Anda di halaman 1dari 61

PEDOMAN PELAYANAN

DEPARTEMEN MATA/RSCM KIRANA

2015

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Departemen Medik Mata FKUI /RSCM adalah salah satu departemen di lingkungan FKUI-

RSCM yang menangani permasalahan kesehatan mata dan merupakan institusi penyedia jasa

layanan, pendidikan dan penelitian kesehatan mata.Semenjak tahun 2011 Departemen IK

Mata telah melakukan terobosan dengan dibangunnya gedung tersendiri di kompleks RSCM,

dengan mengusung nama RSCM Kirana. Hal ini dilatarbelakangi oleh harapan diperolehnya

penerapan desentralisasi untuk mengelola sendiri pelayanan, pendidikan, riset dan

manajemen secara menyeluruh sejalan dengan tuntutan stakeholder (pemangku kepentingan).

Stakeholder yang meliputi pasien, peserta didik, Staf Medik dan Non-Medik, FKUI, RSCM,

dan masyarakat umum mengharapkan kualitaspendidikan tertinggi serta layanankesehatan

mataterbaik.Tuntutan kualitas prima ini sejalan dengan akanditerapkannya AFTA (Asean

Free Trade Area)pada tahun 2015sehingga mengharuskan penyedia jasa layanan kesehatan

mata memiliki kemampuan bersaing tinggi.Dengan dibangunnya Departemen IK Mata

FKUI/RSCM Kirana, berbagai perubahan.

Di satu sisi Dengan Untuk mencapai kemampuan bersaing tinggi tersebut, harus tercipta

layanan yang patient-centered, berbasis evidence, komprehensif dan mandiri. Hal ini bisa

dicapai jika menjalankan academic health system.Daya pembeda yang mengungkit

Departemen Medik Mata FKUI /RSCM adalah perannya sebagai pelaku integrasi antara

pendidikan, pelayanan dan riset yang merupakan jiwa dariacademic health

2
system.Departemen Medik Mata FKUI saat ini juga menyadari pentingnya kemitraan sebagai

upaya memperluas jaringan melalui pembangunan strategi/kebijakan kesehatan mata publik.

Tantangan inidirasakan semakin berat karena pada satu sisi harus melakukan perubahan

internal untuk perbaikan dan pada sisi lain terjadi perubahan selera masyarakat, seiring

dengan kemudahan informasi dan transportasi dalam era globalisasi ini, masyarakat yang

mampu rela melakukan belanja kesehatan ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan

kesehatan matanyayang tidak lepas dari pengaruh atau tekanan lingkungan luar. Pertumbuhan

dan perkembangannya tergantung pada keadaan lingkungan organisasi tempat rumah sakit

tersebut berada. Perubahan dalam sektor kesehatan dalam era globalisasi (AFTA dan AFAS)

menuntut kesiapan pengelola departemen untuk dapat beradaptasi. Kemampuan adaptasi

akan menentukan kesuksesan perkembangan Departement mata menjadi Cipto

Mangunkusumo eye center (CMEC) dan saat ini menjadi Departemen Medik Mata FKUI

/RSCM Kirana yang mandiri, Konteks AFTA dan AFAS tersebut harus mendudukan

Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana turut berperan aktif bukan hanya di tingkat

nasional, tetapi keberadaan posisi di ASEAN cukup diperhitungkan. Selain tantangan yang

akan dihadapi oleh eye center untuk melakukan perbaikan managemen (good clinical

governance) dalam pelayanan mata di satu atap, dan perbaikan SDM, harus pula diikuti

dengan perbaikan sistem informasi teknologi yang canggih untuk membuat sistem sejalan

dengan proses reformasi dalam bidang kesehatan.

Persaingan antar eye center, baik sesama rumah sakit pemerintah maupun dengan eye center

swasta juga tidak dapat dihindari. Persaingan antareye center ini menuntut setiap eye center

memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan eye center lain agar mampu

3
berkompetisi secara baik. Keunggulan dari masing masing eye center dapat berupa layanan

spesifik tertentu yang “tidak dimiliki” atau “memiliki kelebihan” dibandingkan dengan eye

center lain. Keunggulan inilah pada akhirnya yang akan memberikan nilai lebih sebuah eye

center dan akan dicari oleh para pelanggan/pasien yang semakin selektif dalam mendapatkan

layanan kesehatan mata.

Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana harus memiliki keunggulan pelayanan

kesehatan mata dibandingkan pelayanan kesehatan mata di rumah sakit lain melalui langkah-

langkah strategik agar Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana dapat tumbuh dan

berkembang. Saat ini Departemen IK Mata mengalami perubahan paradigma di bidang

oftalmologi, dimana tujuan pelayanan oftalmologi tidak saja untuk rehabilitasi penglihatan

tetapi berubah menjadi pencegahan kebutaan dan optimalisasi penglihatan. Demikian pula

tujuan pendidikan oftalmologi telah di arahkan untuk mencapai kompetensi tertentu dan

untuk menjamin mutu kompetensi tersebut dilakukan resertifikasi setiap 5 tahun. Pelayanan

dan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh tanpa keinginan secara terus-menerus

untuk memperbaiki kinerja dan melakukan penelitian, sehingga diperoleh bukti-bukti untuk

memperbaiki mutu pelayanan dan pendidikan secara seksama.

