MODUL
KKNI
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
MATA KULIAH………
KODE MK :
DISUSUN OLEH :
………….
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, Buku Modul ……………. tahun akademik 2018-2019 dapat
diselesaikan sesuai pada waktunya. Buku ini merupakan pedoman pembelajaran bagi
mahasiswa semester …… Program Studi S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin, juga untuk staf pengajar yang bertindak sebagai dosen
pengampu dan fasilitator.
Buku Modul …………… ini dibuat berdasarkan kompetensi dari ilmu dasar
keperawatan yang berisi tentang konsep tumbuh kembang. Strategi pembelajaran
yang diterapkan dalam blok ini adalah pembelajaran berdasar masalah dengan
Kurikulum Berbasis KKNI
Atas terselesaikannya buku modul ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada
tim sejawat dan semua pihak yang telah terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan modul ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam modul ini. Kami
mengharapkan masukan yang membangun agar modul ini bisa menjadi lebih baik.
Semoga modul ini bermanfaat bagi mahasiswa, staf pengajar serta seluruh komponen
terkait dalam proses pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Nilai-nilai
BK 4
Pancasila
Konsep
penggunaan
bahasa BK 8
Indonesia yang
baik dan benar
Fisiologi
BK 26
manusia
Prinsip
BK 27
homeostasis
Kimia dan
Metabolisme BK 28
tubuh
Fisika BK 29
keperawatan
Mikrobiologi
BK 33
parasitologi
Hukum dan
perundangan
BK 39
dalam
keperawatan
Konsep
profesionalism
BK 38
e dalam
keperawatan
Hukum dan
perundangan BK 39
dalam
keperawatan
Hukum dan
perundangan
BK 39
dalam
keperawatan
Konsep BK 42
dianosa
keperawatan
NANDA,
NOC, NIC
Prinsip BK 43
dokumentasi
keperawatan
Prinsip BK 43
dokumentasi
keperawatan
Prinsip –
prinsip
BK 46
pendekatan
holistik
Aplikasi
Model dan
Teori dalam
BK 47
Berbagai
Situasi
Pelayanan
Pendidikan
dalam
keperawatan
BK 56
(konsep
teaching and
learning)
Dokumentasi
asuhan
keperawatan
BK 59
dan kesehatan
berbasis
teknologi
Mampu KK18
memberikan Konsep Islami
asuhan dalam
keperawatan perawatan
BK 68
yang pasien dengan
komprehensif masalah
berlandaskan medikal bedah
nilai-nilai Islam
Mampu KK18
memberikan Konsep Islami
asuhan dalam
keperawatan perawatan
BK 68
yang pasien dengan
komprehensif masalah
berlandaskan medikal bedah
nilai-nilai Islam
Mampu KK18
memberikan Konsep Islami
asuhan dalam
keperawatan perawatan
BK 68
yang pasien dengan
komprehensif masalah
berlandaskan medikal bedah
nilai-nilai Islam
Mampu KK18
memberikan
Konsep Islami
asuhan
dalam
keperawatan
perawatan BK 80
yang
pasien
komprehensif
maternitas
berlandaskan
nilai-nilai Islam
Mampu KK18
memberikan
asuhan Konsep Islami
keperawatan dalam
BK 94
yang perawatan
komprehensif pasien jiwa
berlandaskan
nilai-nilai Islam
Mampu KK18
memberikan
asuhan Konsep Islami
keperawatan dalam
BK 94
yang perawatan
komprehensif pasien jiwa
berlandaskan
nilai-nilai Islam
Penatalaksanaa
n keperawatan
pasien HIV
Konsep Islami
dalam
perawatan
dalam
penatalaksanaa BK 107
n masalah pada
kasus terminal
berbagai
system
Konsep Islami
dalam
perawatan
dalam
penatalaksanaa BK 107
n masalah pada
kasus terminal
berbagai
system
Evidence
based practice
dalam
penatalaksanaa
n masalah pada
kasus
kegawatdarurat
an berbagai
system
Mampu KK19
mengelola Asuhan
asuhan keperawatan
keperawatan kegawatdarurat
BK 118
kegawatdarurat an pada
an trauma berbagai
secara sistem
komprehensif
Mampu KK3
melaksanakan Asuhan
prosedur keperawatan
penanganan kegawatdarurat
trauma dasar dan BK 118
an pada
jantung (basic berbagai
trauma and sistem
cardiac life
support/BTCLS)
pada situasi gawat
darurat/bencana
sesuai standar dan
kewenangannya;
Management
asuhan
keperawatan
pada berbagai
trauma
(Trauma
abdomen,
trauma kepala,
trauma spinal, BK 122
trauma
muskoluskelet
al, trauma
thermal,
trauma
pediatrik, dan
trauma
geriatrik)
Evidence
based practice
dalam
penatalaksanaa
BK 126
n masalah pada
kasus kritis
berbagai
system
Prinsip dasar
kepemimpinan
BK 142
-manajemen
keperawatan
Konsep
kepemimpinan BK 143
dalam Islam
Prinsip dasar
kepemimpinan
-manajemen
keperawatan
Nursing
BK 149
Process
TOEFL and
BK 152
TOEIC
Mengomunikasik KU4
an BK 153
pemikiran/argume Membuat
n atau karya laporan
inovasi yang penelitian
bermanfaat bagi
pengembangan
profesi, dan
kewirausahaan,
yang dapat
dipertanggungjaw
abkan secara
ilmiah dan etika
profesi, kepada
masyarakat
terutama
masyarakat
profesinya;
Mampu KK14
melakukan
penelitian dalam
bidang
keperawatan
untuk Membuat BK 153
menghasilkan laporan
langkah-langkah penelitian
pengembangan
strategis
organisasi;
3.2.3. Kuliah
Metode kuliah pakar/ ceramah pakar berbentuk penjelasan pengajar kepada
mahamahasiswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi
pelajaran yang belum jelas. Hal yang perlu dipersiapkan pengajar daftar
topik yang akan diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran.
Kuliah pakar merupakan media komunikasi antara peserta didik dengan
para pakar yang mempuntai kompetensi pada bidangnya untuk menjawab
permasalahan yang muncul pada saat turorial. Selama kuliah pakar seluruh
dosen diwajibkan menggunakan pendekatan student centered learning
(SCL). SCL adalah konsep pembelajaran dengan pendekatan :
… Hj.Ruslinawati, Ns.M.Kep
Capaian P4:
Prodi
Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan
yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok, pada bidang keilmuan keperawatan
dasar.
KK1:
Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang
menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan
berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia.
Deskripsi Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan tentang pemenuhan kebutuhan dasar,
Bahan aktivitas dan latihan, oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan
Kajian & keseimbangan cairan elektrolit, kebutuhan istirahat dan tidur, pemenuhan kebutuhan
Pokok nutrisi, pemenuhan kebutuhan eliminasi, pemenuhan kebutuhan rasa nyaman,
Bahasan
Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3 rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby: Elsevier Inc.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set). Edisi
Bahasa Indonesia 7. Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
Pendukung:
Online Reading
4.1.9 Nilai mata kuliah yang dinyatakan dengan huruf A, A-, B+, B, B-,C+ dan
C adalah Lulus
4.1.10 Nilai mata kuliah yang dinyatakan dengan huruf D, dan E adalah Tidak
Lulus, dan mahasiswa bersangkutan harus menempuh kembali mata
kuliah yang tidak lulus tersebut sesuai prosedur yang berlaku.
4.1.11 Perbaikan nilai ditujukan untuk memperbaiki nilai akhir suatu mata
kuliah dengan memprogramkan kembali mata kuliah tersebut pada
semester berikutnya secara regular.
4.1.12 Nilai akhir suatu mata kuliah mata kuliah yang dicantumkan merupakan
nilai terakhir yang dicapai oleh mahasiswa setelah menempuh perbaikan
melalui perkuliahan regular.
4.2. Rubrik Penilaian
1 Tata tulis 20
2 Isi 70
3.1 Komprehensif 15
3.2 Kebenaran 15
3.3 Kedalaman isi 10
JUMLAH 100
Skor 81 – 100 71 – 80 61 - 70
BLOK:
Tutorial:
A B C D A B C D
7
8
10
11
Nama tutor
TTD tutor
Keterangan
A= Aktivitas saat diskusi
B= Relevansi pembicaraan
C= Keterampilan saat berkomunikasi
D= kehadiran
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B., Erb, G.,Berwan, AJ., & Burke,K. 2008. Fundamental of Nursing:
Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Practice Hall Health
Lynn, P .2011. Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Mosby. 2014. Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby: Elsevier Inc.
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2010. Fundamental Keperawatan (3-vol set). Edisi Bahasa
Indonesia 7. Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. 2015.
Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd
SUPLEMEN
SKENARIO TUTORIAL
Contoh Skenario Tutorial
A. Rancangan Tutorial 1
Tujuan Skenario 1
General Learning Objective pada pembelajaran skenario 1 adalah Setelah
mengikuti tutorial ini, mahamahasiswa dapat menjelaskan tentang Mekanisme
fisiologi proses inflamasi pada penyembuhan luka.
Skenario
Kenapa Luka Ku Begini??
1. Judul
2. Daftar Isi
3. Bab I PENDAHULUAN
a. Skenario kasus
b. Analisa Kasus
1. Langkah I (daftar istilah atau kata sulit)
Contoh:
Jumlah halaman min. 10 lembar, ketikan 1,5 spasi, Font Times New
Roman, size 12, kertas A4, dijilid rapi dan cover makalah
menggunakan kertas bufalo berwarna biru muda, naskah asli bukan
foto kopi. Laporan dikumpulkan kepada fasilitaor Tim Blok paling
lambat pada awal skenario baru, diserahkan kepada fasilitator blok
untuk dievaluasi dan dinilai.Tempat pengumpulan di ruang dosen S1
keperawatan di letakkan di tempat yang sudah disediakan dan jangan
lupa untuk menandatangani bukti penyerahan tugas yang sudah
disediakan.
MAKALAH TUTORIAL
SKENARIO 1
LOGO UM.BJM
PENYUSUN
1. NAMA NPM/KETUA
2. NAMA NPM/SEKERTARIS
3. ...
4. ...
5. ...
FORMAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN
Merawat luka pada klien dengan luka yang menggunakan drain yang berfungsi untuk
mengeluarkan sekresi luka.
Memperpendek selang drain, sehingga memudahkan aliran drainage luka.
TUJUAN
1. Mengangkat penumpukan sekresi dan jaringan mati pada luka atau insisi.
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada luka atau insisi.
3. Membantu proses penyembuhan luka.
MEM TIDAK
UASK MEMU
AN ASKAN
I ORENTASI
1. Ucapkan salam
dan perkenalkan
diri
2. Klarifikasi nama 2
dan umur pasien
atau nama dan
alamat pasien
3. Jelaskan tujuan
dan prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu
5. Beri kesempatan
pasien untuk
bertanya
6. Minta
persetujuan
klien/keluarga
7. Dekatkan alat
8. Jaga privacy
pasien, tutup
tirai/pintu
II KERJA
1. Mengkaji jenis 2
drain yang
digunakan.
2. Mengkaji
program/instruks
i medik tentang
prosedur rawat
luka, jenis
balutan,
frekuensi ganti
balut, dan
panjang drain
yang perlu
dipotong.
3. Mengkaji jenis
dan kondisi
lokasi
luka/insisi.
4. Mengkaji tingkat
nyeri klien dan
kapan terakhir
mendapat obat
penghilang
nyeri.
5. Mengkaji
riwayat alergi
terhadap obat
atau plester.
III INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1. Set angkat
jahitan steril
(pinset anatomis,
gunting, kasa,
dan lidi kapas),
atau set ganti
balut. 2
2. Kasa steril
tambahan atau
bantalan penutup
(kalau perlu).
3. Handscoen
bersih dan
handscoen steril.
4. Handuk.
5. Bethadine,
alkohol 70%,
kapas bulat, dan
lidi kapas steril.
6. Nierbeken/beng
kok.
7. Korentang steril.
8. Kantong plastik
tempat sampah.
9. Baki
instrumen/meja
dorong dan
perlak /
pengalas.
B. Persiapan Klien :
1. Menjelaskan
pada klien dan
keluarga tentang
tujuan dan
prosedur yang
akan dilakukan.
2. Menjamin
pemenuhan
kebutuhan
privacy klien.
3. Mengatur
ketinggian
tempat tidur
untuk
memudahkan
pekerjaan.
IV IMPLEMENTASI
1. Baca basmalah
sebelum 2
melakukan
tindakan
2. Cuci tangan
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub)
3. Meletakkan
handuk
menutupi daerah
privacy klien
dan
perlak/pengalas 3
dibawah luka
klien.
4. Menyiapkan
peralatan didekat
klien.
5. Membuka set
angkat jahitan
dan atur posisi
alat dengan
menggunakan
korentang steril.
Menambahkan
kasa atau lidi
kapas (kalau
perlu).
6. Menyiapkan
nierbeken
dengan plastik
sampah didekat
luka.
7. Mengatur posisi
yang nyaman
dan tepat untuk
perawatan luka.
8. Membuka
plester searah 2
tumbuhnya
rambut dan
membuka
balutan secara
hati-hati,
masukkan
balutan kotor
kedalam kantong
plastik yang
sudah
disediakan.
9. Membuka
handscoen
bersih dan ganti
dengan
handscoen steril. 2
10. Merawat luka
drain :
a. Membersihk
an sekitar
luka drain
dengan
mengguna
kan lidi
kapas
alcohol
atau alcoh
ol
swab deng
an arah
memutar
dari arah
dalam
keluar.
b. Memberi
bethadine
di daerah
luka dan
drain, dari
daerah
bersih ke
daerah
kotor.
11. Memperpendek
drain :
a. Dengan
menggunakan
pinset steril,
tarik drain
keluar secara
perlahan-lahan
dengan
panjang sesuai
dengan
instruksi
dokter.
b. Memasang
peniti steril 1
cm diatas luka.
c. Memotong drain
dengan
menggunakan
gunting steril
dan tinggalkan
2 inchi drain
diluar luka.
Olesi luka
dengan
bethadine
10%.
12. Melipat kasa
dengan arah
memanjang dan
meletakkan
mengelilingi
drain hingga
terbungkus.
13. Menutup luka
dengan kasa atau
tambahkan
bantalan kalau
perlu, kemudian
fiksasi dengan
plester.
14. Merapihkan
klien dan alat-
alat.
15. Membuka
handscoen
16. Baca hamdalah
setelah
melakukan
tindakan
17. Cuci tangan
setelah tindakan
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub)
V EVALUASI
1. Mengevaluasi
respon serta
toleransi klien 2
selama, dan
sesudah
prosedur.
2. Mengevaluasi
kebutuhan
frekuensi ganti
balut.
3. Mengevaluasi
adanya tanda-
tanda alergi
plester.
4. Mengevaluasi
adanya tanda-
tanda infeksi dan
adanya cairan
luka serta
karakteristiknya.
5. Berikan
pendidikan
kesehatan
singkat untuk
menjaga
kebersihan luka
6. Doakan
kesembuhan
pasien dengan
membaca
Syafakallah
untuk pasien
laki-laki dan
Syafakillah
untuk pasien
perempuan
7. Lakukan kontrak
untuk kegiatan
selanjutnya
VI DOKUMENTASI
1. Na ma & umur
pasien atau nama
& alamat pasien
2. Diagnosis 1
keperawatan
3. Tindakan
keperawatan
yang dilakukan
4. Rspon klien
5. Eva luasi hasil
tindakan
a. Mencatat
keadaan luka
sebelumnya.
b. Mencatat
panjang drain
yang
dipotong.
c. Mencatat
cairan atau
obat yang
digunakan
untuk
merawat luka.
d. Kenyamanan
pasien
6. Tan ggal dan jam
pelaksanaan
7. Na ma dan TTD
perawat
VII SIKAP 2
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap
respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
TOTAL 20
Discussion &
Tutor action Clinical Reasoning
Learning Topic
2. KLASIFIKASI LUKA
Luka dapat diklasifikasikan antara lain: Berdasarkan tingkat kontaminasi
1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana
tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada 2 sistem
pernafasan, pencernaan, genital dan urinary tidak terjadi. kemungkinan
terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka
pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau
perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh,
luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik
aseptik atau atau kontaminasi dari saluran cerna, pada kategori ini juga
termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka
10% - 17%.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu luka yang
terinfeksi oleh mikroorganisme (De Jong, 2004)
3. FASE PENYEMBUHAN
Luka tubuh mempunyai pelindung dalam menahan perubahan lingkungan
yaitu kulit. Apabila faktor dari luar tidak mampu ditahan oleh pelindung
tersebut maka terjadilah luka. Dalam merespon luka tersebut, tubuh memiliki
fungsi fisiologis penyembuhan luka. Proses penyembuhan ini terdiri dari fase
awal, intermediate dan fase lanjut. Masing – masing fase memiliki proses
biologis dan peranan sel yang berbeda. Pada fase awal, terjadi hemostasis
dimana pembuluh darah yang terputus pada luka akan dihentikan dengan
terjadinya reaksi vasokonstriksi untuk memulihkan aliran darah serta inflamasi
untuk membuang jaringan rusak dan mencegah infeksi bakteri. Pada fase
intermediate, terjadi proliferasi sel mesenkim, epitelialisasi dan angiogenesis.
Selain itu terjadi pula kontraksi luka dan sintesis kolagen pada fase ini.
Sedangkan untuk fase akhir, terjadi pembentukan luka / remodelling.
(Lawrence,2002)
1. Fase Awal (Hemostasis dan Inflamasi)
Pada luka yang menembus epidermis, akan merusak pembuluh darah
menyebabkan pendarahan. Untuk mengatasinya terjadilah proses
hemostasis. Proses ini memerlukan peranan platelet dan fibrin. Pada
pembuluh darah normal, terdapat produk endotel seperti prostacyclin untuk
menghambat pembentukan bekuan darah. Ketika pembuluh darah pecah,
proses pembekuan dimulai dari rangsangan collagen terhadap platelet.
Platelet menempel dengan platelet lainnya dimediasi oleh protein
fibrinogen dan faktor von Willebrand. Agregasi platelet bersama dengan
eritrosit akan menutup kapiler untuk menghentikan pendarahan
(Lawrence,2002). Saat platelet teraktivasi, membran fosfolipid berikatan
dengan faktor pembekuan V, dan berinteraksi dengan faktor pembekuan X.
Aktivitas protrombinase dimulai, memproduksi trombin secara
eksponensial. Trombin kembali mengaktifkan platelet lain dan
mengkatalisasi pembentukan fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin berlekatan
dengan sel darah merah membentuk bekuan darah dan menutup luka.
Fibrin menjadi rangka untuk sel endotel, sel inflamasi dan fibroblast
(Leong, 2012). Fibronectin bersama dengan fibrin sebagai salah satu
komponen rangka tersebut dihasilkan fibroblast dan sel epitel. Fibronectin
berperan dalam membantu perlekatan sel dan mengatur perpindahan
berbagai sel ke dalm luka. Rangka fibrin – fibronectin juga mengikat
sitokin yang dihasilkan pada saat luka dan bertindak sebagai penyimpan
faktor – faktor tersebut untuk proses penyembuhan (Lawrence,2002).
Reaksi inflamasi adalah respon fisiologis normal tubuh dalam mengatasi
luka. Inflamasi ditandai oleh rubor (kemerahan), tumor (pembengkakan),
calor (hangat), dan dolor (nyeri). Tujuan dari reaksi inflamasi ini adalah
untuk membunuh bakteri yang mengkontaminasi luka.(Leong, 2012)
Peradangan atau inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukan
untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan
jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan asal (Mitchel & Cotran,
2003).Inflamasi melaksanakan tugas pertahanannya dengan mengencerkan,
menghancurkan ataumenetralkan agen berbahaya (misalnya mikroba atau
toksin). Inflamasi kemudian menggerakkan berbagai kejadian yang
akhirnya menyembuhkan dan menyusun kembali tempat terjadinya jejas.
Dengan demikian, inflamasi juga terkait erat dengan proses perbaikan,
yang mengganti jaringan yang rusak dengan regenerasi sel parenkim, dan
atau dengan pengisian setiap defek yang tersisa dengan jaringan parut
fibrosa (Kumala et al., 1998)
Inflamasi (peradangan) merupakan reaksi kompleks pada jaringan ikat yang
memiliki vaskularisasi akibat stimulus eksogen maupun endogen. Dalam
arti yang paling sederhana, inflamasi adalah suatu respon protektif yang
ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang
sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel (Robbins,
2004). Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis,
zat-zat kimia, dan pengaruh fisika. Tujuan akhir dari respon inflamasi
adalah menarik protein plasma dan fagosit ke tempat yang mengalami
cedera atau terinvasi agar dapat mengisolasi, menghancurkan, atau
menginaktifkan agen yang masuk, membersihkan debris dan
mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan (Corwin, 2008).
Respons inflamasi terjadi dalam tiga fase dan diperantarai oleh mekanisme
yang berbeda : a. fase akut, dengan ciri vasodilatasi lokal dan peningkatan
permeabilitas kapiler. b. reaksi lambat, tahap subakut dengan ciri infiltrasi
sel leukosit dan fagosit. c. fase proliferatif kronik, dengan ciri terjadinya
degenerasi dan fibrosis (Wilmana, 2007).
Respon antiinflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya
permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan radang. Gejala proses
inflamasi yang sudah dikenal ialah:
1. Kemerahan (rubor) Terjadinya warna kemerahan ini karena arteri yang
mengedarkan darah ke daerah tersebut berdilatasi sehingga terjadi
peningkatan aliran darah ke tempat cedera (Corwin, 2008).
2. Rasa panas (kalor) Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara
bersamaan. Dimana rasa panas disebabkan karena jumlah darah lebih
banyak di tempat radang daripada di daerah lain di sekitar radang.
Fenomena panas ini terjadi bila terjadi di permukaan kulit. Sedangkan
bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat kita lihat dan rasakan
(Wilmana, 2007).
3. Rasa sakit (dolor) Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan beberapa
hal: (1) adanya peregangan jaringan akibat adanya edema sehingga
terjadi peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri,
(2) adanya pengeluaran zat – zat kimia atau mediator nyeri seperti
prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat merangsang saraf –
saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri (Wilmana,
2007).
4. Pembengkakan (tumor) Gejala paling nyata pada peradangan adalah
pembengkakan yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan
permeabilitas kapiler, adanya peningkatan aliran darah dan cairan ke
jaringan yang mengalami cedera sehingga protein plasma dapat keluar
dari pembuluh darah ke ruang interstitium (Corwin, 2008).
5. Fungsiolaesa Fungsiolaesa merupakan gangguan fungsi dari jaringan
yang terkena inflamasi dan sekitarnya akibat proses inflamasi.
(Wilmana, 2007).
Pada fase ini terjadi penurunan jumlah sel – sel inflamasi, tanda – tanda
radang berkurang, munculnya sel fibroblast yang berproliferasi,
pembentukan pembuluh darah baru, epitelialisasi dan kontraksi luka.
Matriks fibrin yang dipenuhi platelet dan makrofag mengeluarkan growth
factor yang mengaktivasi fibroblast. Fibroblast bermigrasi ke daerah luka
dan mulai berproliferasi hingga jumlahnya lebih dominan dibandingkan
sel radang pada daerah tersebut. Fase ini terjadi pada hari ketiga sampai
hari kelima.(Lawrence, 2002) Dalam melakukan migrasi, fibroblast
mengeluarkan matriks mettaloproteinase (MMP) untuk memecah matriks
yang menghalangi migrasi. Fungsi utama dari fibroblast adalah sintesis
kolagen sebagai komponen utama ECM. Kolagen tipe I dan III adalah
kolagen utama pembentuk ECM dan normalnya ada pada dermis manusia.
Kolagen tipe III dan fibronectin dihasilkan fibroblast pada minggu pertama
dan kemudian kolagen tipe III digantikan dengan tipe I. Kolagen tersebut
akan bertambah banyak dan menggantikan fibrin sebagai penyusun
matriks utama pada luka (Schultz GS, 2007).Pembentukan pembuluh
darah baru / angiogenesis adalah proses yang dirangsang oleh kebutuhan
energi yang tinggi untuk proliferasi sel. Selain itu angiogenesis juga
dierlukan untuk mengatur vaskularisasi yang rusak akibat luka dan
distimulasi kondisi laktat yang tinggi, kadar pH yang asam, dan penurunan
tekanan oksigen di jaringan.(Gutner, GC, 2007)
Review of learning
issues from session 1
Mengecek resources yang Discussion point:
dicari oleh mahasiswa (EBN) Review hasil diskusi
sesi 1 dan tujuan Menjawab
Tutor mengecek kesiapan learning objective
belajar. Melengkapi
terhadap LO yang dicari oleh diskusi sesi 1 dengan pertemuan 1.