Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN GEOMETRIK RUNWAY

BANDARA DI KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR

TUGAS MATAKULIAH TEKNIK LAPANGAN TERBANG

DIKERJAKAN OLEH:
BESTANANDA FILARTANA 135060109111001
LEONARD PRASETIO 115060100111064
MUFIDZ AKBAR RIZQIAN 115060101111031
TOSAR WANUNENDA P. 115060107111041
MUHAMMAD JUPRI P. K. 115060107111023

……………………………………………………………

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
MALANG
2015
PERENCANAAN GEOMETRIK RUNWAY
BANDARA DI KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR

A. Kabupaten Pacitan
Kabupaten Pacitan terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur, dengan letak
geografis berada antara 110˚55’ - 111˚25’ BT dan 7˚55’ - 8˚17’ LS. Wilayahnya
berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, Samudra
Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Kabupaten Pacitan
memiliki topografi datar hingga bergunung, dengan elevasi 7 m – 1200 m di atas
permukaan air laut.

Peta Lokasi Kabupaten Pacitan

Kabupaten Pacitan seperti daerah lainnya di Pulau Jawa dipengaruhi oleh iklim tropis
dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan pencatatan 24 tahun
terakhir curah hujan mencapai 2300 mm per tahun. Curah hujan bulanana maksimum rata-
rata 53 mm yang terjadi pada bulan Agustus. Suhu 26,4˚C – 31,3˚C, sedangkan kecepatan
angin 30 – 50 km/jam.

B. Rencana Lokasi Bandara


Bandara direncanakan dibangun di bagian tenggara dari Kecamatan Pacitan,
Kabupaten Pacitan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Pacitan, Kecamatan Pacitan
elevasinya yaitu 7 m di atas permukaan laut.
Rencana Lokasi Bandara

Peta Lokasi Rencana Bandara di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

C. Pesawar Rencana (Aircraft Design)


Pesawat rencana yang akan beroperasi di Bandara Pacitan yaitu:

Boeing 737-900ER

Pesawat 737-900ER

Karakteristik Pesawat 737-900ER


a) Kecepatan terbang : 420 knot (780 km/h)
b) Mesin : 2 mesin turbofan, antara 64,4 kN sampai 117,3 kN per
mesin, dan jenis mesinnya adalah CFM International
CFM56-7
c) Jangkauan jelajah : 3200 mil laut (5925 km)
d) Panjang sayap : 34,3 m (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan)
e) Panjang pesawat : 42,1 m
f) Tinggi ekor : 12,5 m
g) Berat saat take off : 85139 kg (maksimum)
h) Berat saat landing : 71350 kg (maksimum)
i) Kapasitas : 174 hingga 215 penumpang
j) ARFL : 2256 m

ATR 72

Pesawat ATR 72

Karakteristik Pesawat ATR 72


a) Kecepatan terbang : 276 knot (511 km/jam)
b) Mesin : 2 x Praff dan Whiney Canada PW127F/M
c) Jangkauan jelajah : 932 mil laut (1500 km)
d) Panjang sayap : 27,05 m (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan)
e) Panjang pesawat : 27,16 m
f) Tinggi ekor : 7,65 m
g) Berat saat take off : 23000 kg (maksimum)
h) Berat saat landing : 22350 kg (maksimum)
i) Kapasitas : 68 hingga 74 penumpang
j) ARFL : 1408 m

D. Perencanaan Runway
Runway digunakan untuk mendarat (landing) dan tinggal landas (take off) pesawat
terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki MTOW
(Maximum Take Off Weight) terbesar dari pesawat rencana. Pesawat rencana yang
beroperasi di Bandara Pacitan yaitu Boeing 737-900ER dan ATR 72. Di antara kedua
pesawat tersebut yang mempunyai MTOW terbesar yaitu Pesawat Boeing 737-900ER.
Oleh karena itu, pesawat rencana yang akan digunakan dalam perencanaan panjang runway
adalah Boeing 737-900ER.
Dari karakteristik pesawat Boeing 737-900ER, maka kode pesawat sesuai dengan
ketentuan Aerodrome Reference Code yaitu 4C. Kode 4 untuk ARFL lebih dari 1800 m,
sedangkan kode huruf C berarti Pesawat Boeing 737-900ER mempunyai wingspan 34,3 m
yaitu di antara 24 m – 36 m.

