Anda di halaman 1dari 61

PESAN DAKWAH

Oleh :

Muhammad Rafi Kurnia


(B91219115)
Nur Muhammad
Rois (B91219117)
Nurul Hidayah
(B91219118)

Kelas A4
Dosen pengampu
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag

Asisten dosen 1
Ati’ Nursyafa’ah M. Kom. I

Asisten dosen 2
Baiti Rahmawati, M. Sos

1
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan


rahmat dan nikmatNya, sehingga dapat mengerjakan tugas ini.
Sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW.
Terimakasih kepada Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M. Ag dan ibu
Ati’ Nursyafa’ah, M. Kom. i serta ibu Baiti Rahmawati, M. Sos
yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok saya
untuk mengerjakan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki penulis.

Saya berharap buku ini bisa memberikan manfaat


kepada pembaca dan menjadi referensi penulis selanjutnya.

Surabaya, 5 Februari 2020

1
Penulis

2
DAFTAR I
YKata
Pengantar…………………………………………………i
Daftar Isi....................................................................................ii
BAB I: PENGERTIAN
A. Pengertian Pesan.............................................................1
B. Pengertian Dakwah.........................................................3
C. Pengertian Pesan Dakwah...............................................4
BAB II: JENIS, TEMA, KARAKTERISTIK DAN
SISTEMATIK PESAN DAKWAH..........................................15
A. Jenis-Jenis Pesan Dakwah............................................15
B. Tema Tema Dalam Pesan Dakwah...............................21
C. Karakteristik Pesan Dakwah.........................................36
D. Sistematika Pesan Dakwah...........................................43
BAB III: PENUTUP................................................................50
A. Kesimpulan...................................................................50
B. Saran.............................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...............................................................52

3
4
BAB I

PENGERTIAN

A. Pengertian Pesan

Secara bahasa pesan adalah perintah, nasihat,


permintaan, amanat yang disampaikan. Dalam dunia
komunikasi pesan adalah isi atau maksud yang akan
disampakan1. Pesan adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari
seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun
kelompok yang dapat berupa buah pikiran, keterangan,
pernyataan dari sebuah sikap.

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk


membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh
komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan
sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-
gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.2 Mad’u (komunikan)
tidak dapat mengerti apa yang disampakan kepada mereka,

1 Asep Samsul M. Romli. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis, Halaman


Buku Online, dilihat 15 Februari 2020,
https://www.scribd.com/doc/236118671.
1
sebelum da’i (komunikator) membuatnya kongkrit dengan
menggunakan salah satu bentuk atau lambang lambang
komunikasi tersebut.

Lambang komunikasi sebagai perwujudan kongkrit


dalam pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non
verbal. Pesan verbal umumnya berupa gambar, tulisan, dan
lisan. Sedangkan pesan non verbal adalah selain yang tersebut
sebelumnya, bisa berupa bahasa tubuh, gerak tubuh, ekspresi
wajah, gerak tangan, senyum, kernyitan dahi, kedipan mata,
aksesoris yang digunakan, pakaian yang dikenakan, perhiasan
yang ditempel, cara berjalan, cara berbicara, perbuatan dan
retorika saat berbicara termasuk simbol dan gambar yang
dijadikan sebagai informasi. Pesan non verbal biasa digunakan
untuk menguatkan, melengkapi, mepertegas pesan verbal.
Kedua lambang komunikasi ini sangat penting untuk
dipadukan dalam menyampaikan dakwah. Hal tersebut
dilakukan agar tidak terhindar dari kegagalan berkomunikasi.3

2Rayudaswati Budi. Pengantar Ilmu Komunikasi, Halaman Buku Oline,


dilihat 16 Februari 2020, https://www.academia.edu/36452157.

3 Enung Asmaya, “Faktor Personal dan Situasional Penerimaan Pesan


Dakwah,” Komunika, vol. 10, no. 1, 2016, 52
2
3
B. Pengertian Dakwah

Kata da’wah secara etimologi di ambil dari bahasa arab


kata kerja), َ‫يديعيييىَ – يييييددععوُ – يددعييييوُة‬, yang berarti memanggil,
mengajak atau menyeru. Ajakan yang dimaksud adalah ajakan
kepada Islam atau ajakan Islam dan yang dimaksud dengan
seruan adalah seruan kepada Islam atau seruan Islam. 4 Secara
terminologis (istilah) dakwah dimaknai sebagai aspek positif
berupa ajakan, yaitu keberkahan di dunia dan keselamatan di
akhirat.5 Dakwah dapat diartikan sebagai aktualisasi atau
realisasi dari salah satu fungsi kodrati seorang muslim, yaitu
fungsi kerisalahan berupa proses pengondisian agar seseorang
atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani dan
mengamalkan Islam sebagai ajaran dan pandangan hidup.6

4 Kementrian Agama. Manajemen Dakwah, Halaman Online, dilihat 13


Februari 2020, http://simbi.kemenag.go.id/pustaka.

5 Dr. Abdul Pirol. Komunikasi dan Dakwah Islam, Halaman Online, dilihat
14 Februari 2020, http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

6 Mubasyaroh, “Strategi Dakwah Persuasif Dalam Mengubah Prilaku


Masyarakat,” Academic Journal for Homiletic Studies, vol. 11, no. 2, 2017,
312
4
Banyak para ahli ilmu dakwah yang mendefinisikan dakwah
sesuai dengan tinjauan dan maksudnya masing masing. Dan
telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.

C. Pengertian Pesan Dakwah

Dapat diambil kesimpulan mengenai pesan dakwah


adalah sebuah perintah (ajakan), atau nasihat yang disampakan
kepada orang lain berupa informasi mengenai ajaran islam
dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol- simbol yang dapat
dimengerti mad’u. Pesan atau materi dakwah adalah seluruh
ajaran Islam (syari’at Islam).7

Hal ini bisa dilihat dalam berbagai ayat Al-Quran,


antara lain:

ِ‫صاَلمححاَ يويقاَيل إمننمنيِ ممنِ ادلعمدسلممميِين‬ ‫يويمدنِ أيدحيسعنِ قيدوُحل ممنمدنِ يديعاَ إميلىَ ن‬
‫ام يويعمميل ي‬

“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada


orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang

7 Asep Samsul M. Romli. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis, Halaman


Buku Online, dilihat 15 Februari 2020, https://www.scribd.com/doc/.
5
saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang menyerah diri?" (Q.S Al-Fushshilat : 33)

Pesan yang baik memiliki imbauan atau ajakan yang


jelas.8 Imbauan tersebut adalah sentuhan pesan yang
disampaikan. Dalam pesan dakwah maka inti yang ada di
dalamnya adalah tentang amar ma’ruf, nahi munkar dan al-
khayr (Sesuatu yang sangat diinginkan). Ma’ruf yaitu setiap
perbuatan yang bisa tentukan baiknya perbuatan itu oleh akal
sehat atau syari’at, khayr adalah suatu kebajikan yang sangatt
diharapkan sekali oleh umat manusia, seperti akal(kecerdasan),
keadilan, keutamaan dan sesuatu yang bermanfaat.9 Seorang
da’i harus bisa mengemas sedimikian rupa agar tujuan dari
pesan dakwah tersebut dapat tersampaikan secara holistik
kepada mad’u. Ada beberapa imbauan yang bisa dipilih,
misalnya imbauan rasional, imbauan emosional, imbauan
motivasional, imbauan harapan dan imbauan takut.