Urian diatas menegaskan, Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana bermaksud

melakukan perubahan dramatis atau suatu lompatan jauh ke depan dengan melakukan

pembenahan, peningkatan berbagai kegiatan. Semua kegiatan tersebut diwujudkan dalam

suatu wadah yang disebut dengan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana/ Pusat

4
Mata Cipto Mangunkusumo. Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana adalah suatu

Center of Excellence (CoE) yang didalamnya terdapat:

 Pelayanan klinis mutakhir


 Pendidikan dan pelatihan
 Riset klinis dasar dan komprehensif
 Rehabilitasi dan optimalisasi penglihatan
 Pengembangan produk layanan
 Pengembangan kebijakan komunitas

1.2. Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Batasan Operasional
1.5. Landasan Hukum

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN RSCM KIRANA

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana

2.1.1 Tugas Pokok

5
Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana mempunyai tugas; mengelola

kegiatan pelayanan medic sesuai standar pelayanan, etik, disiplin, profesi dan

keselamatan pasien serta mengelola pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit

di Departmen Medik mata baik yang bersifat rutin maupun pengembangan pelayanan

dan keilmuan. Kegiatan pelayanan yang bersifat spesialistik dan subspesialistik,

pendidikan program dokter spesialis dan sarjana kedokteran, pelatihan serta penelitian

dalam rangka pengembangan pelayanan

2.1.2 Fungsi

Untuk penyelenggaraan tugas tersebut, Departemen Medik Mata FKUI /RSCM

Kirana mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana program pelayanan medik, pendidikan dan pelatihan serta

keperawatan di Departemen

2. Penyusunan rencana kebutuhan sumber dalam rangka penyusunan RKT dan RBA

Departemen

3. Penyusunan standard dan kriteria indikator kinerja pelayanan medik, operasional

dan finansial

4. Penyelenggaraan pengelolaan kegiatan manajemen klinik, manajemen operasional

dan manajemen keuangan

5. Pelaksanaan program peningkatan mutu tenaga medis dan keperawatan sesuai

bidang keilmuan.

6. Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan, pendidikan, dan penelitian serta upaya

pengembangan mutu layanan.

6
7. Pengawasan, pengendalian dan evaluasi program pelayanan medik pendidikan

dan pelatihan serta keperawatan.

8. Pelaporan kegiatan Departemen.

2.1.3 Struktur Organisasi

Berdasarkan SK Direktur Utama RSCM Nomor: HK.02.04/XI.3/6871/2014,

maka dibentuklah susunan struktur organisasi yang akan melaksanakan tugas-tugas

pokok kedinasan. Susunan struktur organisasi adalah sebagai berikut :

1. Direktorat Medik dan Keperawatan

2. Kepala UPK Mata RSCM Kirana/ Departemen Medik Mata

a. Koordinator Keuangan

b. Koordinator Administrasi Umum dan SDM

c. Koordinator Pelayanan Masyarakat

d. Koordinator Pendidikan Dokter dan Pasca Dokter

e. Koordinator Penelitian dan Pengembangan

STRUKTUR ORGANISASI

UNIT PELAYANAN KESEHATAN MATA “ RSCM KIRANA”/ DEPARTEMEN MEDIK MATA


RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO

Gb.1. Struktur Organisasi Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana

DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN


KEPERAWATAN

7
KEPALA UPK MATA RSCM KIRANA/ DEPARTEMEN
MEDIK MATA

KOORDINAT KOORDINAT KOORDINAT KOORDINAT KOORDINATOR


OR OR OR OR PENELITIAN
KEUANGAN ADMINISTRA PELAYANAN PENDIDIKAN DAN
DOKTER DAN PENGEMBANG
SI UMUM MASYARAKAT
PASCA AN
DAN SDM

Saat ini, struktur organisasi dan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi Departemen I.K. Mata

sudah dikuatkan dalam bentuk SK Direksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo No.

7553/TU.K/34/X/2008 tahun 2008 tentang Penjabaran tugas pokok dan fungsi Departemen I.K.

Mata oleh Direksi RSCM. Berdasarkan SK Direksi RSCM, saat ini Departemen I.K. Mata

sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian Ilmu Mata di RSUP

Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur

Medik dan Keperawatan.

2.2.1.1 Tugas

Departemen Medik Mata RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mempunyai tugas; mengelola

kegiatan pelayanan medik sesuai standar pelayanan, etik, disiplin, profesi dan keselamatan

pasien serta mengelola pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit di Departemen Medik

8
Mata baik yang bersifat rutin maupun pengembangan pelayanan dan keilmuan. Kegiatan

pelayanan yang bersifat spesialistik dan subspesialistik, pendidikan program dokter spesialis dan

sarjana kedokteran, pelatihan serta penelitian dalam rangka pengembangan pelayanan.

2.2.1.2 Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 2, Departemen Medik Mata

mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana program pelayanan medik, pendidikan dan pelatihan serta

keperawatan di Departemen
b. Penyusunan rencana kebutuhan sumber dalam rangka penyusunan RKT dan RBA

Departemen.
c. Penyusunan standard dan kriteria indikator kinerja pelayanan medik, operasional dan

finansial.
d. Penyelenggaraan pengelolaan kegiatan manajemen klinik, manajemen operasional dan

manajemen keuangan.
e. Pelaksanaan program peningkatan mutu tenaga medis dan keperawatan sesuai bidang

keilmuan.
f. Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan, pendidikan dan penelitian serta upaya

pengembangan mutu pelayanan.


g. Pengawasan, pengendalian dan evaluasi program pelayanan medik pendidikan dan

pelatihan serta keperawatan.


h. Pelaporan kegiatan departemen.

Kebutuhan terhadap legal aspek dalam pengelolaan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM

Kirana yang berkualitas seperti dokumen hospital by lawmilik RSCM, SOP divisi-divisi dalam

Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana hingga saat ini belum di revisi (SOP lama).

Namun belum ada kesepakatan sampai kapan proses ini akan selesai. Belum adanya kesepakatan

ini disebabkan komitmen dan waktu yang kurang dari jajaran koordinator yang ada. Namun

9
dalam rangka menunjang Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana menuju eye center

maka revisi SOP-SOP yang ada harus segera dilaksanakan untuk menunjang ke arah eye center.

Sehingga ke depan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana dengan Eye Centernya dapat

menjadi Center of Excellence dan Word Class Hospital.

