Anda di halaman 1dari 20

TAUHID DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

MAKALAH

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Al-islam dan Kemuhammadiyahan

oleh :
Mega Siti Khumaeroh
Yossa Hayatunnisa

Dosen :
Badrudin Abdul Latif

Prodi Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

SUKABUMI
2015

Page 1
Kata Pengantar

Alhamdulillahhirabbil a’alamin, dengan rasa syukur


kehadirat allah swt. Berkat rahmat dan karunia-Nya lah Makalah
tentang Tauhid dan Urgansinya bagi kehidupan islam telah kami
susun.
Sebelumnya kami mahon maaf, jika makalah ini banyak
kekurangan dan kesalahan karena kami baru pada tahap
pembelajaran. Terlepas dari keyakinan kuat yang kami miliki,
sebagai makhluk yang lemah kami tetap mohon kritik dan saran
yang membangun. Makalah ini disusun dengan maksud untuk
dapat menambah pengetahuan kita tentang bagaimana bertauhid
dan mengamalkannya.
Kepada Allah SWT, kami memohon taufik dan hidayahnya
semoga makalah ini bermanfaat dan menghasilkan dampak yang
positif dalam pembelajaran yang lebih baik, Amin.

Terima kasih
Sukabumi , 02 Oktober 2015 M

Page 2
Daftar Halaman
DAFTAR HALAMAN…………………………………………....3
BAB I
 Pendahuluan…………………………………...………….....4
i. Latar belakang………………………………………....4
ii. Rumusan masalah………………………………..........5
iii. Tujuan………………………………………................5
BAB II
 Pembahasan……………………………………......……......6
i. Pengertian Tauhid………………………………..........6
ii. Makna Lafadz ‫……………… ال اله اال هللا‬......................10
iii. Jaminan Allah Bagi Orang yang
bertauhid…………………………..............................15
iv. Tauhid Sebagai Landasan Bagi Semua
Kehidupan………………............................................17
BAB III
 Penutup………………………………..…………………...19
i. Kesimpulan………………..………………………....19
ii. Saran……………..………………………………......19

Page 3
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang


paling urgen dalam agama islam,dimana tauhid mengambil
peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang
tangguh,selain juga sebagai inti atau akar daripada ‘aqidah
islamiyah.kalimat tauhid atau lebih dikenal dengan kalimat
syahadat atau dikenal juga dengan kalimat syahadat atau
dikenal juga kalimat thayyibah. Bertauhid berarti
berislam,tauhid adalah awal mula hidup manusia ,kehidupan
manusia,ketika hidup dan akhir hayat manusia.manusia
diciptakan dalam keadaan fitrah .fitrah maulud dan fitrah
din.fitrah maulud adalah fitrah akal manusia dan
tubuhnya,sedangkan fitrah din itu ialah tauhid fitrah yang ada
pada diri manusia yang tiada lain adalah tauhid,harus dijaga
oleh manusia sampai mati.
Tauhid termasuk kedalam pembahasan keimanan yang
mengandung arti pokok-pokok ajaran agama.Oleh karena
itu,mempelajari ilmu tauhid termasuk kebutuhan pokok bagi
umat islam.kewajiban mempelajari keesaan Allah memiliki
argumen Aqli dan naqli.Secara aqli (logika) mempelajari
tauhid merupakan kebutuhan karena fitrah penciptaan
manusia itu sendiri.Sebagaimana diketahui bahwa penciptaan
manusia bertujuan untuk beribadah atau mengabdi kepada
Allah.Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat az-
Zariyat ayat 56 :
‫وماخلقت الجن و االنس اال ليعبدون‬

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar


mereka beribadah kepada-Ku (QS . az-Zariyat :56)

Page 4
II. Rumusan masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa masalah


yaitu :

1. Apa pengertian Tauhid?


2. Apa Makna kalimat Laa ilaaha illaAllah?
3. Apa jaminan Allah bagi orang yang bertauhid?
4. Apa yang dimaksud dengan Tauhid sebagai landasan
bagi semua aspek kehidupan ?

III. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas


maka tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Memahami dan mempelajari konsep-konsep ajaran


Tauhid.
2. Memahami dan mempelajari apa itu makna lafadz ‫ال اله‬
‫اال هللا‬.
3. Mengetahui apa saja jaminan Allah Bagi orang yang
bertauhid.
4. Memahami dan mempelajari bahwa tauhid sebagai
landasan bagi semua aspek kehidupan.

Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianTauhid
Di dalam bahasa arab, tauhid adalah mashdardari kata ‫–و َّح َد‬
َ ‫–يُ َو ِّح ُد‬
‫ ت َ ْوح ْيدًا‬yang berarti mengesakan. Adapun menurut istilah, tauhid
adalah “meyakini akan ke-esa-an Allah -subhanahuwata’ala-
dalam rububiyah (penciptaan, pemeliharaan, pemilikan),
uluhiyyah (ikhlas beribadah kepadaNya) dan dalam Al-Asmaa
wash-shifaat (nama-nama dan sifat)-Nya“. Dan tauhid apabila
dimutlakkan, maka maknanya adalah memurnikan seluruh
peribadatan hanya untuk Allah ta’ala.

Seorang muslim wajib mengimani akan keesaaan Allah ta’ala dan


bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan
Allah ta’ala, adapun kalimat Tauhid itu sendiri maka yang
dimaksud ialah La ilahaillah yang berarti tidak ada yang berhak
disembah selain Allah, di dalam al-Quran Allah ta’ala berfirman :
“Dan tuhan kamu adalah tuhan yang Maha Esa, tidak ada tuhan
selain Dia, yang Maha pengasih, Maha penyayang”. (QS. Al-
Baqarah: 163)

Dari pengertian Tauhid menurut istilah yang telah kita ketahui


bersama, maka kita telah mengetahui bahwa Tauhid terbagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Tauhid Rububiyyah.
2. Tauhid Uluhiyyah.
3. Tauhid Asma’ wa shifat.

Pertama : Tauhid Rububiyah


Artinya mengesakan Allah -subhanahuwata’ala- dalam hal
perbuatanNya. Seperti mencipta, memberi rezeki, menghidupkan

Page 6
dan mematikan, mendatangkan bahaya, memberi manfaat, dan
lain-lain yang merupakan perbuatan-perbuatan khusus bagi Allah -
subhanahuwata’ala- yang tidak bias dilakukan oleh manusia
maupun jin dan seluruh Alam semesta yang telah Dia ciptakan.
Seorang muslim wajib meyakini bahwa Allah -
subhanahuwata’ala- tidak memiliki sekutu dalam RububiyahNya.
Mengenai Tauhid Rububiyah ini kaum Musyrikin di zaman Nabi -
salallahu ‘alaihiwasallam- pun meyakininya, Allah Ta’ala telah
berfirman di dalam Al-Qur’an :
“Katakanlah, “Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang
tujuh dan yang memiliki ‘Arsy yang agung ?mereka akan
menjawab milik Allah, “ katakanlah, “maka kenapa kamu tidak
bertakwa ?”
Masih banyak lagi ayat–ayat yang menunjukkan bahwa kaum
musyrik ini mengikrarkan Tauhid Rububiyah, itu dikarenakan
Tauhid Rububiyah merupakan fitroh setiap insan yang telah
diciptakan di dunia ini.

Rasulullah SalallahuAlaihiwaSallam telah bersabda :


“Setiap anak yang dilahirkan di dalam keadaan Fitroh maka
kedua orang tuanya lah yang menjadikannya yahudi, nashrani,
atau majusi”. (HR.Bukharidan Muslim)

Kedua :Tauhid Uluhiyah


Artinya, mengesakan Allah -subhanahuwata’ala- dalam beberapa
macam peribadatan yang telah disyariatkan olehNya. Seperti,
shalat, puasa, zakat, haji, do’a, nadzar, sembelihan, berharap,
cemas, takut, dan sebagainya yang termasuk jenis-jenis ibadah.
Mengesakan Allah -subhanahuwata’ala- dalam hal-hal tersebut
dinamakan Tauhid Uluhiyah (disebut pula dengan tauhid ibadah, -
ed); dan Tauhid jenis inilah yang dituntutoleh Allah -
subhanahuwata’ala- dari hamba-hamba-Nya, yaitu mengesakan
Allah dalam hal ibadah.

Page 7
Jika mereka mengikrarkan Tauhid Rububiyah, maka hendaknya
juga mengakui Tauhid Uluhiyah. Para Rasul diutus oleh Allah
adalah untuk menyeru kepada Umat mereka agar meyakini Tauhid
Uluhiyah meyakini dalam artian melaksanakan apa yang telah
Allah perintahkan kepada hamba–hamba-Nya dalam bentuk
peribadahan dan tidak beribadah untuk selain-Nya.

Allah -subhanahuwata’la- telah berfirman di dalam Al-Qur’an :

َّ ‫والأَنا ُ ْعبُدُوااللَّ َه َواجْ تَنبُواال‬


ُ ‫طا‬
ََ َ‫غوت‬ ً ‫س‬ُ ‫َولَقَ ْدبَعَثْنَافيك ُِِّل ُ َّمة ٍَر‬
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut…”. (QS. An-Nahl: 36)

Ketiga :Tauhid Asma was Sifat


Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat untuk Allah -
subhanahuwata’ala- sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
Allah untuk diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah
-shallallahu ‘alaihiwasallam- tanpa mentakwil (ta’wil),
memisalkan (tamtsil), menanyakan bagaimananya (takyif) dan
meniadakan (ta’thil) dari nama dan sifat tsb. Hali ini pula harus
disertai dengan meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib
yang ditiadakanoleh Allah terhadap diriNya, dan apa yang
ditiadakan oleh Rasulullah -shallallahu ‘alaihiwasallam- bagi
Allah ta’ala, karena Allah ta’ala sesungguhnya maha sempurna
dan sangat jauh dari aib ataupun kekurangan.

Allah Ta’ala telah menyatakan bahwa Ia memiliki nama-nama


yang husna (baca: sangatbaik/indah) dan Ia memerintahkan kita
untuk berdo’a dengan nama–namaNya.
Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an :

َ ُ‫سيُجْ َز ْونَ َماكَانُوا َي ْع َمل‬


‫ون‬ ْ َ ‫َوللَّهاألسماءالحسنىفادعوهبها و ذَ ُرواالَّذينَيُ ْلحدُونَفيأ‬
َ ‫س َمائه‬

Page 8
“Hanya milik Allah asmaa-ulhusna, Maka berdoalah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ulhusna itu dan tinggalkanlah orang-
orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-namaNya
nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan” (Al-A’raf : 180).

Dan firman-Nya :
‫ير‬ َّ ‫سكَمثْلهش َْي ٌء َو ُه َوال‬
ُ ‫سميعُال َبص‬ َ ‫لَ ْي‬
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang
Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS. As-Syura’ : 11)

Tiga jenis Tauhid di atas, wajib diketahui oleh setiap muslim (dan
segala ubudiyah kita kepada Allah wajib dengan ketiga tauhid itu
semua) karena Tauhid adalah pondasi keimanan seseorang kepada
Allah ta’ala, sehingga hendaklah kita senantiasa menjaga
kemurnian tauhid kita di dalam beribadah kepada Allah ta’ala dari
apa saja yang dapat merusak Tauhid kita. Wallahua’lam bis-
showab.

Page 9
B. Makna kalimat ‫ال اله اال هللا‬

Makna Kalimat la ilahaillallah adalah ‫( الَ َم ْعب ُْودَ ِب َح ٍّقإِالَّهللا‬tidak ada


sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah). Inilah
makna sebenarnya yang telah didefinisikan oleh para ulama ahli
sunnah waljama’ah, makna ini sesuai dengan firman Allah
subhanahu wata’ala dalam surat Al-Haj, ayat 62, yang artinya:
“Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah Dialah (Tuhan)
yang Hak (benar) dan apa saja yang mereka seru selain Dia,
itulah yang batil.“ (QS. Al-Haj:62)
Akan tetapi ada beberapa penafsiran yang keliru tentang kalimat
laa-ilahaillallah yang telah tersebar luas di dunia Islam di
antaranya:
1. Menafsirkan kalimat laa-ilahaillallah dengan (‫)الَ َم ْعب ُْودَ ِإ َّالهللا‬: “Tidak
ada yang diibadahi selain Allah”. Padahal makna tersebut rancu,
ini berarti setiap yang diibadahi baik benar maupun salah adalah
Allah subhanahu wata’ala. Karena Allah subhanahu wata’ala
menamakan semua yang disembah di mukabumi sebagai ‫إله‬
(Tuhan). Ketika Rasulullâh shalallahu ‘alaihiwasallam mengatakan
kepada orang-orang musyrik: La ilahaillallah maka mereka
mengatakan:

‫اب‬
ٌ ‫ع َح‬
ُ ‫ش ْي ٌء‬ ْ َ ‫أ َ َج َع‬
ِ ‫َلآل ِل َهةَ ِإل ًه َاو‬
َ َ‫احدًا ِإنَّهذَال‬
“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak ini menjadi
Tuhan yang satu saja ? sesungguhnya ini sesuatu yang
mengharankan.” (QS. Shood: 5)

2. Menafsirkan kalimat la ilaha illallah dengan (‫“ )الَخَا ِلقَإِالَّهللا‬Tidak


ada pencipta kecuali Allah”, padahal makna tersebut adalah
sebagian makna dari kalimat la ilaha illallah dan ini masih berupa
Tauhid Rububiyah (tauhid yang mengakui keesaan Allah saja),
sehinga belum cukup. Karena orang-orang kafir jahiliyah dahulu

Page 10
telah meyakini Allah adalah Tuhan pencipta alam, sebagaimana
Allah jelaskan dalam al-Qur’an:
ُ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخلَقَ ُه ْم َل َيقَ ْولُنَّالل‬
َ ‫َو ِل ِئ ْن‬
“Dan jika engkau bertanya kepada mereka, sipakah yang
menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, Allah.” (QS. Az –
Zuhkruf: 87)

3. Ada juga yang menafsirkan laa-ilahaillallah dengan ‫ال موجود اال هللا‬
“Tidak ada yang diminta kecuali Allah”. Pengertian ini pun tidak
mencukupi makna kalimat tersebut karena apabila mengesakan
Allah hanya dengan pengakuan sifat Allah Yang Maha Penguasa
saja namun masih berdo’a kepada selain-Nya atau
menyelewengkan tujuan ibadah kepada sesuatu selain-Nya, maka
hal ini belum dikatakan (telah menjalankan makna kalimat
tersebut, yaitu bertauhid kepada Allah).
Rukun ‫الإلهإالهللا‬.

4. Dan makna lafadz laa-ilaaha illa Allah dengan ‫ال مقصود اال هللا‬
maksudnya, tidak ada yang dimaksud selain Allah. kita hidup
didunia ini dan harus percaya bahwa Allah itu ada dan hanya
satu.tidak ada yang setara dengan Dia.

ُ ‫(النَّ ْف‬meniadakan)
Kalimat laa-ilahaillaallah memiliki 2 rukun yaitu ‫ي‬
dan ُ‫(اإلثْبَات‬menetapkan).
ِ Yang dimaksud dengan “meniadakan”
adalah menjauhi sesembahan selain Allah baik Malaikat yang
dekat dengan-Nya atau pun para Nabi dan Rasul yang diutus.
Sedangkan yang dimaksud dengan “menetapkan” adalah
menetapkan sesembahan yang benar hanya milik Allah semata.
Adapun sesembahan yang lain semuanya sesembahan yang batil.
Hal ini sebagaimana firman Allah yang artinya:

Page 11
“Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah Dialah (Tuhan)
yang Hak (benar). Dan apa saja yang mereka seru selain Dia,
itulah yang batil.” (QS. Al – Hajj: 62).

Syarat-syarat la ilahaillallah.
Setiap ketaatan kepada Allah subhanahuwata’ala tidak akan
diterima kecuali dengan memenuhi syarat-syaratnya, seperti shalat
dan zakat tidak akan diterima kecuali memenuhi syarat-syaratnya,
demikian juga dengan kalimat la ilaha illallah tidak akan diterima
kecuali seorang hamba menyempurnakan syarat-syaratnya.
Seorang Tabi’in yang bernama Wahb Ibnu Munabbih pernah
ditanya,
“Bukankah kunci surga itu kalimat la ilahaillallah? Maka beliau
menjawab: ya, akan tetapi tidaklah disebut kunci kecuali ia
memiliki gigi-gigi, jika kamu membawa kunci disertai gigi-giginya
maka pintu tersebut akan terbuka, akan tetapi apabila tidak
memiliki gigi-gigi maka pintu tersebut tidak akan terbuka.” [Ibnu
rajab dalam kitab beliau kalimat ikhlas hal:14].
Beliau menjelaskan syarat la ilaha illlallah ibarat gigi-gigi kunci.
Syarat la ilaha illallahada 7 yaitu :

1. Al–Ilmu, yaitu mengetahui makna la ilaha illallah, sebagaimana


firman Allah subhanahuwata’ala yang artinya;
“kecuali orang yang mengakui kebenaran dan mereka
mengetahuinya.” [QS. Az-Zukhruf: 86].
Berkata para ulama tafsir :
”mengakui kebenaran maksudnya mengakui kebenaran kalimat la
ilahaillallah, dan mengetahuinya maksudnya memahami dengan
benar apa yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka yaitu tentang
kalimat la ilaha illallah.”

Page 12
2. Al–Yaqiin, yaitu meyakini makna la ilaha illallah tanpa ada
keraguan sedikit pun, Allah subhanahuwata’ala berfirman:
“sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah
mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian
mereka tidak ragu-ragu.”[QS. AL-Hujuraat: 15].
3. Al-Ikhlas, Yaitu memurnikan seluruh ibadah hanya kepada
Allah subhanahuwata’la dan menjauhi kesyirikan, baik syirik besar
maupun syirik kecil, Allah subhanahuwata’la berfirman yang
artinya:
“Maka beribadahlah kepada Allah dengan tulus, ikhlas beragama
kepada-Nya. Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni.”
[QS. Az-Zumar; 2-3]
4. Ash-Shidqu, yaitu jujur, maksudnya adalah mengucapkan
kalimat ini dengan pembenaran di dalam hati. Barangsiapa yang
mengucapkan kalimat ini dengan lisannya akan tetapi hatinya
mendustakannya maka ia adalah seorang munafik dan pendusta.
Allah subhanahuwata’ala berfirman:
“Dan di antara manusia ada yang berkata: kami beriman kepada
Allah dan hari Akhir padahal sesungguhnya mereka bukanlah
orang-orang yang beriman, mereka menipu Allah dan orang-
orang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri
tanpa mereka sadari.” [QS. Al-Baqarah: 8-9]
5. Al–Mahabbah (cinta), maksudnya mencintai kalimat ini dan
apa yang dikandungnya, sebagaimana firman Allah dalam surat
Ali-imron ayat ke 31 yang artinya:
“…Dan antara manusia ada yang menyembah tuhan selain Allah
sebagai tandingan, yang mereka cinta seperti mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada
Allah…,
6. Al-Inqiyaad, yaitu tunduk dan patuh. Seorang muslim harus
tunduk dan patuh terhadap isi kandungan kalimat ini,
sebagaimanafirman Allah yang artinya:

Page 13
“Dan kembalilah kepada rabbmu, dan berserah dirilah kepada-
Nya sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat
ditolong.” (QS. Az–Zumar: 54)
7. Al-Qobuul, yaitu menerima kandungan dan konsekuensi dari
kalimat ini, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah yang
artinya:
“Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka: la
ilahaillallah, mereka menyombongkan diri, dan mereka
berkata:“Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami
karena seorang penyair yang gila”.(QS. Ash-Shoofaat: 35-36).

Hal ini menunjukkan mereka tidak mau menerima la ilahaillallah.


Inilah 7 syarat kalimat ‫ الَ ِإل َهإ ِ َّالهللا‬yang harus dipahami dan diamalkan
oleh setiap muslim, tidak hanya sekedar menghapalnya saja, akan
tetapi hendaknya diiringi dengan amal perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari.

Page 14
C. Jaminan Allah Bagi Orang Yang Bertauhid
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari :

Artinya : Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan


yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah dan
bahwasannya Muhammad adalah Rasul Allah,dengan Jujur dari
hatiNya,melainkan Allah Mengharamkannya masuk neraka. (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).