Orientasi Arah Runway


Arah runway direncanakan 05 – 23 atau 50˚ - 230˚
Panjang Runway
Data kondisi lapangan yang dibutuhkan untuk perencanaan adalah sebagai berikut:
Elevasi :7m
Temperatur : 26,4˚C – 31,3˚C
Slope : 0,2 %
ARFL Boeing 737-900ER : 2256 m
Kecepatan angin : 30 – 50 km/jam (16 knot – 27 knot)
Panjang runway terkoreksi adalah ARFL pesawat kritis yang dikoreksi terhadap elevasi,
temperatur, dan slope.
Perhitungan panjang runway:
a) Koreksi terhadap elevasi (Fe):
h
Fe = 1  7% x
300
7
= 1  7% x
300
= 1,002
b) Koreksi terhadap temperatur (Ft):
Diambil temperatur tertinggi, dikarenakan jika semakin tinggi temperatur semakin
panjang runway-nya. Temperatur tinggi akan menyebabkan kepadatan (density) udara
yang rendah, menghasilkan output daya dorong yang rendah.
Ft = 1 + 0,01 x [T – (15-0,0065 x h)]
= 1 + 0,01 x [31,3 – (15 – 0,0065 x 7)]
= 1,163
c) Koreksi terhadap kemiringan lintasan (Fs):
Fs = 1 + 0,1 S
= 1 + 0,1 x 0,2
= 1 + 0,02
= 1,020
d) Koreksi terhadap faktor angin permukaan:

Tabel Persentase Pengaruh Angin Permukaan


Kekuatan Angin Persentase Pertambahan/Pengurangan
+5 -3
+10 -5
-5 +7
Sumber: Horonjeff, 1983

Setelah dilakukan koreksi terhadap faktor di atas, maka panjang runway menjadi:
Lr = ARFL x Fe x Ft x Fs
Lr = 2256 x 1,002 x 1,163 x 1,020 – 5
= 2676,554 m
= 2680 m → panjang runway untuk Bandara Pacitan
Menghitung panjang runway yang dibutuhkan Pesawat ATR 72, seperti langkah
perhitungan di atas.
a) Koreksi terhadap elevasi (Fe):
h
Fe = 1  7% x
300
7
= 1  7% x
300
= 1,002
b) Koreksi terhadap temperatur (Ft):
Diambil temperatur tertinggi, dikarenakan jika semakin tinggi temperatur semakin
panjang runway-nya. Temperatur tinggi akan menyebabkan kepadatan (density) udara
yang rendah, menghasilkan output daya dorong yang rendah.
Ft = 1 + 0,01 x [T – (15-0,0065 x h)]
= 1 + 0,01 x [31,3 – (15 – 0,0065 x 7)]
= 1,163
c) Koreksi terhadap kemiringan lintasan (Fs):
Fs = 1 + 0,1 S
= 1 + 0,1 x 0,2
= 1 + 0,02
= 1,020
d) Koreksi terhadap faktor angin permukaan:

Tabel Persentase Pengaruh Angin Permukaan


Kekuatan Angin Persentase Pertambahan/Pengurangan
+5 -3
+10 -5
-5 +7
Sumber: Horonjeff, 1983

Setelah dilakukan koreksi terhadap faktor di atas, maka panjang runway menjadi:
Lr = ARFL x Fe x Ft x Fs
Lr = 1408 x 1,002 x 1,163 x 1,020 – 5
= 1668,594 m
= 1670 m → panjang runway untuk Pesawat ATR 72

Perhitungan Lebar Runway


Penentuan lebar runway dilihat berdasarkan kode tipe pesawat rencana seperti yang tertera
pada tabel di bawah ini:

