Komunikasi Kesehatan
Komunikasi Kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara
sederhana komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak
lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas pesan yang dipertukarkan
tersebut.
Tiga elemen dasar yang terdapat dalam preoses komunikasi adalah komunikator, pesan,
dan komunikan, dan elemen lain yang sering menjadi bagian dalam proses komunikasi adalah
media dan umpan balik (Soehoet, 2003).2
Komunikator
Pemberi pesan baik itu individual, kelompok, atau lembaga organisasi.
Pesan
Materi atau gagasan yang dikomunikasikan antar pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi, baik berbentuk verbal, non verbal, atau paralinguistik.
Media
Sarana atau instrumen pengirim pesan dari komunikator pada komunikan.
Komunikan
Sasaran dari komunikasi, bisa individu, kelompok, atau lembaga organisasi.
Umpan Balik
Tanggapan (feedback) atas pesan oleh komunikan kepada komunikator baik itu positif
maupun negatif.
Komunikasi Intruksional
Komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Tahapan penerimaan pesan sama
dengan yang terjadi pada komunikasi informatif, tetapi di sini tingkat efektifitasnya lebih
tinggi karena terdapat kontrak antar komunikator dengan komunikan.
Komunikasi Persuasif
Tahapan penyampaian pesan sama dengan komunikasi informatif tetapi tujuan komunikasi
jenis ini lebih jauh lagi, yaitu mengajak komunikan untuk bertindak sesuai dengan isi pesan.
Komunikan diberikan pandangan baru lalu diajak meneliti kembali kerangka acuan tindakan
dan pola perilakunya selama ini, pada akhirnya dipengaruhi untuk merubah kerangka acuan
tindakan dan pola perilakunya sesuai dengan yang dikehendaki komunikator.
Komunikasi Hiburan
Komunikasi ini bertujuan untuk menghibur. Meskipun tahapan prosesnya sama dengan jenis
komunikasi lainnya, namun pencapaian tujuannya lebih ringan, karena tidak perlu mengubah
pandangan ataupun tindakan komunikan. Faktor situasi menjadi kunci keberhasilan dalam
komunikasi jenis ini.
Proses perkembangan komunikasi pada periode ini secara umum diikuti oleh beberapa
perubahan sudut pandang komunikasi.
Teori Shannon pada dasarnya adalah pendekatan teknis matematis terhadap proses
komunikasi. Shannon menggambarkan komunikasi dalam perspektif matematis bagaimana
sebuah pesan mampu terkirimkan dari komunikator kepada komunikan. Sistem komunikasi yang
ditawarkan dianalogikan sebagai sebuah mesin, di mana komunikasi manusia dianggap bekerja
dengan cara yang sama.
Warren Weaver (1949) menjelasan proses komunikasi dalam asumsi bahwa ide yang ada di
dalam benak komunikator (source) pada mulanya diubah menjadi separangkat kode tertentu
(decode). Ide ini diubah menjadi seperangkat sinyal (signal) yang dikirim melalui pengirim
sinyal (transmiter). Sinyal tersebut bisa berupa suara melalui mulut kita, tulisan melalui surat,
pesan singkat melalui SMS, atau teks berita yang dituliskan pada surat kabar.
“...in oral speech the information source is the brain, the transmitter is the voice
mechanism producing the varying air pressure (signal) which is ttransmitted through
the air (channel)...” (Yearry, 2008 online).4
Sinyal dikirimkan kepada komunikan (destination) dan kemudian ditangkap oleh receiver
yang dimiliki oleh komunikan. Bila suara atau kata-kata yang disampaikan oleh komunikator
ditangkap oleh telinga komunikan, maka telinga adalah receiver bagi komunikan. Receiver inilah
yang bertugas untuk mengolah kembali (encode) sinyal suara menjadi seperangkat ide yang akan
dipersepsikan oleh komunikan (Yearry, 2008 online).4
Gambar 2.3. Model Komunikasi Shannon Weaver
Model komunikasi matematikal dikenal juga dengan nama model komunikasi Shannon
Weaver yang muncul pada tahun 1949 sebagai perpaduan gagasan Claude E. Shannon dan
Warren Weaver. Pada tahun 1948 Shannon mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi
permesinan (engineering communication), yang kemudian bersama Weaver pada tahun 1949
diterapkan pada proses komunikasi manusia (human communication). Kajian utamanya adalah
bagaimana menentukan saluran (channel) komunikasi yang dapat digunakan secara lebih efisien.
Latar belakang keahlian teknik matematis tampak dalam penekanan teori ini. Faktor utama
dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yang disampaikan (mazhab
semiotika), tetapi lebih pada jumlah sinyal yang diterima dalam proses transmisi pesan (Arni,
1995).5
Tujuan (Destination)
Komponen terakhir adalah tujuan (destination). Destination ini adalah otak manusia yang
menerima pesan berupa, ingatan, ide, gagasan, atau pemikiran mengenai makna pesan.
Jika Claude Shannon hanya memfokuskan diri pada perihal seberapa akurat pesan mampu
terkirimkan, maka Weaver menjadikan cakupan teori ini menjadi lebih luas. Hingga kemudian
teori ini manpu membahas dimensi semantik dan efektifitas dalam praktek komunikasi.
Perspektif teori ini menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri
dan semakin mempertegas peran paradigma komunikasi sebagai alat transmisi ide (Fikse, 1999).6
Warren Weaver melakukan interpretasi terhadap teori Shannon dengan mengajukan konsep
tiga level communication problem atau hambatan dalam proses komunikasi.
Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan
praktik yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
Kegunaan tehnik komunikasi dan tehknologi komunikasi secara postif untuk mempengaruhi
individu, organisasi, komunitas, dan penduduk bagi tujuan mempromosikan kondisi yang
kondusif atau yang memungkinkan tumbuhnyakesehatan manusia dan lingkungan . Kegunaan ini
termasuk beragam aktivitas seperti interaksi antara profesional kesehatan dengan pasien di
klinik, sel-group, mailings, hotlines, kampanye media masa, dan penciptaan peristiwa.
Pendidikan kesehatan, yakni suatu pendekatan yang menekankan pada usaha mengubah perilaku
kesehatan audiens ( skala makro) agar mereka mempunyai kepekaan terhadap masalah kesehatan
tertentu yang sudah didefinisikan dalam satuan waktu tertentu ( Elayne Clift 7 Ficki Freimuth,
1995)
Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu dengan
maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap, keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup
sehat.
Seni dan tehnik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud mempengaruhi dan
memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga atau institusi baik sebagai peraturan ataupun
sebagai organisasi di kalangan audiens yang mengatur perhatian terhadap kesehatan. Komunikasi
kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanann
pemeliharaan kesehatan , regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin
mengubah dan memeperbaryui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan
mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika ( Health Communication Partnership’s
M/MC Health Communication Materials Database, 20004)
Proses kemitraan antara para partisipan bedasarkan dialog dua arah yang didalamnya ada suasana
interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan menegenai kesatuan gagasan mengenai
kesehatan , juga merupakan tehnik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh informasi
mengenai kesehatan yang seimbang demi memperbarui pemahaman bersama ( Ratzan, S.C,
1994)
Dari beberapa definisi komunikasi kesehatan diatas dapat dapat disimpulkan bahwa komunikasi
kesehatan meliputi unsur-unsur:1
Komunikasi yang sama dengan komunikasi pada umumnya, yaitu ada komunikator kesehatan,
komunikan, pesan, media, efek, ada konteks komunikan kesehatan.
Beroperasi pada level atau konteks komunikasi seperti komunikasi antar-personal, kelompok,
organisasi, publik dan komunikasi massa.
Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian dan praktik yang berkaitan dengan
promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan yang berkaitan
dengan kesehatan.
Pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi informasi dalam penyebarluasan
informasi kesehatan.
Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan
lingkungan.
Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan pasien di klinik, self-help
groups, mailings, hotlines, kampanye media massa hingga penciptaan peristiwa.
Pendidikan kesehatan.
Pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens agar mereka tanggap terhadap
masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu.
Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun, semua
model teoretik maupun praksis itu meliputi:
Komunikasi persuasif atau komunikasi yang berdampak pada perubahan perilaku kesehatan.
Memory ; dan
Recall.
Pendidikan kesehatan ( health education) yang bertujuan memperkenalkan perilaku hidup sehat
melalui informasi dan pendidikan kepada individu dengan menggunakan aktivitas material
maupun terstuktur.
Pelatihan profesional
SDM pendidik
Dll
Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah perilaku positif melalui
penerapan prinsip – prinsip pemasaran dengan mengintervensi informasi kesehatan yang
bermanfaat bagi komunikasi.
Penyebar luasan informasi kesehatan; melalui media ( sosialisasi informasi, pendidikkan hiburan,
opini, pemberitaan, dll)
Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok atau media massa yang bertujuan untuk
memperkenalkan:
Kebijakkan
Peraturan
Resiko komunikasi, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar mengenai resiko
yang dihadapi masyarakat terhadap informasi mengenai kesehatan, termasuk dampak
penggunaan informasi yang salah mengenai kesehatan, dan mengusulkan cara – cara untuk
mengatasi kesalahan informasi.
