PATRICIA BENNER
DI SUSUN OLEH:
NUNUNG NURSASIH
Daftar Isi........................................................................................................... i
BAB I
BAB II
BAB III
Paradigma Keperawatan………………………………………………….…...11
BAB IV
BAB V
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………23
PENDAHULUAN
yaitu model teori yang dikembangkan oleh Patricia Benner. Dalam teori
baik apabila berfokus pada pengetahuan dan pengalaman praktek yang telah
perawat.
Benner.
1.2 Tujuan
Benner
Benner
BAB 2
TINJAUAN TEORI
tahun 1964, dan pada tahun 1970 mendapat gelar Masters in Nursing di
Primacy of Caring yang dirilis pada tahun 1989. Benner & Wrubel
oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From Novice to Expert
meliputi: (1) novice, (2) advance beginner, (3) competent, (4) proficient,
a. Novice
yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu
b. Advanced beginner
Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi
c. Competent
terhadap situasi.
d. Proficient
e. Expert
1. Tidak ada data yang dapat diintepretasikan. Ini terbebas dari segala
intepretasi dari conteks budaya dan arti dari aksi manusia itu sendiri.
elemen tersebut.
2. Individu
Aspek tersebut adalah: (a) Aspek situasi (b) aspek tubuh (body) (c)
aspek fokus personal dan (d) apsek duniawi. Benner dan Wrubel
berbudaya, dan seorang bayi baru lahir (2) Skills yang komplit
dengan postur, gaya/sikap, kebiasaan budaya/sosial dan keterampilan
yang jelas (3) Proyeksi dari citra tubuh/body (4) kinestetik sensasi
3. Kesehatan
merupakan hal yang jelas terjadi dalam kehidupan. Sehat tidak hanya
sekedar bebas dari penyakit atau sakit tetapi juga (dalam perspektif
4. Situasi
Ini berarti bahwa masa lalu, sekarang dan masa datang seseorang
tergabung dalam pemahaman (pemaknaan) pribadi, kebiasaan,
teori keperawatan.
abstrak dan aturan masa lalu menuju pengalaman yang konkrit (2)
klinik perawat.
aturan yang kaku dan teori dan didasarkan pada "perilaku yang wajar
dalam konteks di mana mereka berada. Orang datang pada suatu tempat
dan mempertahankan praktik yang baik. Visi praktek diambil dari tradisi
Aristotelian dalam etika (Aristoteles, 1985) dan artikulasi lebih baru dari
internal untuk praktek. Namun, upaya kolektif tersebut harus terdiri dari
budaya dalam masyarakat yang sangat teknis yang lambat untuk di nilai
2.5.1 Praktik
Pendekatan Pemikiran-tindakan ( Benner, Hooper-Kyriakidis,
dengan kebiasaan dari " enam hak " checklist untuk administrasi
obat yang aman ( pasien, tepat obat yang tepat, tepat dosis, tepat
rute, untuk alasan yang tepat, dan pada waktu yang tepat ),
produk darah dan terapi pasien berisiko tinggi lainnya, dan banyak
salah satu aspek praktek yang baik terjadi ketika individu, tim
melalui rute yang tepat kepada pasien yang tepat pada waktu
2) Dokumentasi
kebutuhan mereka.
3) Perhatian / Surveillance.
4) Penalaran klinis.
5) Pencegahan
6) Intervensi.
dengan tepat.
2.5.2 Pendidikan
2.5.3 Penelitian
Lima aspek umum yang dieksplorasi dalam penelitian Benner
adalah:
a. Situasi
sebagai salah satu dari fungsi sosial yang mulus atau apakah
kebingungan.
b. Perwujudan
c. Keduniawian
d. Perhatian
yang akan muncul sebagai hal penting dan dengan demikian apa
e. Makna umum
Ini adalah makna linguistik apa adanya dan makna kultural yang
klinik.
Pada dasarnya perawat yang masa kerja lama memiliki ketrampilan yang
kepandaian lebih, tetapi baru memulai karir sebagai perawat juga akan
dihadapakan pada situasi klinis yang baru juga akan kembali menjadi
baru belum terlihat jelas. Kritik terhadap teori Benner dapat dilihat dari
1. Kesederhanaan
2. Pernyataan umum
meninggal.
3. Ketepatan empiris
dan etika inti keperawatan serta tanggung jawab yang melekat pada
para ahli praktik keperawatan, yang tidak tampak bila kita hanya
Hingga saat ini tidak pernah tersirat kalau konsep fenomenologikal ini
dan hal-hal baru yang dipelajari. Dalam pandangan keputusan klinis ini,
keterampilan, dan praktik yang biasa seperti itu melekat secara sosial
BAB 3
APLIKASI TEORI
A. Aktor:
B. Kasus
MRS hari pertama, hasil pengkajian oleh perawat Advance Beginner (Ns.
AB) Tn. T usia 55 tahun di rawat di ruang Camelia RS Cinta Kasih Jakarta,
dengan diagnose CHF. Keluhan pada saat dikaji, pasien sesak, batuk dan sangat
2 x 5 mg per oral. Dari pemeriksaan fisik didapat TD: 180/100 mmHg, suhu:
36’7oC, RR: 36 x/mnt, Nadi: 120 x/mnt, odem pada kaki +. Hasil pemeriksaan
penunjang didapatkan: Albumin 2,1 mg/dl, dan hasil EKG ditemukan Q Patologis
pada lead II, V5, V6 (OMI). Riwayat penyakit hipertensi selama 5 th,
27
Hasil pengkajian PA melaporkan kepada PP, kemudian PP merencanakan
C. Role Play
CERITA 1 (Novice)
dalam level Novice bekerja. Ani adalah mahasiswa profesi tanpa latar
CI : selamat pagi Tn Taufik. apa yang bapak rasakan hari ini? Bagaimana
Taufik : perasaan saya tidak enak, semalam saya gak bisa tidur sus, karena
sesak.
CI : Ani (Mahasiswa perawat) coba kamu ukur tanda-tanda vital nya Tn
waktu 3 jam).
Narrator : pada cerita ini menggambarkan bagaimana perawat pada level Advance
situasi nyata. Banner menempatkan perawat yang baru lulus dalam level
ini. Peristiwa ini terjadi pada hari berikutnya. Tn Taufik sedang tiduran,
tetapi terlihat lebih lesu dari biasanya, dan tidur dengan memejamkan
sebelumnya.
Edi : (Perawat Edi membaca catatan perkembangan Tn Taufik dengan
Tekanan darah semakin menigkat (190/100 mmHg). Coba saya cek dulu.
tinggi, urin out putnya hanya 30 ml dalam 3 jam, dan mengeluh kepala
laboratorium protein urine, observasi secara ketat TD, urine output, dan
catatan medis yang di pegang Ns Edi). Coba saya lihat catatan medis dan
keperawatannya?
Taufik : selamat pagi juga perawat Khoirul. (sambil duduk ditepi tempat tidur,
orang silau) Ini…kepala pusing terus. Kaki ini rasanya tambah besar saja
darah, Ns Khoirul mengecek kantung urin yang ada. Setiap hal yang
berkaitan dengan peningkatan tekanan darah di tanyakan pada Tn T
dapat dilepaskan.
primernya.
At Nurse Station
Khoirul : 15 menit yang lalu, diperiksa protein ulang, tetapi hasilnya belum ada.
Wulan : coba kita telfon petugas lab, tanyakan langsung hasilnya. (hasil
mg).
Di Ruang Perawatan Tn T.
Wulan : selamat siang Tn T., Ibu, dan keluarga. Apa yang Tn T rasakan
sekarang?
Taufik : (lemah, lesu). Saya masih pusing suster dan rasanya sakit saya semakin
albumin masih 2,1, air kencing yang keluar juga masih sedikit ya Pak.
Wulan : bagaimana dengan pola makan dalam keluraga Ibu, terutama bapak?,
Istri : suami saya sering makan soto kambing, dan sering melanggar dietnya
Wulan : apa ada anggota keluarga lain yang mempunyai penyakit jantung?
Taufik : saya sangat sibuk di kantor mulai pagi sampai sore dan saya jarang
berolahraga.
Wulan : pasien kita ini sepertinya mengarah ke Odem paru. Apa bisa Ns Khoirul
CERITA 4
Cerita berikut ini akan menggambarkan bagaimana proses belajar seumur hidup
itu berjalan. Perawat level Proficient dan Competent berdiskusi dengan perawat
Expert. Perawat Expert dalam hal ini dapat berperan sebagai penyelia maupun
juga sebagai sejawat perawat Primer atau bisa juga pembimbing seniornya.
Perawat expert dalam hal ini memulai proses pembelajaran. Perawat Expert dalam
At Nurse Station
Tn T.
makan yang banyak mengandung lemak dan garam. Keluraga juga ada
permasalahan utama yang di hadapi Tn. Taufik untuk saat ini adalah
rawat.
Di Ruang Rawat Tn T.
Hartono : selamat siang bapak dan ibu keluarga Tn T. tadi Ns Wulan sudah
dan keluarga dapat menerima situasi dan kondisi ini dengan terbuka,
ikhlas, dan lapang dada. Memang saat ini kondisi Tn T benar seperti apa
Taufik : Iya Pak Hartono…saya pasrah. Saya hanya berfikir masih ada Allah
Istri : saya dan keluarga juga pasrah menyerahkan semua pada Yang Kuasa.
Hartono : iyaa…ibu, bagus. Segala sesuatu memang harus kita serahkan kepada
Allah SWT. Kami disini sebagai tim kesehatan akan berusaha sebaik
mungkin.
Tn T dan keluarga.
istirahat yang cukup dan melakukan kontrol secara teratur serta hal
paling penting adalah lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah
Setelah kita amati bersama kondisi Pak Taufik, perlu kita tindak lanjuti
beberapa hal yang dapat kita lakukan antara lain: observasi kebutuhan
Wassalam…….
BAB 4
PEMBAHASAN
satu paradigma keperawatan yaitu perawat juga merupakan bagian penting yang
tidak terlepas dari pelayanan keperawatan. Adapun pada teori Benner juga
keterampilan know-how, etika dan pengalaman belajar. Menurut Day dan Benner
(2002) perilaku profesional adalah hasil dari hubungan individu antara perawat
yang diwujudkan dalam pengalaman kliniknya di mana penilaian klinis dan etika
aktivitas perawat khususnya di divisi sumber daya manusia yang mengamati dan
percaya bahwa pengalaman klinik merupakan inti dari keperawatan karena akan
klinik pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1978 melalui proyek AMICAE
Hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada tahun 1984 melalui bukunya From
38
domain (ranah). Tujuh domain tersebut antara lain helping role, fungsi belajar
situasi yang cepat, menyusun dan melakukan monitoring intervensi terapeutik dan
satu situasi dan dapat diberikan tanggung jawab tanpa pengawasan. Proficient
relevan dengan situasi yang terjadi. Expert merupakan tingkatan akhir yang
ditentukan oleh pengalaman klinik seorang perawat itu sendiri, artinya semakin
merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan
untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya serta
memberikan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi
perawat.
struktural dan fungsional perawat. Sistem ini mengacu pada SK Menpan No.
hal ini PPNI telah mengeluarkan pedoman jenjang karir perawat, di dalamnya
mengatur empat jalur karir yang dapat ditempuh oleh perawat meliputi, perawat
klinik, perawat menajer, perawat pendidik dan perawat peneliti (Depkes, 2006).
Namun hingga saat ini, sistem jenjang karir perawat belum secara luas diterapkan di
tingkatan,sebagai berikut:
kerja 2 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan
dengan pengalaman kerja 5 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus
PK-II
Perawat klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan
pengalaman kerja 9 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan
profesi) dengan pengalaman klinik 6 tahun atau Ners Spesialis dengan pengalaman
kerja 0 tahun, dan memiliki sertifikat PK-III. Bagi lulusan D-III keperawatan yang
pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners Spesialis dengan
pengalaman kerja 2 tahun, dan memiliki sertifikat PK-IV, atau Ners Spesialis
atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun, dan memiliki
sertifikat PK-V.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Teori “From Novice To Expert” yang artinya jenjang atau tahapan dalam
sebuah profesi. Konsep teori menjelaskan 5 tingkat/ tahap akuisisi peran dan
5.1.1 Novice
2. Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk
memandu penampilannya.
3. Secara umum diaplikasikan mahasiswa.
luas. Benner menempatkan perawat yang baru lulus pada tahap ini.
5.1.3 Competen
dilepaskan.
5.1.4 Proficient
42
Menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan yang relevan
5.1.5 Expert
(1) novice, (2) advance beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5) expert.
DAFTAR PUSTAKA
Benner, Patricia 1984, From Novice to Expert: Excellence and Power in Nursing
Practice, Addison-Wesley, Menlo Park, California.
Dreyfus, S.E., Dreyfus, H.L. & Benner, P., 2009. Implications of The
Phenomenology of Erpertise for Teaching Ethical Component. In Benner,
P., Tanner, C. & Chesla, C. Expertise in Nursing Practice. New York:
Springer Publishing Company. pp.309-33.
Potter A Patricia, Perry G Anne 1992, Fundamentals Of Nursing-Concepts
Process & Practice 3rd ed, Mosby year Book, London.
Tomey, Ann Marriner & Alligood, Martha Raile 2010, Nursing Theorist and
Their Work Seventh Edition, Mosby Elsevier, Missouri.
Suroso J., 2011, ‘Penataan Sistem Jenjang Karir Berdasarkan Kompetensi untuk
Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit’, Jurnal
Eksplanasi, Volume 6 No 2 Tahun 2011. p 124-126.
Suroso, J., 2011, Hubungan Persepsi tentang jenjang karir dengan kepuasan kerja
dan kinerja perawat RSUD Banyumas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Depok: Tesis tidak dipublikasikan.