Anda di halaman 1dari 4

DRUG INTERACTION PROBABILITY SCORE

Yes No* Unknown or


PERTANYAAN DIPS NA**
1. Apakah ada laporan yang dapat dipercaya +1 –1 0
sebelumnya mengenai interaksi ini pada
manusia?
2. Apakah interaksi obat yang diobservasi ini +1 –1 0
sesuai dengan literatur tentang mekanisme
interaksi dari obat presipitan?
3. Apakah interaksi obat yang diobservasi ini +1 –1 0
sesuai dengan literatur tentang mekanisme
interaksi dari obat objek?
4. Apakah interaksi tersebut terjadi pada waktu +1 –1 0
yang tepat (onset atau offset)?
5. Apakah terjadi penurunan efek interaksi +1 –2 0
ketika obat presipitan dihentikan tetapi tidak
ada perubahan pada obat objek. (Jika obat
presipitan tidak dihentikan, maka pilihlah
"Unknown atau NA" dan melewatkan
Pertanyaan 6).
6. Apakah interaksi muncul kembali ketika obat +2 –1 0
presipitan diberikan lagi pada penggunaan
obat objek yang lama
7. Adakah penyebab lain dari kejadian interaksi –1 +1 0
obat tersebut?
8. Apakah obat objek terdeteksi dalam darah +1 0 0
atau cairan tubuh lain pada konsentrasi yang
sesuai dengan interaksi yang tersebut
diatas?
9. Apakah interaksi obat telah didukung oleh +1 0 0
bukti objektif yang sesuai dengan efek pada
obat objek (selain disebabkan konsentrasi
obat berdasarkan pertanyaan 8)?
10. Apakah interaksi lebih besar ketika dosis +1 –1 0
obat presipitan ditingkatkan atau berkurang
ketika dosis obat presipitanya diturunkan?
SKOR TOTAL
Highly Probable: >8
Probable: 5–8
Possible: 2–4
Doubtful: <2