8 Enung Asmaya, “Faktor Personal dan Situasional Penerimaan Pesan


Dakwah,” Komunika, vol. 10, no. 1, 2016, 50

9 Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah: Respon Da’i Terhadap


Dinamika Kehidupan Beragam di Kaki Ciremai. (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2011), 6
6
Astrid menjelaskan bahwa ada proses meyakini suatu
pesan, yang oleh Berlo disebut proses hubungan antara harapan
dan manfaat.10 Sesuatu yang disampaikan berupa dakwah Islam
tersebut bisa di terima oleh mad’u (komunikan) apabila
mempunyai harapan akan memperoleh manfaat dari da’i
(komunikator). Pesan (materi) dakwah merupakan salah satu
dari unsur dakwah memiliki peranan penting sebagaimana
unsur dakwah lainnya sebagai penunjang keberhasilan dakwah.
Oleh karena itu, dalam penyampaiannya harus dilakukan secara
sistematis dan bertitik tolak dari tema tema yang aktual serta
relavan dengan situasi dan kondisi umat Islam.11

Secara garis besar pesan dakwah berisikan tiga pokok


pilar Islam atau yang biasa disebut dengan trilogi Islam, yakni
akidah, syariah dan ahlak yang akan dijelaskan lebih lanjut
dalam pembahasan tema dakwah. Cangkupan materi dakwah
yang sangat luas tersebut sangat mempengaruhi kondisi
keislaman mad’u, dengan begitu da’i harus menyampaikan

10 Kustadi Suhendang. Ilmu Dakwah Prespektif Komunikasi, Halaman Buku


Online, dilihat 15 Februari 2020, http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

11 Dr. Abdul Pirol. Komunikasi dan Dakwah Islam, Halaman Online, dilihat
14 Februari 2020, http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.
7
pesan dakwah tersebut dengan jelas, lengkap dan sempurna,
semakin jelas pesan dakwah yang disampaikan semakin baik.
Begitu juga sebaliknya, pemahaman atau materi dakwah yang
disampaikan secara parsial justru mengundang masalah baru
berupa pemahaman yang dangkal, dapat juga keliru, bahkan
berpeluang mengarah pada radikalisme.12 Materi dakwah yg
berisikan totalitas ajaran Islam itu harus dijelaskan kepada
mad’u tentang beberapa keistimewaannya yang berlainan
dengan ajaran ajaran agama lain agar mereka lebih tertarik
untuk mengikuti ajaran Islam tersebut.13 Pesan dakwah juga
memuat berbagai motivasi kepada manusia agar memiliki
semangat mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.14

Pesan dakwah ini dalam Al-Qur’an diungkapkan


dengan tema yang beraneka ragam yang menunjukan fungsi

12 M. Rosyid Ridho, Afif Rifa’I & Suisyanto. Pengantar Ilmu Dakwah,


Halaman Buku Online, dilihat 17 Februari 2020,
https://zombiedoc.com/pengantar-ilmu-dakwah.html.

13 Hasan Bisri WD, Ilmu Dakwah Pengembangan Masyarakat. (Surabaya:


IAIN SA Press, 2014). 59-60.

14 Thohir luth. M. Natsir: Dakwah dan Pemikirannya, Halaman Buku


Online, dilihat 16 Februari 2020, https://books.google.co.id/
8
kandungan ajaran-Nya, misalnya dalam QS an-Nahl/16: 125
disebut dengan sabîli rabbika (jalan Tuhanmu).15 Pesan
dakwah yang berisi materi dakwah harusnya tertata dengan rapi
dan runtut dalam menyelesaikan berbagai persoalan
masyarakat modern. Pola kehidupan masyarakat modern
cenderung memahami agama secara detail dari setiap persoalan
yang muncul. Oleh karena itu materi dakwah harus mampu
menyelesakan kasus perkasus, dengan terlebih dahulu
menyentuh pikirannya, lalu menyentuh hatinya.16 Dengan
seperti itu mad’u akan lebih mudah untuk menerima isi atau
materi yang tekandung dalam pesan dakwah. Pesan dakwah
yang dapat menimbulkan perhatian adalah pesan dakwah yang
“mudah diperoleh” (avalability) dan karena itu harus
“menyolok perbedaannya” (contras) dengan pesan pesan yang
lain.17

15 Muhsin Hariyanto. Filsafat Dakwah, Halaman Buku Online, dilihat 15


Feruary 2020, http://repository.umy.ac.id/bitstream.

16 Fahrurrozi. Model-Model Dakwah di Era Kontenporer, Halaman Buku


Online, dilihat 11 Februari 2020,
http://repository.uinmataram.ac.id/47/1/Isi.pdf

17 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi.


(Yokyakarta: Graha Ilmu, 2011). 249
9
Jika kita dakwah melalui tulisan maka yang kita tulis
adalah pesan dakwah. Kalaupun dengan lisan maka apa yang
kita omongkan adalah pesan dakwah, bisa juga dengan gambar
maka kita menyisipkan pesan dakwah melalui gambar. Apapun
itu bisa menjadi pesan dakwah asalkan tidak bertentangan
dengan Al-Qur’an. Maka dengan demikian hal yang
bertentangan dengan Al-qur’an bukan termasuk ke dalam pesan
dakwah. Semua orang bisa berbicara tentang moral. bahkan
dengan mengutip dari Al-Qur’an pun boleh akan tetapi jika
tujuannya untuk membenarkan atau dasar dari kepentingan
nafsu semata maka hal tersebut tidak boleh.

Dalam menyampaikan pesan dakwah seorang da’i harus


menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh mad’u, seperti
wahyu dari langit yang disampakan malakat Jibril
menggunakan bahasa Arab. Karena nabi Muhammad Saw. lahir
dan dibesarkan sampai wafat di jazira Arab. (Makkah dan
Madinah).18 Dengan demikian jika mad’u mayoritas paham
bahasa Indonesia maka da’i harus memakai bahasa Indonesia,
jika mayoritas mad’u paham bahasa Madura maka da’i juga

18 Wahyu Ilahi, Lukmanul Hakim, Yusuf Amrozi & Trias Satrio Adhitama,
Komunikasi Dakwah. (Surabaya: IAIN SA Press, 2013). 38
10
harus menyesuakan menggunakan bahasa Madura agar pesan
dakwah tersebut tersampakan secara penuh dan tujuan dari
dakwah tersebut dapat tercapai.

Gagalnya berkomunikasi sering disebabkan pesan yang


disampaikan sudah diduga tidak akan berhasil disebabkan oleh
beberapa faktor. Da’i sebagai komunikator sudah tahu bakal
sasaran mad’u, sebaiknya juga mengetahui efek yang
diharapkan serta media yang tersedia untuk dipergunakan.
Namun, seorang komunikator tidak menyadari bahwa pesan
yang disampaikan itu tidak berkaitan dengan komunikan, dan
komunikan tidak merasa berkepentingan, maka komunikasi
tidak berjalan responsif. Oleh karena itu, dalam merencanakan
sebuah pesan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:19

a) Pesan harus direncanakan dan disampaikan


sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian
sasaran yang dimaksud.
b) Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang
tertuju pada pengalaman yang sama antara komunikator
dan komunikan, sehingga sama-sama dapat mengerti.

19 Wahyu ilahi, Komunikasi Dakwah. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010).


99-100
11
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
pihak komunikan, dan menyarankan beberapa cara
untuk memperoleh kebutuhan itu.
d) Pesan harus menyarankan suatu cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut yang layak bagi situasi
kelompok tempat komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.

Di berbagai literatur dan media diketahui, problematika


umat Islam dewasa ini meliputi semua sisi kehidupan seperti
kesadaran beragama, minimnya pengalaman agama,
kemiskinan, pengangguran, rendahnya kepekaan sosial sesama
muslim, perpecahan antar kelompok dan golongan, rendahnya
tingkat pendidikan, kurang inovatif, hanya bisa menjadi
konsumen dari berbagai produk asing dan lain-lain. Kondisi ini
menempatkan islam pada kondisi dilematis. Di satu sisi mereka
ingin bangkit dari keterpurukan akan tetapi disisi lain mereka
tidak memiliki kekuatan untuk melepaskan diri dari belenggu
kekuatan asing yang selama ini menghegemoni sedemikian

12
kuatnya.20 Pesan dakwah yang dibawakan da’i diharapkan
dapat menyelesakan problematika mad’u yang semakin
kompleks sebagamana yang tertera diatas. Pesan dakwah tidak
harus melulu berisi tentang tata cara ibadah dan sejenisnya,
tetapi juga diperkenankan mengangkat permasalahan aktual
lalu mendasarkan semua solusi kepada Al-Qur’an dan hadist
sebagai rujukan utama ajaran Islam.