BAB III

STANDAR KETENAGAAN

3.1. Kualifikasi SDM

Kebutuhan kualifikasi SDM dan Tugas Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana menjadi

center of excellence

tan Pelayanan Kesehatan Sumber Daya Manusia Pelayanan / kegiatan


f Excelence Dokter Sp Mata Konsultan Pelayanan kesehatan mata lanjutan

Dokter Sp Mata Pendidikan & Pelatihan

10
Residen Penelitian Dasar, Klinis & komunitas

Perawat Ahli Mata Rehabilitasi pasien

Teknisi Peralatan Pemeriksaan Mata Pengembangan produk

Optometris Pengembangan kebijakan publik

Refraksionis

Ahli Gizi

Peneliti
Dokter Sp Mata Konsultan Pelayanan kesehatan mata paripurna

Dokter Sp Mata Pendidikan dan pelatihan

Residen Penelitian Klinis & komunitas

Perawat Ahli Mata Keikutsertaan dalam kegiatan komunitas

Teknisi Peralatan Pemeriksaan Mata Rehabilitasi pasien

Refraksionis

Ahli Gizi
r Dokter Sp Mata Pelayanan kesehatan mata menengah

Residen Pendidikan dan pelatihan

Perawat ahli mata Penelitian klinis

Refraksionis Promosi / sosialisasi kesehatan mata

Kader masyarakat
Residen Pelayanan kesehatan mata dasar

Dokter Umum Screening

Perawat ahli mata Pelatihan

Refraksionis Promosi / sosialisasi masyarakat

Kader masyarakat
komunitas Kader masyarakat Promosi / sosialisasi kesehatan masyarakat

11
Screening mata dasar

12
3.2. Distribusi Ketenagaan

SDM tersebut terdistribusi dalam:

13
JML
JENIS
STATUS TENAGA
KELAMIN
JENIS
SAAT INI
NO PENDIDIKAN
PNS UI HONO
TENAGA
NON RSC
DIK DEP WANIT
BHM R
PRIA
PNS M
NAS KES A
N DEPT.
1 Dokter Sp-2/S-3/setara 4 25 4 2 - - 15 20 35
Administrasi

2 Umum SMA/D-3/S-1 2 7 8 1 7 - 7 18 25
Administrasi

3 Keuangan SMA/D3/S-1 - 3 3 - 1 - 2 5 7
4 Kasir SMA/D3/S-1 - 2 3 - - - 0 5 5
Perawat

Poliklinik

5 Anugrah D3/S1 - 16 11 - - - 4 23 27
Perawat

6 Poliklinik Citra D3/S1 - 4 2 - - - 0 6 6


Perawat Kamar

7 Bedah D3/S1 - 13 6 - 2 - 8 13 21
Perawat Rawat

8 Inap D3/S1 - 10 2 - - - 1 11 12
Perawatan

9 Anestesi D3/S1 - 1 - - 1 - 2 0 2
10 Rekam Medik SMA/D-3 - 6 3 - 2 - 9 2 11
11 Refraksionis D3RO - 6 3 - - - 4 5 9
13 IT D3/S1 - 1 1 - - - 2 0 2 14
14 Teknik SMA/D3/S1 - - 3 - - - 3 0 3
15 Sanitasi D3/S1 - 1 - - - 0 1 1
6 94 50 3 13 0 57 109 166
Tabel 3.Klasifikasi (Existing) SDM Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana

Sumber : SDM Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana

15
3.3. Pengaturan Jaga

3.3.1. Jaga Dokter

Terlampir

3.3.2. Jaga Perawat

Senin : Eti Sumartiyah

Selasa : Dewi Murni & Elma susanty

Rabu : Haryanti

Kamis : Endang Purwanti

Jum’at : Nur Awinah & Ferdanella

3.3.3. Jaga Keamanan

Terlampir

3.3.4. Jaga Teknik

Terlampir

16
BAB IV

STANDAR FASILITAS

4.1. Denah Ruangan

a. Basement

17
b. Lantai 1

c. Lantai 2

18
d. Lantai 3

19
20
e. Lantai 6

21
4.2. Standar Fasilitas

22
Saat ini, sebagian besar sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan pelayanan

kesehatan di Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana berjalan dengan baik walaupun

semua alat dan gedung yang tersedia adalah hasil dari swadaya departemen mata sendiri. Gedung

yang saat ini sudah ada dan digunakan untuk kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian

kesehatan mata telah terintregrasi dengan baik sehingga dapat mendukung pelayanan mata yang

bermutu. Selama ini dengan segala fasilitas yang ada, Departemen Medik Mata FKUI /RSCM

Kirana tetap melakukan pelayanan rawat jalan dan tindakan bedah dengan kapasitas yang

maksimal, hasil tindakan bedah yang sesuai dengan kriteria keberhasilan yang setara dengan

WHO bahkan lebih baik. Kendala yang utama adalah pemeliharaan sarana yang belum memadai,

seperti alat-alat kesehatan yang perlu dikalibrasi karena sebagian besar merupakan sumbangan

baik dari pemerintah (departemen keuangan dan DKI) maupun pihak swasta maka sangat perlu

untuk dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi ulang. Untuk mengatasi keterbatasan alat yang

tersedia di kamar bedah dan poliklinik, banyak sumbangan perseorangan, maupun negara lain

serta kerja sama dengan perusahaan yang mempunyai alat, seperti mesin fakoemulsifikasi, dan

mikroskop operasi. Serta alat kedokteran canggih yang saat ini belum dilakukan secara optimal

karena beberapa alat pendukungnya yang belum ada serta pemeliharaanya yang sangat mahal.

Dalam rangka mewujudkan pengembangan ke arah Departemen Medik Mata FKUI /RSCM

Kirana fasilitas yang ada saat ini harus sangat memadai diantaranya pelayanan dengan alat

kedokteran cangggih, pelayanan yang terintegrasi serta pengoptimalan klinik eksekutif citra.

