Oleh:
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2019
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, responsi dengan judul “Kecelakaan Lalu Lintas Ditinjau dari Segi Hukum”
dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. dr. H. Edi Suyanto, Sp.F, SH, MH. Kes sebagai Kepala Departemen Kedokteran Forensik
dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga sekaligus sebagai Ketua
SMF Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo Surabaya
2. dr. Abdul Aziz, Sp.F sebagai Kepala Instalansi Forensik dan Medikolegal RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
3. dr. Nily Sulistyorini, Sp.F sebagai Koordinator Pendidikan S1 Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
4. Prof. dr. H. Sudjari Solichin, Sp.F(K) sebagai pembimbing yang dengan penuh ketulusan
hati telah membimbing, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir dan menambah
pengetahuan menjadi lebih baik.
5. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril, maupun materil.
6. Kepada seluruh teman-teman sejawat yang dengan tulus memberikan semangat,
khususnya kepada teman-teman sejawat dalam Stase Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal
Penulis menyadari sungguh, referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran diharapkan untuk pengembangan referat ini kedepannya.
Penulis
3
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6 – 8 Surabya 6028 Telp. (031) 5501545 - 49 , Fax (031) – 5501545
VISUM ET REPERTUM
(LUKA)
Pro Justisia
No. RM : 12.17.72.27
HASIL PEMERIKSAAN
Kronologi : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut keterangan saudara korban, kecelakaan terjadi sekitar pukul 08.30 WIB pada
tanggal 23 Desember 2019 saat sedang mengendarai motor di jalan R. Pandagiling. Korban
membonceng suaminya. Di dalam perjalanan korban bertabrakan dengan pengendara sepeda
motor lain dari arah berlawanan kemudian korban jatuh dan tidak sadarkan diri. Setelah itu
korban dibawa ke RSUD Dr. Soetomo ---------------------------------------------------------------
Keadaan umum:
1. Korban berjenis kelamin laki-laki, mengaku berusia enam puluh tahun, tinggi badan
seratus tujuh puluh sentimeter, berat badan enam puluh tujuh kilogram dan warna kulit
sawo matang, status gizi cukup. -------------------------------------------------------------------
4
2. Kesadaran penuh, tekanan darah seratus tiga puluh per sembilan puluh millimeter air
raksa, denyut nadi sembilan puluh empat kali per menit, frekuensi napas dua puluh kali
per menit, suhu tubuh tiga puluh enam koma dua derajat celcius. ----------------------------
3. Properti : satu buah kemeja lengan pendek, berwarna putih abu-abu, motif garis-garis.
Satu buah celana panjang berwarna biru donker -------------------------------------------------
Pemeriksaan fisik:
1. Kepala : -----------------------------------------------------------------------------------------------
a. Bentuk : Bulat, simetris. -------------------------------------------------------------------------
b. Rambut : Lurus berwarna hitam bercampur putih -------------------------------------------
c. Dahi : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan -----------------------------
d. Mata : Pada mata kanan, tepat pada kelopak mata atas dan bawah ditemukan luka
memar berwarna biru keunguan, berbentuk tidak beraturan, berukuran lima sentimeter
kali tiga koma lima sentimeter. Pada mata kanan, lima sentimeter dari garis
pertengahan depan, tepat di sudut luar mata, ditemukan luka bekas jahitan dengan
benang berwarna hitam, berjumlah empat jahitan -------------------------------------------
e. Hidung: Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan ---------------------------
f. Pipi : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. ------------------------------
g. Telinga: --------------------------------------------------------------------------------------------
1) Kanan: tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. -----------------------
2) Kiri: tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan ---------------------------
h. Mulut : Pada bibir atas, tepat pada garis pertengahan depan, ditemukan luka lecet,
berbentuk tidak beraturan, berwarna kemerahan, berukuran tujuh koma lima
sentimeter kali satu koma lima sentimeter ----------------------------------------------------
i. Dagu: Tidak ditemukan kelaian dan tanda-tanda kekerasan. ------------------------------
2. Leher : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. --------------------------------
3. Dada : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. --------------------------------
4. Perut : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. --------------------------------
5. Punggung : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. --------------------------
6. Panggul : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. ----------------------------
7. Anggota gerak atas :. ---------------------------------------------------------------------------------
a. Kanan : Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan --------------------------
b. Kiri : Pada punggung tangan, empat sentimeter di bawah pergelangan tangan,
ditemukan luka lecet majemuk, berbentuk tidak beraturan berwarna kemerahan, pada
area seluas lima koma lima sentimeter kali empat sentimeter. Pada telapak tangan,
delapan sentimeter dari pergelangan tangan, terdapat luka lecet, berbentuk tidak
beraturan, berwarna kemerahan, berukuran satu sentimeter kali satu koma lima
