Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRESENTASI

“Tugas dan Fungsi serta Peranan Guru dalam Dunia Pendidikan”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Profesi Kependidikan”
Dosen pengampu:
Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D / Amberansyah, S.Pd., M.Pd.

Kelas 4B
Oleh Kelompok 1 :
1. Rahimah 1910125220007
2. Wulan Maulidasari 1910125220052
3. Raudatun Inayah 1910125220082
4. Melly Wati 1910125220092
5. Muhammad Sugiyannor 1910125310064
6. Esty Fahlupi Yurinda 1910125320027
7. Lidya wati 1910125320052

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN
2021
LAPORAN PRESENTASI KELOMPOK 1 PROFESI KEPENDIDIKAN

Moderator : Muhammad Sugiyannor (1910125310064)

Notulen : Try Suci Septiana (1910125220002)

Presentasi : Google Meet

Hari, Tanggal : 23/02/2021

A. PERTANYAAN

1. Nizmatullayla (1910125120007)

Bagaimanakah peran guru menghadapi siswa yang bermasalah?

2. Awalia Rizky Ananda (1910125220047)

Bagaimana jika kode etik guru dilanggar, apakah ada sanksi dari

pelanggaran tersebut. Jika iya jelaskan, dan jika tidak jelaskan pula,

serta upaya apa saja yang harus dilakukan agar kode etik guru dapat

terlaksana dengan baik?

3. Hennie Ananda (1910125120027)

Sering ditemukan beberapa kejadian dimana ketika anak terlambat,

guru tidak mengijinkan anak tersebut masuk kelas untuk mengikuti

pembelajaran dengan tujuan memberikan efek jera. Tetapi imbasnya

anak tidak mendapat haknya untuk belajar. Jadi menurut kalian apakah

tindakan tegas guru tersebut termasuk mendidik dan apakah

diperbolehkan?
4. Siti Fatimah (1910125220117)

Saat ini banyak guru tidak lagi memiliki jiwa (untuk)

mencerdaskan masyarakat. Guru hanya sebatas profesi untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi. Bahkan guru tidak lagi disebut. Guru

hanya menerima gaji, tetapi tidak pernah mendidik dan mengajar anak-

anak di tempat tugasnya. Bagaimana tanggapan kalian ttg hal tersebut?

Dan berikan solusi nya agar peran guru sebagai pendidik dapat

terlaksana dengan baik?

5. Nurul Azmy (1910125120017)

Bagaimana pendapat kalian tentang guru-guru yang selama ini

hanya datang untuk absen dan langsung memberi tugas, lalu duduk

sambil menunggu waktu pelajaran selesai tanpa memberi penjelasan

apapun tentang pelajaran yang dibawakan. Apakah mereka juga di

sebut pendidik yang profesional? dan adakah solusi agar masalah

tersebut dapat diatasi karena kejadian seperti itu sudah banyak terjadi.

6. Muhammad Iqbal (1910125210014)

Seperti yang dijelaskan di ppt kalian, guru itu harus suci dan

bersih. lantas, mengapa masih banyak oknum guru yang melakukan

tindak kriminal terhadap peserta didik mereka sendiri, contohnya

pelecehan seksual yang kian marak terjadi. pertanyaan, mengapa bisa

oknum guru seperti itu bisa ada di lingkungan pendidikan? apakah ada

yang salah dalam sistem pendidikan di sekolah tersebut atau

bagaimana?
B. JAWABAN

1. Dijawab oleh Esty Fahlupi Yurinda (1910125320027)

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan

berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat

mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka,

sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang

sebagai individu yang mandiri dan produktif.

Siswa akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat dan

bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan

membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan

potensi, minat dan bakatya. Inilah makna peran sebagai pembimbing.

Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada

kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa

yang dibimbingnya.

Guru yang mampu menjalankan perannya dengan baik,

membentuk pribadi peserta didiknya sehingga tumbuh berkembang

dengan baik,sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.Pada

kenyataanya setiap guru belum mampu menjalankan peranannya

dengan baik. Dalam proses belajar mengajarnya hanya memberikan

materi-materi tanpa adanya penanaman kepribadian pada diri peserta

didik.
Ditambahkan oleh Muhammad Sugiyannor (1910125310064)

Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apa bila tidak segera

diatasi tentunya akan menghambat proses belajar siswa dan akan

berdampak pada pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Siswa akan

berhasil dalam proses belajar apabila siswa itu tidak mempunyai

masalah yang dapat berpengaruh proses belajar nya. Jika terdapat

siswa yang mempunyai masalah dan permasalahan siswa tersebut tidak

segera ditemukan solusi nya. Siswa akan mengalami kegagalan atau

kesulitan belajar yang dapat mengakibatkan rendah prestasinya /tidak

lulus, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar. Karena salah

satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai prestasi belajar

yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pendidikan

yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa. Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu

sekolah. Untuk itu, sebagai seorang guru atau pun pendidik kita harus

mengetahui kondisi siswa agar tercipta proses pembelajaran yang baik

dan kondusif.

Adapun upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi

siswa yang bermasalah dalam proses pembelajaran yaitu :1).

Melakukan pendekatan terhadap siswa, 2). Pencarian data tentang


masalah yaitu dengan berkomukasi dengan orang tua siswa dan wali

kelas, 3). Melakukan konsultasi secara pribadi. Dengan di adakan nya

upaya seperti itu diharapkan bisa mengurangi masalah-masalah yang

ada pada siswa.

2. Dijawab oleh Rahimah (1910125220007)

Iya, jika kode etik guru dilanggar maka guru akan dikenakan

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Pelanggaran

ini bisa didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma moral

yang terkandung di dalam kode etik berkaitan dengan profesi gurunya.

Pelanggaran bisa berupa pelanggaran ringan, sedang, sampai berat.

Setiap guru yang melanggar kode etik akan mendapatkan sanksi sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pihak yang berwenang

untuk merekomendasikan sanksi pada pelanggaran kode etik adalah

Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Pemberian sanksi harus bersifat

objektif, tidak diskriminasi, dan tidak bertentangan dengan dasar

organisasi profesi dan perundang-undangan. Jika seorang guru

melakukan pelanggaran kode etik, artinya guru tersebut telah

melanggar sumpah atau janji guru yang pernah diucapkan. Sanksi

tersebut diberikan merupakan upaya pembinaan kepada guru yang

melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat

profesi guru.
Upaya-upaya untuk mewujudkan kode etik guru agar dapat

terlaksana dengan baik yaitu dengan harus memperhatikan beberapa

faktor berikut ini, antara lain:

1. Pendidikan dan kualitas pribadi guru

Dalam kode etik guru, Pendidikan dan kualitas pribadi guru harus

diperhatikan dengan baik. Misalnya dalam suatu sekolah, seorang

kepala sekolah harus memerhatikan dengan sungguh-sungguh

pendidikan dan kualitas guru yang berada di sekolahnya. Misalnya ada

guru yang kualitasnya kurang, maka sebagai seorang kepala sekolah,

maka ia harus memberikan pelatihan-pelatihan terhadap guru tersebut

agar kualitas guru tersebut semakin meningkat.

2. Sarana dan prasarana pendidikan

Nah, selain dari kualitas gurunya, sarana dan prasarana pendidikan

juga harus ditingkatkan. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1

menerangkan bahwa pemerintah berkewajiban menyiapkan lingkungan

dan fasilitas sekolah yang memadai secara merata dan bermutu

diseluruh jenjang pendidikan. Jika hal ini terpenuhi, maka guru yang

profesional harus mampu memanfaatkan fasilitas yang ada dalam

rangka terwujudnya manusia seutuhnya sesuai dengan Visi Pendidikan

Nasional.

3. Kedudukan, karier dan kesejahteraan guru

Nah, Kedudukan, karier dan kesejahteraan guru juga harus

diperhatikan pula, karena peran Kedudukan dan kesejahteraan guru


juga dapat memengaruhi kode etik guru. Karir guru adalah kemajuan

dan perkembangan yang dicapai guru dalam profesi keguruan. Karir

guru terbina, apabila selama masa baktinya, pada kurun masa kerja

tertentu guru memperoleh kenaikan pangkat atau golongan dan

kenaikan jabatan sesuai evaluasi yang baku mengenai pengalaman,

kesetiaan dan pengabdian serta kecakapan dan prestasinya. Kenaikan

pangkat tersebut biasanya membawa peningkatan penghasilan dan

kesejahteraan guru yang bersangkutan. Nah Kesejahteraan guru

merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan motivasi kerja guru.

Guru yang memiliki motivasi yang tinggi akan tetap bersemangat dan

bergairah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau tugas

lain yang mereka emban.

4. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan.