Tidak diragukan lagi bahwa tauhid memiliki kedudukan yang


sangat agung dalam islam . Oleh karena itu,bagi siapa yang mampu
merealisasikan tauhid dengan benar akan mendapat beberapa
keistimewaan.Sungguh,keberuntungan yang besar bagi orang-
orang yang termasuk ahli tauhid. Allah azza wa jalla menjanjikan
banyak sekali kebahagiaan,baik didunia,lebih-lebih diakhirat.Itu
semua hanya khusus diberikan bagi ahli tauhid.semoga Allah
menggolongkan kita termasuk ahli tauhid.

1-Ahli Tauhid mendapat keamanan dan petunjuk.

Seseorang yang bertauhid dengan benar-benar akan


mendapatkan rasa aman dan petunjuk Allah Ta’ala menegaskan
dalam firmannya :

‫اللذين امنواولم يلبسوا ايمانهم بظلم اولئك لهم االمن و هم مهتدون‬

Artinya :” Orang-orang yang beriman dan tidak


mencampuradukan iman mereka dengan kedzaliman
(syirik),mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.(QS.Al An’am:82)

2-Ahli Tauhid pasti masuk Syurga

Page 15
Janji Allah Ta’ala untuk ahli tauhid bahwa Allah akan
memasukan mereka kedalam Syurga.Ahli tauhid adalah mereka
yang bersyahadat (bersaksi).Maksud syahadat yang benar harus
terkandung tiga hal yaitu mengucapkannya dengan lisan
,mengilmui maknanya ,dan mengamalkan segala konsekuensinya,
tidak cukup hanya sekedar mengucapkannya saja.

3-Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka

Sungguh,neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali.Betapa


bahagianya sesorang yang tidak menjadi penghuni neraka.Hal ini
akan didapatkan oleh seseorang yang bertauhid dengan benar.
Rasulullah SAW bersabda :
‫ ال اله اال هللا يبتغي بذلك وجه هللا‬: ‫فان هللا حرم علي النار من قال‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang


yang mengatakan laa ilaaha illaAllah,yang diucapkan ikhlas
mengharapkan wajah Allah (HR.Bukhari dan Muslim).

4-Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya

Hidup kita tidak luput dari gemilang dosa dan maksiat .Oleh
karena itu pengampunan dosa adalah sesuatu yang diharapkan
.Dengan melaksanakan tauhid secara benar,menjadi sebab terbesar
dapat menghapus dosa-dosa kita .Rasulullah SAW bersabda :
‫ثم لقيتني ال تشرك بي شيئا‬,‫ لو اتيتني بقراب االرض خطايا‬: ‫ يا ابن ادم‬:‫قال هللا تعالي‬
‫التيتك بقرابها مغفرة‬

Artinya :” Wahai anak adam,sesungguhnya sekiranya kamu


datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi,kemudian kamu
datang kepadaku tanpa menyekutukan sesuatu pun denganku.maka
akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi
pula.(HR.Tirmidzi).

Page 16
D. Tauhid Sebagai Landasan Bagi Semua Aspek
Kehidupan
Manusia diciptakan dalam keadaan fitrah,fitrah ada dua yaitu
fitrah maulud dan fitrah din.fitrah maulud adalah akal manusia dan
tubuhnya,sedangkan fitrah din yaitu tauhid,fitrah yang ada dalam
diri manusia yang tiada lain adalah tauhid harus dijaga oleh
manusia sampai mati.

Tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.ia


tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan
menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan,tetapi
juga berpengaruh besar terharap pembentukkan dan prilaku
keseharian seseorang.ia tidk hanya berfungsi sebagai akidah,tetapi
berfungsi pula sebagai falsafah hidup.kehadiran tauhid sebagai
ilmu merupakan hasil pengkajian para ulama terhadap apa yang
tersurat dan tersirat didalam al-quran dan hadist.
Salah satu keunggulan islam dibanding semua agama lain didunia
adalah identitas tauhid yang melekat didalamnya.sebagai agama
tauhid,islam menempatkan keesaan Allah pada posisi
tertinggi.pada pandangan islam,Tuhan hanya satu,the only one.dan
the only one itu adalah Allah yang merupakan sumber atau pusat
dari segala sesuatu yang ada dialam semesta.Prinsip itu dipertegas
dengan memposisikan tauhidullah pada urutan pertama rukun
islam.

Setiap manusia disebut muslim jika ia melaksanakan rukun


islam pertama dengan mengucapkan laa ilaaha illa Allah
Muhammadur Rasulullah.Dalam ikrar itulah,kalimat tauhid
dikumandangkan.kalimat itu tak pernah lepas dari ucapan muslim
setiap kali ia shalat.kalimat itu juga dibaca ketika adzan ,kala
shalat akan ditegakkan .Artinya setiap muslim sebenarnya sudah
disetting Allah untuk menjadi manusia tauhid ,yakni manusia yang

Page 17
senantiasa mengesakan Allah dan menerapkan sifat-sifat illahi
dalam jejak kehidupannya dialam semesta.

Kalimat tauhid merupakan esensi dari ajaran islam.ia adalah


fondasi dari seluruh bangunan islam.pandangan hidup tauhid
bukan saja mengesakan Allah,melainkan juga meliputi keyakinan
kesatuan penciptaan (unity of creation),kesatuan kemanusiaan
(unity of mankind),kesatuan tuntunan hidup(unity of guidance of
life),dan kesatuan tujuan hidup(unity of the purpose of life) yang
semuanya merupakan derivasi dari kesatuan ketuhanan (unity of
Godhead).Karena itu karakteristik pertama manusia tauhid adalah
sikap penolakannya terhadap pedoman hidup yang datangnya
bukan dari Allah.Dalam QS Al Baqoroh ayat 256 ditegaskan
“Barangsiapa mengingkari ,mengufuri,dan menolak semua objek
persembahan kecuali Allah,maka ia memegang tali yang kokoh.”
sebagai objek persembahan,Allah adalah sumber kebenaran
.Dengan meyakini Allah sebagai sumber kebenaran, manusia
tauhid harus berani melawan kebatilan, kekufuran, kebobrokan,
keburukan. Tiada rasa takut untuk melakukan itu karna ketakutan
hanya ditujukan kepada Allah.

Tauhid tidak boleh hanya bersifat teoretik atau


konseptual,tetapi harus terealisasikan melalui perilaku sehari-hari.
Konsep Laa ilaaha illa Allah tidak hanya menjadi pemanis ucapan
dibibir, tetapi harus diiringi perilaku yang mencerminkannya
secara istiqomah. begitu pula pernyataan dan harus diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.Begitu pula sifat-sifat Allah dalam
Asma ul husna lainnya. Mengaplikasikan syahadat rasul
diantaranya mengaplikasikan sifat-sifat Rasulullah dalam
kehidupan sehari-hari.

Page 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari yang telah teruraikan dapat kita simpulkan bahwa Tauhid
merupakan intipokok agama islam sebagai pengakuan umat islam
terhadap pencipta yang mutlak dan tidak ada yang dituju
selainnya.Untuk itu dalam firman Allah dikatakan :
“orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kedzaliman ,mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.”(QS. Al An’am : 82)
Tauhid artinya keyakinan diri terhadap Allah sebagai Tuhan Yang
Maha Esa.Tauhid yang didasarkan pada Syahadatain terbagi dua yaitu
tauhidullah dan syahadat rasul
B. Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini
kita dapat mengambil hikmah betapa pentingnya ajaran Tauhid ini
bagi umat islam dan merupakan faktor terpenting untuk
mengembalikan kejayaan islam pada umat ini.Untuk itu, kita
sebagai generasi penerus perjuangan islam harus berusaha sekuat
tenaga untuk mengimplementasikan konsep tauhid dalam semua
segi kehidupan kita.pada akhirnya kita berharap dan berdoa kepada
Allah SWT supaya mengembalikan kejayaan umat ini dengan
konsep tauhid yang kita amalkan.

Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar,Surin. 1979. Terjemah dan Tafsir Al Quran.
Bandung:Penerbit Fa.Sumatra.
Suryana,Yaya. 2010. Akidah dan Akhlak.Bandung:Penerbit
GrafindoMediaPratama
Http://googleweblight.com/?lite_url=http://whoami61.blogspot.co
m/p/pengertian-tauhid-di-dalam-
bahasaarab.htm`l?m%3D1&ei=D_dj78ub&lc=idID&geid=7&s=1
&m=257&ts=1444176013&sig=APONPFljgWHw5jbuYUnXa57s
nGZpFGC-Qw

Page 20

Anda mungkin juga menyukai