Selain itu perlu disiapkan pula dari sisi SDM baik medis, non medis, tenaga administrasi dan

keuangan.

Pelayanan lain yang diselenggarakan di Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana

diantaranya adalah Eye Bank (Bank Mata) untuk melayani pasien yang membutuhkan kornea

23
untuk operasi cangkok mata (kerato plasti) maupun bagi masyarakat yang ingin mendonorkan

korneanya. Adapun pelayanan subspesialistik yang akan diunggulkan adalah:

a. Katarak dan Bedah Refraktif


b. Childhood blindness and visual impairment
c. Retina
d. Glaukoma

Untuk menunjang pelayanan unggulan di Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana, maka

perlu dipersiapkan alat-alat kedokteran dengan teknologi terkini serta sistem informasi yang

terintegrasi antar tiap unit.

Tabel 7. Jumlah Alat Kedokteran Departemen Medik Mata/ RSCM Kirana

Jumla

No. Nama Alat h No. Nama ALat Jumlah


1 Analyzer 1 27 Non contact tonometer 3
2 Anestesi Ventilator 5 28 Oculyzer 1
3 Auto Keratometer 1 29 Operating lamp 4
4 Autoclave 5 30 Operating Microscope 7
5 Autoref 3 31 Opthalmoscope 3
6 BED elektrik 5 32 Perimetri 1
7 Bedside Monitor 14 33 Phaco 2
8 Biometeri 2 34 Refrigerator 1
9 campemetri 1 35 Retinometeri 2
10 Chart project 9 36 Slitlamp 30
Specular Microscope

11 Defibrilator 3 37 Nonconrobo 1
12 ECG 1 38 Staractus OCT 1
13 ESU 4 39 Suction Pump 7
14 Exaimer (lasik) 1 40 Synoptopore 1
15 examination lamp 1 41 Syringe Pump 5
16 Femto second (lasik) 1 42 tensimeter 26
17 Fundus Camera 3 43 Termometer Digital 9
Humprey Field

18 Analayzer 2 44 Timbangan Badan 3


19 Indirect 3 45 Tonometer 3

24
20 Infant warmer 1 46 Topolyzer 1
21 IOL Master 1 47 trial lense 2 1
22 Keratometer 1 48 USG 1
23 Laser iridex 4 49 Vaporizer 5
24 Lens Meter 4 50 Vitrek 2
25 meja operasi 5 51 Washer 1
26 Microscope binoculer 1 Jumlah 203

BAB V

TATALAKSANA PELAYANAN

5.1. Ruang Lingkup Pelayanan

1. Rawat Jalan

2. Rawat Inap

3. Kamar Bedah

25
5.2. Alur Pelayanan

1. Alur Pelayanan Rawat Jalan

Alur Pendaftaran Rawat Jalan Klinik Eksekutif Citra

PENDAFTARAN
(Pengambilan Nomor Antrian dan Input Data pasien)

Pasien Kontrol (Pasien Baru dan Lama, Post Op)

Rekam Medik Naik dari Medical Record (MR)

Masuk Ruang Assesment


Pasien Baru -> Assesment, Autoref dan NCT
Pasien Lama -> Re Assesment, Autoref dan NCT

Refraksi

Khusus Pasien Retina, ditetes Cendo Mydriatil 1%

Konsultasi Dokter di Kamar 5A, 5B, 5C, 5D, 5E

Pasien Selesai Pemeriksaan Penunjang  Penjadwalan Operasi


Tidak Ada Pemeriksaan Penunjang Kembali Lagi ke Dokter  Edukasi Pre Op

SELESAI
Pengambilan Obat
Penyerahan Resep ke Satelit Farmasi, Pembayaran Obat di Kasir Farmasi 26
KASIR CITRA

PASIEN PULANG
1. PASIEN RAWAT JALAN UMUM

─ Informasi Lt. 1

Pasien rawat jalan umum masuk melalui pintu utama menuju information untuk

mendapatkan informasi pelayanan kesehatan di RSCM Kirana.

─ Konter UPPJ

Konter ini ditujukan bagi pasien dengan jaminan Askes, Askeskin, Gakin, Jamkesmas,

Jamkesda, dan SKTM yang belum lengkap persyaratannya. Setelah persyaratan lengkap

pasien dapat mendaftar di konter registrasi.

─ Registration

Petugas admission di lt.1 melakukan pendaftaran pasien dan memberikan kartu indeks

berobat.

─ Kasir Rawat Jalan pasien umum

Petugas kasir menerima pembayaran pasien setelah registrasi dan membuatkan kuitansi,

kemudian memberitahukan pasien menuju lt. 2 dibagian penerimaan pasien.

─ Triase Administratif

27
Petugas triase administratif meminta kartu indeks berobat dan kuitansi pembayaran,

kemudian mencatat identitas pasien ke dalam rekam medis, kemudian membagi pasien

menjadi 4 kelompok yaitu pasien baru, pasien kontrol, pasien infeksi dan pasien rujukan

untuk pemeriksaan penunjang.

 Pasien baru mendapat nomor antrian untuk pemeriksaan autoref, nonkontak dan

refraksi
 Pasien kontrol mendapat nomor tunggu untuk poli anterior – posterior
 Pasien infeksi mendapat nomor tunggu untuk poli infeksi
 Pasien biometri dipersilahkan untuk membayar pemeriksaan penunjang dan langsung

melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan

─ Autoref - Non Kontak

Pasien Baru mendapatkan pemeriksaan dasar autoref dan non kontak

─ Refraksi

Petugas refraksi memeriksa visus kemudian mengarahkan pasien ke poli anterior –

posterior untuk pemeriksaan lanjutan

─ Distribusi Pasien ke poli anterior – posterior

Setelah dilakukan refraksi, seluruh pasien disebar ke poliklinik anterior dan posterior

─ Anterior Room dan posterior room

Dokter spesialis dikamar pemeriksaan melakukan pemeriksaan dasar spesialistik mata

untuk kelompok anterior dan kelompok posterior. Dan bila diperlukan pasien dirujuk

untuk melakukan pemeriksaan penunjang diagnostic di masing-masing diagnostic room

yang diperlukan. Bila pasien memerlukan tindakan operasi atau rawat inap maka pasien

diminta untuk mengisi kesediaan dan diberi rujukan ke rawat inap atau kamar operasi.