Sebagaimana yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an


surah Al-A’râf [7]: 157

َ‫يِ ا لنيييمذ يِ يي مجييعد و ني هع يم دك تع وُ حبييا‬ ‫يِ ا دلعييمم ن‬ ‫ا لن مذ ي ينِ يي تن بم عع وُ ين ال نر عس وُ يل ال نن بم ن‬


ِ‫ف يو يي دن يهيياَ هع دم يعييمن‬ ‫مع دنيييد هع دم مفيييِ ال تنيييدوُ ير ا مةَ يو ا د ملييدن مج يِييمل ييييأد عم عر هع دم مبيياَ دل يم دع عر و م‬
‫ضييعع يع دن عهييدم‬ ‫ث يو يي ي‬ ‫ت يو يع يح مر عم يع لي ديِ مهييعم ا دل يخ يبيياَ ئم ي‬ ‫ا دل عم دن يك مر يو يع مح لِل لي هع عم ال طن يِم بي اَ م‬
‫ت يع لي ديِ مهييدم ۚ في اَ نلييمذ ي ينِ آ يم عنييوُا مبييمه يو يعيينز عر و هع‬‫ص ير هع دم يو ا دليييدغ يل يل ا لن تم يِ يكيياَ ني د‬‫إم د‬
‫ص عر و هع يو ا تن بي عع وُا ال لِن وُ ير ا لن مذ يِ أع دن مز يل يم يع هع ۙ أع و لي ٰ ئم ي‬
‫ك هع عم ا دل عم دف لم عح وُ ين‬ ‫يو ني ي‬

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang


ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat
dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari

20 Arifin Zain. Dakwah Rasional, Halaman Buku Online, dilihat 13 februari


2020, http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.
13
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang
beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Setiap da’i harus mengetahui bahwa dalam mengajak pada


kebaikan tidak selamanya akan berhasil dan dapat diterima
oleh setiap orang. Seorang da’i akan berhadapan dengan setiap
mad’u yang memiliki keunikan, karakter dan kepribadian
masing masing yang dipengaruhi oleh faktor psikologis
ataupun sosiokultural. Faktor psikologis dapat berupa
kecenderungan kejiwaan, baik yang berupa positif atau negatif.
Sedangkan faktor sosiokultural dapat dipengaruhi oleh
lingkungan, tradisi, politik dan ideologi.21 Reaksi mad’u ketika
pesan dakwah disampaikan pun beragam, ada yang menerima
dan mengamalkan dengan senang hati ada pula yang menerima
namun tidak mengamalkan dan ada pula yang mengingkari

21 Faizah & Lalu Muchsin. Psikologi Dakwah, Halaman Buku Online, dilihat
13 Februari 2020, http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.
14
pesan dakwah tersebut secara keseluruhan. Maka dari itu
diperlukan sistematika pesan dakwah sebelum komunikasi
dakwah disampaikan. Dakwah bukan hanya tentang pesan
dakwah, boleh jadi materi dakwah kurang menarik tetapi cara
penyampaiaannya menarik maka dakwah itu akan diterima
mad’u.22

BAB II

JENIS, TEMA, KARAKTERISTIK DAN


SISTEMATIK PESAN DAKWAH

A. Jenis-Jenis Pesan Dakwah

Pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i melalui


komunikasi dakwah berasal dari berbagai sumber, yang utama
adalah Al-Qur’an dan hadist. Baik berupa akidah, ibadah
muammalah, dan ahklak yang di ajarkan oleh Rasulallah Saw.
Ajaran tersebut tidak hanya terbatas pada teori saja, melainkan
juga perbuatan para juru dakwah sendiri dalam mengamalkan

22 Muhammad Qodaruddin Abdullah, Pengantar Ilmu Dakwah, Halaman


Buku Online, dilihat 16 Februari 2020, https://books.google.co.id/books
15
ajaran Islam, sehinga dikenal pula dalam pelaksanaan
dakwahnya – jenis da’wah bil hal.23 Berikut adalah jenis jenis
pesan dakwah:

1. Dari Ayat-Ayat Al-Qur’an


Dalam surah Al-Fatihah terdapat 3 aspek penting
dalam dakwah yaitu akidah (ayat 1-4), ibadah ( ayat 5-
6), dan muamalah (ayat 7).24 Ketiga aspek tersebut juga
sebagai aspek ajaran Islam. Dalam mengutip Al-Qur’an
sebagai sarana pesan dakwah, terdapat beberapa etika
yang harus diperhatikan:
a. Penulisan atupun pembacaan Al-Qur’an harus
sesuai dengan yang ada dalam kitab Al-Qur’an
mengubah atau kurang satu huruf ataupun harokat
dapat mengubah makna ayat tersebut maka para
pendkawah harus belajar tajwid.
b. Penulisan dan pengucapan ayat tersebut harus
beserta artinya agar tidak menimbulkan salah arti
atau salah tafsir yang mengakibatkan hal yang tidak
diinginkan.
23 Kustadi Suhandang. Strategi Dakwah, Halaman Buku Online, dilihat 15
Februari 2020, http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

24 Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009), 319


16
c. Sebaikanya Al-Qur’an yang anda tulis harus di
media yang tidak mudah diletak sembarangan oleh
orang lain agar menghormati adanya Al-Qur’an.
d. Penulisan dan pembacaannya harus lengkap
tanpa dipenggal agar terhindar dari distorsi
pemahaman.
e. Sebaiknya pembacaan Al-Qur’an harus dengan
tartil dan tajwid.
f. Ketika mengutip Al-Qur’an harus dengan
muqodimah dengan kata “ Allah berfirman….”
g. Antara ayat dan materi harus
berkesinambungan.
h. Sebelum membaca Al-Qur’an harus ta’awud
dan basmalah.

2. Hadis nabi Muhammad Saw.


Segala perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat,
bahkan ciri fisiknya Nabi Muhammad.25 Untuk melihat
kualitas kesahihan hadis da’i tinggal mengutip hasil
penelitian dan penilaian para ulama hadis. Ada etika

25 Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009), 321


17
untuk mengutip hadis yang di gunakan untuk
berdakwah, yakni:
a. Penulisan dan pembacaan hadis harus tepat dan
benar.
b. Sebaiknya pembacaan isi hadis harus di sertai
terjemahnya agar lebih faham.
c. Nama perawinya harus disertakan.
d. Pendakwah harus memprioritaskan hadis yang
kualitasnya lebih tinggi.
e. Hadis yang dicantumkan harus selaras dengan
tema.
3. Pendapat para sahabat nabi Muhammad Saw.
Orang yang hidup semasa nabi, orang yang pernah
bertemu dengan nabi, orang yang belajarnya langsung
dengan nabi Muhammad SAW dan etika untuk
mengutip pendapat hampir sama dengan sub
sebelumya.
4. Pendapat para ulama
Meski ulama berarti orang yang memiliki ilmu
pengetahuan secara mendalam tentang Islam dan harus
beriman, menguasai keislaman secara mendalam dan
menjalankannya. Pendapat apapun, isi dan kualitasnya
harus dihargai karena hal tersebut sudah didiskusikan
dengan ulama yang ada.
18
5. Hasil penelitian ilmiah

Tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang sudah diteliti


secara ilmiah dan dengan itu kita mengetahui bahwa
apa yang ada di Al-Qur’an itu emang ada di dunia.
Contohnya di Al-Qur’an ada cerita yang menyebutkan
bahwa nabi Muhammad dengan mukjizatnya dapat
membelah bulan, dengan itu para ilmuan meneliti
adanya hal tersebut dan hasilnya adalah benar adanya.

6. Kisah dan pengalaman teladan

Ketika mitra dakwah merasa kesulitan dalam


mencerna konsep konsep yang kita sampaikan, kita
mencari upaya yang memudahkannya. Ketika mereka
merasa antusias dan kurang yakin terhadap pesan
dakwah. Kita mencarikan keterangan yang menguatkan
argumentasinya atau bukti nyata dalam kehidupan.
Salah satu diantaranya adalah menceritakan
pengalaman seseorang atau pribadi yang terkait dengan
topik.

