Abstrak K3L
Abstrak K3L
*E-mail: Sumardiyono99@yahoo.com
Abstrak
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah
data primer. Data primer tersebut diperoleh melalui studi pustaka, studi lapangan, dan
wawancara yang dilaksanakan tanggal 10 Oktober sampai dengan 24 Oktober 2019.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas kegiatan petugas kesehatan dan pasien
sudah tertata sesuai alur pelayanan pasien. Potensi bahaya di UPT Puskesmas Kratonan
antara lain: 1) Toilet pasien yang tidak di sertai gagang untuk pasien lansia di Puskesmas
Pembantu Joyotakan 2, 2) Ayunan yang tidak terfiksasi, 3) Pintu diganjal dengan batu, 4)
Kaki penyangga pamflet rusak, 5) Peletakan autoclave yang tidak tepat di Puskesmas
Pembantu Joyotakan 2, 6) Tempat permainan anak di Puskesmas Kratonan yang tidak
terfiksasi, 7) Penempatan microtoise yang tidak strategis di Puskesmas Pembantu Joyotakan
2, 8) Pintu masuk IGD yang selalu terkunci di Puskesmas Kratonan.
Saran: Perlu dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan upaya kesehatan dan
keselamtan kerja di Puskesmas, yaitu: membentuk petugas K3L dan SOP khusus untuk
manajemen K3L di lingkungan puskesmas, mengadakan sosialisasi dan pelatihan terhadap
petugas medis mengenai K3L, meningkatkan pelayanan kesehatan pekerja untuk mencegah
PAK dan KAK.
*E-mail: Sumardiyono99@yahoo.com
Abstract
Introduction: Puskesmas (Public Heatlh Center) is the leading functional health service units
as the technical implementing units of city or district health offices. Therefore, Public Health
Center is one of work place which has risk of health danger. Efforts need to be done to give
protection of occupational health and safety for workers society. The Occupational Safety
and Health (OSH) Program is all activities to guarantee and protect the safety and health of
the workforce through efforts to prevent workplace accidents and occupational diseases.
There are three basic efforts made in the field of occupational health and safety: Hazard
Identification, Risk Assessment, and Determining Control or often referred to HIRADC.
Methods: This study was a descriptive research. This study used primary data. Data was
collected by literature studies, field studies, and interviews held from October 10th to
October 24th 2019.
Results: The results of this study show that activities of health workers and patients have
been arranged as in accordance flow of patient care. Potential hazards at Kratonan Public
Health Center are: 1) Patient’s bathroom without handle at Joyotakan II Assistant Health
Center, 2) Swing is unstable, 3) The door is propped up with stone, 4) The poles of pamphlet
is broken, 5) Improper placement of autoclave at Joyotakan II Assistant Health Center, 6)
Children’s playground is unstable at Kratonan Public Health Center, 7) Non strategic
placement of microtoise at Joyotakan II Assistant Health Center, 8) Emergency Room door
always locked at Kratonan Public Health Center.
Conclusions: There are some Implementations of Occupational Health and Safety (OHS) in
Puskesmas Kratonan that were quite ideal.
Recommendations: Some actions can be taken to improve occupational health and safety in
Kratonan Public Health Center, including forming an OHS team and a specific operational
procedure for OHS; providing training for health care providers related to OHS; and
improving health care to prevent occupational disease and accident.
pancasila dan UUD 45. Tujuan dari masyarakat pekerja, mencegah timbulnya
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang pekerja di lingkungan kerja yang sesuai
pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau termasuk pemulihan kapasitas kerja
sehat (petugas dan pengunjung) dan orang- pengelolaan program Kesehatan dan
risiko kesehatan. Potensi bahaya yang sebagai slaah satu fasilitas kesehatan
terbakar), paparan bahan kimia berbahaya, Semakin luas pelayanan kesehatan dan
luka sayat akibat benda tajam, dan infeksi. fungsi Puskesmas tersebut, maka semakin
Semua potensi bahaya tersebut dapat kompleks peraatan serta bahan yang
poli gigi, KIA, KB, imunisasi, manajemen gabungan dari kemungkinan (frekuensi)
terpadu balita sakit (MTBS), TB DOTS, dan akibat atau konsekuensi dari terjadinya
dan IMS - VCT. Pasien akan diperiksa bahaya tersebut. Manajemen risiko adalah
oleh petugas, setelah itu apabila diperlukan suatu budaya, proses dan struktur dalam
akan diberikan surat pengantar rujuk mengelola suatu risiko secara efektif dan
(3) Pintu diganjal dengan batu. (4) Kaki penyangga pamflet rusak.
Dampaknya risiko pasien terjatuh akibat Dampaknya adalah dapat menimpa
tersandung. Penilaian risiko dari bahaya pengunjung puskesmas, terutama anak-
ini dengan probability: 2, severity: 3, dan anak karena diletakkan didekat area
tingkat risiko medium. Pengendalian bermain anak. Penilaian risiko dari bahaya
bahaya : metode teknik, yaitu dengan ini dengan probability: 3, severity: 2 dan
memperbaiki pintu agar bisa tetap terbuka tingkat risiko medium. Pengendalian
dengan baik atau metode substitusi, yaitu bahaya: metode teknik, dengan
dengan mengganti dengan pintu yang baru. memperbaiki kaki penyangga pamflet.
Dengan pengendalian bahaya yang telah Dengan pengendalian bahaya yang telah
dilakukan, maka bahaya ini termasuk dilakukan, maka bahaya ini termasuk
dalam kriteria risiko yang dapat diterima. dalam kriteria risiko yang dapat diterima.
Gambar 5. Peletakan almari penyimpanan
alat medis yang tidak tepat di Puskesmas
Gambar 4. Kaki penyangga pamflet
Pembantu Joyotakan 2
rusak.
Gambar 6. Permainan anak yang mudah (8) Pintu masuk IGD yang selalu
DAFTAR PUSTAKA