Makalah Etika

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KOMPETENSI GURU DAN PROFESIONAL GURU

OLEH:

KELOMPOK 2:

SUKMAWATI 1801414060

BERGITA FILADELFIA TONNO 1801414214

MEGA SUARTI NINGRUM 1801414148

DEWI ASTUTI 1801414126

KELAS: 4.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Etika profesi keguruan dengan judul “Kompetensi guru dan professional
guru”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palopo, 03 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
2.1 Kompetensi guru................................................................... 3
2.2 Profesional guru..................................................................... 10
2.3 Kompetensi Profesional guru................................................ 13
BAB III PENUTUP.............................................................................. 14
3.1 SIMPULAN........................................................................... 14
3.2 SARAN.................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap


orang yang telah lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik
seorang anak sejak kecil adalah bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh
keluarga yang lambat laun akan memperoleh pendidikan di institusi tertentu dan
masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan manusia, di
mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar namun juga
menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu melaksanakan
fungsi pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik adalah
seorang manusia yang dengan kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain
dengan tujuan transfer pengetahuan dan karakter. Pembelajaran dengan
memberikan pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang baik,
maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat. Begitu juga
sebaliknya, orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka sama saja
kebermanfaatanya kurang maksimal. Sehingga perlu adanya keseimbangan antara
keduanya.
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan
berkarakter sangat penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi
terciptanya peserta didik yang diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa
dikatakan pendidik. Noeng Muhadjir menyebutkan sebagaimana dikutip oleh
Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat seseorang bisa sebagai pendidik apabila
seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih, (2) mengimplisitkan nilai
dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia menularkan pengetahuan beserta nilainya
kepada orang lain.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan
berbagai media yang ada, membuat guru sebagai pendidik harus bisa memberikan
pelayanan pendidikan kepada peserta didik sesuai kebutuhan dan jamannya.
Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan mengelola pembelajaran,

1
kemampuan memberikan teladan yang baik, kemampuan menjadi guru yang
profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan
kemampuan – kemampuan yang telah disebutkan tersebut, termuat dalam empat
kompetensi guru yaitu, pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap
kompetensi tersebut akan dibahas dalam makalah ini dengan terperinci.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?
2. Apa yang dimaksud dengan profesional guru?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kompetensi guru.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan professional guru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi Guru

Guru sebagai seseorang yang berwenang untuk mengajar dan mendidik


peserta didik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik agar upaya
dalam mengkondisikan lingkungan belajar dapat merubah perilaku peserta didik
menjadi lebih baik secara efektif dan efisien. Menurut Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi merupakan syarat yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan
tugas dengan profesional sehingga mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Kompetensi dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa
Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan (Musfah, 2015:27).
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus
dimilki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.  Kompetensi
berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan
kepada seseorang. Kompetensi juga terkait dengan standar dimana seseorang
dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, dan sikap
serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan/atau diakui oleh
lembaganya/pemerintah. Musfah (2015:27) hakikat kompetensi adalah kekuatan
mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui
latihan dan praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui
pelatihan dan pendidikan.
Dalam buku yang ditulis oleh Mulyasa (2013:38) dari seorang tokoh
bernama Gordon terdapat enam aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi
yaitu pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat. Pengetahuan
yaitu suatu kemampuan dalam aspek kognitif, contohnya guru mengetahui
kebutuhan belajar dari peserta didiknya. Pemahaman yaitu kedalaman aspek
kognitif dan afektif dimana seorang guru mengetahui pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Kemampuan yaitu dapat melakukan tugas atau

3
pekerjaan yang dibebankan kepada guru dengan disiplin. Nilai yaitu standar
perilaku yang diyakini dan tertanam dalam individu setiap guru. Sikap yaitu
refleksi dari adanya rangsangan yang datangnya dari luar. Minat yaitu
kecenderungan untuk melakukan suatu kegiatan. Maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang
dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 adalah kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Menurut
Mulyasa (2013:27) Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personalia, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang membentuk kompetensi
standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalitas. Kompetensi guru lebih merujuk pada kemampuan guru untuk
mengajar dan mendidik sehingga menghasilkan perubahan perilaku belajar dari
peserta didik. Kemampuan guru yang dimaksud adalah tidak hanya dari segi
pengetahuan saja tetapi juga dari segi  kepribadian, sosial dan profesional sebagai
guru.
Kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru
harus mempunyai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
Dimana masing-masing kompetensi sangat penting untuk seorang guru dalam
melakukan tugas dan kewajibannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pendidikan. Guru dituntut untuk menguasai semua kompetensi guru agar
dapat menjadi panutan bagi peserta didik. Mushaf (2015:29) membagi kompetensi
guru dlam tiga bagian yaitu bidang kognitif, sikap, dan perilaku yang ketiganya
ini tidak dapat berdiri sendiri karena saling berhubungan dan mempengaruhi satu
sama lain. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan kompetensi guru
adalah perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang harus
dimilki oleh guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional.