─ Diagnostic Room

28
Teknisi diagnostic room melakukan pemeriksaan diagnostik sesuai modalitas yang

diperlukan sesuai permintaan dokter spesialis mata. Kemudian mengirim hasil ke dokter

yang mengirim dan pasien diminta kembali kepada dokter yang memeriksa.

─ Kasir Penunjang

Pasien melakukan pembayaran sebelum mendapatkan tindakan penunjang.

2. PASIEN RAWAT JALAN KLINIK EKSEKUTIF CITRA

Information

Pasien rawat jalan Klinik Eksekutif Citra masuk melalui pintu utama menuju pusat

informasi lt. 1. Petugas customer service mengarahkan pasien untuk naik ke lt. 5 melalui

lift pasien Klinik Eksekutif Citra.

Registration

Petugas admission di lt.5 melakukan pendaftaran pasien dan memberikan kartu indeks

berobat. Dan mencatat identitas pasien ke dalam rekam medis, kemudian petugas porter

mengantar pasien ke ruang pemeriksaan refraksi untuk pemeriksaan selanjutnya

Refraksi, Autoref dan Non Contact

Petugas refraksi memeriksa visus, kemudian petugas porter mengantar pasien ke nomer

kamar poliklinik spesialis mata yang dituju.

Poliklinik spesialis mata

Dokter spesialis mata melakukan pemeriksaan kepada pasien. Dan menyuruh pasien untuk

melakukan pemeriksaan penunjang diagnostic di masing-masing diagnostic room yang

diperlukan.

Diagnostic Room

29
Teknisi diagnostic room melakukan pemeriksaan diagnose sesuai modalitas yang

diperlukan sesuai permintaan dokter spesialis mata. Kemudian mengirim hasil ke dokter

yang mengirim dan pasien disuruh kembali kepada dokter yang memeriksa. Kemudian

dokter spesialis mata yang memeriksa memberikan formulir tindakan ODC, tindakan

operasi dan rawat inap, dan memberikan pengobatan kepada pasien rawat jalan.

Kasir rawat jalan pasien Klinik Eksekutif Citra

Petugas kasir menerima pembayaran pasien setelah tindakan dan membuatkan kuitansi

pembayaran.

30
2. Alur Pelayanan Rawat Inap

Alur Pasien Klinik Eksekutif Citra Rawat Inap

Konsultasi Dokter di Kamar 5B, 5C, 5D, 5E

Pemeriksaan Penunjang (Bila Ada)

Tidak Operasi Operasi

Persiapan Operasi :
Lab, RO, Konsul Anestesi, IPD/IKA
Membuat SPR

Kontrol ke Citra setelah ada Hasil

Untuk ACC Operasi

 Konfirmasi Dengan Residen Divisi  Penjadwalan Operasi


 SIO
 Konfirmasi Dengan Residen Bangsal  SPR
 Pengantar Operasi
 Daftar ke P3RN dengan membawa SPR  Pasien datang ke P3RN 1 hari
sebelum operasi

RAWAT INAP

31
1. Pasien datang
─ Pasien naik ke lt. 4 dan membawa surat pengantar dari rawat jalan, dokter swasta, RS.

Lain dan emergency untuk mendapatkan pelayanan rawat inap.

2. Registrasi
─ Petugas admission rawat inap mendaftarkan pasien yang akan dirawat dan dicatat di

buku register rawat inap. Petugas porter mengantar pasien ke kamar rawat inap masing-

masing sesuai dengan kelasnya. Keluarga pasien dapat menunggu di public lounge dan

private lounge sesuai dengan kelompok pasien public dan private.


─ Petugas Admission menyerahkan rekam medis pasien kepada perawat di ruang

periksa/tindakan.
3. Pemeriksaan oleh DPJP/Residen
─ Petugas porter mengantar pasien ke ruang periksa/ruang tindakan.
─ Perawat di ruang periksa mendampingi DPJP/residen untuk melakukan pemeriksaan

pasien di ruang periksa/tindakan sebelum pasien masuk ke ruang perawatan.


─ DPJP/residen mempersiapkan pasien untuk pre operasi dan operasi untuk perawatan

One Day Care (ODC).


4. Observasi perbaikan kondisi pasien
─ Perawat di ruang ODC mengobservasi perbaikan kondisi pasien apakah kondisi pasien

membaik atau tidak.


─ Perawat melaporkan perbaikan kondisi pasien kepada DPJP, lalu DPJP memberikan

izin pulang/rawat jalan apabila kondisi membaik. Apabila pasien memerlukan

perawatan lebih lanjut, DPJP memberikan form rawat inap kepada perawat di nurse

station.

5. Nurse Station

32
─ Perawat di nurse station membuat identitas pasien yang berupa gelang pasien. Gelang

pasien tersebut dipasang dipergelangan tangan sebelah kanan yang berisi tentang nama

pasien, no. rekam medis, dan tanggal masuk rawat.


─ Perawat mencantumkan nama pasien pada board ruangan atau menginput dalam

komputer pada database pasien.


─ Perawat menginput data transaksi tiap hari dalam komputer
6. Kasir
─ Petugas kasir mencetak perincian penggunaan obat-obatan dan tindakan selama pasien

di rawat.
─ Petugas kasir memberikan informasi jumlah tagihan setiap tiga hari selama pasien

dirawat, secara tertulis dan ketika pasien pulang.


─ Petugas kasir menerima pembayaran rawat inap dan membuatkan kuitansi rawat inap.
7. Follow up pasien
─ Perawat rawat inap memberikan surat kontrol kepada keluarga pasien, dan memberikan

penyuluhan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan selama pasien

dirumah.

3. Alur pelayanan Kamar Bedah

Prosedur

33
1. Penerimaan Calon Pasien Operasi

34
─ Petugas pendaftaran kamar bedah menerima calon pasien rujukan dari rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat di kounter registrasi

─ Petugas pendaftaran memastikan jaminan pembayaran dan kelengkapan

administrasinya untuk pasien umum. Untuk pasien private petugas porter mengantar

pasien ke lt. 5 untuk ganti pakaian dan menunggu di ruang tunggu ruang perawatan.

─ Petugas pendaftaran kamar bedah menyesuaikan jadwal operasi dengan surat pengantar

yang dibawa oleh pasien

─ Petugas pendaftaran mengantar pasien menuju ruang ganti dan membantu pasien untuk

mengganti pakaian dengan pakaian operasi yang telah disedia

─ Setelah pasien mengganti baju petugas pendaftaran mempersilahkan pasien untuk

menunggu di ruang tunggu pasien

2. Persiapan Operasi

─ Perawat ruang pre operasi mempersilahkan pasien di ruang tunggu untuk memasuki

ruang pre operasi, untuk pasien private dilakukan persiapan pre operasi di ruang

perawatn lt. 5.

─ Perawat ruang pre operasi memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang

operasi dan diberikan surat izin operasi untuk diisi dan ditanda tangani sebagai bukti

bahwa pasien dan keluarga setuju dan siap untuk dilakukan operasi (informed concernt)

─ Perawat ruang pre operasi mengecek kelengkapan status pasien yang terdiri dari

 Surat izin operasi


 Mencatat data bahan medis habis pakai yang akan digunakan pada pasien;

misalnya :
Nama Pasien : NMR : Tanggal :

Nama Bahan ID Bahan (batch no) Exp date

35
 Alat-alat yang dibawa pasien yang akan digunakan (bila ada)
 Foto / CT Scan bila diperlukan
 Hasil laboratorium

─ Perawat ruang pre operasi melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital

─ Perawat melakukan persiapan pre operasi kepada pasien yang terlebih dahulu diberi

penjelasan meliputi :

a. Pengukuran tekanan darah, bila tekanan darah pasien tidak normal (>165 sistol

dan > 95 diastol), maka perawat melapor dokter yang akan melakukan tindakan

operasi untuk tatalaksana selanjutnya


b. Memeriksa ulang mata yang akan dioperasi dengan mencocokan rekam medis.

Jika rencana operasi katarak, hasil biometri diperiksa dan IOL yang sesuai

disediakan
c. Meneteskan pantocain 0,5 % pada mata yang akan dioperasi sebanyak 1 tetes,

dilanjutkan dengan pemberian medriatil 1 % sebanyak 1 tetes


d. Memberi label atau tanda pengenal yang terdiri dari nama pasien, jenis operasi

dan operator berupa gelang operasi yang dipakai sesuai dengan mata yang akan

dioperasi
e. Setiap 15 menit sekali mata pasien yang akan dioperasi ditetes kembali dengan

midriatyl 1 % sebanyak 1-2 tetes sampai dengan pupil melebar dengan diameter ±

5mm
f. Jika pupil tidak bisa melebar perawat melaporkan kepada dokter operator

─ Perawat ruang pre operasi melakukan checklist patient safety untuk persiapan operasi

─ Perawat memasang infus standar persiapan operasi

─ Dokter anestesi menjelaskan proses anestesi dan pre medikasi

─ Dokter anestesi melakukan pre medikasi

36
─ Perawat ruang pre operasi mengantarkan pasien yang telah siap ke kamar bedah yang

sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk pasien private setelah dilakukan persiapan pre

operasi diantar oleh perawat ke ruang operasi sesuai dengan jadwal.

3. Tindakan Operasi

─ Perawat instrumen dan perawat sirkuler menyiapkan dan memeriksa kelengkapan

instrumen operasi dan bahan habis pakai sesuai dengan kasus di kamar bedah dan

menuliskannya dalam check list patient safety pre operasi


─ Perawat sirkuler memeriksa status pasien, memeriksa tanda – tanda vital, dan

membawa pasien ke meja operasi


─ Penata anestesi atau perawat sirkuler mempersiapkan pasien di meja operasi
─ Perawat sirkuler atau penata anestesi melakukan time out selama 5 menit, membacakan

dan melakukan check list patient safety durante operasi.


─ Dokter Spesialis Anestesi atau asisten melakukan anestesi
─ Dokter Spesialis Mata dan asisten operasi melakukan tindakan operasi sesuai dengan

prosedur operasi dan sesuai kasus


─ Selama proses operasi berlangsung, perawat sirkuler membantu menyediakan

kekurangan instrumen, bahan habis pakai dan obat – obatan yang diperlukan sambil

mencatat dalam check list durante operasi.