7. Berita dan peristiwa

19
Pesan dakwah bisa berupa suatu kejadian peristiwa
yang lebih ditampakkan dari pada pelakunya. Berita
(kalam khabar) menurut istilah dalam ilmu al-Balaghah
dapat benar atau dusta. Berita dapat di katakan sebagai
benar ketika sesuai dengan keadaan. Jika sebaliknya
maka disebut berita bohong. Dan peristiwanya harus
yang bisa membawa orang menuju yang lebih baik.

8. Karya sastra

Pesan dakwah terkadang dapat lebih menarik atau


mengena pada hati orang kita disertai dengan alunan
karya sastra contohnya syair, puisi, pantun, lagu, dan
lainnya.

9. Karya seni

Karya seni juga memuat keindahan yang lebih.


Jenis pesan dakwah ini lebih membuat orang percaya
akan Allah dari pada hanya mendengar ceramah saja.
Orang pun akan melihat bagaimana Allah membuat
bumi dengan sebegitu indahnya untuk dinikmati
mahluk-Nya.

20
Dakwah fardiyah sebagaimana halnya dakwah ammah
memiliki banyak wasilah untuk mencapai tujuannya. Ada
beberapa wasilah dalam dakwah fardiyah yang sama dengan
wasilah dalam dakwah ammah. Ada pula wasilah yang hanya
khusus digunakan dalam dakwah fardiyah. Demikian juga
sebaliknya, ada yang hanya khusus dimiliki dakwah ammah.26

Pada praktiknya kedua macam dakwah ini sama sama


memerlukan kebijaksanaan, nasihat atau pengajaran yang baik
dan tukar pikiran dengan cara yang baik akan tetapi keduanya
juga memiliki wasilah yang berbeda karena yang satu
memerlukan wasilah umum dan yang satu lainnya memerlukan
wasilah khusus.

Yang dimaksud dengan wasilah di sini adalah semua


jalan yang dapat mengantarkan da’i untuk mencapai tujuan
dakwah. Seorang da’i tidak mungkin berhasil kecuali jika
wasilah yang digunakannya sesuai baik dengan jenis dakwah
yang tengah diembannya dengan penerima dakwahnya maupun
dengan juru dakwahnya.
26 Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardhiyyah: Membentuk Probadi
Muslim, Halaman Buku Online, dilihat 16 Februari 2020,
https://books.google.co.id/
21
B. Tema Tema Dalam Pesan Dakwah

Secara garis besarnya, ajaran Islam meliputi ajaran


tentang sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan),
sistem ritus (tata peribadatan), dan sistem norma (tata kidah
atau tata aturan yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lain dan hubungan manusia dengan alam lain), yang
diklasifikasikan dalam ajaran tentang: Akidah/Iman,
Syari'at/Islam, dan Akhlak/Ihsan.27 Akidah, Syari’at dan Akhlak
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Dan
ketiganya ini menjadi bagian penting dalam pesan dakwah,
agar disampakan utuh kepada mad’u (penerima dakwah). Agar
tidak terjadi kesalah fahaman yang menimbulkan efek negatif
kepada mad’u.

Da’i memiliki tema dakwah yang sama yaitu


menyejukkan dalam beragama di masyarakat yang prural dan
untuk meningkat kualitas hidup kita serta meningkatkan
sumber daya manusia untuk giat dalam mencari ilmu
pengetahuan. Pada tema yang pertama yaitu menyejukkan

27 Asep Samsul M. Romli. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis,


Halaman Buku Online, dilihat 15 Februari 2020,
https://www.scribd.com/doc/236118671.
22
masyarakat dapat dilakukan dengan pemahaman Islam secara
integral atau menyeluruh. Jika kita membahas sebuah tema
hanya dengan satu sisi maka kita akan membuat tema kita tidak
menarik. Jika kita membahas masalah jihad dan kita hanya
menyantumkan ayat tentang peperangan tanpa menyantumkan
ayat perdamaian maka Islam akan dikenal sebagai agama
kekerasan. Maka dari itu pendakwah harus tetap belajar
sekaligus menyalurkan ilmu ke orang lain. Karena muslim
terbaik adalah yang menyiapkan dakwahnya dan sebagai mitra
dakwah sepanjang hidupnya.

Dengan cara itu kita dapat menganalisis pesan dakwah


dan memperkaya wawasan diri. Semakin banyak tema dakwah
yang dapat kita uraikan maka kita akan merasakan keagungan
Islam itu sendiri. Jika ada ulama yang berdakwah hanya
mengandalkan Al-Qur’an dan hadis tanpa mencantumkan
pendapat ulama maka wawasan beliau akan lebih sempit.
Berdasarkan temanya pesan dakwah sama dengan ajaran islam
yang mengacu pada 3 hal yaitu :

1. Akidah

23
Islam mengajarkan kepercayaan dan keimanan
terhadap enam hal berikut, yang dikenal dengan
sebutan Rukun Iman.
a. Iman kepada Allah
Iman merupakan esensi dalam ajaran
Islam, iman juga erat kaitannya dengan akal
dan wahyu.28 Allah sebagai satu satunya
Tuhan yang mengatu alam semesta (tauhid
rububiyah), dan satu satunya Tuhan yang
berhak disembah dan dipatuhi ajaran-Nya
(tauhid uluhiyah).29
b. Iman kepada malaikat Allah.
Antara lain Jibril sebagai penyampai
wahyu, Mikail sebagai penyampai rezeki,
Israfil sebagai peniup sangkakala tanda
kiamat, Izroil sebagai pencabut nyawa,
Munkar dan Nakir sebagai penanya di Alam
Kubur, Rakib dan Atid sebagai pencatat

28 M. Munir & Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah. (Jakarta: Kencana,2006),


25

29 Asep Samsul M. Romli. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis,


Halaman Buku Online, dilihat 15 Februari 2020,
https://www.scribd.com/doc/236118671.
24
amal baik dan buruk manusia, Malik sebagai
penjaga neraka, dan Ridwan sebagai penjaga
surga.
c. Iman kepada kitab-kitab Allah
Yakni Kitab Zabur yang diturunkan pada
Nabi Daud, Taurat diturunkan pada Nabi
Musa, Injil diturunkan pada Nabi Isa, dan
Al-Quran diturunkan pada Nabi
Muhammad.
d. Iman kepada para rasul-Nya
Sejak Nabi Adam hingga Nabi
Muhammad sebagai pembawa agama wahyu
bagi manusia.
e. Iman kepada akhirat
Yakni alam kehidupan sesudah mati atau
setelah hancurnya alam dunia beserta isinya
yang merupakan alam kekal.
f. Iman kepada qadha’dan qadhar-Nya
Yakni ketentuan Allah tentang segala hal
bagi manusia dan makhluk lain.

Keimanan dan keyakinan tersebut harus


senantiasa dilanggengkan (di-istiqomahkan) kepada
seluruh muslim. Setelah diajarkan selanjutnya diyakini

25
sepenuh hati dan harus ada tindak lanjut berupa amal
atau tindakan nyata.

2. Syariah
Dibidang ini, Islam mengajarkan tatacara
beribadah dengan baik dan benar, sehingga dapat
diterima amal ibadah tersebut disisi-Nya. Baik tatacara
beribadah berupa hubungan dengan Allah maupun
hubungan dengan sesama manusia. Syariah ini
meliputi:30
1. Ibadah (dalam arti luas): Thaharah, sholat,
zakat, puasa dan haji.
2. Mu’ammalah (dalam arti luas):
a. Al-Qanunun Khas (hukum perdata),
meliputi:
- Mu’ammalah (hukum niaga)
- Munakahat (hukum nikah)
- Waratsah (hukum waris)
- Dan lain sebagannya
b. Al-Qanunul ‘Am (hukum publik)
- Jinayah (hukum pidana)
- Khilafah (hukum negara)
- Jihad (hukum perang dan dama)
- Dan lain sebaganinya.