Tabel Lebar Runway (Width) berdasarkan Code Number


Catatan :
1a. Lebar runway dapat dikurangi hingga 15 m atau 10 m tergantung dari luas yang
dibatasi pada pesawat jenis kecil /small aeroplane.
2. Pengoperasian yang diijinkan untuk pesawat landing atau take off dimana lebar
runway harus lebih kecil atau lebih panjang daripada minimum lebar yang sesuai
dengan code letter pesawat. Jika Precision Approach

Berdasarkan ketentuan di atas maka, lebar runway minimum untuk pesawat rencana
Boeing 737-900ER yang memiliki kode 4C adalah 45 m

Runway Shoulder/Bahu Runway


Bahu landasan harus dibuat secara simetris pada masing-masing sisi dari runway dan
kemiringan melintang maksimum pada permukaan bahu landasan pacu 2,5%.

Tabel Runway shoulder

Berdasarkan ketentuan di atas maka, lebar shoulder runway untuk pesawat rencana Boeing
737-900ER yang termasuk golongan pesawat 4 adalah 7,5 m untuk sisi kanan dan kiri.

Runway Strip
a) Panjang runway strip
ICAO mensyaratkan panjang runway strip yang digunakan sebagai desain adalah
60 m
b) Lebar runway strip
Lebar runway strip dengan precission approach runway maupun dengan non-
prescission approach runway yang digunakan sebagai desain adalah 150 m.
c) Kemiringan longitudinal
Kemiringan longitudinal runway strip yang digunakan sebagai desain adalah 1,5%.
d) Kemiringan transversal
Kemiringan transversal runway strip yang digunakan sebagai desain adalah 2,5%.

Runway End Safety Area (RESA)


Runway End Safety Area (RESA) terletak di kedua sisi ujung runway strip. Ukuran RESA
yang direncanakan adalah:
a) Panjang RESA
Area keamanan ujung landasan untuk pesawat golongan 4, ICAO menyarankan
panjang minimum 240 m.
b) Lebar RESA
Lebar RESA, FAA menyarankan lebar minimum 150 m.
c) Kemiringan RESA
Kemiringan harus sedemikian rupa di bawah approach surface atau take off climb
surface. Kemiringan ke bawahnya tidak boleh lebih dari 5%.

Clearway
Clearway terletak di masing-masing ujung runway. Panjang clearway adalah:
a) Panjang clearway
Panjang maksimum dari clearway adalah setengah dari panjang runway yang
digunakan untuk Take Off Run Available (TORA)
Clearway = ½ x 2680 m = 1340 m
b) Lebar clearway
Clearway ditambah secara lateral 75 m dari tiap sisi dan garis tengah runway.
c) Kemiringan clearway
Kemiringan dari clearway tidak boleh lebih dari 1,25%.

Stopway
Stopway terletak pada ujung runway. Lebar stopway sama dengan lebar runway yaitu 45 m
dan panjang stopway diambil sebesar 60 m.

Declared Distances
Declared distances adalah jarak yang diinformasikan pada pilot berkenaan dengan keadaan
suatu landasan yang akan dipergunakan oleh pesawat untuk mendarat (landing), maupun
untuk take off. Declared distance ini terdiri dari:
a) Take Off Run Available (TORA): panjang bagian runway yang dapat dipergunakan
untuk pergerakan pesawat yang akan take off.
TORA = Panjang runway terkoreksi (elevasi, temperatur, slope) = 2680 m
b) Take Off Distance Available (TODA): panjang TORA ditambah dengan panjang
clearway.
TODA = TORA + panjang clearway = 2680 + 1340 = 4020 m
c) Accelerate Stop Distance Available (ASDA): panjang TORA ditambah dengan
panjang stopway, bila ada. Ini adalah panjang landasan yang tersedia bagi pesawat
yang membatalkan take off-nya yang dikarenakan kerusakan mesin.
ASDA = TORA + panjang stopway = 2680 + 60 = 2740 m
d) Landing Distance Available (LDA): panjang bagian runway yang dinyatakan dapat
digunakan untuk pergerakan pesawat yang akan mendarat (landing).
LDA = panjang runway – panjang threshold = 2680 – 150 = 2530 m

Anda mungkin juga menyukai