2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
RSCM yang menangani permasalahan kesehatan mata dan merupakan institusi penyedia jasa
Mata telah melakukan terobosan dengan dibangunnya gedung tersendiri di kompleks RSCM,
dengan mengusung nama RSCM Kirana. Hal ini dilatarbelakangi oleh harapan diperolehnya
Stakeholder yang meliputi pasien, peserta didik, Staf Medik dan Non-Medik, FKUI, RSCM,
Free Trade Area)pada tahun 2015sehingga mengharuskan penyedia jasa layanan kesehatan
Di satu sisi Dengan Untuk mencapai kemampuan bersaing tinggi tersebut, harus tercipta
layanan yang patient-centered, berbasis evidence, komprehensif dan mandiri. Hal ini bisa
Departemen Medik Mata FKUI /RSCM adalah perannya sebagai pelaku integrasi antara
2
system.Departemen Medik Mata FKUI saat ini juga menyadari pentingnya kemitraan sebagai
Tantangan inidirasakan semakin berat karena pada satu sisi harus melakukan perubahan
internal untuk perbaikan dan pada sisi lain terjadi perubahan selera masyarakat, seiring
dengan kemudahan informasi dan transportasi dalam era globalisasi ini, masyarakat yang
mampu rela melakukan belanja kesehatan ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan matanyayang tidak lepas dari pengaruh atau tekanan lingkungan luar. Pertumbuhan
dan perkembangannya tergantung pada keadaan lingkungan organisasi tempat rumah sakit
tersebut berada. Perubahan dalam sektor kesehatan dalam era globalisasi (AFTA dan AFAS)
Mangunkusumo eye center (CMEC) dan saat ini menjadi Departemen Medik Mata FKUI
/RSCM Kirana yang mandiri, Konteks AFTA dan AFAS tersebut harus mendudukan
Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana turut berperan aktif bukan hanya di tingkat
nasional, tetapi keberadaan posisi di ASEAN cukup diperhitungkan. Selain tantangan yang
akan dihadapi oleh eye center untuk melakukan perbaikan managemen (good clinical
governance) dalam pelayanan mata di satu atap, dan perbaikan SDM, harus pula diikuti
dengan perbaikan sistem informasi teknologi yang canggih untuk membuat sistem sejalan
Persaingan antar eye center, baik sesama rumah sakit pemerintah maupun dengan eye center
swasta juga tidak dapat dihindari. Persaingan antareye center ini menuntut setiap eye center
memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan eye center lain agar mampu
3
berkompetisi secara baik. Keunggulan dari masing masing eye center dapat berupa layanan
spesifik tertentu yang “tidak dimiliki” atau “memiliki kelebihan” dibandingkan dengan eye
center lain. Keunggulan inilah pada akhirnya yang akan memberikan nilai lebih sebuah eye
center dan akan dicari oleh para pelanggan/pasien yang semakin selektif dalam mendapatkan
Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana harus memiliki keunggulan pelayanan
kesehatan mata dibandingkan pelayanan kesehatan mata di rumah sakit lain melalui langkah-
langkah strategik agar Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana dapat tumbuh dan
oftalmologi, dimana tujuan pelayanan oftalmologi tidak saja untuk rehabilitasi penglihatan
tetapi berubah menjadi pencegahan kebutaan dan optimalisasi penglihatan. Demikian pula
tujuan pendidikan oftalmologi telah di arahkan untuk mencapai kompetensi tertentu dan
untuk menjamin mutu kompetensi tersebut dilakukan resertifikasi setiap 5 tahun. Pelayanan
dan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh tanpa keinginan secara terus-menerus
untuk memperbaiki kinerja dan melakukan penelitian, sehingga diperoleh bukti-bukti untuk
Urian diatas menegaskan, Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana bermaksud
melakukan perubahan dramatis atau suatu lompatan jauh ke depan dengan melakukan
suatu wadah yang disebut dengan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana/ Pusat
4
Mata Cipto Mangunkusumo. Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana adalah suatu
1.2. Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Batasan Operasional
1.5. Landasan Hukum
BAB II
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana
5
Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana mempunyai tugas; mengelola
kegiatan pelayanan medic sesuai standar pelayanan, etik, disiplin, profesi dan
keselamatan pasien serta mengelola pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit
di Departmen Medik mata baik yang bersifat rutin maupun pengembangan pelayanan
pendidikan program dokter spesialis dan sarjana kedokteran, pelatihan serta penelitian
2.1.2 Fungsi
keperawatan di Departemen
2. Penyusunan rencana kebutuhan sumber dalam rangka penyusunan RKT dan RBA
Departemen
dan finansial
bidang keilmuan.
6
7. Pengawasan, pengendalian dan evaluasi program pelayanan medik pendidikan
a. Koordinator Keuangan
STRUKTUR ORGANISASI
7
KEPALA UPK MATA RSCM KIRANA/ DEPARTEMEN
MEDIK MATA
Saat ini, struktur organisasi dan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi Departemen I.K. Mata
sudah dikuatkan dalam bentuk SK Direksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo No.
7553/TU.K/34/X/2008 tahun 2008 tentang Penjabaran tugas pokok dan fungsi Departemen I.K.
Mata oleh Direksi RSCM. Berdasarkan SK Direksi RSCM, saat ini Departemen I.K. Mata
sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian Ilmu Mata di RSUP
Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
2.2.1.1 Tugas
Departemen Medik Mata RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mempunyai tugas; mengelola
kegiatan pelayanan medik sesuai standar pelayanan, etik, disiplin, profesi dan keselamatan
pasien serta mengelola pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit di Departemen Medik
8
Mata baik yang bersifat rutin maupun pengembangan pelayanan dan keilmuan. Kegiatan
pelayanan yang bersifat spesialistik dan subspesialistik, pendidikan program dokter spesialis dan
2.2.1.2 Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 2, Departemen Medik Mata
mempunyai fungsi:
keperawatan di Departemen
b. Penyusunan rencana kebutuhan sumber dalam rangka penyusunan RKT dan RBA
Departemen.
c. Penyusunan standard dan kriteria indikator kinerja pelayanan medik, operasional dan
finansial.
d. Penyelenggaraan pengelolaan kegiatan manajemen klinik, manajemen operasional dan
manajemen keuangan.
e. Pelaksanaan program peningkatan mutu tenaga medis dan keperawatan sesuai bidang
keilmuan.
f. Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan, pendidikan dan penelitian serta upaya
Kebutuhan terhadap legal aspek dalam pengelolaan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM
Kirana yang berkualitas seperti dokumen hospital by lawmilik RSCM, SOP divisi-divisi dalam
Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana hingga saat ini belum di revisi (SOP lama).
Namun belum ada kesepakatan sampai kapan proses ini akan selesai. Belum adanya kesepakatan
ini disebabkan komitmen dan waktu yang kurang dari jajaran koordinator yang ada. Namun
9
dalam rangka menunjang Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana menuju eye center
maka revisi SOP-SOP yang ada harus segera dilaksanakan untuk menunjang ke arah eye center.
Sehingga ke depan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana dengan Eye Centernya dapat
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
Kebutuhan kualifikasi SDM dan Tugas Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana menjadi
center of excellence
10
Residen Penelitian Dasar, Klinis & komunitas
Refraksionis
Ahli Gizi
Peneliti
Dokter Sp Mata Konsultan Pelayanan kesehatan mata paripurna
Refraksionis
Ahli Gizi
r Dokter Sp Mata Pelayanan kesehatan mata menengah
Kader masyarakat
Residen Pelayanan kesehatan mata dasar
Kader masyarakat
komunitas Kader masyarakat Promosi / sosialisasi kesehatan masyarakat
11
Screening mata dasar
12
3.2. Distribusi Ketenagaan
13
JML
JENIS
STATUS TENAGA
KELAMIN
JENIS
SAAT INI
NO PENDIDIKAN
PNS UI HONO
TENAGA
NON RSC
DIK DEP WANIT
BHM R
PRIA
PNS M
NAS KES A
N DEPT.
1 Dokter Sp-2/S-3/setara 4 25 4 2 - - 15 20 35
Administrasi
2 Umum SMA/D-3/S-1 2 7 8 1 7 - 7 18 25
Administrasi
3 Keuangan SMA/D3/S-1 - 3 3 - 1 - 2 5 7
4 Kasir SMA/D3/S-1 - 2 3 - - - 0 5 5
Perawat
Poliklinik
5 Anugrah D3/S1 - 16 11 - - - 4 23 27
Perawat
7 Bedah D3/S1 - 13 6 - 2 - 8 13 21
Perawat Rawat
8 Inap D3/S1 - 10 2 - - - 1 11 12
Perawatan
9 Anestesi D3/S1 - 1 - - 1 - 2 0 2
10 Rekam Medik SMA/D-3 - 6 3 - 2 - 9 2 11
11 Refraksionis D3RO - 6 3 - - - 4 5 9
13 IT D3/S1 - 1 1 - - - 2 0 2 14
14 Teknik SMA/D3/S1 - - 3 - - - 3 0 3
15 Sanitasi D3/S1 - 1 - - - 0 1 1
6 94 50 3 13 0 57 109 166
Tabel 3.Klasifikasi (Existing) SDM Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana
15
3.3. Pengaturan Jaga
Terlampir
Rabu : Haryanti
Terlampir
Terlampir
16
BAB IV
STANDAR FASILITAS
a. Basement
17
b. Lantai 1
c. Lantai 2
18
d. Lantai 3
19
20
e. Lantai 6
21
4.2. Standar Fasilitas
22
Saat ini, sebagian besar sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan pelayanan
kesehatan di Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana berjalan dengan baik walaupun
semua alat dan gedung yang tersedia adalah hasil dari swadaya departemen mata sendiri. Gedung
yang saat ini sudah ada dan digunakan untuk kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian
kesehatan mata telah terintregrasi dengan baik sehingga dapat mendukung pelayanan mata yang
bermutu. Selama ini dengan segala fasilitas yang ada, Departemen Medik Mata FKUI /RSCM
Kirana tetap melakukan pelayanan rawat jalan dan tindakan bedah dengan kapasitas yang
maksimal, hasil tindakan bedah yang sesuai dengan kriteria keberhasilan yang setara dengan
WHO bahkan lebih baik. Kendala yang utama adalah pemeliharaan sarana yang belum memadai,
seperti alat-alat kesehatan yang perlu dikalibrasi karena sebagian besar merupakan sumbangan
baik dari pemerintah (departemen keuangan dan DKI) maupun pihak swasta maka sangat perlu
untuk dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi ulang. Untuk mengatasi keterbatasan alat yang
tersedia di kamar bedah dan poliklinik, banyak sumbangan perseorangan, maupun negara lain
serta kerja sama dengan perusahaan yang mempunyai alat, seperti mesin fakoemulsifikasi, dan
mikroskop operasi. Serta alat kedokteran canggih yang saat ini belum dilakukan secara optimal
karena beberapa alat pendukungnya yang belum ada serta pemeliharaanya yang sangat mahal.
Dalam rangka mewujudkan pengembangan ke arah Departemen Medik Mata FKUI /RSCM
Kirana fasilitas yang ada saat ini harus sangat memadai diantaranya pelayanan dengan alat
kedokteran cangggih, pelayanan yang terintegrasi serta pengoptimalan klinik eksekutif citra.
Selain itu perlu disiapkan pula dari sisi SDM baik medis, non medis, tenaga administrasi dan
keuangan.
Pelayanan lain yang diselenggarakan di Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana
diantaranya adalah Eye Bank (Bank Mata) untuk melayani pasien yang membutuhkan kornea
23
untuk operasi cangkok mata (kerato plasti) maupun bagi masyarakat yang ingin mendonorkan
Untuk menunjang pelayanan unggulan di Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana, maka
perlu dipersiapkan alat-alat kedokteran dengan teknologi terkini serta sistem informasi yang
Jumla
11 Defibrilator 3 37 Nonconrobo 1
12 ECG 1 38 Staractus OCT 1
13 ESU 4 39 Suction Pump 7
14 Exaimer (lasik) 1 40 Synoptopore 1
15 examination lamp 1 41 Syringe Pump 5
16 Femto second (lasik) 1 42 tensimeter 26
17 Fundus Camera 3 43 Termometer Digital 9
Humprey Field
24
20 Infant warmer 1 46 Topolyzer 1
21 IOL Master 1 47 trial lense 2 1
22 Keratometer 1 48 USG 1
23 Laser iridex 4 49 Vaporizer 5
24 Lens Meter 4 50 Vitrek 2
25 meja operasi 5 51 Washer 1
26 Microscope binoculer 1 Jumlah 203
BAB V
TATALAKSANA PELAYANAN
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Kamar Bedah
25
5.2. Alur Pelayanan
PENDAFTARAN
(Pengambilan Nomor Antrian dan Input Data pasien)
Refraksi
SELESAI
Pengambilan Obat
Penyerahan Resep ke Satelit Farmasi, Pembayaran Obat di Kasir Farmasi 26
KASIR CITRA
PASIEN PULANG
1. PASIEN RAWAT JALAN UMUM
─ Informasi Lt. 1
Pasien rawat jalan umum masuk melalui pintu utama menuju information untuk
─ Konter UPPJ
Konter ini ditujukan bagi pasien dengan jaminan Askes, Askeskin, Gakin, Jamkesmas,
Jamkesda, dan SKTM yang belum lengkap persyaratannya. Setelah persyaratan lengkap
─ Registration
Petugas admission di lt.1 melakukan pendaftaran pasien dan memberikan kartu indeks
berobat.
Petugas kasir menerima pembayaran pasien setelah registrasi dan membuatkan kuitansi,
─ Triase Administratif
27
Petugas triase administratif meminta kartu indeks berobat dan kuitansi pembayaran,
kemudian mencatat identitas pasien ke dalam rekam medis, kemudian membagi pasien
menjadi 4 kelompok yaitu pasien baru, pasien kontrol, pasien infeksi dan pasien rujukan
Pasien baru mendapat nomor antrian untuk pemeriksaan autoref, nonkontak dan
refraksi
Pasien kontrol mendapat nomor tunggu untuk poli anterior – posterior
Pasien infeksi mendapat nomor tunggu untuk poli infeksi
Pasien biometri dipersilahkan untuk membayar pemeriksaan penunjang dan langsung
─ Refraksi
Setelah dilakukan refraksi, seluruh pasien disebar ke poliklinik anterior dan posterior
untuk kelompok anterior dan kelompok posterior. Dan bila diperlukan pasien dirujuk
yang diperlukan. Bila pasien memerlukan tindakan operasi atau rawat inap maka pasien
diminta untuk mengisi kesediaan dan diberi rujukan ke rawat inap atau kamar operasi.
─ Diagnostic Room
28
Teknisi diagnostic room melakukan pemeriksaan diagnostik sesuai modalitas yang
diperlukan sesuai permintaan dokter spesialis mata. Kemudian mengirim hasil ke dokter
yang mengirim dan pasien diminta kembali kepada dokter yang memeriksa.
─ Kasir Penunjang
Information
Pasien rawat jalan Klinik Eksekutif Citra masuk melalui pintu utama menuju pusat
informasi lt. 1. Petugas customer service mengarahkan pasien untuk naik ke lt. 5 melalui
Registration
Petugas admission di lt.5 melakukan pendaftaran pasien dan memberikan kartu indeks
berobat. Dan mencatat identitas pasien ke dalam rekam medis, kemudian petugas porter
Petugas refraksi memeriksa visus, kemudian petugas porter mengantar pasien ke nomer
Dokter spesialis mata melakukan pemeriksaan kepada pasien. Dan menyuruh pasien untuk
diperlukan.
Diagnostic Room
29
Teknisi diagnostic room melakukan pemeriksaan diagnose sesuai modalitas yang
diperlukan sesuai permintaan dokter spesialis mata. Kemudian mengirim hasil ke dokter
yang mengirim dan pasien disuruh kembali kepada dokter yang memeriksa. Kemudian
dokter spesialis mata yang memeriksa memberikan formulir tindakan ODC, tindakan
operasi dan rawat inap, dan memberikan pengobatan kepada pasien rawat jalan.
Petugas kasir menerima pembayaran pasien setelah tindakan dan membuatkan kuitansi
pembayaran.
30
2. Alur Pelayanan Rawat Inap
Persiapan Operasi :
Lab, RO, Konsul Anestesi, IPD/IKA
Membuat SPR
RAWAT INAP
31
1. Pasien datang
─ Pasien naik ke lt. 4 dan membawa surat pengantar dari rawat jalan, dokter swasta, RS.
2. Registrasi
─ Petugas admission rawat inap mendaftarkan pasien yang akan dirawat dan dicatat di
buku register rawat inap. Petugas porter mengantar pasien ke kamar rawat inap masing-
masing sesuai dengan kelasnya. Keluarga pasien dapat menunggu di public lounge dan
periksa/tindakan.
3. Pemeriksaan oleh DPJP/Residen
─ Petugas porter mengantar pasien ke ruang periksa/ruang tindakan.
─ Perawat di ruang periksa mendampingi DPJP/residen untuk melakukan pemeriksaan
perawatan lebih lanjut, DPJP memberikan form rawat inap kepada perawat di nurse
station.
5. Nurse Station
32
─ Perawat di nurse station membuat identitas pasien yang berupa gelang pasien. Gelang
pasien tersebut dipasang dipergelangan tangan sebelah kanan yang berisi tentang nama
di rawat.
─ Petugas kasir memberikan informasi jumlah tagihan setiap tiga hari selama pasien
penyuluhan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan selama pasien
dirumah.
Prosedur
33
1. Penerimaan Calon Pasien Operasi
34
─ Petugas pendaftaran kamar bedah menerima calon pasien rujukan dari rawat inap, rawat
administrasinya untuk pasien umum. Untuk pasien private petugas porter mengantar
pasien ke lt. 5 untuk ganti pakaian dan menunggu di ruang tunggu ruang perawatan.
─ Petugas pendaftaran kamar bedah menyesuaikan jadwal operasi dengan surat pengantar
─ Petugas pendaftaran mengantar pasien menuju ruang ganti dan membantu pasien untuk
2. Persiapan Operasi
─ Perawat ruang pre operasi mempersilahkan pasien di ruang tunggu untuk memasuki
ruang pre operasi, untuk pasien private dilakukan persiapan pre operasi di ruang
perawatn lt. 5.
─ Perawat ruang pre operasi memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang
operasi dan diberikan surat izin operasi untuk diisi dan ditanda tangani sebagai bukti
bahwa pasien dan keluarga setuju dan siap untuk dilakukan operasi (informed concernt)
─ Perawat ruang pre operasi mengecek kelengkapan status pasien yang terdiri dari
misalnya :
Nama Pasien : NMR : Tanggal :
35
Alat-alat yang dibawa pasien yang akan digunakan (bila ada)
Foto / CT Scan bila diperlukan
Hasil laboratorium
─ Perawat melakukan persiapan pre operasi kepada pasien yang terlebih dahulu diberi
penjelasan meliputi :
a. Pengukuran tekanan darah, bila tekanan darah pasien tidak normal (>165 sistol
dan > 95 diastol), maka perawat melapor dokter yang akan melakukan tindakan
Jika rencana operasi katarak, hasil biometri diperiksa dan IOL yang sesuai
disediakan
c. Meneteskan pantocain 0,5 % pada mata yang akan dioperasi sebanyak 1 tetes,
dan operator berupa gelang operasi yang dipakai sesuai dengan mata yang akan
dioperasi
e. Setiap 15 menit sekali mata pasien yang akan dioperasi ditetes kembali dengan
midriatyl 1 % sebanyak 1-2 tetes sampai dengan pupil melebar dengan diameter ±
5mm
f. Jika pupil tidak bisa melebar perawat melaporkan kepada dokter operator
─ Perawat ruang pre operasi melakukan checklist patient safety untuk persiapan operasi
36
─ Perawat ruang pre operasi mengantarkan pasien yang telah siap ke kamar bedah yang
sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk pasien private setelah dilakukan persiapan pre
3. Tindakan Operasi
instrumen operasi dan bahan habis pakai sesuai dengan kasus di kamar bedah dan
kekurangan instrumen, bahan habis pakai dan obat – obatan yang diperlukan sambil
post operasi dan check list patient safety post operasi (sign out)
─ Penata anestesi mempersiapkan pasien untuk pemindahan ke ruang pemulihan dengan
4. Pemulihan Pasien
─ Perawat ruang pemulihan memeriksa status, instruksi post operasi dari dokter operator
37
─ Perawat ruang pemulihan melakukan check list patient safety untuk pemulihan pasien
─ Dokter anestesi memeriksa pasien yang sudah sadar dan memberikan ijin untuk pulang
─ Untuk pasien rawat inap : perawat ruang pemulihan memberitahukan perawat ruang
rawat inap untuk menjemput pasien dari ruang pemulihan 2 ke ruang rawat inap
─ Perawat ruang pemulihan melakukan serah terima status dan instruksi perawatan
─ Untuk pasien rawat jalan : perawat ruang pemulihan memanggil keluarga pasien ke
ruang pemulihan 2 untuk diberikan informasi dan edukasi mengenai instruksi dan
38
5.3. Panduan Pelayanan Medis per Divisi
5.3.1. Refraksi
40
Kornea dan bedah Refraktif
41
Onkologi
Klinis Retinoblastoma
Klinis
Retinoblastoma
Proptosis Proptosis
Intraokular Ekstraokul
Pem. Fisik Pem. Fisik
Lab Rutin BMP
USG CT – Scan
Konsultasi I.K.A Optional
- LP
- Bone Survey
42
Neuro Oftalmologi
43
Rekonstruksi
Operasi Rekonstruksi
Post Operasi
44
Glaukoma
Algoritma pengobatan medika Mentosa
Obat
Target TIO
tercapai Tidak
Efek samping (-)
Efek Samping Tidak
Hentikan efektif
Buang
Target TIO
tercapai Obat
Efek samping (-)
Tidak
Efek Samping
Tidak
Sedikit
efektif
Hentikan
Buang
Target TIO
Obat
tercapai
Efek samping (-)
Tidak
Efek Samping
Tidak
Sedikit
efektif
Hentikan
Buang
Vitreo Retina
46
Pediatrik Oftalmologi
Imaging Approach to
NONINFECTIOUS PROPTOSIS
1. CECT
No Mass 3. Mass
2. Glaucoma
Hypotelorism
Unilateral Myopia
5.Metastatic Neuroblastoma
Metastatic Ewing Sarcoma
Histiocytosis
47
Vein (carotid- tumor Lymphoma sinus
Cavernous Arteriovenous
Fistula ; malformation
Cavernous sinus Leukemia
Thrombosis) Neuroblastoma
Teratoma
Neurofibroma
Rhabdomyosarcoma
Strabismus
48
BAB VI
LOGISTIK
Pendapatan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana seluruhnya disetorkan ke rekening
FKUI /RSCM Kirana diberikan melalui Rekening Uang Muka Kerja (UMK). Di bawah ini grafik
yang menggambarkan RBA Pendapatan dan Belanja Operasional tahun 2010 s.d. tahun 2014 dan
grafik yang menggambarkan Realisasi Pendapatan dan Belanja Operasional tahun 2010 s.d.
tahun 2014
49
50
RBA Pendapatan dan Belanja Operasional Tahun 2010 - 2014
80,000,000,000.00
70,000,000,000.00
60,000,000,000.00
50,000,000,000.00
40,000,000,000.00
30,000,000,000.00
20,000,000,000.00
10,000,000,000.00
-
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 1.
RBA Pendapatan dan Belanja Operasional Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana Tahun 2010 s.d. 2014
Pendapatan dan Biaya Operasional Tahun 2010 - 2014
60,000,000,000.00
50,000,000,000.00
40,000,000,000.00
30,000,000,000.00
20,000,000,000.00
10,000,000,000.00
-
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 2.
Realisasi Pendapatan dan Belanja Operasional Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana Tahun 2010 s.d. 2014
CRR TH. 2010-2014
240%
220%
200%
180%
PERSENTASE
160%
140%
120%
100%
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 3.
Cost Recovery Rate (CRR) Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana Tahun 2010 s.d. 2014
Dengan memperhatikan grafik di atas, rata-rata realisasi pendapatan pada tahun 2010-2014 yang
diperoleh Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana sebesar Rp.41.412.814.204,00 atau
sebesar 113% dari rata-rata pendapatan yang diusulkan dalam RBA yaitu sebesar Rp.
36.737.763.954,40. Nilai pendapatan yang dicapai adalah sebesar 113% atau lebih besar dari
target yang diharapkan dalam RBA. Realisasi pendapatan tertinggi dicapai pada tahun 2013 yaitu
Sedangkanrata-rata realisasi BelanjaDepartemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana sebesar Rp.
21.525.040.684,-atau sebesar 57% dari rata-rata belanja yang diusulkan dalam RBA yaitu
sebesar Rp. 37.596.738.439,- . Nilai Belanja sebesar 57% menandakan efisiensi dalam
pengeluaran atau lebih kecil dari kebutuhan yang diusulkan dalam RBA. Biaya operasional
tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp.30.320.515.502,-.Hal ini dikarenakan masih
ada jasa medis tahun lalu yang dibayarkan pada tahun 2014 dan juga belanja pemeliharaan alat
dan gedung serta belanja pegawai yang bertambah karena jumlah pegawai bertambah.
Tabel 8.
Estimasi Pendapatan & Belanja
Terlampir
Terlampir
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
benar
5. Mengurangi risiko infeksi rumah sakit
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh
7.2. Indikator
N TARG
INDIKATOR JAN FEB MAR APR MAY
O ET
IPSG 1 Kepatuhan penggunaan
100 100
1 gelang identitas di ruang tindakan 100% 100%
% %
invasif 100% 100%
IPSG 2 Kepatuhan penerapan SBAR
100 100
2 saat hand over pasien shift antar 100% 100%
% %
petugas kesehatan 100% 100%
IPSG 4 Penerapan time out secara 100 100
3 100% 100%
verbal di ruang tindakan invasif % % 100% 100%
IPSG 5 Audit Kebersihan tangan
4 85% 75% 70% 72% 75%
petugas 76%
IPSG 6 Kelengkapan pengisian
100
5 penilaian ulang risiko jatuh pasien 100% 94% 100%
%
rawat inap 100% 100%
BAB VII
KESEHATAN KERJA