30 Hasan Bisri WD, Ilmu Dakwah Pengembangan Masyarakat. (Surabaya:


IAIN SA Press, 2014). 60-61.
26
3. Akhlak.
Islam diturunkan lewat Nabi Muhammad Saw.
mengemban misi besar untuk memperbaki akhlak.
Sebagaimana hadist ini

‫ت لللتممممم مممكاَلرمم المثخلْ ل‬


‫ق‬ ‫إلننمماَ بللعثث ل‬

“Sesungguhnya Aku diutus (oleh Allah) untuk


menyempurnakan Akhlak yang mulia” (H.R. Al-
Bahaqi)

Ini menunjukkan pentingnya akhlak atau yang


bisa didefinisikan sebagai budi pekerti. Baik akhlak
kepada Allah, kepada sesama manusia dan akhlak
dengan alam sekitarnya. Pembahasan menganai akhlak
karimah ini banyak dikhususkan oleh para ulama dalam
bentuk kajian tentang khusus tentang akhlak, baik
berupa nasehat serta pesan-pesan moral yang diambil
dari Al-Qur’an maupun al-Sunnah serta hadits nabi
yang bertemakan akhlak.31

31M. Tata Taufiq. Dakwah Era Digital, Halaman Buku Onlline, dilihat 12
Februari 2020, http://www.saaid.net/book/19/12447.pdf.
27
Akhlak adalah keadaan diri seseorang yang
ditampakkan dalam perbuatannya, baik atau buruk
secara spontan tanpa melewati pikiran.32 Sebagaimana
disebutkan dalam Nabi Saw ketika mendefinisikan
ihsan:

‫ أيدن تيدعبعيد اييي يكأ يننيي ي‬: ‫ يقاَيل‬,‫ فيأ يدخبمدرنمديِ يعمنِ املدحيساَمن‬: ‫”يقاَيل‬..…
‫ك تييييراهع فيييإ مدن ليييدم‬
‫تيعكدنِ تييراهع فيإ مننهع يييرا ي‬
..… ”‫ك‬

“… Lelaki itu bertanya: Beritahukan kepadaku tentang


ihsan”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau
tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
(H.R. Muslim).33

Ahklak dalam Islam meliputi:

32 Said Al-Qahthani, Menjadi Da’i Yang Sukses, terj. Aidil Novia, (Jakarta:
Qitshi Press, 2005), 324

33 Imam Nawawi. Arbain Nawawi, Halaman Buku Online, dilihat 13


Februari 2020, https://www.academia.edu/12473618/.
28
a. Ahklak terhadap diri sendiri, yakni sikap atau
perilaku terhadap diri sendiri dalam kehidupan
sehari hari
b. Ahlak terhadap Allah, yakni sikap atau perilaku
terhadap Allah, baik dalam masalah ibadah atau
selainnya.
c. Akhlak terhadap sesama manusia, yakni tata
cara bergaul tehadap sesama manusia.
d. Akhlak terhadap alam semesta, yakni
bagaimana seharusnya kita memperlakukan flora
dan fauna, termasuk sikap kita terhadap makhluk-
makhluk gaib (jin, setan, dan malaikat)

Sebagai tambahan Ulama lain membagi pokok ajaran


Islam dengan berdasar inti sari surat al-Fatihah. Terdapat tiga
tema pokok didalamnya yaitu akidah, syariah, dan akhlak
berdasar hadist Nabi SAW. Beberapa pendapat Ulama
mengenai ketiga ajaran pokok Islam ini antara lain:34

a. Ketiga komponen utama pesan dakwah tersebut


diletakkan secara hierarkhis. Mula mula seseorang
harus memperteguh akidah sebagai pondasi dalam

34 Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009), 335-336


29
beragama Islam. Selanjunya menjalankan syariat Islam
itu sendiri dan yang terakhir paling pokok adalah
menyempurnakan akhlak. Segaimana asumsi tersebut,
da’i haruslah memperkuat keimanannya terlebih dahulu
sebelum menyampakakan pesan pada mad’u. Ini akan
membantu da’i untuk lebih mudah menyampakan isi
pesan dakwah dan bahkan membantu seseorang untuk
lebih baik sebagai bentuk keberhasilan dari misi
dakwah. Jika landasan keimanan sudah kuat maka da’i
diperkanankan untuk menyampaikan cara cara
menjalankan agama. Da’i harus mempunyai hati yang
bersih dan merasa hidupnya selalu dipatau Allah
sebagai perwujudan sifat ihsan.
b. Ketiga komponen utama pesan dakwah diatas
diletakkan secara sejajar. Akidah yang bertempat di
akal, lalu syariat dilakukan dengan perbuatan dan
akhlak bertempat di hati. Sebagai contoh pendakwah
mengajarkan bahwa zakat merupakan bagian dari rukun
Islam yang wajib dilakukan dengan hati yang ikhlas
serta mengharap keridhoan dari-Nya.

30
Enjang & Aliyuddin (2009, hlm. 80-82), pada bab IV dalam
bukunya yang berjudul ”Unsur-Unsur Dakwah” sedikit
membahas materi dakwah. Pada bagian ini penulis melansir
beberapa pandangan ahli mengenai pesan dakwah, seperti
Muhaemin & Sambas. Muhaemin, misalnya, melihat bahwa
secara umum isi pokok al-Qur’an memuat tiga hal diatas
ditambah dengan tiga hal lainnya yakni.35

1. Sejarah
Peristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami
umat manusia yang diterangkan al-Qur’an untuk
senantiasa diambil hikmah dan pelajarannya.
2. Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi
Yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang
memberikan dorongan kepada manusia untuk
mempelajari isi alam dan perubahan-perubahannya.
3. Lain-lain, baik berupa anjuran-anjuran, janji-
janji, ataupun ancaman.

Dalam e-book milik Kementrian Agama Republik


Indonesia yang berjudul ‘Manajemen Dakwah’ (2011), pesan
(materi) dakwah tebagi menjadi dua, yakni:

35 Iftah Jafar & Mudzirah Nur Amrullah, “Bentuk Bentuk Pesan Dakwah
dalam Kajian Al-Qur’an,”Jurnal Komunikasi Islam, vol. 08, no. 01, 2018, 44
31
1. Agama, meliputi berbagai penjelasan di atas.
2. Pembangunan36
a. Materi penunjang, meliputi pancasila sebagai
jiwa, pandangan hidup dan falsafah negara serta
penjabaran pancasila dalam UUD 1945.
b. Usaha perbaikan gizi keluarga menurt Islam.
Tujuan hidup (berisikan) arti kehidupan bagi
manusia, cara menjalani kehidupan yang lebih
bermakna, masalah perkembangan gizi dan
sebagainya.
c. Motivasi dan penyuluhan imunisasi melalui
jalur agama Islam. Berisikan perhatian Islam
terhadap kesehatan, prinsip kesehatan dalam Islam,
kesehatan ibu dan anak dan tuntunan pemeliharaan
kesehatan.
d. Motivasi supaya kerja keras mencari rizqi.
Seperti hubungan agama Islam dengan ketenaga
kerjaan, hubungan agama Islam dengan
perekonomian, agama Islam dan bank Islam serta
zakat dan pajak.

36 Kementrian Agama. Manajemen Dakwah, Halaman Online, dilihat 13


Februari 2020, http://simbi.kemenag.go.id/pustaka.
32
e. Agama Islam, tekhnologi dan lingkungan
kehidupan. Meliputi teknologi modern, hak asasi
manusia, pembangunan berkelanjutan dan
sebagainya.

Ali Yafie menyebutkan lima pokok materi dakwah, yaitu


masalah kehidupan, manusia, harta benda, ilmu pengetahuan,
masalah akhlak.37 Yang dapat dijabarkan sebaga berikut:

1. Masalah kehidupan
Dakwah memperkenalkan dua jenis kehidupan
yaitu kehidupan bumi atau duniawi dan kehidupan
akhirat yang memiliki sifat kekal abadi
2. Masalah manusia
Pesan dakwah yang mengenai masalah manusia
ini adalah menempatkan manusia pada posisi yang
“mulia” yang harus dilindungi secara penuh. Dalam hal
ini, manusia ditempatkan pada dua status yaitu sebagai:
a) Ma’sum yaitu memiliki hak hidup, hak
memiliki, hak berketurunan, hak berpikir sehat, dan
hak untuk menganut sebuah keyakinan imani

37 M. Rosyid Ridho, Afif Rifa’I & Suisyanto. Pengantar Ilmu Dakwah,


Halaman Buku Online, dilihat 17 Februari 2020,
https://zombiedoc.com/pengantar-ilmu-dakwah.html.
33
b) Mukhallaf, yaitu diberi kehormatan untuk
menegaskan Allah Swt yang mencakup:
1) Pengenalan yang benar dan pengabdian
yang tulus kepada Allah.
2) Pemeliharaan dan pengembangan
dirinya dalam perilaku dan perangai yang luhur.
3) Memelihara hubungan yang baik, yang
damai, dan rukun dengan lingkungannya.
3. Masalah harta benda
Pesan dakwah dalam bentuk ini, lebih pada
pengumuman harta benda untuk kehidupan manusia
dan kemaslahatan ummah. Ada hak tertentu yang harus
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.
4. Masalah ilmu pengetahuan
Dakwah Islam sangat mengutamakan pentingnya
pengembangan ilmu pengetahuan. Pesan yang berupa
ilmu pengetahuan disampaikan melalui tiga jalur ilmu
yaiti:
a) Mengenal tulisan dan membaca
b) Penalaran, dan penelitian dan rahasia-
rahasia alam.
c) Penggambaran dibumi seperti study tour
atau ekspedisi ilmiah

5. Masalah akidah
34
Akidah dalam pesan dakwah, memiliki ciri-ciri
yang membedakan dengan kepercayaan lain yaitu:
a. Keterbukaan melalui kesaksian (syahadat).
Dengan demikian seorang muslim selau jelas
identitasnya dan bersedia mengakui identitas
keagamaan orang lain.
b. Cakrawala yang luas dengan memperkenalkan
bahwa Aallah Swt. Adalah tuhan alam, bukan tuhan
kelompok atau bangsa tertentu.
c. Kejelasan dan kesederhanaan. Seluruh ajaran
akidah, baik soal ketuhanan, kerasulan ataupun
alam gaib sangat mudah untuk dipahami.
d. Ketuhanan antara iman dan islam atau antara
iman dan amal perbuaatan.

Tema tema dalam pesan dakwah dalam Islam sangatlah


beragam, ini menunjukkan begitu luasnya dakwah Islam itu
sendiri. Tidak hanya mencakup pada urusan yang bersifat
duniawi tapi juga mencakup urusan akhirat. Di era modern ini
dengan mudah ditemukan pesan pesan dakwah yang berisikan
tema tema yang telas disebutkan lewat berbagai media. Baik
berupa video, tulisan, atau gambar.

35
C. Karakteristik Pesan Dakwah

Karakteristik adalah ciri khas atau perwatakan yang


dimiliki seseorang atau sesuatu tertentu. Sebagaimana yang
telah dijelaskan diatas, pesan dakwah memiliki berbagai
karakteristik. Namun, inti dari karakteristik pesan dakwah
adalah keasliannya dari Allah. Pesan dakwah Islam yang
disampaikan kepada mad’u harus benar benar dari Allah, sudah
disebutkan ajaran tersebut bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist. Untuk memahami kedua sumber ini diperlukan
pengetahuan mendalam tentang metodologinya antara lain:
Ushul Fiqh, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis dan sebaganya.38 Selain
itu, karakteristik pesan dakwah, sebagaimana yang disebutkan
oleh M. Ali Aziz dalam bukunya ‘Ilmu Dakwah’ adalah sebagai
berikut.

a. Umum/universal
Pesan dakwah tersebut meliputi seluruh bidang
kehidupan dengan nila-nilai mulia yang dapat diterima
oleh seluruh manusia dan tidak bertentangan dengan
ajaran agama. Dari masalah yang sangat pribadi dalam

38 Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009), 340.


36
diri manusia hingga masalah-masalah kemasyarakatan
yang lebih luas39
b. Lengkap
Didalam ajaran agama islam telah mencangkup
seluruh aturan aturan didalam kehidupan manusia. Baik
mencangkup aturan manusia dengan tuhannya, dengan
sesama manusia dan dengan mahluk hidup yang
lainnya.
c. Seimbang
Pesan dakwah tidak berlebihan dan juga tidak
terlalu sedikit. Juga harus seimbang antara aspek-aspek
fisik dan spiritual, dan juga moderat (tidak ekstrim).
Memberikan hak pada setiap yang berhak, menunaikan
keperluan setiap yang memerlukan sesuai dengan
kadarnya.40
d. Mudah
Apabila dalam seluruh pelaksanaan perintah
islam menemukan kesulitan dalam pelaksanaan, maka
dapat ditoleransi dan diberi keringanan. Sekiranya
mad’u dapat menangkap sempurna apa yang di

39 Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009), 342.

40 Nur Ahmad, “Tantangan Dakwah di Era Teknologi dan Komunikasi,” At-


Tabsyir, vol. 1, no. 1, 2013, 30
37
sampaikan da’i tanpa ada salah faham yang dapat
menimbulkan penyimpangan dalam masalah agama.
e. Masuk akal

Pesan dakwah harus serasi dengan pikiran


manusia, sehingga dapat diterima dengan baik, tanpa
ada pemaksaan. Salah satu buktinya adalah ajaran
sholat yang hanya wajib lima waktu, bukan seshari
penuh.

f. Membawa kebaikan
Seluruh pesan dakwah adalah mengajak
kedalam kemaslahatan umat sebagai inti dari tujuan
pesan dakwah itu sendiri.

Menurut Sambas dalam Muhiddin, Al-Qur’an


menjelaskan Islam sebagai pesan dakwah memiliki
karakteristik unik dan up to date, yaitu:41

1. Islam sebagai agama fitrah QS. al-Rȗm [30]: 30

41 Iftah Jafar & Mudzirah Nur Amrullah, “Bentuk Bentuk Pesan Dakwah
dalam Kajian Al-Qur’an,”Jurnal Komunikasi Islam, vol. 08, no. 01, 2018, 45
38
‫س يعليديِيهاَ ۚ يل تيدبمدييل لميخدل م‬
‫ق‬ ‫طير النناَ ي‬‫ام النمتيِ في ي‬
‫ت ن‬ ‫طير ي‬‫ك مللمديمنِ يحمنيِحفاَ ۚ فم د‬ ‫فيأ يقمدم يودجهي ي‬
‫ك المديعنِ ادلقييِمعم يولٰيمكننِ أيدكثيير النناَ م‬
‫س يل ييدعليعموُين‬ ‫ن‬
‫ام ۚ يذٰلم ي‬

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada


agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

2. Islam sebagai agama rasional dan pemikiran


QS. al-Baqarah [2]: 164
‫ف ال لن ديِ مل يو ال نن هي اَ مر‬‫ض يو ا دخ تم يل م‬ ‫ت يو ا دليييدر م‬ ‫إم نن فم يِ يخ دل م‬
‫ق ال نس يم اَ يو ا م‬
‫س يو يم اَ أي دن يز يل‬ ‫يو ا دل فع دل مك ا لن تم يِ تي دج مر يِ فم يِ ا دل بي دح مر بم يم اَ يي دن في عع ال نن اَ ي‬
‫ث‬ ‫ض بي دع يد يم دوُ تم هي اَ يو بي ن‬‫اعييي مم ينِ ال نس يم اَ مء مم دنِ يم اَ ءء في أ ي دح يِي اَ بم مه ا دليييدر ي‬
‫ن‬
ِ‫ب ا دل عم يس نخ مر بي ديِ ين‬ ‫ح يو ال نس يح اَ م‬‫ف ال مر يي اَ م‬ ‫ص مر ي م‬ ‫فم يِ هي اَ مم دنِ عك مل يد ا بن ءة يو تي د‬
‫ت لم قي دوُ ءم يي دع قم لع وُ ين‬ ‫ال نس يم اَ مء يو ا دليييدر م‬
‫ض يل يي اَ ء‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan
39
yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.
Dan juga terdapat dalam QS. Ali ’Imrȃn [3]: 191
dan QS. al-Rȗm [30]: 8.
3. Islam sebagai agama ilmiah, hikmah, dan
fikriyyah QS. al-Baqarah [2]: 269.
‫ت ا دل مح دك يم ةي في قي دد أع و تم ييِ يخ ديِ حر ا‬‫يع دؤ تم يِ ا دل مح دك يم ةي يم دنِ يي يش اَ عء ۚ يو يم دنِ يع دؤ ي‬
‫يك ثم يِ حر ا ۗ يو يم اَ يي نذ نك عر إم نليي أع و لع وُ ا دليييدل بي اَ م‬
‫ب‬
“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang
dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi
karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari
firman Allah)”
Juga diterangkan dalam QS. al-An’ȃm [6]: 35, 93, QS.
al-A’rȃf [7]: 178.
4. Islam sebagai agama argumentatif (hujjah) dan
demonstratif (burhȃn), QS. al-An’ȃm [6]: 83
‫يو تم دل ي‬
‫ك عح نج تع ني اَ آ تي ديِ ني اَ هي اَ إم دب ير ا مه يِ يم يع لي ىَ ٰ قي دوُ مم مه ۚ ني در في عع يد ير يج اَ ء‬
‫ت‬
‫يم دنِ ني يش اَ عء ۗ إم نن ير بن ي‬
‫ك يح مك يِ مم يع لم يِ مم‬
“Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan
kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami
40
tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa
derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui.”
5. Islam sebagai agama hati (qalb), kesadaran
(wijdȃn) dan nurani (ḍamȋr), QS. Qȃf [50]: 37 dan
QS. al-Shu’arȃ’ [26]: 89.
‫ايييي بم قي دل ء‬
‫ب يس لم يِ ءم‬ ‫إم نليي يم دنِ أي تي ىَ ن‬
“kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih, QS. al-Shu’arȃ’ (26): 89)”
6. Islam sebagai agama kebebasan (hurriyah) dan
kemerdekaan (istiqlȃl), QS. al-Baqarah [2]: 256.
ِ‫يل إم دك ير ا هي فم يِ ال مد ي منِ ۖ قي دد تي بي يِن ينِ ال لِر دش عد مم ينِ ا دل يغ ميِ ۚ في يم دن‬
َ‫ك بم اَ دل عع در يو مة‬
‫ليي في قي مد ا دس تي دم يس ي‬ ‫يي دك فع در بم اَل طن اَ عغ وُ م‬
‫ت يو يع دؤ مم دنِ بم اَ ن م‬
‫اعييي يس مم يِ مع يع لم يِ مم‬ ‫ا دل عوُ دث قي ىَ ٰ يل ا دن فم ي‬
‫ص اَ يم لي هي اَ ۗ يو ن‬
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”

41
7. Islam sebagai agama kedamaian dan kasih
sayang seluruh alam (raḥmatan lil ’ȃlamȋn).

Abd. Al Karim Zaidan dalam bukunya Ushul ad-Da’wah


juga mengemukakan 5 (lima) karakter pesan dakwah, yaitu: 42

a. Berasal dari Allah Swt (annahu min 'indillah)


b. Mencakup semua bidang kehidupan (al-syumul)
c. Umum untuk semua manusia (al umum) Ada
balasan untuk setiap tindakan ( al jaza'fil Islam)
d. Seimbang antara idealitas dan realitas (al
mitsaliyyah wa al-waqi'iyyah).

Dengan macam macam karakteristik dakwah yang sudah


dikemukakan diatas dapat difahami bahwa lewat apapun pesan
dakwah yang hendak disampaikan kepada mad’u, haruslah
memiliki karakteristik sebagaimana yang dikemukakan.

D. Sistematika Pesan Dakwah

Secara garis besar, pesan dakwah adalah menyeru manusia


untuk melaksanakan ajaran Islam, menaati perintah Allah dan
menjauhi laranganNya. Pada praktiknya, pesan itu disampaikan
42 Andries Kango, “Jurnalistik Dalam Kemasan Dakwah,” Jurnal Dakwah
Tabligh, vol. 15, no. 1, 2014, 111
42
secara sistematis berdasarkan kebutuhan objek dakwah, dengan
tujuan tercapainya fungsi dakwah.

Mengacu kepada “pola pesan persuasif” (pattern for


persuasive messages) Alan H. Monroe (1930), sebuah urutan
atau sistematika yang bermuara pada tindakan (action)
sebagaimana tujuan komunikasi persuasif dan komunikasi
dakwah, pesan dakwah hendaknya disusun dengan pola sebagai
berikut:43

a. Attention (Intro)
Mampu menarik perhatian dan minat objek
dakwah, misalnya dalam hal tema dakwah
disesuaikan dengan isu aktual yang tengah menjadi
agenda pembicaraan public (public agenda).
b. Need/Problem
Disesuaikan dengan kebutuhan objek dakwah,
misalnya menyangkut masalah yang tengah mereka
hadapi.
c. Satisfaction/Solution

43 Asep Samsul M. Romli. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis,


Halaman Buku Online, dilihat 15 Februari 2020,
https://www.scribd.com/doc/236118671
43
Memberikan kepuasan berupa alternatif solusi
dalam perspektif Islam atas masalah yang dihadapi
komunikan.
d. Visualization
Menciptakan “gambar” dalam pemikiran objek
dakwah tentang apa yang akan terjadi jika
melakukan atau tidak melakukan sesuatu, misalnya
pahala dan adzab, kabar baik dan peringatan
(basyira wa nadzira).
e. Action
Komunikasi berhasil jika komunikan mampu
memahami pesan dan melakukan tindakan sesuai
dengan pesan yang mereka terima. Misalnya, kabar
pahala membuat objek dakwah rajin beribadah dan
kabar soal adzab (hukuman Allah) membuat mereka
meninggalkan larangan Allah

Arifin (2011) dalam topik bahasan ”Merencanakan


Pesan dan Metode Dakwah” menyajikan berbagai teori
komunikasi yang terkait dengan penyusunan pesan. Salah satu
rumus klasik yang dikemukakan adalah AIDDA yang disebut
juga dengan adaption process, yaitu: attention, interest, desire,
decision and action. Artinya proses komunikasi dimulai dengan
44
membangkitkan perhatian (attention), kemudian menumbuhkan
minat dan kepentingan (interest), sehingga khalayak memiliki
hasrat (desire), untuk menerima pesan yang dirangsangkan oleh
komunikator, dan akhirnya diambil keputusan (decision) untuk
mengamalkan dalam tindakan (action).44

Sebuah pesan yang tersusun rapi dan tertib akan


menciptakan suatu suasana yang favorable, membangkitkan
minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehinggah
memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan
menunjukkan pokok-pokok pikiran secara logis. Dalam hal ini,
pembagian pesan dapat dilihat menurut pesan itu sendiri atau
dengan mengikuti proses berpikir manusia. Dalam hal ini,
organisasi pesan dapat meliputi urutan.

a) Urutan Deduktif, ialah ialah urutan yang


dimulai dengan penyajian gagasan utama, kemudian
memperjelas dengan keterangan penunjang,
menyimpulkan, dan disertai bukti.
b) Urutan kronologis, ialah suatun pesan disusun
berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.

44 Iftah Jafar & Mudzirah Nur Amrullah, “Bentuk Bentuk Pesan Dakwah
dalam Kajian Al-Qur’an,”Jurnal Komunikasi Islam, vol. 08, no. 01, 2018, 44
45
c) Urutan logis, adalah suatu pesan yang disusun
berdasarkan sebab akibat atau akibat sebab
d) Urutan special, ialah suatu pesan yang disusun
berdasarkan tempat, pesan ini akan berkaitan langsung
dengan subjek geografis keadaan fisik lokasi.
e) Urutan Tipikal, merupakan suatu pesan yang
diurutkan berdasarkan topic pembicaraan klarifikasinya
dari yang penting ke yang kurang penting dari yang
mudah ke yang sukar, dari yang kenal ke yang asing.

Jika pesan telah terorganisasi dengan baik maka hal


selanjutnya adalah menyesuaikan organisasi pesan itu sesuai
dengan cara berpikir khalayak. Dan urutan pesan yang sejalan
dengan proses berpikir manusia disebut dengan urutan
bermotif. Untuk itu, ada beberapa cara untuk menyiapkan
sebuah pesan agar jelas yaitu;

a) Tentukan tujuan yang jelas


b) Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide
kita.
c) Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang
kita pakai.
d) Buat pesan anda yang jelas, tepat dan
meyakinkan.
46
e) Buat pesan yang disampaikan harus fleksibel.

Dalam kaitan tesebut sistem penyusunannya


adalah;

a) Perhatian, timbulkan perhatian sehingga mad’u


memiliki perasaan yang sama tentang masalah yang
dihadapi.
b) Kebutuhan. Bangkitkan minat dan menerangkan
perlunya masalah tesebut di atas dengan
menghubungkannya pada kebutuhan pribadi dan
daya tarik motif.
c) Rencana. Jelaskan pemecahan masalah tersebut
dengan melihat penggalaman masa lalu,
pengetahuan, dan kepribadian mad’u.
d) Keberatan. Kemukakakn keberatan-keberatan,
kontra argumentasi atau pemecahan lainnya.
e) Penegasan kembali. Jika arah tindakan yang
diusulkan telah terbukti paling baik, tegaskan
kembali perasaan tersebut dengan ikhtisar, tinjauan
singkat, dan kata-kata pengingat, serta visualisasi.
f) Tindakan. Tunjukkan secara jelas tindakan yang
harus mereka lakukan. Fungsinya adalah
merumuskan tahap visualisasi dalam bentuk sikap
47
dan keyakinan tertentu, atau tindakan yang
kongkret.

48
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pesan dakwah merupakan salah satu bagian dari unsur


dakwa yang penting selain dari da’i dan mad’u. Pesan dakwah
berisikan seluruh ajaran Islam. Dasar pesan dakwah adalah Al-
Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman utama yang mengatur
kehidupan manusia secara menyeluruh. Mulai dari aturan
aturan yang berhubungan dengan akidah, syariah sampai
dengan Ahlak.

Karakteristik yang dimiliki pesan dakwah pun sangat


beragam. Namun yang paling terpenting adalah kemurniannya
dari Allah. Karena seluruh isi dari pesan dakwah tersebut pasti
menuju pada kebaikan dan kemaslahatan mad’u. Agar pesan
dakwah sampai secara sempurna kepada mad’u maka
diperlukan runtutan atau sistematika pesan dakwah serta pola
bahasa yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan mad’u
agar terciptanya tujuan utama dakwah.
49
B. Saran

Perkembangan zaman terus memunculkan problematika


yang semakin kompleks. Pesan dakwah dituntut untuk terus
menyesuaikan agar tujuan dakwah dapat tercapai dengan
sempurna. Untuk itu penulis menyarankan:

1. Melakukan penelitian dengan langsung terjun ke


lapangan, agar mengerti akan kebutuhan mad’u agar
disesuakan dengan pesan dakwah yang akan
disampakan
2. Tetap memasukkan karakteristik karakteristik
pesan dakwah di setiap materi dakwah, dengan harapan
pesan dakwah tersebut tetap pada poros utama ajaran
islam.
3. Menggunakan sistematika pesan yang menarik
dan sesuai dengan obyek dakwah. Sebab pesan dakwah
yang tidak sesuai dengan obyek dakwah akan
menjadikan kesalahan fatal berupa tidak sampainya
pesna kepada obyek dakwah.

50
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad Qodaruddin, Pengantar Ilmu Dakwah,


Halaman Buku Online, diakses pada 16 Februari 2020
dari https://books.google.co.id/

Ahmad, Nur, “Tantangan Dakwah di Era Teknologi dan


Komunikasi”, At-Tabsyir, jilid 1, no. 1, diakses pada 10
Februari 2020 pada http://kpi-dakwah.stainkudus.ac.id/.

Al-Qahthani, Said, Menjadi Da’i Yang Sukses, terj. Aidil


Novia, Jakarta: Qitshi Press, 2005.

Al-Qur’an, Marwah 2010

Arifin, Anwar, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi


Komunikasi, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Aripudin, Acep, Pengembangan Metode Dakwah: Respon Da’i


Terhadap Dinamika Kehidupan Beragam di Kaki
Ciremai, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011.

51
Asmaya , Enung, “Faktor Personal dan Situasional Penerimaan
Pesan Dakwah”, Komunika, jilid 10, no. 1, diakses pada
11 Februari 2020 dari
http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/.

Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009.

Budi, Rayudaswati., Pengantar Ilmu Komunikasi, Halaman


Buku Oline, diakses pada 16 Februari 2020 dari
https://www.academia.edu/36452157

Fahrurrozi, Model-Model Dakwah di Era Kontenporer,


Halaman Buku Online, diakses pada 11 Februari 2020
dari http://repository.uinmataram.ac.id/47/1/Isi.pdf

Hariyanto , Muhsin, Filsafat Dakwah, Halaman Buku Online,


diakses pada 15 Feruary 2020 dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream.

Ilahi, Wahyu, Hakim, Lukmanul, Amrozi, Yusuf & Adhitama,


Trias Satrio, Komunikasi Dakwah, Surabaya: IAIN SA
Press, 2013.

52
Jafar, Iftah & Amrullah, Mudzirah Nur “Bentuk Bentuk Pesan
Dakwah dalam Kajian Al-Qur’an”, Jurnal Komunikasi
Islam, jilid 08, no. 01, diakses pada 13 februari 2020
dari http://jki.uinsby.ac.id/index.php/.

Kango, Andries, “Jurnalistik Dalam Kemasan Dakwah”, Jurnal


Dakwah Tabligh, jilid 15, no. 1, diakses pada 12
Februari 2020 pada http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/.

Kementrian Agama, Manajemen Dakwah, Halaman Online,


diakses pada 13 Februari 2020 dari
http://simbi.kemenag.go.id/pustaka.

Luth, Thohir, M. Natsir: Dakwah dan Pemikirannya, Halaman


Buku Online, diakses pada 16 Februari 2020 dari
https://books.google.co.id/

Mahmud, Ali Abdul Halim, Dakwah Fardhiyah: Membentuk


pribadi Muslim, Halaman Buku Online, diakses pada
16 Februari 2020 dari https://books.google.co.id/

53
Mubasyaroh, “Strategi Dakwah Persuasif Dalam Mengubah
Prilaku Masyarakat”, Academic Journal for Homiletic
Studies, jilid 11, no. 2, diakses pada 10 Februari 2020
dari https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/.

Muchsin, Lalu & Faizah, Psikologi Dakwah, Halaman Buku


Online, diakses pada 13 februari 2020 dari
http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

Munir, M. & Ilahi, Wahyu, Manajemen Dakwah, Jakarta:


Kencana, 2006.

Nawawi, Imam, Arbain Nawawi, Halaman Buku Online,


diakses pada 13 Februari 2020 dari
https://www.academia.edu/12473618/

Pirol , Abdul, Komunikasi dan Dakwah Islam, Halaman


Online, diakses pada 14 Februari 2020 dari
http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

Ridho, M. Rosyid, Rifa’I, Afif & Suisyanto, Pengantar Ilmu


Dakwah, Halaman Buku Online, diakses pada 17

54
Februari 2020 dari https://zombiedoc.com/pengantar-
ilmu-dakwah.html.

Romli, Asep Samsul M., Komunikasi Dakwah Pendekatan


Praktis, Halaman Buku Online, diakses pada 15
Februari 2020 dari https://www.scribd.com/.

Suhandang , Kustadi, Ilmu Dakwah Prespektif Komunikasi,


Halaman Buku Online, diakses pada 15 Februari 2020
dari http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

Suhandang , Kustadi, Strategi Dakwah, Halaman Buku Online,


diakses pada 15 Februari 2020 dari
http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

Taufiq, M. Tata, Dakwah Era Digital, Halaman Buku Onlline,


diakses pada 12 Februari 2020 dari
http://www.saaid.net/book/19/12447.pdf.

WD, Hasan Bisri, Ilmu Dakwah Pengembangan Masyarakat,


Surabaya: IAIN SA Press, 2014.

55
Zain, Arifin, Dakwah Rasional, Halaman Buku Online, diakses
pada 13 februari 2020 dari
http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/.

56

Anda mungkin juga menyukai