sentimeter. -----------------------------------------------------------------------------------------
8. Anggota gerak bawah : ------------------------------------------------------------------------------
a. Kanan: Pada tungkai bawah, tepat di pada lutut ditemukan luka lecet majemuk,
berbentuk tidak beraturan, berwarna kemerahan, pada area seluas delapan koma lima
sentimeter kali delapan sentimeter. Pada punggung kaki, tiga belas sentimeter dari
pergelangan kaki, ditemukan luka lecet majemuk, berbentuk tidak beraturan, berwarna
kemerahan, pada area seluas enam sentimeter kali tiga sentimeter. Pada mata kaki
bagian luar, dua sentimeter di bawah pergelangan kaki, ditemukan luka lecet berwarna
5
kemerahan, berbentuk tidak beraturan, berukuran dua koma lima sentimeter kali dua
sentimeter ------------------------------------------------------------------------------------------
b. Kiri: Tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. -------------------------------
9. Dubur: Tidak dievaluasi. ----------------------------------------------------------------------------
10. Alat kelamin : Tidak dievaluasi. ----------------------------------------------------------------
Tindakan/Terapi :
1. Debridement -----------------------------------------------------------------------------------------
2. Penjahitan luka sudut mata kanan ----------------------------------------------------------------
KESIMPULAN
1. Korban berjenis kelamin laki-laki, mengaku berusia enam puluh tahun, tinggi badan
seratus tujuh puluh sentimeter, berat badan enam puluh tujuh kilogram dan warna kulit
sawo matang, status gizi cukup ---------------------------------------------------------------------
2. Pada pemeriksaan ditemukan: ----------------------------------------------------------------------
a. Luka memar pada kelopak mata
kanan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
b. Luka bekas jahitan pada mata kanan ---------------------------------------------------------
c. Luka lecet pada pipi kanan, mulut, tangan kiri, tungkai bawah kiri, dan kaki kiri ----
Luka pada poin a & c tersebut diatas akibat kekerasan tumpul.
Luka pada poin b lazim ditemukan pada tindakan medis
3. Luka-luka tersebut menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian untuk semntara waktu ---------------------------------------------------
---
Demikianlah Visum et Repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah pada waktu
menerima jabatan. ----------------------------------------------------------------------------------------
Dokter Pemeriksa,
6
KECELAKAAN LALU LINTAS DITINJAUI DARI SEGI HUKUM
7
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
(4) Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
8
KUHP
Pasal 90
Luka berat berarti:
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
Kehilangan salah satu pancaindera;
Mendapat cacat berat;
Menderita sakit lumpuh;
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling
lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana
dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang
yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
9
Pasal 359
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
Pasal 360
(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat
luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
kurungan paling lama satu tahun.
(2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebahkan orang lain lukaluka
sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana
denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
10
PEMBAHASAN KASUS
11
rupiah)”, namun pada kasus ini, pasien kemudian ditetapkan statusnya oleh Kepolisian
Resor Surabaya sebagai korban.
Berdasarkan Peraturan KAPOLRI NO.15 Tahun 2013, ayat 3,4,5,6 sudah jelas
ditambah dengan ayat 7 yang berbunyi “Pemberian pertolongan pertama kecelakaan lalu
lintas yang selanjutnya disebut pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang
dilakukan oleh petugas Polri di bidang lalu lintas dan/atau petugas medis untuk
menyelamatkan jiwa korban dengan cara memberikan perawatan medis dan/atau membawa
segera korban Kecelakaan Lalu Lintas pada unit pelayanan kesehatan terdekat”. Pada Visum
yang di buat terdapat jelas tindakan/terapi yang telah dilakukan terhadap korban adalah
debridement dan penjahitan luka sudut mata kanan.
Pada KUHP pasal 90 KUHP Pasal 90, “Luka berat berarti: jatuh sakit atau mendapat
luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya
maut, tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian, kehilangan salah satu pancaindera, mendapat cacat berat, menderita sakit
lumpuh, terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih, gugur atau matinya
kandungan seorang perempuan”. Pada kasus korban jatuh sakit sehingga tidak mampu terus-
menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian, oleh karena itu
dipaparkan secara jelas pada kesimpulan visum korban pada poin 3 yang berbunyi “Luka-
luka tersebut menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan
atau pencarian untuk sementara waktu”
Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo menerima
permintaan visum dari Kepolisian Resor Surabaya, dan berdasarkan hasil penyelidikan
pasien ditetapkan statusnya sebagai korban berdasarkan yang tertulis pada Surat Permintaan
Visum et Repertum.
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Hoediyanto dan Hariadi A. 2012. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. PT. Grafika Media, Jakarta, 1992
3. Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
4. Peraturan Kepolisisn Negara Republik Indonesia nomor 15 tahun 2013
14