─ Perawat sirkuler setelah operasi melakukan check list instrument dan bahan habis pakai

post operasi dan check list patient safety post operasi (sign out)
─ Penata anestesi mempersiapkan pasien untuk pemindahan ke ruang pemulihan dengan

mengecek tanda vital


─ Dokter anestesi, asisten anestesi dan penata anestesi memindahkan pasien dari kamar

bedah ke ruang pemulihan

4. Pemulihan Pasien

─ Perawat ruang pemulihan memeriksa status, instruksi post operasi dari dokter operator

dan melakukan observasi sesuai instruksi dokter

─ Dokter Anestesi melakukan observasi dan membuat laporan pemulihan

37
─ Perawat ruang pemulihan melakukan check list patient safety untuk pemulihan pasien

─ Perawat ruang pemulihan memindahkan pasien dari ruang pemulihan 1 ke ruang

pemulihan 2 ketika pasien sudah sadar berdasarkan score aldrate minimal 9

─ Dokter anestesi memeriksa pasien yang sudah sadar dan memberikan ijin untuk pulang

atau kembali ke ruang rawat inap

─ Untuk pasien rawat inap : perawat ruang pemulihan memberitahukan perawat ruang

rawat inap untuk menjemput pasien dari ruang pemulihan 2 ke ruang rawat inap

─ Perawat ruang pemulihan melakukan serah terima status dan instruksi perawatan

kepada perawat ruang rawat inap

─ Untuk pasien rawat jalan : perawat ruang pemulihan memanggil keluarga pasien ke

ruang pemulihan 2 untuk diberikan informasi dan edukasi mengenai instruksi dan

perawatan yang harus dilakukan di rumah

─ Perawat ruang pemulihan memberikan surat konsul ulang dan mempersilahkan

keluarga untuk menyelesaikan administrasi ke bagian pembayaran

5. Administrasi Pasien Pulang

─ Petugas administrasi mengeluarkan bukti pembayaran untuk diserahkan ke nurse station

ruang pemulihan 2 untuk diberikan ijin pulang.

38
5.3. Panduan Pelayanan Medis per Divisi

5.3.1. Refraksi

Algoritma Visus bayi abnormal

VISUS BAYI ABNORMAL

NYSTAGMUS (+) NYSTAGMUS (-)

KELAINAN SEGMEN POST PTOSIS BILATERAL


SEGMEN ANT CORT.VISUAL IMPAIRMENT
REFRAKSI ANOMALI

GLAUKOMA ABNORMA NORMAL


KONG L
INFLAMASI
ANOMALI
PETER
ANIRIDIA RETINOBLASTO ERG ERG
MA NORMAL ABNORMAL
ALBINISME
OKULAR
HIPOPLASI N. II
KOLOBOMA N II NISTAGMUS LEBER’S AMAUROSIS
ATROPI N II KONG Achromatopsia Kongenotal
HIPOPLASI CONG. STATIONARY NIGHT
MAKULA BLINDNESS 39
CT SCAN/MRI

Infeksi & Immunologi

40
Kornea dan bedah Refraktif

41
Onkologi

Klinis Retinoblastoma
Klinis
Retinoblastoma

Proptosis Proptosis

Intraokular Ekstraokul
Pem. Fisik Pem. Fisik
Lab Rutin BMP
USG CT – Scan
Konsultasi I.K.A Optional
- LP
- Bone Survey

Intraokular Intraokular Terbatas Ekstra


Dini Lanjut Intraorbita orbita

42
Neuro Oftalmologi

43
Rekonstruksi

Algoritma Terapi Rekonstruksi

Pre Operasi Persiapan Di Poli


- Anestesi
- Operasi
- Penyakit dalam, anak, lab, RO, EKG

Operasi Rekonstruksi

Post Operasi

Perawatan Luka Terapi Medika Mentosa


- Antibiotik Oral dan Antiinflamasi
- Antibiotik topikal (eyedrop, eye
ointment)
- Tetes hidung bila dibutuhkan
- Obat kumur-kumur

Edukasi Post Operasi

Kontrol Post operasi ( 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan)

44
Glaukoma
Algoritma pengobatan medika Mentosa
Obat

Target TIO
tercapai Tidak
Efek samping (-)
Efek Samping Tidak
Hentikan efektif
Buang

Target TIO
tercapai Obat
Efek samping (-)
Tidak

Efek Samping
Tidak
Sedikit
efektif
Hentikan
Buang

Target TIO
Obat
tercapai
Efek samping (-)
Tidak

Efek Samping
Tidak
Sedikit
efektif
Hentikan
Buang

Target TIO Kombinasi obat


tercapai Yang paling efektif
Efek samping (-)
45
Tidak

Laser atau operasi

Vitreo Retina

46
Pediatrik Oftalmologi

Algoritma proptosis pada anak

Imaging Approach to
NONINFECTIOUS PROPTOSIS

1. CECT

No Mass 3. Mass

2. Glaucoma
Hypotelorism
Unilateral Myopia

4.Intraorbital Orbit plus bone involvement Extraorbital

5.Metastatic Neuroblastoma
Metastatic Ewing Sarcoma
Histiocytosis

Intraconal Extraconal Either/both Sinuses Brain Bone

Optic Glioma Hematoma of lymphangioma Mucocele Encephalocele Neurifibromatosis


Large Superior muscle Hemangioma Massive Fibrous dysplasia
Ophthalmic lacrimal gland Pseudotumor ethmoid

47
Vein (carotid- tumor Lymphoma sinus
Cavernous Arteriovenous
Fistula ; malformation
Cavernous sinus Leukemia
Thrombosis) Neuroblastoma
Teratoma
Neurofibroma
Rhabdomyosarcoma

Strabismus

48
BAB VI

LOGISTIK

6.1. Pendanaan Pelayanan

Pendapatan Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana seluruhnya disetorkan ke rekening

RSUP dr. Cipto Mangunkusumo sedangkan Belanja OperasionalDepartemen Medik Mata

FKUI /RSCM Kirana diberikan melalui Rekening Uang Muka Kerja (UMK). Di bawah ini grafik

yang menggambarkan RBA Pendapatan dan Belanja Operasional tahun 2010 s.d. tahun 2014 dan

grafik yang menggambarkan Realisasi Pendapatan dan Belanja Operasional tahun 2010 s.d.

tahun 2014

49
50
RBA Pendapatan dan Belanja Operasional Tahun 2010 - 2014

80,000,000,000.00

70,000,000,000.00

60,000,000,000.00

50,000,000,000.00

40,000,000,000.00

30,000,000,000.00

20,000,000,000.00

10,000,000,000.00

-
2010 2011 2012 2013 2014

Grafik 1.

RBA Pendapatan dan Belanja Operasional Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana Tahun 2010 s.d. 2014
Pendapatan dan Biaya Operasional Tahun 2010 - 2014

60,000,000,000.00

50,000,000,000.00

40,000,000,000.00

30,000,000,000.00

20,000,000,000.00

10,000,000,000.00

-
2010 2011 2012 2013 2014

Grafik 2.

Realisasi Pendapatan dan Belanja Operasional Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana Tahun 2010 s.d. 2014
CRR TH. 2010-2014
240%

220%

200%

180%

PERSENTASE
160%

140%

120%

100%
2010 2011 2012 2013 2014

Grafik 3.

Cost Recovery Rate (CRR) Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana Tahun 2010 s.d. 2014
Dengan memperhatikan grafik di atas, rata-rata realisasi pendapatan pada tahun 2010-2014 yang

diperoleh Departemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana sebesar Rp.41.412.814.204,00 atau

sebesar 113% dari rata-rata pendapatan yang diusulkan dalam RBA yaitu sebesar Rp.

36.737.763.954,40. Nilai pendapatan yang dicapai adalah sebesar 113% atau lebih besar dari

target yang diharapkan dalam RBA. Realisasi pendapatan tertinggi dicapai pada tahun 2013 yaitu

sebesar Rp.58.458.478.724,-dengan capaian Cost Recovery Rate (CRR) sebesar 228%.

Sedangkanrata-rata realisasi BelanjaDepartemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana sebesar Rp.

21.525.040.684,-atau sebesar 57% dari rata-rata belanja yang diusulkan dalam RBA yaitu

sebesar Rp. 37.596.738.439,- . Nilai Belanja sebesar 57% menandakan efisiensi dalam

pengeluaran atau lebih kecil dari kebutuhan yang diusulkan dalam RBA. Biaya operasional

tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp.30.320.515.502,-.Hal ini dikarenakan masih

ada jasa medis tahun lalu yang dibayarkan pada tahun 2014 dan juga belanja pemeliharaan alat

dan gedung serta belanja pegawai yang bertambah karena jumlah pegawai bertambah.
Tabel 8.
Estimasi Pendapatan & Belanja

Sumber : KeuanganDepartemen Medik Mata FKUI /RSCM Kirana

6.2. Pengadaan Sarana dan Logistik

6.2.1. Pengadaan Sarana medis

Tabel 7. Jumlah Alat Kedokteran Departemen Medik Mata/ RSCM Kirana

No. Nama Alat Jumlah No. Nama ALat Jumlah


1 Analyzer 1 27 Non contact tonometer 3
2 Anestesi Ventilator 5 28 Oculyzer 1
3 Auto Keratometer 1 29 Operating lamp 4
4 Autoclave 5 30 Operating Microscope 7
5 Autoref 3 31 Opthalmoscope 3
6 BED elektrik 5 32 Perimetri 1
7 Bedside Monitor 14 33 Phaco 2
8 Biometeri 2 34 Refrigerator 1
9 campemetri 1 35 Retinometeri 2
10 Chart project 9 36 Slitlamp 30
11 Defibrilator 3 37 Specular Microscope Nonconrobo 1
12 ECG 1 38 Staractus OCT 1
13 ESU 4 39 Suction Pump 7
14 Exaimer (lasik) 1 40 Synoptopore 1
15 examination lamp 1 41 Syringe Pump 5
16 Femto second (lasik) 1 42 tensimeter 26
17 Fundus Camera 3 43 Termometer Digital 9
18 Humprey Field Analayzer 2 44 Timbangan Badan 3
19 Indirect 3 45 Tonometer 3
20 Infant warmer 1 46 Topolyzer 1
21 IOL Master 1 47 trial lense 2 1
22 Keratometer 1 48 USG 1
23 Laser iridex 4 49 Vaporizer 5
24 Lens Meter 4 50 Vitrek 2
25 meja operasi 5 51 Washer 1
26 Microscope binoculer 1 Jumlah 203
6.2.2. Pengadaan Logistik

Terlampir

6.2.3. Pengadaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Terlampir
BAB VII

KESELAMATAN PASIEN

7.1. Ruang Lingkup

1. Melakukan identifikasi pasien secara benar


2. Meningkatkan Komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan kewaspadaan tinggi
4. Memastikan operasi dengan lokasi yang benar, prosedur yang benar dan pasien yang

benar
5. Mengurangi risiko infeksi rumah sakit
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh

7.2. Indikator

1. Kepatuhan penggunaan gelang identitas di ruang tindakan invasif


2. Kepatuhan penerapan SBAR saat hand over pasien shift antar petugas kesehatan
3. Penerapan time out secara verbal di ruang tindakan invasif
4. Audit Kebersihan tangan petugas
5. Kelengkapan pengisian penilaian ulang risiko jatuh pasien rawat inap
6. Penandaan Obat High Alert

7.3. Capaian Indikator

N TARG
INDIKATOR JAN FEB MAR APR MAY
O ET
IPSG 1 Kepatuhan penggunaan
100 100
1 gelang identitas di ruang tindakan 100% 100%
% %
invasif 100% 100%
IPSG 2 Kepatuhan penerapan SBAR
100 100
2 saat hand over pasien shift antar 100% 100%
% %
petugas kesehatan 100% 100%
IPSG 4 Penerapan time out secara 100 100
3 100% 100%
verbal di ruang tindakan invasif % % 100% 100%
IPSG 5 Audit Kebersihan tangan
4 85% 75% 70% 72% 75%
petugas 76%
IPSG 6 Kelengkapan pengisian
100
5 penilaian ulang risiko jatuh pasien 100% 94% 100%
%
rawat inap 100% 100%

BAB VII

KESEHATAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai