PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan materi mata kuliah Etika Keperawatan, untuk menambah
wawasan tentang Truth Telling dalam etika keperawatan.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik. Oleh karena itu,
memilih teman sepergaulan sangat penting, karena lingkungan memiliki pengaruh
besar dalam membentuk kepribadian tiap individu. Seperti kejujuran, jika terbiasa
bermain bersama dengan teman-teman yang membudayakan perkataan atau sikap
tidak jujur, individu tersebut pun akan terbawa pergaulannya. Sadar atau tidak sadar
kebiasaan buruk tersebut akhirnya dibawa terus hingga dewasa.
3. Faktor agama
Keyakinan kepada Tuhan dan iman yang kuat untuk melakukan segala perintah-
Nya mampu membuat tiap individu terus bersikap baik.Seringkali individu
dihadapkan pada suatu kondisi yang mendesak untukberkata bohong atau berbuat
curang, melakukan korupsi, dan menjadikan mereka berpikir tidak realistis. Namun,
jika tiap individu memiliki iman dan keyakinan yang kuat maka tidak akan tergoda
dengan hal-hal duniawi. Seseorang akan tetap berbuat dan berkata jujur dan
menjadikan kejujuran itu karakter diri.
4. Motivasi
Motivasi diberikan oleh lingkungan sekitar untuk berbuat jujur.Motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan tertentu yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individu.Motivasi dapat diterapkan dengan pemberian penghargaan.Misalnya,
seorang anak yang bersikap jujur, diberikan pujian atau hadiah, sehingga adanya
penguatan untuk melakukan tindakan jujur.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Suatu hari ada seorang bapak bernama Tono dibawa oleh keluarganya ke salah
satu Rumah Sakit dengan gejala demam dan diare, mual, dan muntah kurang lebih
selama 6 hari. Selain itu bapak tersebut menderita batuk dan sakit tenggorokan sudah
6 bulan tidak sembuh-sembuh, serta berat badannya turun secara berangsur-angsur.
Semula bapak tersebut badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini badannya semakin
kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Bapak Tono ini merupakan
seorang mantan TKI di Malaysia yang baru pulang 5 bulan yang lalu.
Bapak ini masuk UGD kemudian dari dokter disarankan untuk opname di ruang
penyakit dalam karena kondisi Pak Tono yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya
dokter yang menangani Bapak Tono melakukan kunjungan, dan memberikan saran
kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil
sampel darah Pak Tono. Pak Tono yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya
meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah didapatkan
hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima
oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa
Pak Tono positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut
memanggil keluarga Pak Tono untuk menghadap dokter yang menangani Pak Tono.
Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi
pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta
kepada dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakit yang diderita
Pak Tono ini kepada Pak Tono. Keluarga takut Pak Tono akan frustasi, tidak mau
menerima kondisinya dan dikucilkan oleh masyarakat.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan Kasus
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana di satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan
kondisi yang dialami oleh Pak Tono karena itu merupakan hak pasien untuk
mendapatkan informasi yang sebenarnya.
Perawat tersebut berusaha untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
sesuai dengan etika dan legal yaitu dia menghargai keputusan yang dibuat oleh
pasien dan keluarga. Selain itu dia juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai
perawat dalam memenuhi hak-hak pasien salah satunya adalah memberikan informasi
yang dibutuhkan pasien atau informasi yang sebenarnya tentang kondisi dan
penyakitnya.
Dengan keputusan keluarga pasien yang berlawanan dengan keinginan pasien
tersebut maka perawat harus memikirkan solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan berbagai konsekuensi dari masing-masing alternatif tindakan. Etika
perawat melandasi perawat dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Dalam penyelesaian kasus dilema etik seperti ini diperlukan strategi untuk
mengatasinya karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat
antar tim medis yang terlibat termasuk dengan pihak keluarga pasien. Jika perbedaan
pendapat ini terus berlanjut maka akan timbul masalah komunikasi dan kerjasama
antar tim medis menjadi tidak optimal. Hal ini jelas akan membawa dampak
ketidaknyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan keperawatan. Berbagai
model pendekatan bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah dilema etik ini. Tapi
disini kelompok kami akan mencoba menyelesaikan kasus ini berdasarkan
pendekatan model Megan, kerangka penyelesaian sebagai berikut :
1. Mengkaji situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi
dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi
sebagai berikut :
Pak Tono dapat menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit
yang dideritanya sekarang sehingga Pak Tono meminta perawat tersebut memberikan
informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya.
Rasa kasih sayang keluarga terhadap Pak Tono membuat keluarganya berniat
menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat
untuk tidak menginformasikannya kepada Pak Tono dengan pertimbangan keluarga
takut jika Pak Tono akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang
Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia
harus memenuhi permintaan keluarga, tapi di sisi lain dia juga harus memenuhi
haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau
kondisinya.
4. Melaksanakan Rencana
Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan
dengan tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan.
Sehingga bisa diputuskan mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil
keputusan pada pasien dengan dilema etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral
yang berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang,
diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone, 1989 ), yang meliputi :
a. Autonomy / Otonomi
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dan
keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju maka
perawat harus mengutamakan hak pasien tersebut untuk mendapatkan informasi
tentang kondisinya.
b. Benefesience / Kemurahan Hati
Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang
baik dan tidak merugikan pasien. Sehingga perawat bisa memilih diantara 2 alternatif
diatas mana yang paling baik dan tepat.
c. Justice / Keadilan
Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien. Adil berarti
pasien mendapatkan haknya yaitu memperoleh informasi tentang penyakitnya secara
jelas sesuai dengan konteksnya/kondisinya.
d. Nonmaleficience / Tidak merugikan
Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian
pada pasien baik secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya.
e. Veracity / Kejujuran
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi pasien
tentang penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab
perawat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan pasien secara benar dan jujur
sehingga pasien akan merasa dihargai dan dipenuhi haknya.
f. Fedelity / Menepati Janji
Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan pasien sebelum
dilakukan pemeriksaan yang mengatakan bahwa perawat bersedia akan
menginformasikan hasil pemeriksaan jika hasil pemeriksaannya sudah selesai. Janji
tersebut harus tetap dipenuhi walaupun hasil pemeriksaan tidak seperti yang
diharapkan karena ini mempengaruhi tingkat kepercayaan pasien terhadap perawat
tersebut nantinya.
g. Confidentiality / Kerahasiaan
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu
menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan segala
sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien.
5. Mengevaluasi Hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana
bapak Tono beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika pak Tono masih
melakukan penolakan terhadap kenyataan sehubungan dengan informasi yang telah
diterimanya, maka pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan dan support tetap
terus diberikan yang pada intinya membuat pasien merasa ditemani, dihargai dan
disayangi tanpa ada rasa dikucilkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus
memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai
komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian
perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan
secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar
dan melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan berdampak
terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan
permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.
5.2 Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya
mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau
bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).
DAFTAR PUSTAKA
Dra.Hj.Mimin Emi Suhaemi, Mpd. Etika Keperawatan. editor, Monica Ester. Jakarta:
EGC: 2003
http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-truth-telling.html?m=1diakes
pada 06 April 2019
http://ochiecuah.blogspot.com/2015/11/truth-telling.html?m=1 diakes pada 06 April
2019
http://jemariinspirasimu.blogspot.com/2016/01/truth-telling.html diakes pada 06
April 2019