Anda di halaman 1dari 6

1.

Gastritis

2. ISK
3. Asma Bronkial
4. Bronkiolitis Akut

Diagnosis

 wheezing, yang tidak membaik dengan tiga batuk, dan demam. Satu hingga dua hari
dosis bronkodilator kerja cepat kemudian timbul batuk yang disertai dengan
 ekspirasi memanjang/expiratory effort sesak napas.
 hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor  Sianosis
pada perkusi  merintih (grunting)
 tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam  muntah setelah batuk, rewel
 crackles atau ronki pada auskultasi dada
 sulit makan, menyusu atau minum.
 Gejala awal berupa gejala infeksi
respiratori-atas akibat virus, seperti pilek ringan,
Pemeriksaaa Fisik

 Takipnea  gejala ekspirasi memanjang hingga wheezing


 Takikardi  napas cuping hidung
 Peningkatan suhu di atas 38,5 °C  retraksi interkostal
 konjungtivitis ringan dan faringitis  Ronki

Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan darah rutin kurang bermakna karena jumlah leukosit dan elektrolit biasanya normal
 Analisis gas darah (AGD)
 Pada foto rontgen toraks didapatkan gambaran hiperinflasi dan infiltrat (patchy infiltrates). Dapat ditemukan
gambaran atelektasis, air trapping, diafragma datar, dan peningkatan diameter antero-posterior.
 Untuk menemukan RSV dilakukan kultur virus, rapid antigen detection tests(direct immunofluoresence
assay danenzyme-linked immunosorbent assays, ELISA) ataupolymerase chain reaction (PCR), dan pengukuran
titer antibodi pada fase akut dan konvalesens.

Tatalaksana

 Sebagian besar bersifat suportif, yaitu pemberian 1583oksigen, minimal handling pada bayi, cairan intravena dan
kecukupan cairan, penyesuaian suhu lingkungan agar konsumsi oksigen minimal, tunjangan respirasi bila perlu,
dan nutrisi.
 Bronkodilator, anti-inflamasi seperti kortikosteroid, antiviral seperti ribavirin, dan pencegahan dengan vaksin
RSV, RSV immunoglobuline (polyclonal),atau humanized RSV monoclonal antibody (Palivizumab)
5. Bronkiektasis

Penegakan Diagnosis

 Batuk yang produktif dengan sputum dari jernih  Dapat terjadi hemoptisis
menjadi kekuningan / kuning kehijauan lebih dari 6
 Demam tidak selalu ditemukan
minggu.
 Sesak napas dan mengi
 Batuk biasanya terjadi pada pagi hari dan semakin
memberat pada siang hari.  Anoreksia dan kenaikan berat badan yang tidak
adekuat

Pemeriksaan fisis

 Bunyi crackles atau ronki kasar terutama di daerah  Jari tabuh (clubbing of the fingers)
lobus-bawah kiri dan lobus-tengah kanan;
 Resiko pada anak yang mengalami pneumonia
 kadang dapat terdengar mengi rekuren, atau dengan infiltrat atau atelektasis yang
menetap selama 12 minggu.
 Perkusi pekak

Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan laboratorium  Pemeriksaan darah rutin lengkap

 Sweat chloride untuk fibrosis kistik.  IgG, IgM, dan IgA serum

 IgE  IgG subklas

 hitung eosinofi  Uji HIV

 presipitan serum untuk Aspergilus  Kultur sputum atau apus orofaring dalam untuk
anak yang masih kecil
 kultur sputum untuk jamur
 Pemeriksaan bronkografi Secara tradisional
 uji kulit terhadap Aspergilus ( untuk menyingkirkan
adanya ABPA )

6. Kolik Renal
Hasil Anamnesis(Subjective)

 Nyeri kolik, yang terasa di satu sisi pinggang atau perut, dapat menjalar ke alatkelamin (scrotum, penis, vulva),
muncul mendadak, hilang timbul, dan intensitasnya kuat.

 Nyeri ginjal (renal colic), yang terasa di pinggang, tidak menjalar, terjadi akibatregangan kapsul ginjal, sering
berhubungan dengan mual dan muntah.

 Nyeri kandung kemih, terasa di bawah pusat.

 Kolik biasanya disertai gelisah dan pernafasan cepat.

 Urgensi, yaitu rasa ingin kencing sehingga terasa sakit,

 Disuria, yaitu rasa nyerisaat kencing atau sulit kencing.

 Polakisuria, yaitu frekuensi kencing yang lebihsering dari biasanya.

 Hematuria, yaitu terdapat darah atau sel darah merah(eritrosit) di air seni. Anuria yaitu jika produksi air seni <
200 cc/hari. Oliguriayaitu jika jika produksi air seni < 600 cc/hari.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana(Objective)

 Pemeriksaan Fisik:

 KU: Pasien tampak kesakitan dan gelisah,  Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami
hidronefrosis
 nafas cepat
 Nyeri ketok kosto-vertebrae
 tekanan darah meningkat

 Pemeriksaan penunjang :

 Pemeriksaan darah  kalsium, fosfat,urat, kreatinin, dan urem

 Pemeriksaan Urinalisis,  Pemeriksaan volume urin, osmolaritas, pH, BJ

 Pemeriksaan radiologis :

 Foto polos abdomen (BNO) -> utnuk menentukan besar, macam dan lokasi batura d ioopaque Intravenous

 Pyelografi (IVP) -> untuk menilai obstruksi urinaria dan mencari etiologi kolik.

 CT scan
 USG -> bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP (ykeadaan-keadaan : alergi terhadap bahan
kontras, faal ginjal yang menurundan pada wanita yang sedang hamil)

 Diagnosis Banding :

 Apendisitis akut  Aneurisma ruptur aorta

 Divertikulitis  Pielonefritis

 Salpingitis

Penatalaksanaan Komprehensif(Plan)

 Simptomatik:Penanganan awal kolik ginjal adalah dengan menangani nyeri yang dirasakanpasien.

 Obat golongan NSAID seperti diklofenak intramuscular untuk meredakan nyeri segera.

 Analgesic opiate seperti tramadol mungkin diperlukan.

 Obat antiemetik diberikan untuk menangani mual dan muntah, namun bilamuntahnya persisten, diberikan
cairan intravena.

 Obat antispasmodik.

 Penanganan kausal :Penanganan sesuai dengan penyebab yang terjadi,Jika karena infeksi maka diberikan
antibiotik.Jika ada batu maka penanganan sesuai dengan penatalaksanaan batu sal kencing

Anda mungkin juga menyukai