Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI SHOLDER

DI RUANG ASTER RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

PROGRAM PROFESI NERS

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DI RUANG ASTER DI RSUD WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

JULIYANA SELLY UTAMI

P1908095

PROGRAM PROFESI NERS

ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

2019/2020
1
1. Penetapan Tujuan dan Kriteria Evaluasi berdasarkan SDKI, SLKI dan SIKI

No SDKI SLKI SIKI


1 Gangguan mobilitas fisik b/d Mobilitas fisik Dukungan Mobilitas
gangguan muskuloskeletal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
… x… jam bersihan jalan napas efektif 1.1
1.2
1) Rentan gerak (ROM) (… ) Terapeutik :
Ket hasil : 1 : Menurun 1.3
2 : Cukup menurun 1.4
3 : Sedang 1.5
4 : Cukup meningkat 1.6
5 : meningkat 1.7
Edukasi :
2) Nyeri ( … ) 1.8
3) Kecemasan ( … )
4) Gerakan terbatas (…)
5) Kelemahan fisik (…)
Ket hasil : 1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : meningkat

2 Nyeri akut b.d agen cedera fisik Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri

2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
… x …. jam nyeri akut bisa berkurang 2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
1) Keluhan Nyeri (… ) 2.2 Identifikasi skala nyeri
2) Meringis ( … ) 2.3 Identifikasi respons nyeri nonverbal
3) Gelisah ( … ) 2.4 Identifikasi faktor yang memperberat dan
4) Kesulitan Tidur (… ) memperingan nyeri
5) Berfokus pada Diri Sendiri ( … ) Terapeutik:
2.5 Berikan teknik nonfarmalogis untuk mengurangi
Ket hasil : 1 : Meningkat rasa nyeri
2 : Cukup Meningkat 2.6 Fasilitasi istirahat dan tidur
3 : Sedang Edukasi :
4 : Cukup Menurun 2.7 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
5 : Menurun mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
2.8 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

3 Gangguan citra tubuh b/d Harga diri Promosi Koping


perubahan ekstermitas di tandai
dengan perubahan postur tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
… x …. jam gangguan integritas 3.1
kulit/jaringan berkurang 3.2
Terapeutik :
1) Penerimaan penilaian positif terhadap diri 3.3
sendiri (… ) 3.4
Ket hasil : 1 : Menurun Edukasi :

3
2 : Cukup menurun 3.5
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : meningkat

2) Perasaan malu ( … )
3) Perasaan brsalah ( … )
4) Perasaan tidak mampu melakukan apapun
(…)
Ket hasil : 1 : Meningkat
2 : Cukup Meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup Menurun
5 : Menurun
4 Ansietas b/d kurangnya Tingkat Ansietas Terapi Relaksasi
pengetahuan tentang penyakit
1) Vebralisasi khawatir akibat kondisi yang Observasi :
dihadapi ( … ) 4.1
2) Frekuensi pernapasan (…) 4.2
3) Frekuensi nadi (…) 4.3
4) Tekanan darah (…) Terapeutik :
Ket hasil : 1 : Meningkat 4.4
2 : Cukup Meningkat Edukasi :
3 : Sedang 4.5
4 : Cukup Menurun 4.6
5 : Menurun 4.7

5) Pola tidur ( … )

4
6) Perasaan keberdayaan ( … )
Ket hasil : 1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik

5 Gangguan rasa nyaman b/d proses Tingkat nyeri Pengaturan posisi


penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
… x …. jam infeksi tidak terjadi 5.1
Terapeutik :
1) Keluhan nyeri(… ) 5.2
2) Sikap protektif ( …) 5.3
3) Kesulitan tidur ( … ) 5.4
4) Perasaan takut mengalami cedera berulang Edukasi :
Ket hasil : 1 : Meningkat 5.5
2 : Cukup meningkat 5.6
3 : Sedang 5.7
4 : Cukup menurun 5.8
5 : Menurun 5.9

5) Perilaku (…)
6) Nafsu makan (…)
7) Pola tidur (…)
Ket hasil : 1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk

5
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik

6
DAFTAR PUSTAKA

Baumann A, Troulis MJ, Kaban LB. (2004). Facial Trauma II : Dentoalveolar


Injuries And Mandibular Fractures. In: Kaban LB, Troulis MJ, Pediatric
Oral And Maxillofacial Surgery. USA: Elsevier Science.
Budiharja AS, Rahmat M. (2011). Trauma Oral Dan Maksilofasial. Juwono L:
Editor. Jakarta: EGC.
Fitriana E, Syamsuddin E, Fathurrahman. (2013). Karakteristik, Insiden Dan
Penatalaksanaan Fraktur Maksilofasial Pada Anak Di Rumah Sakit Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Bandung: FK Universitas Padjajaran.
Fonseca RJ, Walker RV. (2005). Oral And Maxillofacial Trauma. Ed. 2, Vol.2
USA: W.B. Saunders Company.
Fraioli Rebecca E. (2008). Facial Fractures: Beyond Le Fort. Otolaryngol Clin N
Am.
Moe, K. S. (2013). Maxillary and Le Fort Fractures Treatment & Management.
http://emedicine.medscape.com/article/1283568-treatment#a1135. Di akses
pada tanggal 11 November 2019 jam 22.15 WITA.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2017). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi I Cetakan
III. Jakarta: DPP PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi I
Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2019). Standar Luaran
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi I
Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
Stack CB, Ruggiero PF. (2006). Maxillary And Periorbiatal Fractures. Head and
Neck Surgery Otolaryngology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai