1. Hidrolisis Polisakarida
Uji hidrolisis polisakarida bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri
mampu menghasilkan enzim hidrolasse yang mampu mnehgidrolisis polisakarida
menjadi monosakarida. Uji ini menggunakan medium starch agar dengan
menggunakan iod sebagai indikator. Ketika medium ditetesi dengan iod maka akan
terbentuk kompleks biru sampai coklat, namun jika bakteri terrsebut memiliki
enzim hidrolase maka akan terbentuk zona bening.
Starch α-amylase
[Amylose + Amylopectin] Dextrin + Maltose +
glucose
(Large polysaccharide) H 2O (intermediate (disaccharides) (monosaccharides)
Polisaccharides)
2. Uji Fermentasi Karbohidrat
Uji fermentasi karbohidrat bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu
bakteri dalam memfermentasikan karbohidrat. Medium yang digunakan adalah
Glocose Agar, Sucrose Agar, dan Lactosa Agar. Hasil positif ditandai dengan
adanya warna kuning dan munculnya gas CO2.
3. Uji Metil Merah
Uji metil merah bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu bakteri untuk
menghasilkan asam-asam campuran, sehingga dapat mngubah indikato metil
merah menjadi merah. Medium ang digunakan adalah Metin red yang
ditambahkan dengan metil merah, hasil positif ditandai dengan adanya warna
merah. Sebagai contoh beberapa jenis bakteri mampu membentuk asam tetapi
tidak cukup banyak untuk mengubah indikator dan penurunan pH sampai 5,0 ,
pada umumnya untuk menghambat kelangsungan hidup mikroorganisme.
Sedangkan bakteri seperti E. Coli dapat memberikan hasil pengujian positif
karena dapat menurunkan pengujian positif dan dapat menurunkan pH sampai di
bawah 4,5. Sebaliknya Klebsiella aerogenes mengadakan dekarboksilasi dan
kondensasi asam piruvat untuk membentuk asetilmetilkarbinol, sehingga pH
meningkat, dan bila ditambahkan metil merah warnanya menjadi kuning hal ini
berarti hasil pengujian negatif.
FeCI3
Catalase Test on Slides. A positive catalase reaction (left slide) shows gas bubbles; a negative catalase reactio
reveals an absence of gas bubbles (right slide).
12. Uji Pencairan gelatin
Uji bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri memiliki enzim gelatinase
yang mampu mengidrolisis gelatin. Hasil positif ditandai dengan adanya pencairan
gelatin.
13. Uji Proteolitik
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri memilik enzim protease
yang mampu menghidrolisis protein menjadi asam-asam amino. Hal ini ditandai
dengan terbentuknya zona bening.
TSIA → media differensial yang mengandung lactose, sucrose, dan glukosa dalam jumlah kecil, ferrro
sulfat (untuk memperlihatkan pembentukan H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam.[) ,
dan indicator phenol red. (Laktose:Sukrose:Glukose perbandingan 10:10:10)
Fungsi : membedakan bakteri enteric yang dapat mereduksi sulfur dan memfermentasi karbohidrat.
Hasil Uji :
- Bakteri memfermentasikan satu dari jenis karbohidrat + Indikator fanol red
→ Perubahan warna menjadi kuning ( suasana asam )
→hanya memfermentasikan glukosa dalam waktu 10 jam pertama , baru terjadi perubahan kuning
→Produksi asam pada lingkungan aerobic :
Daerah miring ( slant ) menjadi kuning , daerah tengah ( median ) menjadi merah ( basa).
→ Produksi asam pada lingkungan anaerobic :
Daerah miring ( slant ) sampai dasar ( butt) menjadi kuning
- Bakteri dapat mereduksi sulfur
→ Gas hydrogen sulfida yang terbentuk akan bereaksi dengan besi membentuk besi sulfida
sebagai endapan hitam.( dapat menutupi hasil asam / basa)
→ reduksi sulfur butuh lingkungan asam , endapan hitam menunjukkan fermentasi berlangsung.
→ Jika slant dikaburkan oleh endapan , lihat bagian atas kemiringan ,untuk menentukan terjadi
fermentasi glukosa ( merah )/ laktosa / sukrosa ( kuning ).
→jika fermentasi yang dihasilkan gas : adanya celah dalam medium atau seluruh bagian akan
terangkat.
SIM MEDIUM
SIM merupakan media untuk membedakan tiga parameter yaitu
- Reduksi Sulfur→ untuk membedakan bakteri enterik
- Uji Indol →bagian dari uji IMViC, untuk membedakan family Enterobacteriaceae
- Uji Motilitas →untuk membedakan jenis bakteri secara umum.
Tujuan utama : untuk membedakan Salmonella dan Shigella.
Kandungan Media SIM : Nutrisi ( salah satunya pepton yang mengandung asam amino termasuk
Triptofan), Iron, dan Natrium thiosulfat.
Prinsip Reduksi Sulfur :
Bakteri dapat mereduksi sulfur menjadi hydrogen sulfide, maka hydrogen sulfide akan bereaksi dengan
zat besi ( Iron) menjadi ferric sulfide yang mengendap berwana hitam.
Uji Reduksi Sulfur Positif → Warna hitam pada media
Urutan tes : Tes Reduksi Sulfur → Tes Motilitas →Uji Indol.
Prinsip Uji Indol :
Beberapa bakteri menghasilkan enzim tryptophase yang dapat menghidrolisis tryptophan. Hasilnya
Indol, Asam Piruvat dan Amonia dengan cara deaminasi.
Cara kerja :
Menambahkan reagen Kovac yang mengandung HCl, n – amyl alcohol dan p-
dimethylaminobenzaldehyde (DMABA) kedalam medium SIM, maka DMABA akan bereaksi dengan
indol , hasilkan senyawa Quinoidal merah
Uji Indol Positif → pereaksi berubah menjadi merah
Urease Test
Urease broth → media differensial yang dapat membedakan bakteri penghasil eksoenzim yaitu enzim
urease ( untuk menghidrolisa urea →amonia karbodioksida)
Fungsi Urease broth : untuk membedakan bakteri genus Proteus terutama Proteus morganella dan Proteus
providential dari golongan bakteri enteric lain.
Kandungan Urease broth : Buffer, Urea, sedikit nutrient, indicator phenol red.
Phenol red berubah jadi kuning →lingkungan asam , berubah fuchsia →lingkungan basa.
Prinsip Urease test
Media urea terdegradasi menjadi amoniak menyebabkan lingkungan basa, maka media menjadi pink .
Sebagian besar bakteri golongan enteric dapat mendegrasi urea, tetapi lambat.
Fungsi Uji Urease : mendeteksi bakteri yang dapat mendegradasi dengan cepat “rapid urease-
positive”,contoh ; genus Proteus