Nah, Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan juga harus

diperhatikan jika Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan sudah

berjalan dengan baik dan maksimal, maka kode etik guru akan berjalan

dengan baik.

3. Dijawab oleh Wulan Maulidasari (1910125220052)

Menurut saya tidakan guru tersebut dalam menghukum siswa

sangat tidak efektif, tidak mendidik dan juga tidak memberikan

hukuman yang edukatif bagi siswanya dan masih banyak hukuman

yang bersifat edukatif dan tetap memberikan efek jera siswa yang
terlambat diberi hukuman pembinaan. Misalnya Hukuman bagi siswa

yang terlambat adalah membaca Alquran dan Asmaul Husna, atau

membersihkan lingkungan sekolah.

Kalau sering terlambat baru orang tua siswa dipanggil ke sekolah

untuk ditanyai mengapa anak mereka terlambat dan sama-sama

mencari solusinya kepada orang tua agar anak tersebut tidak terlambat

lagi untuk mengikuti pembelajaran.

Dan jika ada anak yang terlambat masuk dan diberi hukuman tidak

boleh mengikuti pelajaran maka anak tersebut tidak mendapatkan hak

untuk mendapatkan ilmu dalam belajar dan jua anak tersebut jadi

keliaran kemana entah itu kekantin dan sebagainya. Jadi, lebih baik

menggunakan hukuman yang edukatif dan bisa membuat anak jera.

4. Dijawab oleh Raudatun Inayah (1910125220082)

Tujuan mendidik dan mengajar murid adalah untuk mencari

keridhaan Allah. Dalam perjalanannya, kegiatan mengajar adalah

aktivitas menebar ilmu, selalu menegakkan kebenaran, menghalau

datangnya kebatilan, dan mendapatkan manfaat dari ilmu yang didapat.

Tidak akan datang kepandaian kepada murid-murid sekolah melainkan

hanya karena ridho Allah saja. Peran guru hanya sebagai media

perantara transfer ilmu, tidak lebih dan tidak kurang.

Saat ini telah banyak guru yang kehilangan jati dirinya karena

tujuan utama mereka datang ke sekolah adalah untuk mencari nafkah.


Ribuan lulusan perguruan tinggi negeri dan swasta berlomba lomba

mendaftar di sekolah negeri dengan harapan mereka kelak dapat

menjadi pegawai negeri sipil dengan gaji tetap dan tunjangan pensiun.

Maka tidak mengherankan jika dalam praktek ujian CPNS berlaku

uang pelicin sebagai syarat lolosnya rekrutmen. Itulah salah satu

penyebab buruknya output pendidikan di Indonesia saat ini.

Jadi, apakah salah jika motivasi ekonomi seorang guru lebih

menonjol daripada keinginan mencerdaskan anak didik? Itu tidak

sepenuhnya salah. Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan bahwa

niat guru yang didasari untuk mendapatkan gaji dari sekolah akan

mempengaruhi tingkah laku mereka dalam mengajar. Manusia

cenderung berkonsentrasi pada satu jenis benda yang menjadi pola

pikir utamanya. Jika dalam benak guru hanya memikirkan uang saja,

maka uang menjadi ukuran dalam segala tingkah lakunya.

Jadi, untuk para guru di seluruh Indonesia, mari kita ingat lagi

bahwa tujuan awal datang kesekolah adalah untuk mencerdaskan anak

bangsa. Tidak selayaknya tujuan mulia tersebut dikotori dengan

tindakan tidak terpuji lainnya. Ingatlah bahwa kelak Allah akan

meminta pertanggung jawaban dalam mengemban tugas mendidik

murid. Apakah anda sudah cukup puas dengan menerima gaji sebagai

guru atau Anda mengharap ridha Allah dalam mengajar murid agar

kehidupan mereka menjadi lebih baik kelak.


Namun yang perlu kita ingat, tidak semua guru berperilaku seperti

itu, karena masih banyak diluar sana guru yang rela dan ikhlas

mengajar walaupun dengan gaji kecil atau mereka yang masih guru

honorer. Apalagi guru yang mengajar didaerah pelosok, yang mana

mereka membutuhkan ongkos lebih untuk sampai kesekolah,

sedangkan gaji yang mereka dapat masih pas pasan.

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan

identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Jadi solusinya

adalah guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup

tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai

pendidik berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih

lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan

orang dewasa yang lain, moralitas tanggung jawab kemasyarakatan,

pengetahuan dan keterampilan dasar, pemilihan jabatan, dan hal-hal

yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat

disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung

jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak

agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang

ada.

5. Dijawab oleh Melly Wati (1910125220082)


Guru professional, adalah orang atau individu yang memiliki

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga

mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan tingkat

kemampuan yang optimal. guru professional adalah orang yang

terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang

kaya dibidangnya. Terdidik dan terlatih yang dimaksudkan bukan

hanya memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus menguasai

berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar-mengajar, serta

menguasai landasan-landasan kependidikan. Nah tanggapan saya

tentang guru yang hanya masuk untuk absen dan memberikan tugas

kepada siswa itu tidak dapat disebut guru yang profesional karena ia

tidak melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik secara optimal.

kondisi seperti itu juga menjadi bukti bahwa karakter sekolah di negara

ini ketahuan aslinya. Maksudnya, beberapa sekolah ternyata masih

menganggap murid-murid hanya butuh tugas, tetapi tidak diberikan

ilmu yang bisa didiskusikan di dalam kelas. Padahal murid perlu

penjelasan dari tiap2 mata pelajaran yang akan ditugaskan. Anak

sekolah itu nggak cuma butuh soal, tetapi gurunya memang harus

memberikan pelajaran yang didiskusikan dalam kelas agar terjadi

interaksi antara guru dan murid itu.

Solusi untuk kasus seperti itu adalah Penerapan kelas hanya

memberikan tugas itu adalah kesalahan si guru dan kepala sekolah

mesti mengevaluasi tindakan semacam itu. Kepala sekolah itu


pengontrol sekolah secara umum dan dia mesti kontrol gurunya dalam

melakukan sistem pendidikan. Untuk itu peran kepala sekolah sangat

diperlukan dalam mengawasi guru2 yang hanya memberikan tugas

kepada murid.

Ditambahkan oleh Khalawatul Zakiah (1910125120047)

Menurut pendapat saya mereka tidak dapat dikatakan sebagai

pendidik yang profesional, karena seorang pendidik yang profesional

itu harus memiliki tugas sebagai pendidik yang berpusat pada:

a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi

pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar

yang memadai.

c. Membantu perkembangan aspek – aspek pribadi seperti sikap,

nilai-nilai, dan penyusuaian diri

Demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas

sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia

bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa

ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa

sehingga dapat merangsang siswa muntuk belajar aktif dan dinamis


dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. Tuntutan

memenuhi standar profesionalisme bagi guru sebagai wujud dari

keinginan menghasilkan guru-guru yang mampu membina peserta

didik sesuai dengan tuntutan masyarakat, disamping sebagai tuntutan

yang harus dipenuhi guru dalam meraih predikat guru yang profesional

sebagai mana yang dijelaskan dalam jurnal Educational Leadership

(dalam Supriadi D. 1998) bahwa untuk menjadi profesional seorang

guru dituntut untuk memiliki lima hal yaitu:

1) Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya,

2) Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang

diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa.

3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui

berbagai cara evaluasi,

4) Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya

dan belajar dari pengalamannya.

5) Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar

dalam lingkungan profesinya.

Pendidik yang profesional dipersyaratkan mempunyai:

1. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap

masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan.

2. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis

pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan

hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan


proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset

pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan

masyarakat Indonesia.

3. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi

guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan

berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan.

Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi

akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang

kreatif dan dinamis. Hal ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1991)

bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran

guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan

dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang

invitation learning environment

Solusi agar masalah tersebut dapat diatasi yaitu dengan hendaknya

kepala sekolah melakukan pengontrolan/penilaian untuk kegiatan

belajar mengajar setiap kelas agar dapat mengetahui keprofesionalan

masing-masing guru di kelas, walaupun sebentar melakukan

pengontrolan/penilaian, asal dilakukan setiap hari, sehingga proses

kegiatan belajar mengajar didalam kelas berjalan sebagaimana

mestinya.

6. Dijawab oleh Lidya Wati


Sebenarnya tidak ada yang salah dalam dunia pendidikan, semua

yang namanya pendidikan adalah mengajarkan yang baik

mencontohkan yang baik berprilaku baik, bahkan kita dituntut

memberikan atau berprilaku baik untuk dicontohkan. Bahkan sekarang

sudah ada ppg yang bertujuan agar bisa mempersiapkan para guru

yang lebih kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga

pengajar. Hal ini penting untuk dimiliki para guru mengingat

banyaknya permasalahan pendidikan di Indonesia yang perlu diatasi.

Lantas mengapa masih ada saja guru yang melakukan tindakan seksual

bahkan di kalangan sekolah atau pendidikan? Banyaknya kasus

kekerasan seksual ataupun tindakan pelecehan seksual di lingkungan

pendidikan setidaknya membuat lingkungan sekolah sebagai tempat

pendidikan kedua yang awalnya aman dan nyaman bagi anak didik

menjadi tempat yang tidak aman dan nyaman. Apalagi pelakunya

kebanyakan oknum guru/kepala sekolah yang memiliki wewenang

lebih terhadap anak didiknya. Dengan wewenangnya yang lebih

tersebut dapat berbuat semaunya kepada anak didik bahkan celah

terjadi kekerasan seksual dialami anak didik dengan berbagai bentuk

ancaman bisa terjadi sewaktu-waktu yang tentunya membuat anak

didik merasa takut menolaknya ataupun melaporkan apa yang telah

dialaminya.

Berikut ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya tindakan

seksual:
1 Korban mudah ditaklukkan. Pria menganggap bahwa wanita lebih

lemah

2 Hasrat seks yang tidak bisa disalurkan dengan pasangannya. Hal ini

menyebabkan pelaku menyalurkan nafsunya dengan melakukan

pelecehan seksual.

3 Mempunyai riwayat kekerasan seksual saat masih kecil.

4 Pelaku memiliki otoritas atas korban. Misalnya, pelaku merupakan

atasan korban.

5 Terdapat suatu penelitian yang menghubungkan seks dengan

kekuasaan, sehingga pelaku merasa lebih mudah untuk melakukan

dominasi

6 Ketergantungan obat-obatan terlarang dan minuman keras.

7 Sering membaca atau menonton konten-konten porno.

8 Tidak dekat secara emosional dengan keluarga.

9 Faktor kemiskinan.

Cara mengatasi:

Pertama, penguatan pendidikan karakter di lingkungan pendidikan.

Kedua, guru menjadi rule model, bagi murid. Jadi sebisa mungkin

memberikan contoh perilaku yang baik dilingkungan sekolah. Lalu

yang ketiga, korban pelecehan seksual harus show up agar kasus ini

segera diketahui, ditanggapi oleh pihak-pihak yang berwenang dan

ditindaklanjuti ke ranah hukum agar memberikan efek jera terhadap

pelaku pelecehan seksual.


Ditambahkan oleh Muhammad Sugiyannor (1910125310064)

Penanaman etika dan moral sangat penting bagi para guru sebagai

tenaga pendidik untuk menghindari tindakan asusila yang dilakukan

oleh guru kepada siswinya.

"Pelecehan siswa sekolah dasar adalah tindakan yang sangat tidak

terpuji. Jika pelaku terbukti melakukan pelecehan tersebut maka harus

ada sanksi hukum yang berat. Sebab, perilaku yang tidak terpuji

tersebut akan mengakibatkan trauma berkepanjangan pada korban.

Solusi terhadap masalah ini adalah penataan ulang tenaga

pendidikan terutama pada tingkat dasar dan menengah berupa

peningkatan kemampuan akademik dan sekaligus penguatan nilai-nilai

moral dan etika karena itu sangat menentukan keberhasilan proses

belajar di sekolah. Artinya, di samping mendapat ilmu pengetahuan

siswa juga mendapatkan rasa aman dan menyenangkan dalam belajar.

"Selain itu, sekolah memerlukan sistem yang bisa mengawasi

perilaku guru sehingga hal seperti ini tidak terulang karena saat ini

pengawasan yang berjalan masih lemah. Siswa juga perlu dimotivasi

untuk berani melapor jika ada tindakan guru yang kurang patut,".

Kasus pelecehan atau tindakan asusila ini bisa terjadi, tidak lepas

dari sangat banyaknya atau mem-bombardir-nya informasi seksual di

media yang dapat dengan mudah dijumpai masyarakat.


"Tindakan asusila ini bisa dilakukan oleh seorang guru di sekolah

karena guru mempunyai otonomi untuk lebih berkuasa kepada anak

didiknya,".

Penanaman nilai-nilai agama, etika, dan norma perlu juga

ditanamkan kepada siswa dalam pergaulan di sekolah atau pun

lingkungan luar serta komunikasi yang lebih intensif antara orang tua

siswa dengan guru untuk memantau perkembangan siswa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai