MAKALAH Komplementer 3
MAKALAH Komplementer 3
“ LUKA BAKAR”
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang telah
diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Luka Bakar “ ini
dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
KOMPLEMENTER II (WOUND CARE) tentang “LUKA BAKAR”. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk pembelajaran dan menambah pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 4
A. Definisi ............................................................................................................................ 7
B. Etiologi ............................................................................................................................ 7
D. Klasifikasi ....................................................................................................................... 8
E. Pathway ........................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................................. 18
A. Latar Belakang
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung.
Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang
mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas
permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi
gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang,
seorang dewasa dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%. dan
bukan merupakan hal yang luar biasa untuk memulangkanpasien dengan luka bakar
95% yang diselamatkan.
Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk
mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup
pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus
yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka
bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke
jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka
bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang
panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka
bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi.
Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda
dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang
mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat
lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi
kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari
lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi
kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat
luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya
komplikasi multi organ yang menyertai.
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung
dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan
sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh
lain yang menyertai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Luka Bakar ?
2. Apa Etiologi Luka Bakar ?
3. Apa saja Manifestasi Klinis dari Luka Bakar ?
4. Apa saja klasifikasi Luka Bakar ?
5. Bagaimana Pathway Luka Bakar ?
6. Bagaimana Manajemen Perawatan Luka ?
7. Apa Itu Rule Of Nine ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk pemenuhan tugas Keperawatan Komplementer II (Wound Care)
mengenai Luka bakar serta Mahasiswa dapat mengetahui dan memenejemen
Perawatan luka bakar
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui :
a. Definisi Luka Bakar
b. Etiologi Luka Bakar
c. Manifestasi Klinis Luka Bakar
d. Klasifikasi Luka Bakar
e. Pathway Luka Bakar
f. Manajemen Perawatan Luka
g. Rule Of Nine
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Luka Bakar adalah sejenis cedera pada daging atau kulit yang disebkan oleh panas,
listrik, zat kimia, gesekan, atau radiasi.
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
1. Kulit Kemerahan
2. Rasa sakit di area luka
3. Lecet
4. Kulit membengkak
5. Kulit mengelupas
6. Kulit melepuh
7. Perubahan warna kulit menjadi putih, coklat, kuning, atau hitam
D. Klasifikasi
E. Pathway
1. Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg = jumlah NaCl / 24 jam
2. Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =jumah plasma / 24 jam
(no 1 dan 2 pengganti cairan yang hilang akibat oedem. Plasma untuk
mengganti plasma yang keluar dari pembuluh dan meninggikan tekanan
osmosis hingga mengurangi perembesan keluar dan menarik kembali cairan
yang telah keluar)
Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan
rumus Baxter yaitu : % x BB x 4 cc
Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan elektrolit
yaitu larutan RL karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah
cairan hari pertama. Contoh : seorang dewasa dengan BB 50 kg dan luka bakar
seluas 20 % permukaan kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4 cc = 4000 cc yang
diberikan hari pertama dan 2000 cc pada hari kedua.
Kebutuhan kalori pasien dewasa dengan menggunakan formula Curreri,
adalah 25 kcal/kgBB/hari ditambah denga 40 kcal/% luka bakar/hari.
Petunjuk perubahan cairan
- Pemantauan urin output tiap jam
- Tanda-tanda vital, tekanan vena sentral
- Kecukupan sirkulasi perifer
- Tidak adanya asidosis laktat,
- hipotermi Hematokrit,
- kadar elektrolit serum,
- pH dan kadar glukosa
3. Penggantian Darah
Luka bakar pada kulit menyebabkan terjadinya kehilangan sejumlah sel darah merah
sesuai dengan ukuran dan kedalaman luka bakar. Sebagai tambahan terhadap suatu
kehancuran yang segera pada sel darah merah yang bersirkulasi melalui kapiler yang
terluka, terdapat kehancuran sebagian sel yang mengurangi waktu paruh dari sel
darah merah yang tersisa. Karena plasma predominan hilang pada 48 jam pertama
setelah terjadinya luka bakar, tetapi relative polisitemia terjadi pertama kali. Oleh
sebab itu, pemberian sel darah merah dalam 48 jam pertama tidak dianjurkan, kecuali
terdapat kehilangan darah yang banyak dari tempat luka. Setelah proses eksisi luka
bakar dimulai, pemberian darah biasanya diperlukan.
4. Perawatan Luka Bakar
Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan dilakukan
perawatan luka. Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran dari luka.
Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh rasa sakit yang
minimal.Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup. Penutupan luka
ini memiliki beberapa fungsi: pertama dengan penutupan luka akan melindungi luka
dari kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak
hipotermi. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien
merasa nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit.
Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar.
Luka bakar derajat I,
merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier pertahanan kulit. Luka
seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep antibiotik untuk
mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID
(Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan
Luka bakar derajat II (superfisial ),
perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep
antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan dibalut lagi dengan
perban elastik. Pilihan lain luka dapat ditutup dengan penutup luka sementara
yang terbuat dari bahan alami (Xenograft (pig skin) atau Allograft (homograft,
cadaver skin) ) atau bahan sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra)
Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal dan
cangkok kulit (early exicision and grafting ) 6,8
5. Nutrisi
Penderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan kualitas yang berbeda dari
orang normal karena umumnya penderita luka bakar mengalami keadaan
hipermetabolik. Kondisi yang berpengaruh dan dapat memperberat kondisi
hipermetabolik yang ada adalah:
Umur, jenis kelamin, status gizi penderita, luas permukaan tubuh, massa bebas
lemak.
Riwayat penyakit sebelumnya seperti DM, penyakit hepar berat, penyakit ginjal
dan lain-lain.
Luas dan derajat luka bakar
Suhu dan kelembaban ruangan ( memepngaruhi kehilangan panas melalui
evaporasi)
Aktivitas fisik dan fisioterapi
Penggantian balutan
Rasa sakit dan kecemasan
Penggunaan obat-obat tertentu dan pembedahan
Dalam menentukan kebutuhan kalori basal pasien yang paling ideal adalah dengan
mengukur kebutuhan kalori secara langsung menggunakan indirek kalorimetri
karena alat ini telah memperhitungkan beberapa faktor seperti BB, jenis kelamin,
luas luka bakar, luas permukan tubuh dan adanya infeksi. Untuk menghitung
kebutuhan kalori total harus ditambahkan faktor stress sebesar 20-30%. Tapi alat ini
jarang tersedia di rumah sakit.
A. Kesimpulan
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil penanganan harus
cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan penanganan secara holistik dari
berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan pada luas luka
bakar, kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-lain. Pada luka
bakar yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama dan mahal.
Dampak luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah
fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka makin berkembang pula teknik/cara
penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi
penderita luka bakar.
B. Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai
medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu
kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan
selalu waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada
hal-hal yang dapat memicu luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Burnner & Suddarth editor,
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo, dkk; editor edisi
bahasa indonesia, Monica Ester. Ed.8. Jakarta : EGC, 2001
R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Black & Hawk. 2009. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Buku 2. Singapore: Elsevier
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol. 3. Jakarta: EGC
Doengoes, Marilyn E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan: pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian