciri pada
tahap terminal ditandai paru2 yang pecah. Pada pemeriksaan
makroskopisnya, kerusakan terjadi dari trakea sampe ke elveoli, dengan
penampakan awal nekrosis pada lapisan epitelial sel disertai ulserasi. Pada
kasus yang parah nekrosis bisa sampe kartilago trakea, menyebabkan
trakeomalasia, epitel displasia, submukosal fibrosis, dan hipertropi otot
saluran nafas terkecil.7
10) Emboli Pulmonal
Sepersepuluh persen otopsi pada sudden death karena penyakit pada organ
ini. Kematian tak terduga bisa karena asfixia hasil dari emboli paru yang
masiv yang disebabkan oleh trombus yang besar dari iliaka atau vena
femoralis akibat trauma atau operasi yang kemuadian menuju ke paru
karena stasis aliran darah.7
Secara forensik, merupakan hal yang amat penting bagi dokter untuk dapat
membuktikan adanya trombosis setelah tejadinya kekerasan. Jika korban
mengalami embolisme yang fatal seminggu setelah kekerasan, namun
secara histologi trombosis tampak berumur beberapa minggu, maka jelas
kekerasan bukan merupakan penyebabnya.7
21
tempat lain dari arteri serebral. Pada umumnya ruptur arteri karena adanya
kelainan congenital pada dinding pembuluh darah, tapi ruptur biasanya akibat
degenerasi atheromatous .
Pada dewasa muda kematian mendadak oleh karena ada kelainan pada
susunan saraf pusat, adalah pecahnya aneurisma serebri, yang masih dapat
diketahui lokasinya bila pemeriksaan atas pembuluh darah otak (circulus
willisi) dikerjakan dengan teliti;di mana pemeriksaan akan ditandai dengan
subarachnoid.8
Mati mendadak jarang terjadi pada infeksi, meskipun ada abses serebral yang
ruptur, dan kematian yang cepat berhubungan dengan meningitis
(pneumokokus, meningokokus, influenza, tuberkulosa).Akut poliomyelitis
dan ensefalitis dapat menyebabkan kematian cepat jika juga mengenai batang
otak. Mati mendadak atau kematian beberapa jam sejak onset gejala dapat
terjadi pada malaria. Diagnosis postmortem dapat diketahui dengan
ditemukannya pigmen malaria pada otak danorgan lain seperti ginjal, liver,
dan limpa. Mati mendadak juga dapat terjadi pada kasus epilepsi.Kematian
dapat terjadi akibat asfiksia karena sufokasi. Kematian yang berkaitan dengan
fungsi otak adalah kekacauan dari batang otak dalam mengatur jantung dan
pernapasan.1
22
Stroke merupakan salah satu manifestasi defisit neurologis.Defisit neurologis
tersebut dapat berupa hemiparesis, hemipestesia, diplegia, afasia, disfasia, dan
paestesia.Stroke adalah suatu sindroma akibat lesi vaskuler regional yang
terjadi di daerah batang otak, daerah subkortikal maupun kortikal.Lesi
vaskuler tersebut dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah (stroke
iskemik) maupun dapat karena karena pecahnya pembuluh darah (stroke
hemoragik). Beberapa kondisi yang perlu juga diperhatikan pada korban yang
mati mendadak dengan dugaan stroke, adalah :11
a) Umur. Lebih tua lebih memungkinkan mengidap stroke.
b) Hipertensi. Merupakan faktor risiko yang dapat terjadi pada orang tua
maupun muda.Korban dengan riwayat tekanan diastolik > 90 mmHg perlu
diwaspadai.
c) Diabetes mellitus. Orang yang diobati dengan insulin lebih mempunyai
risiko untuk mengidap stroke daripada mereka yang tidak menggunakan
insulin.
d)Aterogenik. Orang yang mempunyai faktor keturunan untuk
mengembangkan ateroma (aterogemik).Misalnya orang dengan
hiperlipidemia atau orang dengan hiperurikasidemia.
e) Penyakit jantung. Stenosis / insufisiensi mitral, penyakit jantung koroner,
congestive heart failure, penyakit jantung rematik, faktor risiko ini pada
umumnya akan menimbulkan sumbatan aliran darah ke otak karena
jantung melepaskan gumpalan darah atau sel-sel atau jaringan yang telah
mati ke dalam aliran darah.
f) Perokok. Efek merokok terhadap stroke tidak begitu nyata dibanding
terhadap penyakit jantung koroner.
g) Obat antihamil. Merupakan faktor risiko bagi wanita.11
23
- Ulkus peptikum
- Karsinoma esophagus
- Varices esophagus
2. Perdarahan intra abdominal
- Ruptur spontan dari carcinoma liver
- Ruptur pada kehamilan ectopic
- Ruptur spontan dari pembesaran lien (malaria, thypoid fever)
3. Shock
- Obstruksi dari usus : volvulus, intususception, hernia incarserata
- Acut pancreatitis
- Batu dalam saluran empedu
- Kista ovarium atau fibromyoma uteri yang terpuntir
4. Peritonitis
- Rupture intestine
- Perforasi peptic ulcer dari stomach atau duodenum
- Perforasi carcinoma intestine
- Perforasi intestine pada thypoid fever
Sistem Hematopoietik
a) Limpa
Ruptur dari limpa dapat menyebabkan kolaps dan mati mendadak dengan
cepat. Limpa dapat ruptur secara spontan atau karena trauma. Hal ini terjadi
jika limpa terlibat dalam penyakit yang cukup berat, yaitu infeksi leukemia,
hemophilia, malaria, typhoid, atauleishmaniasis.
b) Darah
Kematian mendadak tak terduga dilaporkan dalam kasus megaloblastik
anemia. Infeksi ringan juga dapat muncul sebagai pemicu terjadinya
kematian pada beberapa keadaan anemia. Hal tersebut juga dapat terjadi
pada pasien leukemia.Hanya satu kelompok hemoglobinopati yang mungkin
berhubungan dengan kematian yang tak terduga dan ini biasanya disebabkan
oleh sickle sel anemia. Pasein meninggal dalam kondisi kritis karena
hemolisis massif dari eritrosit.
24
Penyakit Sistem Urogental
Kelainan pada urogenital jarang menyebabkan kematian mendadak. Dari
sebuah laporan di New York, disebutkan sekitar 1,9% akibat kelainan saluran
kencing dan 1,3% akibat kelainan genital. Kemaian mendadak karena sistem
ini lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki.2
25
otot polos uterus, kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveoli susu.
Aksinya terhadap ginjal mencegah kehilangan air berlebihan (efek anti
diuretik) dan kontraksi otot polos dalam dinding pembuluh darah (pengaruh
vasopresor).Pankreas, juga seperti kelenjar endokrin yang lain jarang
berhubungan dengn kasus mati mendadak. Hipoglikemia merupakan
sebabkematian dapat terjadi karena tumor pancreas atau overdosis pemberian
insulin. Tiroid baik hiperfungsi maupun hipofungsi dapat menyebabkan
matimendadak ka-rena efeknya terhadap jantung.
Sebab-sebab lain
Kematian-kematian mendadak dapat juga diakibatkan karena sebab lain yaitu
sekitar 4,4%, beberapa keadaan atau kelainan tersebut antara lain : 2
- Addison’s disease, yang disebabkan karena kerusakan kelenjar adrenal,
gejala seperti keracunan makanan atau bahan kimia.
- Kelainan darah, seperti leukemia, hemophilia bisa menyebabkan kematian
mendadak karena komplikasi yang ditimbulkan, misalnya perdarahan pada
otak, edema paru, hipertrofi jantung yang menyebabkan gagal jantung.
- Kelainan metabolic, misalnya diabetes mellitus yang mengalami koma
asidosis, hiperinsulinisme karena tumor Langerhan’s, hemokromatosis
yang menyebabkan fibrosis pada otak, jantung yang bisa menyebabkan
gagal jantung.
- Status limfatikus, mekanisme terjadinya belum jelas, menurut Sjemer
disebabkan oleh reaksi anafilaksis karena sensitisasi pusat neurotic
germinal dari kelenjar yang mengalami hiperplasi dan pelepasan
nucleoprotein yang bisa terjadi spontan maupun karena faktor-faktor dari
luar seperti antitoksin, tenggelam dalam air dingin.
26
3.2 TANATOLOGI
Tanatologi berasal dari kata thanatos (berhubungan dengan kematian) dan
logos(ilmu). Tanatologi adalah bagian dari ilmu Kedokteran Forensik yang
mempelajari kematiandan perubahan yang terjadi setelah kematian serta
faktor yang mempengaruhi perubahandan perubahan yang terjadi setelah
kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahantersebut. Dalam
tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu:3,12
Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga
sistem penunjangkehidupan, yaitu susunan saraf pusat, sistem
kardiovaskular, dan sistem pernapasan, yang menetap ( irreversible).
Secara klinis tidak ditemukan refleks EKG mendatar, nadi tidak teraba,
denyut jantung tidak terdengar, tidak ada pernafasan, dan suara nafas tidak
terdengar pada auskultasi.
Mati suri (suspended animation, apparent death) adalah terhentinya
ketiga system kehidupan diatas yang ditentukan dengan alat kedokteran
sederhana. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur,
tersengat aliran listrik, dan tenggelam.
Mati seluler (mati molekuler) adalah kematian organ atau jaringan
tubuh yang timbulbeberapa saat setelah kematian somatis. Daya tahan
hidup masing-masing organ atau berbeda-beda, sehingga terjadinya
kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan.
Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel
kecuali batang otakdan serebelum, sedangkan keduan sistem lainnya
yaitu pernafasan dan kardiovaskuker masih berfungsi dengan bantuan alat.
Mati otak (mati batang otak) adalah bila terjadi kerusakan seluruh isi
neuronalintrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan
serebelum. Dengan diketahuinyamati batang otak maka dapat dikatakan
seseorang secara keseluruhan tidak dapatdinyatakan hidup lagi, sehingga
alat bantu dapat dihentikan.
27
Tanda Kematian Tidak Pasti
1. Pernapasan berhenti, dinilai setelah lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi,
auskultasi).
2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba.
3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya,
karena mungkin terjadi
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi. Relaksasi otot-otot wajah
menyebabkan kulit menimbul sehingga membuat orang menjadi tampak
lebih muda. Kelemasan otot sesaat setelah kematian disebut relaksasi
primer. Hal ini mengakibatkan pendataran daerah-daerah yang tertekan,
misalnya daerah belikat dan bokong mayat yang tertekan.
5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah
kematian. Segmen-segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan
kemudan menetap.
6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit
yang masih dapat dihilangkan dengan penetesan air.
Darah tetap cair karena adanya fibrinolisis yang berasal dari endotel
pembuluh darah.Lebam mayat mulai tampak 20-30 menit paska mati.
Lebam mayat yang belum menetap atau masih hilang pada penekanan
menunjukan saat kematian kurang dari 8-12 jam sebelum pemeriksaan.
Lebam mayat masih hilang pada penekanan dan berpindah jika posisi
mayat diubah. Lebam menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.
28
Setelah 24 jam, darah masih dapat mengalir dan membentuk lebam
mayat di tempatterendah yang baru. Menetapnya lebam mayat
disebabkan oleh tertimbunnya sel-sel darahdalam jumlah banyak sehingga
sulit berpindah lagi.Selain itu kekakuan otot-otot dindingpembuluh darah
ikut mempersulit perpindahan tersebut.Mengingat pada lebam mayat,
darah terdapat di dalam pembuluh darah, maka keadaan inidigunakan
untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi).
Bilapada daerah tersebut dilakukan irisan kemudian disiram air, warna
merah darah akanhilang/pudar pada lebam mayat, sedangkan pada
resapan darah tidak menghilang.
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu
benda ke bendayang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi,
evaporasi, dan konveksi. Suhu saat matiperlu diketahui untuk perhitungan
perkiraan saat kematian. Penurunan suhu tubuh akan lebihcepat pada suhu
keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban
29
rendah,tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak berpakaian atau
berpakaian tipis, dan pada orang tua serta anak kecil.
4. Pembusukan (decomposition, putrefaction)
30
Selanjutnya, rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah terlepas,
wajah menggembungdan berwarna ungu kehijauan, kelopak mata
membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidahmembengkak dan sering
terjulur diantara gigi.Keadaan seperti ini berbeda dengan wajah asli
korban yang dikenali keluarga.
31
Pembusukan akan terhambat oleh adiposera. Dalam waktu 4 minggu paska
mati asam lemak naik menjadi 20% dan setelah 12 minggu menjadi
70%. Adiposera menjadi jelas secara makroskopik sebagai bahan
berwarna putih kelabu yang menggantikan atau menginfiltrasi bagian-
bagian lunak tubuh. Pada stadium awal pembentukannya sebelum
makroskopik jelas, adiposera paling baik dideteksi dengan analisis asam
palmitat.
6. Mumifikasi
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang
berupa tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Mendadak
disini diartikan sebagai kematian yang datangnya tidak terduga dan tidak
diharapkan, dengan batasan waktu yang nisbi. Disebutkan bahwa batasan kurang
dari 48 jam sejak timbul gejala pertama.3
Kematian mendadak menurut WHO yaitu kematian dalam waktu 24 jam sejak
gejala timbul, tapi beberapa dokter dan ahli patologi berpendapat bahwa 1 jam
terlalu lama, sehingga mereka hanya menyetujui jika kematian terjadi dalam
waktu 1 jam sejak timbulnya penyakit.4Jenazah ini ditemukan meninggal di halte
depan Mall Giant Antasari dan menurut warga yang ada disekitar lokasi,
pasiensebelumya sedang menunggu angkotan kota kemudian pasien tiba-tiba jatuh
dan meninggal di tempat, sehingga kematian pada jenazah ini dapat dikategorikan
sebagai kematian mendadak.3
33
Kemungkinan terbesar korban meninggal akibat penyakit. Penyebabnya tidak
diketahui karena tidak ada data mengenai riwayat penyakit pada jenazah ataupun
pada keluarga jenazah dan pada jenazah tidak dilakukan tindakan pemeriksaan
dalam (outopsi).
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
36
Gambar 3. Label Jenazah
37
Gambar 5. Tampak wajah jenazah
38