Komunikasi dengan pasien – meliputi informasi untuk seorang individu, misalnya informasi
yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu, bagaimana memaksimalkan perawatan,
pemberian terapi, atau penyampaian pendekatan alternatif, termasuk dalam tema ini adalah
bagaimana melayani pasien secara komunikatif
Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi yang ditujukan kepada
para individu – konsumen demi membantu individu untuk memahami kesehatan individu,
bagaimana individu membuat keputusan yang berkaitan dengan kesehatan individu, kesehatan
keluarga, misalnya berhubungan dengan penyedia jasa kesehatan , asuransi kesehatan, atau aspek
pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
Merancang health entertain atau hiburan yang ada di dalamnya mengandung informasi
kesehatan, yang dijadikan sebagai event untuk mengkomunikasikan tema – tema mengenai
kesehatan individu
Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang dilakukan melalui
media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi antara sumber dengan penerima melalui
media massa
Komunikator kesehatan
Media kesehatan
Tujuan Strategis
Pada umunya, progarm – progarm yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang dirancang
dalam bentuk paket acara atau paket acara atau paket acara atau paket modul itu dapat berfungsi
untuk;
Relay information
Meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain secara
berangkai (hunting).
Promote self-care
Menjadi komunikator-yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas dan lain –lain
Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak
komunikator dan komunikan
Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik (Report of the Liberal Arts
and Sciences Task Force, Truman State University,1994)
Bidang lain yang juga diperhatikan adalah bagaimana mnyebarluaskan informasi tentang
kesehatan kepada masyarakat melalui kamapanye pendidikan tentang kesehatan terhadap
masyrakat agar mereka mengusahakan mencapai perilaku hidup sehat, mencipatakan kesadaran,
mengubah sikap, dan memeberikan motivasi kepada individu untuk mengadopsi perilaku yang
direkomendasikan. Kampanye tersebut secara tradisional memounyai kemampuan melalui
komunikasi massa dan pesan pendidiikkan yang ada dalam material tercetak seperti poster dan
pamflet. Bentuk kampanye yang lain telah diintergrasikan kedalam media massa dengan progarm
– progarm berbasis komunitas. Banyak kampanye telah menggunakan pemasaran sosial.
Sumber, Pengirim atau pihak yang mengambil prakarsa untuk berkomunikasi dengan pihak
lain kita sebut komunikator. Peranan komunikator dalam proses komunikasi kesehatan sangatlah
besar, karena komunikatorlah yang menetapkan peranan dari seluruh unsur proses komunikasi.
Seorang komunikator kesehatan (penyuluh kesehatan masyrakat) yang ingin agar warga
masyarakat sadar dan mau mencuci tangan sebelum makan, yang membuang limbah cucian dan
mandi atau yang membuang sampah pada tempatnya, harus mampu mengembangkan diri
sebagai penyebar pesan, memanipulasi pesan, memilih media, menganalisis audiens agar pesan –
pesan tersebut dapat mempengaruhi warga masyrakat.
Kalau kita katakan bahwa sumber, pengirim, komunikator adalah pihak yang meprakarsai
komunikasi, maka peranan utama komunikator adalah “ untuk mempengaruhi” yang dalam
bahasa psikologi – komunikasi disebut “persuasi”.
II.3.1 Persuasi
Persuasi adalah suatu kemauan yang disadari dari seseorang komunikator untuk
memodifikasi pikiran dan tindakan komunikan agar komunikan dapat berubah pikiran dan
tindakkan sebagaimana yang dikehendaki sumber.
Bedasarkan teori yang dikemukan oleh Huge Rank, seorang komunikator dapat berperan
baik jika memanfaatkan dua taktik untuk mencapai tujuan yaitu:
Taktik Intesify
Pada taktik ini komunikator melakukan intesify atau meningkatkan kualitas dan kuatitas
pesan yang ingin disampaikan agar menghasilkan pengaruh tertentu. Taktik ini terbagi lagi
menjadi:
Repetisi
Asosiasi
Asosiasi adalah taktik dari komunikator untuk mengungkapkan suatu pesan secara
tidak langsung sehingga pesan tersebut hanya dipahami jika dihunungkan dengan (1)
seseorang atau event; (2) sesuatu yang disukai atau yang tidak disukai; dan (3)
dengan audiens tertentu. (Contoh: Ingat yah, kasus 100 orang anak SD Kuanpi yang
harus dirawat di RSD itu gara- gara minum susu kadaluarsa (event)> isi pesan jangan
membeli susu kadaluarsa
Komposisi
Omisi
Diversi
Konfusi
Kredibilitas merupakan suatu image atau gambaran kita mengenai sumber atau komunikator.