Keterangan:
Pertanyaan 1. Apakah ada laporan yang dapat dipercaya sebelumnya mengenai
interaksi ini pada manusia?
Kunci dalam pertanyaan ini adalah kata terpercaya. Sebuah laporan yang dapat
dipercaya dan memberikan bukti jelas yang mendukung interaksi. Jika DIP
digunakan untuk mengevaluasi kasus lain, setidaknya satu kasus harus telah
mencapai "kemungkinan" rating DIP. Ketika suatu kasus yang dilaporkan ternyata
tidak sesuai dengan realita, maka untuk selanjutnya tidak boleh disebarkan.,
sebaiknya laporan sebelumnya yang tidak memenuhi standar minimal untuk laporan
kasus, diabaikan. Jika tidak ada kasus lain yang dilaporkan, jawab pertanyaan
dengan NA (Not Applicable). Jika studi yang dirancang untuk menguji interaksi tidak
menunjukkan bukti adanya suatu interaksi, jawabannya NO.
Pertanyaan 2. Apakah interaksi obat yang diobservasi ini sesuai dengan
literatur tentang mekanisme interaksi dari obat presipitan?
Obat presipitan adalah salah satu obat yang menunjukkan potensi penyebab
terjadinya interaksi. Pertanyaan ini meminta Anda untuk menelaah mekanisme
terjadinya interaksi. Sebagai contoh, jika kasus melibatkan inhibisi metabolik yang
nyata, apakah ada data yang mendukung gagasan bahwa obat presipitan
bertanggung jawab terhadap terjadinya hambatan pada jalur metabolik dari
metabolisme obat objek? Meskipun yang umumnya berperan adalah enzim inhibitor,
penting diperhatikan ketika mengevaluasi enzim inhibitor secara in vitro memiliki
potensi yang berbeda pada konsentrasi obat presipitan dibandingkan dengan nilai
vivo. Jika tidak sesuai dengan literatur tentang interaksi dari obat presipitan,
pertanyaan dijawab NO. Jika Anda tidak yakin properti obat presipitan atau data tidak
cukup untuk mengevaluasi apakah interaksi sesuai dengan literatur tentang interaksi
dari obat presipitan, jawaban Unk. Pengevaluasi kasus harus mengetahui sifat-sifat
obat presipitan untuk menjawab pertanyaan ini dengan benar.
Pertanyaan 3. Apakah iteraksi obat yang diobservasi ini sesuai dengan literatur
tentang mekanisme interaksi dari obat objek?
Objek obat adalah agen yang dipengaruhi oleh obat presipitan. Untuk menjawab
pertanyaan ini secara tepat, penilai harus memahami farmakokinetik dan sifat
farmakologi obat objek. Bagaimana obat objek dibersihkan dari tubuh? Berapa
persentase dari total metabolisme setiap jalur? Apakah pengangkutan protein
terlibat? Apakah obat objek melalui first-pass metabolisme? Apakah enzim metabolik
primer / transporter menunjukkan polimorfisme genetik yang mempengaruhi disposisi
dan respon farmakodinamik dari interaksi obat obat objek independen? Apakah
peristiwa fisiologis lainnya (misalnya, respon inflamasi) mempengaruhi aktivitas
enzim utama / transportasi protein? Pengetahuan tentang sifat farmakologi obat
objek (misalnya, reseptor polimorfisme, efek yang mungkin terjadi dari komplikasi
penyakit ) adalah penting untuk mengevaluasi terjadinya interaksi farmakodinamik
yang potensial. Pemahaman yang kurang tentang objek obat dapat menyebabkan
penilaian yang salah. ADR yang terjadi dengan dipengaruhi oleh banyak faktor
(misalnya, warfarin) yang lebih cenderung mislabeled sebagai interaksi. Jika potensi
interaksi tidak sesuai dengan sifat obat objek, pertanyaan dijawab NO. Jika tidak
yakin atau data tidak cukup untuk mengevaluasi apakah sesuai dengan literatur
tentang interaksi dari obat objek, mungkin dikarenakan efek dari obat presipitan,
jawaban Unk atau NA. Pengevaluasi kasus harus mengetahui sifat-sifat objek
dengan benar obat untuk menjawab pertanyaan ini.
Pertanyaan 4. Apakah interaksi tersebut terjadi pada waktu yang tepat (onset
atau offset)?
Waktu interaksi obat biasanya dapat dideteksi. Waktu paruh obat presipitan akan
menunjukkan jangka waktu maksimum terjadi inhibisi, dan menghambat waktu paruh
obat objek dan akan menunjukkan perubahan maksimum dari konsentrasi obat objek
yang diharapkan. Jika onset dari interaksi tidak cocok dengan sifat-sifat obat, harus
dicari alternatif alasan terjadinya interaksi. Jika waktu interaksi tidak konsisten
dengan apa yang diharapkan, jawabannya NO. Jika tidak dapat memperkirakan
waktu yang diharapkan atau data yang tersedia tidak cukup untuk menilai waktu
terjadinya interaksi maka jawaban Unk atau NA.
Pertanyaan 5. Apakah terjadi penurunan efek interaksi ketika obat presipitan
dihentikan tetapi tidak ada perubahan pada obat objek. (Jika obat presipitan
tidak dihentikan, maka pilihlah "Unknown atau NA" dan melewatkan
Pertanyaan 6).
Penghentian obat presipitan seharusnya memberikan resolusi terhadap interaksi
yang terjadi, walaupun obat objek tetap dilanjutkan tanpa diganti. Seringkali, respon
terhadap interaksi potensial terhenti diantara kedua obat, yaitu obat presipitan dan
obat objek. Situasi klinik juga dapat mempengaruhi, dengan mengubah dosis obat
objek dapat memperkecil potensi obat presipitan. Bagaimanapun, kurang reaktifnya
obat presipitan merupakan indikasi yang penting berhubungan dengan pemberian
obat presipitan. Jika obat presipitan yang kurang reaktif dan obat objek diberikan dan
hasilnya tetap tidak ada perubahan pada interaksi, penyebab lain kemungkinan
besar adalah adanya perubahan pada obat objek. Evaluator juga harus
mempertimbangkan perubahan pada faktor-faktor lain termasuk aktivitas penyakit,
diet, atau obat-obatan lain bersama dengan obat presipitan sehingga mempengaruhi
obat objek. Jika dosis kedua obat tersebut diganti, maka obat presipitan yang kurang
reaktif tidak dapat dinilai. Jika obat presipitan yang kurang reaktif tanpa perubahan
pada obat objek tidak menghasilkan penurunan interaksi, jawabannya NO. Jika tidak
terjadi penurunan interaksi, dosis kedua obat diubah, atau tidak ada informasi
tentang penurunan, jawab NA.
Pertanyaan 6. Apakah interaksi muncul kembali ketika obat presipitan
diberikan lagi pada penggunaan obat objek yang lama
Obat presipitan yang reaktif merupakan indikator kuat yang menyebabkan interaksi.
Untuk keamanan pasien seringkali dihalangi pemberian obat presipitan yang reaktif,
tapi kadang-kadang laporan dari pemberian obat presipitan yang reaktif ada yang
diberikan secara hati-hati dan ada yang diberikan secara tidak hati-hati, muncul.
Pemberian obat presipitan yang reaktif harus dengan monitoring pasien yang tepat
akan memperkecil kemungkinan hasil terapi yang tidak diinginkan. Jika obat
presipitan diberikan lagi pada penggunaan obat objek selanjutnya dan tidak terjadi
interaksi, jawaban NO. Jika tidak ada obat presipitan yang reaktif yang telah diteliti
atau tidak ada data yang disediakan, jawaban Unk atau NA.
Pertanyaan 7. Adakah penyebab lain dari kejadian interaksi obat tersebut?
Ini mungkin pertanyaan yang paling sulit dijawab dalam DIP. Menilai penyebab
alternatif membutuhkan pengetahuan tentang obat objek dan presipitan, keadaan
pasien, pengaruh potensial dari keadaan penyakit, kepatuhan terhadap rejimen obat,
dan adanya faktor-faktor risiko lainnya yang mungkin mengubah farmakokinetik atau
pharmacodynamics obat. Kegagalan untuk menilai penyebab lain untuk efek yang
telah diamati adalah salah satu kelemahan yang paling umum dari evaluasi interaksi
obat. Sering terjadi dalam klinis dan sering kali dapat ditemukan dalam laporan
kasus yang dipublikasikan. Terbatasnya pengetahuan tentang obat, dikombinasikan
dengan pendapat yg terbentuk sebelumnya merupakan penyebab potensial
terjadinya interaksi, keduanya digabungkan untuk memperoleh penilaian yang cukup
dari penjelasan lain untuk mengobservasi outcome. Jika Anda yakin bahwa tidak ada
sebab-sebab lain yang masuk akal, jawab NO. Jika tidak yakin, jawaban Unknown
atau NA.
Pertanyaan 8. Apakah obat objek terdeteksi dalam darah atau cairan tubuh lain
pada konsentrasi yang sesuai dengan interaksi yang tersebut diatas?
Pertanyaan ini menilai hubungan antara hasil yang diharapkan dari interaksi dan
hasil yang dinilai atau diukur. Sebagai contoh, jika suatu obat dianggap atau dicurigai
menghambat metabolisme obat objek, maka pengukuran konsentrasi harus
mencerminkan penurunan clearance. Jika konsentrasi obat objek tidak konsisten
dengan interaksi, jawabannya NO. Jika konsentrasi obat objek tidak terukur, jawab
NA. Interaksi obat farmakodinamik umumnya tidak melibatkan perubahan dalam
konsentrasi obat objek, sehingga respon terhadap pertanyaan ini adalah NA untuk
interaksi ini.
Pertanyaan 9. Apakah interaksi obat telah didukung oleh bukti objektif yang
sesuai dengan efek pada obat objek (selain disebabkan konsentrasi obat
berdasarkan pertanyaan 8)?
Bukti objektif dari interaksi ini dapat berupa bukti klinis seperti fisiologis mengubah
parameter atau reaksi yang merugikan yang dikenal konsisten dengan objek
farmakologi obat. Jawaban atas pertanyaan ini mungkin mencerminkan besarnya
interaksi, karena obat dengan jendela terapi luas mungkin tidak mudah diukur
sehingga menunjukkan perubahan dalam respons pasien terhadap perubahan
konsentrasi plasma. Penilaian interaksi farmakodinamik akan terjadi di sini. Jika
respon dari obat objek dinilai tapi tidak mengalami berubah maka jawabannya NO.
Jika tidak ada penilaian yang dibuat atau dilaporkan, jawab NA.
Pertanyaan 10. Apakah interaksi lebih besar ketika dosis obat presipitan
ditingkatkan atau berkurang ketika dosis obat presipitanya diturunkan?
Pertanyaan ini menilai efek dari dosis obat presipitan pada besarnya interaksi.
Sedangkan data selalu tersedia untuk menjawab pertanyaan ini, ketika hubungan
dosis-respons dapat dinilai, maka dapat memberikan hubungan sebab-akibat. Hal ini
sangat penting bagi inhibitor yang menunjukkan variabel penghambatan pada
berbagai dosis / konsentrasi serum. Jawaban tidak jika dosis obat presipitant
berubah tanpa diikuti dengan perubahan dalam respons obat objek. Jika efek dari
dosis obat presipitant berubah pada objek obat itu maka tidak dinilai, jawab NA.

Kesimpulan
1. DIPS hanyalah sebuah alat untuk mengevaluasi potensi terjadinya interaksi obat
pada pasien tertentu.
2. Skor probabilitas tidak mutlak, kemungkinan akan berbeda untuk interaksi yang
sama terjadi pada pasien yang berbeda.
3. Hasil DIPS tidak selalu sama untuk semua pasien yang menerima obat yang
berinteraksi atau bahkan untuk semua pasien yang mengalami hasil yang
merugikan sebagai akibat dari obat yang digunakan.
4. DIPS akan membantu untuk mengidentifikasi potensi interaksi pada pasien dan
panduan studi lebih lanjut bagi interaksi obat yang potensial.

DAFTAR PUSTAKA
Horn JR, et al. 2007. Proposal for a New Tool to Evaluate Drug Interaction
Cases. Ann Pharmacother. 41(4): 674.

Anda mungkin juga menyukai