Anda di halaman 1dari 4

Nama : Laila Rahmania

NIM : 17040274040

PENGERTIAN DESA
Menurut R. Bintarto, desa adalah perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik,
serta kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal
balik dengan daerah lain. Pendapat R. Bintarto mencakup berbagai segmen dari ekonomi, politik
dan juga budaya.

Definisi desa juga ditekankan dan juga diperkuat oleh hokum melalui Undang Undang. UU No.
5 tahun 1979 yang menjelaskan bahwa desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hokum
yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

JENIS-JENIS DESA

A. Jenis-Jenis Desa Berdasarkan Tingkat Perkembangan Masyarakat


Klasifikasi desa dilihat dari perkembangan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Desa Tradisional
Desa Tradisional (pradesa) adalah desa yang kehidupan masyarakatnya masih sangat tergantung
pada alam sekitarnya. Letak desa ini biasanya agak terisolir yang didiami oleh suku terasing,
penduduknya cenderung tertutup atau kurang berkomunikasi dengan daerah lain.
Ciri-ciri desa tradisional, yaitu sebagai berikut:
 Masyarakat suku terasing;
 Hidup tergantung pada alam misalnya, dalam hal bercocok tanam, cara memelihara
kesehatan, pengobatan, memasak, dan lain-lainnya;
 Penduduk cenderung tertutup/kurang komunikasi;
 System perhubungan dan pengangkutan tidak berkembang.
2. Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Penduduknya masih jarang dan kurang berkomunikasi dengan masyarakat luar, sehingga proses
kemajuan yang diperoleh sebagai hasil interaksi dengan wilayah berjalan lambat. Adapun ciri-
ciri desa swadaya adalah sebagai berikut:
 Penduduknya jarang;
 Pendidikan masyarakat rendah;
 Sebagian besar penduduk hidup bertani;
 Daerahnya bergunung-gunung atau daerah perbukitan;
 Lembaga-lembaga yang ada masih sederhana;
 Kegiatan penduduk dipengaruhi alam;
 Kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sendiri;
 Lokasi terpencil;
 Masyarakat cenderung tertutup.

3. Desa Swakarya
Desa swakarya adalah desa yang masyarakatnya sudah lebih maju dibandingkan dengan desa
swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan
penduduk sudah mulai dijual ke daerah lain.
Desa swakarya mulai mengadakan kontak atau hubungan dengan warga lain, walaupun
intensitasnya masih sedikit. Ciri-ciri desa swakarya adalah sebagai berikut;
 Mata pencaharian Beragam jenisnya;
 Adat istiadat sedang mengalami perubahan;
 Gotong royong untuk membangun desa sudah meningkat;
 Pemerintahan desa mulai berkembang;
 Lapangan kerja bertambah.

4. Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang ada
secara optimal. Masyarakat desa ini sudah mulai mengadakan interaksi atau hubungan dengan
masyarakat luar untuk melakukan tukar menukar barang dengan wilayah lain.
Adapun ciri-ciri desa swasembada, sebagai berikut:
 Keperluan hidup pokok desa telah tersedia;
 Ikatan adat yang berhubungan dengan perekonomian tidak berpengaruh lagi, sedangkan
lembaga-lembaga ekonomi dianggap lebih modern;
 Biasanya terletak di daerah ibu kota ;
 Mata pencaharian beraneka ragam;
 Tingkat pendidikan dan keterampilan tinggi;
 Kondisi perhubungan, produksi, pemasaran, dan kegiatan social sudah baik.

B. Jenis-Jenis Desa Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk


Klasifikasi desa berdasarkan mata percaharian penduduk adalah:

1. Desa Pertanian, yaitu desa yang sebagian besar masyarakatnya bermata percaharian sebagai
petani.
2. Desa Nelayan, yaitu desa yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai
nelayan.
3. Desa Industri, yaitu desa yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai
pekerja di bidang industri.

C. Jenis-Jenis Desa Berdasarkan Luas Wilayah


Klasifikasi desa berdasarkan luas wilayah adalah:

1. Desa Terkecil, adalah desa yang luasnya kurang dari 2 km persegi.


2. Desa Kecil, adalah desa yang luasnya 2 sampai 4 km persegi.
3. Desa Sedang, adalah desa yang luasnya 4 sampai 6 km persegi.
4. Desa Besar, adalah desa yang luasnya 6 sampai 8 km persegi.
5. Desa Terbesar, adalah desa yang luasnya 8 sampai 10 km persegi.
D. Jenis-Jenis Desa Berdasarkan Jumlah Penduduk
Klasifikasi desa berdasarkan jumlah penduduknya adalah sebagai berikut;

1. Desa terkecil, adalah desa yang berpenduduk kurang dari 800 orang. Jumlah penduduk
yang sedikit ini bisa terjadi Karena penduduknya yang pindah ke desa lain atau memang
luas tanah desa yang sempit. Di Indonesia, desa terkecil terdapat di kecamatan Sidayu
Gresik Jawa Timur. Desa tersebut bernama desa Kauman, ditempati kurang dari 800 jiwa
dengan luas desa yang hanya 4,06 ha.

2. Desa kecil, adalah desa yang berpenduduk 800-1.600 orang atau mencapai ribuan kepala
keluarga. Desa ini tentu memiliki sumber daya manusia yang lebih cukup sehingga
perkembagannya akan mudah daripada desa terkecil.

3. Desa sedang, adalah desa yang berpenduduk 1.600-2.400 orang. Jumlah penduduk yang
banyak bukan berarti desa memiliki lahan yang luas. Bisa jadi pertumbuhan penduduk
didesa tersebut cukup cepat sehingga jumlah orang yang bertempat tinggal disana juga cepat
bertambah dan membuat desa cukup padat penduduk.

4. Desa besar, adalah desa yang berpenduduk 2.400-3.200 orang. Biasanya di desa besar
sudah cukup sulit untuk menemukan lahan untuk tempat tinggal karena banyaknya lahan
yang sudah ditempati.

5. Desa terbesar, adalah desa yang berpenduduk lebih dari 3.200 orang. Desa ini bisa
dikatakan desa yang padat penduduk dan biasanya letak desa dekat dengan kota.
Perkembangan ekonomi dan ketersediaan lahan juga hampir serupa dengan daerah kota.

Anda mungkin juga menyukai