Seseorang pendengar akan mendengarkan komunikator yang dinilai mempunyai tingkat
kredibilitas yang tinggi, oleh karena itu dia lebih percaya pada orang itu daripada orang lain.
Berikut dijelaskan beberapa prinsip umum komunikator:
Daya tarik
Daya tatarik komunikan merupakan sesuatu yang sangat manusiawi. Kita tak dapat
memungkiri bahwa audiens itu kerap kali tertarik pada komunikator yang sama suku atau
agamanya dengan audiens, atau tertarik pada komunikator yang mempunyai hobi yang sama,
atau juga karena komunikator tampil dengan pakaian dan asesoris yang menawan.
Faktor dinamis
Motif
Ingatlah mengenai daya tarik yang sudah diuraikan di atas. Faktor motif atau alasan
pendorong komunikasi turut menentukan persuasi atau berpengaruh terhadap penerima pesan
audiens. Audiens lebih suka menerima pesan oleh audiens. Audiens lebih suka menerima
informasi dari komunikator secara terus terang dapat dipercayai, terbuka, jujnur, menyatakan
maksud berkomunikasi. Bila kita berkomunikasi antarpersonal, komunikator dianjurkan untuk
menyatakan motif komunikasi. Berikut ini ditampilkan beberapa kategori motif komunikasi
antarpersonal, yaitu:
Memenuhi afeksi
Menghindari sesuatu
Santai
Kontrol
Kesamaan
Kepakaran
Masih berkaitan dengan kepercayaan adalah masalah kepakaran. Inilah kunci penerimaan
audiens terhadap seorang komunikator yang pakar dalam bidangnya lebih mudah dipercayai
daripda yang tidak pakar.Tidaklah mengherankan bahwa warga masyarakat lebih percaya pada
kepala desa atau pak camat, orang lebih percaya informasi tentang kejahatan yang dia peroleh
dari polisi daripada dari seseorang yang bukan polis, demikian pula orang lebih percaya pada
penyuluhan kesehatan yang belatar belakang pendidikan FKM daripada FISIP, dan lain –lain
Masalah keaslian sumber pesan atau originate the message sangat menentukan tingkat
penerimaan audiens. Keaslian pesan ini bersumber dari sumber informasi. Artinya, orang
lebih percaya informasi ilmiah kesehatan yang bersumber dari jurnal kesehatan daripada
surat kabar umum, orang lebih mudah percaya informasi tentang bahaya Narkoba yang
bersumber dari kesaksian seseorang bekas pecandu Narkoba daripada seseorang dokter
sekalipun, orang lebih mudah percaya pada dokter A yang selalu menawarkan pengobatan
alternatif daripada seseorang dokter yang “sangat akademis”, dan lain –lain.
De vito (1978: 80-84) mengemukakan bahwa ada tiga tipe kredibilitas komunikator, yaitu:
Devito, joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah dasar, Edisi Kelima, Edisi Bahasa
Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997
Initial credibility
Yakni inisial yang menunjukkan status atau posisi seseorang, misalnya jabatan, pangkat,
gelar – gelar akademik atau kebangsawanan, dan lain -lain
Derived credibility
Yakni sesuatu yang mengesankan bagi komunikasi sedang berlangsung, misalnya tentang
kemampuan intelektual, moral komunikator, tentang kompetensi hingga kemampuan untuk
mengekspresikan kata – kata melalui bahasa isyarat (non verbal).
Terminal credibility
Yakni hasil yang diperoleh akibat dua tipe kredibilitas terdahulu ( initial dan derived), tingkat
keterpengaruhan.
Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh komunikator ( juga media), inilah
yang paling penting untuk dipelajari.
Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, produser, penulis, editor untuk mempengaruhi
audiens
Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yang benar tetapi juga pada isu yang tidak benar
Studi tentang isi pesan menolong kita untuk meramalkan dampak terhadap audiens
Dalam buku Silent message (1971), Albert Mehrabian menegmukakakn bahwa manusia
berkomunikasi secara verbal dan non verbal.
Kinesik
Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk bahasa isyarat tubuh
atau anggota tubuh. Antara lain adalah Gesture yang merupakan bahasa isyarat yang
ditampilkan dengan gerakan anggota tubuh. Contoh gesture adalah mengacungkan jempol
yang menandakan hal yang baik. Facial expression yang berarti ekspresi wajah, di dunia ini
tercatat sekurang – kurangnya 30.000 lebih ekspresi wajah yang bebrbeda satu sama lain.
Eye contact atau yang berarti kontak mata merupakan simbol nonverbal yang sangat penting.
Proksemik
Prosemik adalah bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh “ruang” dan ‘jarak” antara
individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau antara individu dengan objek.
Prosemik dibagi atas prosemik jarak, prosemik ruang, dan prosemik waktu.
Prosemik jarak
Prosemik jarak ialah simbol komunikasi yang sensitif. Jarak fisik kita dengan orang
lain dapat menentukan kedekatan psikologis dan sosial dengan lawan bicara. Semakin
dekat jarak kita dengan seseorang saat berkomunikasi makin dekat secara psikologis
maupun sosial orang tersebut dengan kita.
Prosemik ruang
Dalam kasus proksemik ruang, berikut ini beberapa contoh dimana kita dapat
mengintepretasikan makna terhadapnya, yakni: ukuran ruang, hawa atau udara dalam
ruang, warna, pencahayaan, jangkauan ruang.
Prosemik Waktu
Haptik
Haptik seringkali disebut sebagai zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak diantara dua
orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada ahli komunikasi non verbal yang
mengatakan haptik itu sama dengan menepuk – nepuk, meraba – raba, memegang, mengelus
dan mencubit.
Paralinguistik
Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia bermanfaat kalau kita hendak
menginterpretasikan simbol verbal. Sebagai contoh, orang – orang Muang Thai merupakan
orang yang rendah hati, mirip dengan orang Jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan
dengan suara yang keras. Mengeritik orang lain biasanya tak diunkapkan secara langsung,
tapi secara anekdot. Ini berbeda dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan segala
sesuatu dengan suara keras.
Artifak
Kita memahami artifak dalam komunikasi non verbal dengan pelbagai benda material di
sekitar kita, lalu bagaimana cara benda – benda itu digunakan untuk menampilkan pesan
tatkala dipergunakan. Sepeda motor, mobil, kulkas, pakaian, televisi, komputer mungkin
sekedar benda. Namun dalam situasi sosial tertentu benda – benda itu memberikan pesan
kepada orang lain. Kita dapat menduga status sosial seseorang dari pakaian atau mobil yang
mereka gunakan. Makin mahal mobil yang mereka pakai, maka makin tinggi status sosial
orang itu.
Kreasi para perancang untuk menciptakan logo dalam penyuluhan merupakan karya
komunikasi bisnis, namun model kerja ini dapat ditiru dalam komunikasi kesehatan.
Biasanya logo dirancang untuk dijadikan simbol dari suatu karya organisasi atau produk dari
suatu organisasi, terutama bagi organisasi swasta. Bentuk logo umumnya berukuran kecil
dengan pilihan bentuk, warna dan huruf yang mengadung visi dan misi organisasi.
Pesan verbal
Kalau kita bicara tentang komunikasi verbal maka terkandung pula di dalamnya pengertian
pesan – pesan verbal atau pesan berupa kata – kata yang diucapkan (Vokal) ditulis (visual).
Konsep komunikasi verbal ini tidak bisa dilepaskan dari ilmu bahasa atau linguistik. Dalam
prakteknya, cara manusia berkomunikasi melalui bahasa yang secara formal dilakukan
melalui bahasa yang secara formal dilakukan melalui bahasa lisan dan tulisan.
Berikut adalah hal – hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi verbal
Dalam berkomunikasi kesehatan, apalagi dalam situasi antar budaya, hendaklah kita
meperhatikan beberapa variasi berbahasa yang bersumber pada (1) Dialek, yaitu variasi
penggunaan bahasa di suatu daerah. (2) Aksen, yaitu kekhasan tekanan dalam ucapan
bahasa lisan. (3) Jargon, adalah sebuah unit kata – kata atau istilah yang dipertukarkan
oleh mereka yang sama profesi atau pengalamannya. (4) argot adalah bahasa khusus
yang digunakan oleh suatu kelompok tertentu untuk mendifinisikan batas – batas
kelompok mereka dengan orang lain.
Dalam berkomunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain; (1)
kapan orang berbicara, contohnya pada orang sunda atau jawa, anak kecil lebih banyak
mendengarkan, orang yang lebih tua harus lebih banyak bicara. (2) Apa yang
dikatakan, contohnya orang aborigin yang tidak pernah mengajukan pertanyaan
“mengapa” karena dianggap terlalu keras. (3) Kecepatan dan jedah bicara. (4) Hal
memperhatikan,yang dimaksud dengan hal memperhatikan disini adalah pandangan
mata yang diperkenankan saat berbicara bersama. Contohnya, orang jawa tidak
mementingkan kontak mata saat berbicara, namun orang papua sangat mementingkan
kontak mata.
Stuktur pesan
Contoh:
Banyak anak terserang campak. Gejala campak antara lain : panas 2-3 hari berturut – turut,
muncul ruam – ruam merah di balik telinga, timbul batuk pilek dan mencret, bagian kulit yang
ruam – ruam mengelupas. Timbul bintik hitam pada kulit yang mengelupas.
Pada paragraf diatas terdapat pola penyimpulan tersurat karena jelas menampilkan
gejala penyakit campak, namun tersirat pula imbauan agar warga kota bersikap
memelihara kesehatan anak.
Ada dua jenis pola, Pertama argumentasi yang disenangi di jelaskan lebih dahulu
setelah itu argumentasi yang tidak disenangi. Pola kedua argumentasi yang tidak
disenangi dijelaskan terlebih dahulu setelah itu baru argumentasi yang disenangi.
Contoh:
Anda menampilkan gambar – gambar anak –anak yang sedang bermain –main tanah dengan
ceria, lalu di akhir anda menampilkan gambar anak yang kurus dan menjelaskan karena bermain
tanah akhirnya anak tersebut menjadi cacingan dan kurang asupan nutrisi karena diambil parasit
cacing.
3.Pola objektivitas
Terdiri dari satu sisi dan dua sisi. Tergantung berapa objek yang dijadikan pusat
informasi kesehatan. Jika satu sisi hanya satu objek yang di pusatkan sebagai informasi
kesehatan, kalau dua sisi dua objek yang dijadikan pusat informasi kesehatan. Contoh
paragraf sebelumnya termasuk pola objektivitas satu sisi karena hanya menampilkan
satu objek sebagai pusat informasi yaitu anak yang bermain tanah. Jika ingin diubah
menjadi pola dua sisi maka dapat ditambahkan potret seorang dokter yang memberi
pesan bahaya bermain tanah.
Gaya Pesan
Gaya pesan menunjukkan variasi linguistik dalam penyampaian pesan dengan (1)
perulangan; (2) mudah dimengerti, dan (3) pembendaharaan kata (4) humor
Yang dimaksudkan dengan daya tarik pesan mengacu pada motif – motif psikologis
yang dikandung pesan, yakni;
Rasional -emosional
Rasional
Adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu informasi secarara rasional sesuai
dengan syarat –syarat yang seharusnya, misalny asayarat ilmu kesehatan dan lain –
lain. Contoh : “ Penyakit diabetes tidak dapat sembuh, yang hanya dapat kita lakukan
adalah mengontrol gula darah dengan diet dan terapi farmakologis maupun dengan
suntik insulin”.
Emosional
Adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu informasi secara emosional sehingga
menggunakan emosi audiens. Contoh: merokok dapat menyebakan kanker, serangan
jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin; jika bapak teteap merok, berarti
bapak mau bunuh diri, Itukan kasihan anak istri, apalagi kalau bapak impoten, maka
rumah tangga bapak tidak akan bahagia!
Fear appeals
Reward Appeals
Ada banyak sekali cara untuk menciptakan daya tarik bagi para pembeli untuk mebeli
makanan atau minuman sehat. Semua pasta gigi memberikan iming – iming bagi
pembeli dengan hadiah uang jutaan rupiah setelah mengumpulkan sejumlah tertentu
pasta gigi. Jadi orang, dipersuasi untuk membeli produk bukan karena dia butuh produk
tersebut tetapi karena dia ingin mendapatkan hadiah karena membeli produk itu.
presentational media
Adalah tampilan wajah, suara atau komunikasi tubuh atau dalam kategori pesan maka media
ini dimaksudkan dalam pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi tatap muka.
Representational media
Adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam kelompok ini
adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur, pertamanan, dan lain – lain.
Semua jenis media ini memeiliki kovensi estetika baik secara teknis maupun praktis.
Mechanical media
Adalah radio, televisi, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang digunakan untuk
memperkuat dua fungsi media di atas. Misalnya surat kabar merekam tampilan wajah atau
memuat foto seseorang, televisi merekam wajah dan suara, dan video merekam suatu
komposisi musik.
Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap dan perilaku kesehatan.
Membentuk pengalaman baru tehrhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.
Berpatisipasi dalam keputusan atas hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Banyak orang gagal berkomunikasi karena tidak mengenal komunikan yang menjadi sasaran
komunikasi. Jika kita tidak mengenal karakteristik komunikan, komunikasi yang kita lakukan
tidak efektif. Apa yang anda informasikan tidak diterima, tidak dimengerti atau diterima namun
tidak mengubah sikap komunikan.
Selain komunikator tidak mengenal komunikan, faktor lain yang menyebabkan gagalnya
komunikasi adalah kita tidak tahu bagaimana caranya komunikan menyerap informasi yang kita
kirimkan. Selidikilah, ada orang yang suka menerima informasi lisan tatap muka, namun ada
orang yang lebih suka menerima telepon, ada komunikan yang lebih suka pesan penting dari
anda dituliskan daripada lewat orang ketiga, adapula orang lebih suka mendengarkan radio
daripada televisi, dan lain – lain.
Periksalah diri anda melalui self – concept, ketrampilan manan yang paling banyak dibutuhkan
kalau anda melakukan komunikasi kesehatan di desa jika dibandingkan dengan di kota? Jika
anda berhadapan dengan orang yang datang daring latar belakang low contecxt culture,
sementara anda sendiri datang dari high context culture, anda tidak perlu menguraikan pesan
secara terinci. Keterampilan anda sangat ditentukan oleh bagaimana anda menyampaikan pesan
secara ringkas, tak perlu bertele –tele, sehingga maknanya mudah diterima tanpa ada perasaan
bosan. Mereka yang berasa dari kebudayaaan low context culture tak terlalu suka dengan rincian
pesan. Mereka lebih suka kalau pesan yang disampaikan itu hanya garis – garis besarnya saja.
Sebaliknya, mereka yang berasa dari high context culture sangat membutuhkan rincian pesan.
(catatan : low context culture adalah kebudayaan yang menampilkan semua perilaku secara
terbuka sehingga mudah ditafsirkan orang lain. Sedang kan high context culture adalah
kebudayaan yang tidak menampilkan semua perilaku secara terbuka sehingga untuk memaknai
perilaku tersebut membutuhkan penafsiran atas latar belakang nilai dan norma perilaku)
Setiap kali anda berkomunikasi, evaluasilah selalu kecepatan respon anda terhadap pesan atau
tampilan orang lain. Apakah mungkin anda makin mudah berkomunikasi ataukah makin sulit
memahami orang lain. Apakah anda mudah percaya pada isi pesan atau pada orang yang
mengemukakan suatu gagasan atau informasi.
Kebanyakkan komunikasi antarpersonal dala budaya kita dilakukan secara lisan. Pelajarilah
kebiasaan berkomukasi lisan ;
Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orang tua dibiarkan lebih banyak
bicara daripada yang muda.
Perhatikan syarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan
Berbagai penelitian tentang kebiasaan mendengarkan menunjukkan bahwa lebih dari separuh
perhatian dalam berkomunikasi dicurahkan untuk mendengarkan (53%) 17 % untuk membaca,
16 % untuk berbicara dan 14 % untuk menulis. Lalu apa yang harus kita lakukan? Periksalah
sikap mendengarkan anda apakah termasuk kategori poor listening habits atau active listening
habits. Yang dimaksud dengan kebiasaan “ miskin mendengarkan” adalah perilaku komunikasi
yang tak suka mendengarkan percakpan orang lain. Akibat miskin mendengarkan, maka miskin
pula pesan yang dikirim dan diterima, yang dampaknya kita tak memahami makna pesan yang
menghasilkan komunikasi kesehatan yang tidak efektif.
Ada dua jenis percakapan : aggresive talk ( percakapan agresif) dan regretable talk ( percakapan
yang sebetulnya tak perlu terjadi). Kedua taktik percakapan bertujuan untuk membuka diri,
namun hal ini sangat tergantung dari asumsi bahwa semua relasi atau komunikasi antarpersonal
dibentuk oleh peran komunikator sebagaimana yang diharapkan oleh komunikan ( audiens).
Ada banyak teori yang membahas hal pengungkapan diri kita kepada komunikan dalam
relasi antarpersonal. Salah satu teori yang dibas disini adalah teori dari joseph Luft dan Harry
Ingham, yang menggambarkan self-disclosure dari seorang komunikator.
Bagan “jendela Johari” diatas menunjukkan 4 bidang, masing – masing bidang berfungsi
menjelaskan tentang status suatu informasi yang diketahui oleh komunikator (self) dengan yang
diketahui oleh komunikan ( others). Jika dirinci ke 4 bidang itu adalah:
Open Pane- bidang terbuka, yang menggambarkan situasi dimana ada suatu informasi tentang
diri kita ( komunikator) yang diketahui pula oleh komunikan
Blind Pane- bidang buta, yang menggambarkan situasi dimana ada suatu informasi tentang diri
kita yang tidak diketahui diri sendiri ( komunikator) namun itu diketahui orang lain
( komunikan).
Unknown Pane- bidang tidak dikenal, yang menggambarkan situasi dimana ada informasi
tentang diri kita yang tidak diketahui oleh diri sendiri (komunikator) maupun orang lain
(komunikan)
Joe dan Harry menawarkan jalan keluar untuk mengubah relasi antara
komunikator dengan komunikan melalui “pengungkapan diri” atau dalam model diatas
dapat dicoba melalui pebesaran bidang.
Jika bidang 1 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi (komunikator) yang ideal, orang
yang selalu terbuka dengan orang lain (open minded person onf ideal window)
Jika bidang dua diperbesar, kita akan menemukan seseorang pribadi yang terlalu menonjolkan
diri namu buta terhadap dirinya sendiri, orang seperti ini seperti benteng mabuk menabarak toko
cina ( exhibitionist or bull in China Shop)
Jika bidang 3 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi yang suka menyendiri. Sifat
orang ini seperti penyu ( loner and loner as turtle)
Jika bidang 4 diperbesar, kita akan menemukan seseorang pribadi yang tahu banyak tentang
ornag lain namun dia menutup dirinya sendiri ( tipe interview)
Perencanaan komunikasi kesehatan juga dapat mengurangi tumpang tindih dan aktivitas yang
tidak bermanfaat dalam komunikasi kesehatan, koordinasi sebelum berhadapan dengan fakta
yang tidak jelas, membuat kerja kita menjadi lebih jelas, terarah, tidak tumpang tindih dan kacau
Perencanaan komunikasi kesehatan membuat kita dapat mengawasi tujuan atau standarisasi dari
kerja komunikasi. Ada pepatah yang mengatakan kalau tidak ada perencanaan tidak ada
pengawasan.
Perencanaan strategis
Yaitu rencana pada tingkat komunitas atau organisasi, yakni perencanaan menyeluruh tentang
tujuan umum komunikasi kesehatan yang akan dicapai oleh kelompok atau suatu organisasi,
yakni perencanaan menyeluruh tentang tujuan umum komunikasi kesehatan yang akan
dicapai oleh kelompok atau suatu organisasi yang dikaitkan dengan posisi organisasi itu
dalam lingkungan.
Perencanaan operasional
Rencana untuk memperluas usaha dalam komunikasi kesehatan lima tahun mendatang
Perencanaan jangka pendek
Rencana untuk mengcover atau mencakup komunikasi kesehatan dalam satu tahun.
Perencanaan khusus
Rencana tertentu atau terbatas untuk melaksanakan suatu tugas, rencana itu demikian khusu,
terbatas dan ketat sehingga tidak ada ruang untuk diinterpretasi.
Perencanaan komunikasi kesehatan didahului oleh “penentuan tujuan utama” dan “sasaran
utama” yang akan dicapai oleh komunikasi kesehatan, atau nyatakan secara jelas apayang
ingin kita peroleh dari efek komunikasi, apakah perubahan sikap audiens pada aspek kognitif
saja, afektif saja, atau perubahan perilaku audiens.
Analisis Audiens
Karakterisik komunikator
Dari karakterisitik kebutuhan audiens diatas maka kita dapat menentukan karakteristik
komunikator antara lain :
Competence
Character
Yang diperlihatkan oleh moral komunikator
Intention
Personality
Charisma
Kualitas individu yang ditunjukkan oleh powerful language, social sensitivity, dan
attractiveness.
Dynamic
Authority
Compliance
Komunikan lebih mudah mengadopsi perilaku komunikator karena hubungan diantara dua
pihak diiming – imingi oleh hukuman atau ganjaran.
Internalization
Komunikan kebih mudah menerima suatu pesan yang direkomendasikan komunikator karena
informasi itu merupakan indetifikasi diri/ pribadi komunikator.
Indetification
Komunikan juga lebih mudah menerima suatu pesan yang direkomendasikan komunikator
karena informasi itu erupakan indetifikasi diri/ pribadi komunikator.
Expertise
Kepakaran yang melekat pada seseorang komunikator, karena kepakaran dalam subyek yang
dipercakapkan atau yang diinformasikan akan memudahkan komunikan percaya kepada
komunikator.
Trusworthiness
Good will
Audiens lebih mudah menerima komunikan yang menurutnya memiliki kebaikkan tertentu
Emotional intteligence
Karakteristik pesan
Kita juga dapat memanipulasi pesan ( stukutur pesan, gaya pesan, dan daya tarik pesan)
seperti apakah yang dibutuhkan oleh audiens
Stuktur pesan
Penyimpulan
Tersirat
tersurat
Urutan argumentasi
Disenangi
Tidak disenangi
Gaya pesan
Perulangan
Mudah dimengerti
Pembedaharaan kata.
Daya tarikpesan
Rasional emotional
Fear appeals
Reward appeals
Karakteristik media
Media sensoris
Dalam komunikasikesehatan, jarang kita hanya menggunakan satu saluran atau media, kita
dianjurkan menggunakan saluran campuran (mix Channel). Ingat pula bahwa setiap media
mempunyai keunggulan dan kelemahan, jadi pilihlah media yang paling disukai audiens artinya
dengan tingkat kelemahan yang paling kecil.