Anda di halaman 1dari 10

RENDAHNYA KEDESIPLINAN GURU

DISUSUN OLEH :

NAMA : FAHRIZAL [ E1B019052 ]


ISDIANTO [ E1B0190
KELAS : 1B / PPKn
MATA KULIAH : PROFESI PENDIDKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedisiplinan dan motivasi merupakan salah satu syarat agar prestasi belajar siswa di
sekolah menjadi lebih baik. Selain itu kedisiplinan guru juga akan menjadi suatu rangsangan
bagi siswa agar lebih disiplin dalam belajar. Kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri
terwujud dalam bentuk pengakuan terhadap hak dan keingian orang lain, dan mau mengambil
bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi. Hal inilah yang
sesunguhnya menjadi hakekat dari disiplin.
Disiplin kuat yang dimiliki guru, merupakan salah satu hal penting. Guru yang datang
tepat waktu dan tidak meninggalkan kelas sebelum pelajaran berakhir adalah salah satu
contoh yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
Bagi guru yang disiplin, para siswa cenderung memberikan penghargaan lebih dalam
bentuk perilaku siswa di sekolah. Misalnya kedisiplinan guru dalam bentuk tepat waktu hadir
di sekolah juga diikuti oleh sebagian besar para siswa yang jarang terlambat hadir sekolah,
begitu pula dalam peraturan penampilan yang diberlakukan bagi guru dan siswa yang harus
tampil rapi serta akan dikenakan sanksi bagi yang melanggar peraturan tersebut, misalnya
bagi guru diwajibkan berpakaian dan berpenampilan rapi sesuai seragam yang telah
ditetapkan diikuti juga oleh para siswa khususnya menyangkut peraturan tidak diperbolehkan
bagi siswa pria untuk memiliki rambut yang panjang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah ;
1. Bagaimanakah kedisiplinan guru di sekolah?
2. Apakah penyebab Siswa belum mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar?
3. Apakah Pengaruh kedisiplinan guru terhadap peningkatan belajar siswa?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana kedisiplinan guru di sekolah.
2. Mengetahui penyebab siswa belum mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar .
3. Mengetahui pengaruh kedisiplianan guru terhadap peningkatan belajar siwa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Peranan Guru


1. Pengertian Guru
Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1
disebutkan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Mulyasa (2006: 37) mengungkapkan bahwa guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh,
panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya.
2. Kompetensi Guru
Menurut Sagala (2011: 23) kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru untuk dapat melaksanakan
tugas-tugas profesionalnya Telah dijelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10, Ayat (1)
bahwa “Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
(a) kompetensi pedagogic
(b) kompetensi kepribadian
(c) kompetensi sosial
(d) kompetensi profesional
3. Tugas Guru dan Tanggung Jawab Guru
Seorang guru memiliki banyak tugas dan Setiap bidang tugas guru tersebut mempunyai
banyak kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru. Tugas-tugas guru tersebut dapat
jelaskan sebagai berikut:
a. Tugas Profesi
Dalam UU No 14 Tahun 2005 Pasal 20 dijelaskan bahwa dalam tugas
keprofesionalan, guru mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
2) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan
3) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

b. Tugas Kemanusiaan
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan berarti guru harus bisa menempatkan diri
sebagai orang tua kedua bagi peserta didik. Jadi, sebagai seorang guru harus bisa memahami
semua karakteristik peserta didik agar semua yang direncanakan dan yang diharapkan orang
tua peserta didik bisa tercapai dengan optimal.

c. Tugas Kemasyarakatan
Tugas guru di bidang kemasyarakatan mengarah pada kehidupan bermasyarakat seorang
guru. Guru mempunyai tugas untuk mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga
negara yang bermoral Pancasila.

2..2 Tinjauan Tentang Kedisiplinan

1. Pengertian Disiplin
Hasibuan (2000: 190) mengemukakan bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan yang berlaku. Kesadaran adalah sikap
seseorang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya, sehingga seseorang tersebut akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan
baik bukan karena paksaan.
Jadi disiplin merupakan tindakan oleh seorang individu dalam sebuah organisasi yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang tertulis
maupun tidak tertulis dan mengerjakan semua tugasnya dengan baik tanpa adanya paksaan.
2. Macam-macam Disiplin
Menurut Siagian (2011: 305-307), disiplin dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai
berikut:
a. Disiplin Preventif
Disiplin yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong anggota untuk taat
kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk memperkuat disiplin pribadi pada masing-
masing anggota, yaitu
 anggota organisasi perlu diberikan dorongan agar mereka mempunyai rasa memiliki
organisasi.
 perlu adanya penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standar
yang harus dipenuhi oleh setiap anggota.
 setiap anggota didorong untuk menentukan sendiri cara-cara pendisiplinan diri dalam
ketentuan-ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.
b. Disiplin Korektif
Disiplin korektif berarti, jika ada anggota organisasi yang melakukan pelanggaran
atas ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka akan dikenakan sanksi. Dalam pemberian sanksi
korektif, harus memperhatikan tiga hal.
1) Anggota yang dikenakan sanksi harus diberitahu pelanggaran atau kesalahan apa yang
telah dilakukannya.
2) Diberikan kesempatan untuk membela diri kepada anggota yang bersangkutan.
3) Jika sanksi yang diberikan adalah pemberhentian, maka perlu dilakukan “wawancara
keluar” (exit interview).
3. Indikator Kedisiplinan
Indikator kedisiplinan tersebut menjadi tolak ukur apakah seseorang mempunyai
sikap disiplin atau tidak. Menurut Dizenca & Smith (Timpe, 2000: 403-435), menyatakan
indikator yang dapat dipergunakan untuk mengkaji disiplin adalah sebagai berikut :
1) ketaatan terhadap peraturan
2) kepatuhan terhadap atasan
3) ketaatan terhadap ketepatan waktu
4) kepatuhan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
5) selalu bekerja sesuai prosedur.
Dengan demikian, sesuai indikator diatas, penulis menyimpulkan bahwa indikator
kedisiplinan yang dapat dipakai adalah sikap kepatuhan, ketaatan, ketertiban, dan
menghormati dan menghargai.
a) Kepatuhan
b) Ketaatan
c) Ketertiban
d) Menghargai dan Menghormati
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Kedisiplinan Guru di Sekolah


Budaya untuk selalu disiplin adalah bagian dari pendidikan karakter.Kita sering
menggunakan istilah disiplin sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan dan tata tertib.Karena
memang seperti itulah makna disiplin yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada tata tertib dan
sebagainya. Kedisiplinan menjadi hal pokok yang harus dilakukan di suatu sistem agar sistem
tersebut dapat berjalan sebagiaman mestinya. Guru sudah tau tentang perilaku disiplin hanya
saja ada berbagai alasan yang memungkinkan pelanggaran disiplin bagi seorang guru.
Berbagai alasan itulah yang harus diantisipasi supaya seorang guru bisa memberi teladan atau
contoh bagi peserta didik.
. Pembelajaran kepada peserta didik bukan hanya pemberian materi dan bahan ajar
melainkan juga memberi contoh berbagai perilaku yang baik. Misalnya ketika ada peraturan
15 menit sebelum pelajaran dimulai, peserta didik harus di dalam kelas, maka guru pun harus
mematuhinya. Tujuannya adalah menciptakan suasana disiplin bersama-sama, guru menjadi
teladan bagi peserta didik untuk menciptakan suasana kelas/sekolah yang lebih baik.
Sayangnya hal tersebut sulit dilakukan oleh seoang guru. Umumnya guru akan datang
ketika sudah bel masuk dan tak sedikit guru yang justru terlambat datang ke kelas/sekolah
dengan berbagai alasan. Tidak seperti pekerja pabrik yang dituntut untuk memproduksi
sesuatu yang langsung kelihatan hasilnya, jika pegawai tersebut terlambat datang maka
produktivitas akan berkurang karena ada beberapa waktu yang terbuang. Lain halnya dengan
guru, yang dihadapi adalah manusia sehingga keterlambatan yang dilakukan tidak akan
terlihat langsung pada pengurangan jumlah apapun. Namun perlu diperhatikan bahwa
kehadiran guru sangat berarti bagi siswa. Jika guru terlambat datang ke kelas/sekolah banyak
hal yang bisa terjadi misalnya kelas menjadi gaduh, beberapa anak bisa saja ribut dengan
temannya yang akan mengganggu proses belajar-mengajar di kelas lainnya.
Hasil kerja guru tidak bisa langsung dilihat dan dinikmati seketika setelah kerja usai
melainkan harus menunggu sekian lama sampai peserta didik kita menjadi dewasa dan
menjadi penerus bangsa ini. Oleh karena itu posisi guru adalah sebagai pengantar menuju
kesuksesan, kehadiran guru benar-benar dinantikan oleh setiap anak karena posisi guru di
kelas/sekolah tidak bisa digantikan dengan perangkat lainnya. Keterlambatan seorang guru
hadir di dalam kelas membawa dampak mental bagi siswa. Guru harus memberi didikan
mental positif bagi siswa dalam bentuk apapun.

B. Penyebab siswa belum mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar


Memang, di era yang semodern ini, Anda tentu menemui banyak siswa sekolah yang
memiliki motivasi lemah dalam belajar, apalagi jika Anda adalah seorang guru. Untuk itu,
Anda perlu mengetahui apa penyebab kurangnya motivasi diri bagi siswa sekolah untuk tetap
aktif dalam kegiatan belajar mengajar :
1. Guru Tidak Memberikan Motivasi Kepada Siswa
2. Siswa Tidak Menyukai Cara Pengajaran Guru
3. Siswa Tidak Menyukai Mata Pelajaran Tertentu
4. Lemahnya Motivasi Dalam Diri Siswa Sendiri
5. Siswa Bermasalah
6. Kurangnya Perhatian Orang Tua di Rumah
7. Pergaulan Buruk
8. Faktor Kemajuan Teknologi

C. Pengaruh kedisiplianan guru terhadap peningkatan belajar siswa.


Kemampuan mengorganisir kegiatan belajar mengajar saja tidaklah cukup apabila
tidak dibarengi dengan kedisiplinan guru yang tinggi. Untuk menjadi guru yang disiplin
tidaklah mudah, disiplin memerlukan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai.
Adapun untuk menciptakan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Membiasakan hidup teratur.
2) Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan tempat yang
disediakan.
3) Memiliki pola pikir yang logis.
Disiplin adalah suatu jenis pendidikan yang abstrak, yang bisa mencegah atau
membentengi anak didik dari masuknya pengaruh-pengaruh yang buruk kedalam dirinya.
Suatu keharusan bagi guru (juru didik) untuk menggunakan pelajaran sabagaijalan
pembentukan adat kebiasaan yang baik pada siswa-siswanya, membentuk akhlak,
membiasakan ia berbuat sesuatu ayng baik, menghindari sesuatu yang tercela, ringkasnya
mendidik dalam arti kata yang sebenarnya.
Banyak guru yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap
siswa dalam belajar, kurang bertanggung jawab karena bila tidak melaksanakan tugas, toh
tidak ada sanksi. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin
didalam belajar baik di rumah, sekolah maupun perpustakaan agar siswa memiliki motivasi
belajar yang tinggi dan disiplin yang kuat, maka haruslah guru beserta staf yang lain disiplin
pula dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
Dalam kaitanya dengan kedisiplinan guru, maka motivasi belajar siswaini tergolong
dalam motivasi ekstrensik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Seluruh staf sekolah, baik kepala sekolah, guru, pegawai atau karyawan
yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula,
selain juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya kedesiplinan
guru dapat mempengaruhi siswa-siswa untuk belajar, jika gurunya saja tidak disiplin maka
siswanya lebih jauh tdiak disiplin. Seperti halnya kata-kata pepatah yg mengatakan jika guru
kencing berdiri maka siswa kencing berlari. Artinya ialah, jika guru tidak dapat disiplin dalam
segala hal ,seperti tidak disiplin waktu maka siswa akan lebih jauh tidak disiplin.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Peranan guru sebagai pelaksana dalam menjalankan kewajibannya perlu meningkatkan
profesionalismenya dalam hal kegiatan belajar mengajar di sekolah terutama kedisiplinan dan
memberikan motivasi kepada siswa. Kedisiplinan dan motivasi merupakan salah satu syarat
agar prestasi belajar siswa di sekolah menjadi lebih baik. Kemampuan untuk mendisiplinkan
diri sendiri terwujud dalam bentuk pengakuan terhadap hak dan keingian orang lain, dan mau
mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi.
Bagi guru yang disiplin, para siswa cenderung memberikan penghargaan lebih dalam
bentuk perilaku siswa di sekolah. Misalnya kedisiplinan guru dalam bentuk tepat waktu hadir
di sekolah juga diikuti oleh sebagian besar para siswa yang jarang terlambat hadir sekolah,
begitu pula dalam peraturan penampilan yang diberlakukan bagi guru dan siswa yang harus
tampil rapi serta akan dikenakan sanksi bagi yang melanggar peraturan tersebut. Oleh karena
itu, peran seorang guru sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa serta
didukung oleh lingkungan dan tempat tinggal yang mendukung.

Saran
Menegakkan disiplin merupakan hal yang sangat penting, sebab dengan kedisiplinan
dapat diketahui seberapa besar peraturan peraturan dapat ditaati oleh guru. Dengan
kedisiplinan di dalam mengajar proses pembelajaran akan terlaksana secara efektif dan
efisien. Keberhasilan belajar siswa itu tidak terlepas dari keberhasilan proses belajar mengajar
yang kemungkinan besar di pengaruhi oleh kedisiplinan guru.
Oleh karena itu, guru harus mematuhi segala peraturan yang telah dibuat oleh sekolah
sesuai dengan tata tertib yang dibuat oleh Menteri Pendidikan. Di harapkan bagi guru untuk
memulai mendisiplinkan diri sendiri sehingga tanpa di sadari akan di contoh oleh siswa.
Kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa karena jika girinya tidak
disiplin maka siswanya juga akan akan sering melanggar peraturan yang telah dibuat oleh
sekolah.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Siagian ( 2011: 305-307) kedisiplianan dalam suatu organisasi.

http://nurhamidah.gurusiana.id/article/tingkat-kedisiplinan-guru-4048100
https://www.pelangiblog.com/2016/11/penyebab-kurangnya-motivasi-belajar.html

file:///C:/Users/ACER/Downloads/BAB%2520I.pdf
file:///C:/Users/ACER/Downloads/BAB%25201%252C2%252C3%252C4%252C5%2520LE
NGKAP.pdf

file:///C:/Users/ACER/Downloads/132421104.pdf
http://eprints.ums.ac.id/11729/2/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai