Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 12 Februari 2020


Waktu Pelaksanaan : 08.30 – 09.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : MTs Ma’ahid Kudus
Jalan K.H. Muhammad Arwani, Gendang Sewu,
Bakalankrapyak, Kec. Kaliwungu, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah 59332
Narasumber : Ari Ida Cahyani S. Si
Pewawancara : Kelompok 4
- Muhammad Misbahul Munir (1810710041)
- Shabilla Dyah Kinkin (1810710045)
- Tri Indah Puspita Sari (1810710049)
- Ferriana Dien Haq (1810710052)
- Rena Dwi Rahmasari (1810710054)
- Ahmad Bagas Prianto (1810710062)
- Erinda Fajar Erianti (1810710067)
- Nahdiyatul Muslimah (1810710072)
Tema Wawancara : Peran Guru IPA dalam memberikan Bimbingan
Konseling kepada Siswa

Abstrak
Kegiatan observasi ini dilakukan di MTs Ma’ahid Kudus. Artikel ini disusun
untuk mengetahui peranan Guru IPA di MTs Ma’ahid Kudus dalam memberikan
Bimbingan Konseling kepada siswa. Data yang diambil dengan metode
wawancara secara langsung kepada Guru IPA di MTs Ma’ahid dengan
memberikan beberapa pertanyaan. Adapun wawancara yang telah dilakukan pada
hari Rabu, 12 Februari 2020 di MTs Ma’ahid memperoleh hasil bahwa setiap
Guru yang mengajar tentunya berperan aktif memberikan Bimbingan Konseling
kepada Siswa, salah satunya Guru IPA. Akan tetapi pemberian Bimbingan
Konseling yang dilakukan Guru IPA di MTs Ma’ahid masih banyak kendala yang
dihadapi seperti halnya waktu.
Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Peranan, Kendala

Abstract
This observation was done in Ma'ahid Islamic junior high school Kudus. This
article was compiled to find out the role of science teachers in Ma'ahid islamic
junior high school Kudus in providing counseling guidance to students. Data
taken by the method of interviews directly to the science teacher at Ma'ahid
islamic junior high school by giving some questions.The interviews that have
been done on Wednesday, February 12, 2020 in Ma'ahid islamic junior high
school get the results that every teacher who teaches is certainlyhave active role in
providing counseling guidance to students, one of them are science teachers.
However, the guidance of counseling by science teachers in Ma'ahiid islamic
junior high school is still a lot of obstacles faced such as the time.
Keywords : Guidance Counseling, Role, Obstacles

Manusia merupakan makhluk sosial, sebagai makhluk sosial manusia


tentunya membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bukan hanya berkaitan dengan sandang, pangan, dan papan lebih jauh lagi mereka
membutuhkan bantuan secara khusus untuk menghadapi masalah dalam
kehidupannya. Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan untuk mengatasi
masalah serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang ada. Bimbingan tersebut
dilaksanakan oleh konselor terhadap seseorang (konseli) melalui proses
wawancarauntuk mencapai perkembangan yang optimal, yang disebut sebagai
bimbingan konseling.
Bimbingan semacam itu pun biasanya dapat kita temui di sekolah. Yang
dapat membantu siswa untuk memecahkan masalahnya. Mereka biasanya
didampingi seorang guru BK sebagai konselor. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa guru pada mata pelajaran lain pun dapatberperan sebagai
konselor tersebut. Begitu pula guru mata pelajaran eksakta sebagaimana IPA
sekalipun. Melalui wawancara kami bersama seorang narasumber, Mengatakan
bahwa guru non BK pun dapat berperan didalamnya. Meskipun bukan pada
permasalahan berat, tetapi lebih pada suatu hal yang bersifat penertiban ataupun
ringan. Bimbingan ini dapat berupa peneguran ataupun menumbuhkan minat
siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
Beliau merupakan salah seorang tenaga pengajar di Mts Ma'ahid,
Kaliwungu Kudus, yang bernama Ibu Ari Ida. Berdasarkan penuturan beliau
sebagai guru pengampu mata pelajaran IPA, beliau juga memberikan peran-peran
bimbingan konseling semacam itu. Sebagaiman peran guru yang menggantikan
posisi orang tua. Di Mts Ma’ahid itu sendiri ada Bina Karakter, sebagai wali kelas
guru juga membina siswa agar berkarter lebih baik, serta mengetahui masalah-
masalah yang sedang di hadapi. Masalah yang terjadi meliputi Prestasi, Teman,
Ekonomi. Meskipun bukan pada taraf yang tinggi, tetapi yang berkaitan dengan
ketertiban dalam proses belajar mengajar di kelasnya. Pada hal yang mendasar
sebagaimana ketertiban dalam berpakaian siswanya. Beliau menekankan untuk
selalu berpakaian rapi sebagaimana baju seragam yang dimasukkan bagi laki-laki,
ataupun jilbab yang rapi bagi siswa perempuan. Hal-hal yang terlihat sederhana
ini nantinya juga akan membentuk karakter siswa.
Selain itu beliau juga memberikan dorongan terhadap masalah minat siswa
terhadap pelajaran yang diampunya. Sebelum pelajaran dimulai pun beliau selalu
menggiring pemikiran siswanya untuk tidak menganggap pelajaran IPA sebagai
pelajaran yang tidak menyenangkan dan sulit.Sebagaimana pelajaran eksakta
lainya, pelajaran IPA pun sering dianggap sulit dan rumit. Padahal kunci dari
kemudahan suatu pelajaran adalah rasa senang itu sendiri. Beliau selalu
memberikan mindset kepada siswanya bahwa belajar IPA itu menyenangkan, jika
kita sudah memiliki rasa senang ataupun suka dengan pelajaran ini tentunya kita
akan menjadi ikhlas dalam mempelajarinya. Dengan keikhlasan sesuatu yang
rumit pun bisa kita jalankan dengan mudah.Di setiap awal tahun beliau selalu
memberikan motivasi untuk membuat siswanya senang belajar IPA. Sedangkan di
akhir tahun beliau menekankan untuk bersyukur atas hasil yang diperoleh.
“Apapun hasilnya, itu adalah hasil dari kalian sendiri. Yang bisa merubah hasil itu
ya kalian sendiri. Apapun hasilnya , kamu jangan terus menyalahkan dirimu,
meskipun buruk, kamu harus terima, dan kamu harus memperbaikinya, dan kalau
hasilnya baik kamu harus bersyukur” tegas beliau.
Sebagai guru IPA beliau juga dituntut untuk mampu melihat potensi dari
dalam diri siswa. Siapa yang memiliki minat tinggi dalam bidang IPA misalnya
dengan hasil belajar mereka. Siswa yang memiliki hasil belajar yang baik
nantinya akan diarahkan untuk mengikuti lomba-lomba OSN maupun KSM.
Tentunya dengan pendampingan dan arahan dari beliau. Seringkali guru yang
telah mengajar dari tahun 2012 ini juga memberikan arahan ataupun bimbingan
kepada siswa untuk meneruskan jenjang pendidikan yang berikutnya. Karena
kebanyakan dari mereka justru belum memiliki arah ataupun tujuan untuk
nantinya menjadi apa.
Di Sekolah Ma’ahid ini terdapat pula laboratorium IPA, namun karena
sedang dalam perbaikan, maka ketika pelaksanaan praktikum alat yang
dibutuhkan dari lab dibawa ke kelas. Guru IPA Bu Ari Ida ini memberikan
kepercayaan penuh kepada siswanya, agar siswanya bisa memiliki rasa
tanggungjawab untuk menggunakan alat praktikum dari lab tersebut. Beliau juga
menekankan jika baik dari kelas 7-9 setidaknya harus melakukan praktikum,
walaupun pelaksanaannya belum maksimal. Dengan alasan seperti yang beliau
ungkapkan, “dengan praktik, siswa akan lebih punya memori/ingatan yang lebih
lama dalam mengingat materi pelajaran tersebut”. Namun beliau tetap berusaha
menyampaikannya dengan baik. Selanjutnya beliau juga melatih siswanya untuk
membuat laporan praktikum sejak mereka kelas 7. Dengan begitu siswa akan
lebih banyak membaca, dan menulis, walaupun mereka tidak sempurna dalam
melakukannnya namun bagi beliau itu sudah sangat baik, daripada hanya sekedar
praktikum saja dan menjelaskannya dengan metode ceramah yang bisa jadi
membuat siswanya cepat bosan dan menganggap bahwa IPA itu membosankan
dan monoton.
Mengetahui kondisi dari tiap siswa merupakan hal yang sangat penting.
Mungkin ada hal yang mengganggu konsentrasi atau semacamnya, yang dapat
mengganggu proses belajar mereka.Sebagai contoh kurangnya konsentrasi siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan adalah ketika mereka mulai meletakkan
kepala mereka di meja ( glosoran ingin tidur ). Ini merupakan salah satu hal yang
tidak di sukai oleh beliau.Mayoritas dari mereka yang melakukan hal tersebut
ketika ditanya, mereka memberikan alasan yang sama, yaitu belum sarapan.
Melihat latar belakang kebanyakan siswa yang tinggal di pondok, kemungkinan
bukan karena tidak ada makanan. Melainkan mereka belum terbiasa dengan
lingkungan baru mereka. Dan mereka akan beralasan bahwa makanan tersebut
tidak enak dan sebagainya. Padahal mereka hanya butuh waktu untuk beradaptasi
dengan lingkungan dan kebiasaan jauh dari orang tua. Dari sini menunjukkan
bahwa mengetahui latar belakang siswa merupakan hal yang penting pula.
Sejauh ini pun tidak ditemukan masalah yang cukup besar akhir-akhir ini.
Hanya masalah ketertiban saja yang umum terjadi. Berupa kerapian dalam
berpakaian, serta konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. Jika terjadi masalah
yang lebih besarpun mereka akan lebih diarahkan untuk bertemu dengan guru BK.
Bimbingan konseling di madrasah ini juga berjalan dengan baik, meskipun tidak
masuk dalam mata pelajaran tersendiri. Biasanya guru BK akan masuk ke kelas
pada hari tertentu atau mereka akan dipanggil ke kantor BK untuk mendapatkan
bimbingan, maupun bantuan untuk masalah yang mereka hadapi. Pembinaan
terhadap materi reproduksi dan zat adiktif diberikan setiap tahunnya oleh
Puskesmas Kaliwungu Kudus. Dengan menyelenggarakan penyuluhan reproduksi
serta sel adiktif terhadap siswa kelas 9, dengan jumlah yang dibatasi.

Anda mungkin juga menyukai