4
1. Kompetensi Pedagogik

Guru sebagai seseorang yang berwenang untuk mengajar dan mendidik


peserta didik agar dapat mencapai keberhasilan di masa depan maka guru harus
bisa memberikan apa yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran
sesuai dengan karakteristik peserta didik.   Siswoyo (2013:118) mengemukakan
bahwa kompetensi pedagogik itu bukan hanya bersifat teknis belaka, yaitu
“kemampuan mengelola pembelajaran kelas ...” (yang dirumuskann dalam PP RI
No. 19 Tahun 2005. Kompetensi pedagogik tidak hanya mencakup perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran namun juga menguasai ilmu pendidikan.
Ilmu pendidikan diperlukan karena seorang guru haarus mengetahui wawasan
tentang pendidikan yang ada sehingga guru dapat mempersiapkan strategi yang
efektif dan efisien yang sebaiknya digunakan.  Menurut Musfah (2015:30)
kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang
meliputi (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman
tentang peserta didik; (c) pengembangan kurikulum atau silabus; (d) perancangan
pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f)
evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan merupakan kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru karena guru harus memahami konsep
pendidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga
memiliki keahlian secara akademik dan intelektual dibidangnya masing-masing.
Guru harus mengetahui fungsi dan peran lembaga pendidikan serta sistem
pendidikan nasional yang nantinya diharapkan guru dapat menginovasi
pendidikan. Sistem pembelajaran dalam pendidikan berdasarkan mata pelajaran
sehingga  guru harus memiliki kesesuian antara latar belakang keilmuan dengan
subjek (mata pelajaran) yang diampu, selain itu, guru memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran dikelas sehingga guru dapat
menyesuaikan diri dalam menghadapi peserta didik.
Pemahaman terhadap peserta didik adalah kemampuan yang harus guru
miliki karena guru harus mengerti dan mengenal peserta didik agar mengetahui

5
sejauh mana peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Selain guru juga paham terhadap perkembangan yang dicapai peserta didik agar
mengetahui tindak lanjut yang harus dilakukan. Mulyasa (2008:79) menyebutkan
sedikitnya ada empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu
tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif. Guru harus
selalu belajar mengenai karakter siswa agar mengetahui bagaimana menghadapi
karakter tersebut sehingga langkah yang diambil tidak akan merugikan peserta
didik di masa yang akan datang. Apalagi terdapat tuntutan dari masyarakat bahwa
seorang guru hendaknya menjadi pribadi yang baik dan dapat membimbing
siswanya pada arah yang positif. Guru harus dapat mengendalikan beban atau
masalah yang dihadapi agar tetap terjaga komunikasi atau interaksi yang baik dan
bijaksana dengan peserta didik saat pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis maksudnya adalah
guru memiliki perencanaan sistem pembelajaran yang memanfaatkan sumber daya
yang ada direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan. Kegiatan belajar dan
mengajar akan berhasil jika guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
bertanya. Proses pembelajaran yang dua arah akan lebih memberikan pemahaman
peserta didik sehingga guru mengetahui apa yang belum dikuasai oleh peserta
didik. Komunikasi dalam belajar merupakan hal yang penting. Jika guru
mendapati peserta didik dengan karakter yang kurang baik sehingga terkendala
dalam komunikasi maka guru harus melakukan pembelajaran yang mencerahkan
dan menunjukkan sikap menyayangi semua siswa tanpa membedakan keadaan
kepribadian dan fisik mereka.
Evaluasi hasil belajar adalah kemampuan guru dalam mengevaluasikan
pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon siswa, hasil belajar
siswa, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi guru harus dapat
merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan
membuat kesimpulan dan solusi secara akurat. Guru harus kreatif menggunakan
penilaian dalam pengajaran. Menurut Musfah (2015:40) Penilaian merupakan hal
yang penting karena penilaian menegaskan pada siswa hasil yang ingin dicapai,
penilaian menyediakan dasar informasi untuk siswa, orang tua, guru, dan pembuat

6
kebijakan, penilaian memotivasi siswa untuk mencoba, penilaian dapat menyaring
siswa di dalam atau diluar program dan memberikan pelayanan khusus serta
menyediakan dasar evaluasi guru.
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui
berbagai cara, antara lain kegiatan ekstrakurikuler, pengayaan dan remedial, serta
bimbingan konseling (BK). Guru memiliki kemampuan untuk membimbing siswa
dan menciptakan wadah bagi siswa untuk mengenali potensinya dan melatih
untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
Kompetensi pedagogik merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Kompetensi pedagogik diperlukan guru untuk berinteraksi dengan siswa
pada saat pembelajaran, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evalasi
hingga tindak lanjut dari suatu pembelajaran. Apabila guru tidak bisa menguasi
kompetensi pedagogik maka akan mengalami permasalahan dalam pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian
1) Konsep Kompetensi Kepribadian
Dalam jurnal Pengembangan Kepribadian Guru (Nursyamsi, 2014)
Kartono (2005:9) menjelaskan bahwa kepribadian itu secara langsung
berhubungan dengan kapasitas psikis seseorang ; berkaitan dengan nilai-
nilai etis atau kesusilaan dan tujuan hidup. Kepribadian itu manusia itu
juga selalu mengandung unsur dinamis, yaitu ada kemajuan-kemajuan atau
progress menuju suatu integrasi baru tapi system psikofisis tersebut tidak
pernah akan sempurna bisa terintegrasi dengan sempurna. Kepribadian ini
mencakup kemampuan adaptasi (menyesuaikan diri) yang karakteristik
terhadap lingkungan.
“Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasaan pasal 28 ayat (3)
butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, mejadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia” (Mulyasa, 2013:117).

7
Kompetensi kepribadian memiliki andil yang sangat besar bagi
pembentukkan kepribadian dan karakter peserta didik. Dalam pendidikan,
guru menjadi sosok yang paling penting dalam membentuk kepribadian
siswa, karena manusia memiliki naluri untuk mencontoh orang lain. Maka
secara tidak langsung ketika guru seorang guru semakin dekat dengan
siswanya maka semakin besar kemungkinan siswa tersebut akan
mencontoh kepribadian guru tersebut.  Sehubungan dengan uraian tersebut
maka setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik dan
memadai agar dapat membentuk kepribadian peserta didik menjadi baik.
Selain itu, kompetensi kepribadian juga menjadi landasan terhadap
kompetensi-kompetensi lainnya. Guru sebagai pendidik tidak hanya
mentransfer ilmu tetapi juga harus membentuk kepribadian siswa menjadi
individu yang baik.
2) Pentingnya Kompetensi Kepribadian
Guru sebagai pendidik tentunya harus memiliki kepribadian yang
memadai. Kompetensi guru sangat penting bagi keberlangsungan dalam
pembelajaran sebab penampilan guru bisa membuat peserta didik senang
belajar dan juga tidak senang dalam belajar. Agar peserta didik senang
belajar dan juga betah dikelas maka guru harus memiliki kepribadian
yang baik. Kompetensi kepribadian yang dimiliki guru akan dicontoh dan
menjadi tauladan bagi peserta didiknya. Jadi, apabila guru memiliki
kepribadian yang buruk maka peserta didik juga tidak akan nyaman
berada di kelas dan akan memberikan efek negatif bagi kepribadian
peserta didik. Oleh karena itu, memiliki kompetensi kepribadian yang
baik dan memadai sangat penting bagi guru.
3. Kompetensi Profesional
a. Konsep Profesional
Dalam jurnal Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan (Ali Muhson,
2004) Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang professional
itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi (1984: 44)

8
menyebutkan bahwa seseorang disebut memiliki profesi bila ia memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a) Profesi harus mengandung keahlian, artinya suatu profesi itu mesti
ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu
diperoleh dengan cara mempelajari secara khusus karena profesi bukanlah
sebuah warisan.
b) Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu,
maksudnya bukan bersifat part time.
c) Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi
itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan
secara universal pegangannya itu diakui.
d) Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.
e) Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan
peran profesi itu terhadap kliennya.
f) Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:88) dalam buku Peningkatan


Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik
(Musfah, 2015:54) kompetensi professional adalah:

“Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam


meliputi; (a) konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi secara profesional
dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai budaya nasional.”

b. Karakteristik Kompetensi Profesional

Menurut (Hamalik, 2009: 38) dalam bukunya Pendidikan Guru Berdasarkan


Pendekatan Kompetensi guru adalah seseorang yang melakukan fungsinya di
sekolah. Dari pengertian tersebut terkandung suatu konsep bahwa guru

9
professional yan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki
kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik. Guru dinilai professional apabila:

a) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan sebaik-


baiknya.
b) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.
c) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
(tujuan instruksional) sekolah.
d) Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses mengajar dan
belajar di kelas.
c. Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional

Guru sebagai pendidik harus memiliki kompetensi professional yang baik.


Seorang guru dapat mengajar, mentrasfer kebudayaan dan membentuk
kepribadian peserta didik dengan baik apabila ia memiliki kompetensi
professional yang baik pula. Namun kenyataannya masih banyak guru yang
memiliki kompetensi professional yang rendah. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kompetensi professional guru maka perlu dilakukan beberapa
upaya yaitu:

d. Memahami tuntutan standar profesi yang ada

Memahami tuntutan standar profesi yang ada sangatlah penting bagi seorang guru.
Guru harus memahami tuntutan standar profesi yang ada karena dengan
persaingan global memungkinkan adanya mobilitas guru lintas negara dan juga
harus mengikuti tuntutan masnyarakat terhadap pendidikan yang lebih baik
sehingga guru harus mampu mencapai standar profesi yang telah ditentukan.
Untuk mampu mencapai tuntutan standar profesi yang ada maka seorang guru
harus terus belajar sepanjang hayat, mengikuti perkembangan teknologi dan mau
menerima masukan dari orang lain.

2.2 Profesional Guru

Menurut Udin Syaefudin (2009) yang dikutip dalam buku Amirullah


Syarbini (2015:31) profesi pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu

10
yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan
memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukan . jadi professional adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Artinya,
pekerjaan itu tidakbisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan
tidak disiapkan secara khusu untuk melakukan pekerjaan itu.
Selain kata profesi, adapula kata profesional yang menunjuk pada dua hal.
Pertama orang yang menyandang suatu profesi. Kedua penampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya.
Adapun kata profesionalitas berarti sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dsn kejelian yang mereka miliki dalam
rangka melakukan pekerjaannya (Ismail Kusmayadi, 2014:14) dalam buku
Amirullah Syarbini (2015:32).
Menurut Amirullah Syarbini dalam bukunya yang berjudul guru hebat
indonesia (2015:37) bahwasanya kompetensi professional merupakan penguasaan
materi kurikulum secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur  dan metodologi keilmuan. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut.
a. Subkompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang
studi memiliki indicator esensial; memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
indicator; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalampengetahuan atau materi bidang studi secara professional
dalam konteks global.
Sebagai pendidik professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan
tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan professional. Dalam diskusi pengembangan model pendidikan

11
professional tenaga kependidikan, yang diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung
tahun 1990, dirumuskan 10 ciri professi, yaitu:
1)      Memiliki fungsi dan signifikansi sosial.
2)      Memiliki keahlian / keterampilan tertentu.
3)      Keahlian/ keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan
metode ilmiah.
4)      Didsarkan atas disiplin ilmu yang jelas.
5)      Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama.
6)      Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional.
7)      Memiliki kode etik.
8)      Kebebasan untuk memberikan judgement dalam memecahkan
masalah dalam lingkup kerjannya.
9)      Memiliki tanggung jawab professional dan otonomi.
10)   Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan
profesinya.  
Kemampuan professional guru berdasarkan rumusan Departemen
pendidikan dan kebudayaan pada tahun 1980 adalah kemampuan yang mencakup
a) Penguasaan materi pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan
dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut
b) Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan.
c) Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
Lebih lanjut Depdikbud (1980) merinci ketiga kelompok kemampuan
tersebut menjadi 10 kelompok dasar, yaitu:
1)      Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep- konsep dasar
keilmuannya.
2)      Pengelolaan program belajar- mengajar.
3)      Pengelolaan kelas.
4)      Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
5)      Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6)      Pengelolaan interaksi belajar- mengajar.
7)      Penilaian prestasi siswa.
8)      Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.

12
9)      Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.
10)   Pemahaman prinsip- prinsip dan pemanfaatan hasil
penelitian  pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.

2.3 Standar kompetensi Profesional Guru .
Dalam Permendiknas no.16 tahun 2007 disebutkan standar kompetensi
professional yang harus dimiliki oleh seorang guru. Standar kompetensi
professional yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Standar kompetensi profesional guru PAUD/TK/SD/MI
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.
2. Standar kompetensi guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas
mengajarnya dengan berhasil. Maka Kompetensi profesional guru adalah
sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai
keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan
mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.
3.2 SARAN

Semoga makalah ini bisa mengantarkan dan mengarahkankan kita untuk


bisa memahami dan menjadi seorang guru yang profesional,agar berguna bagi
bangsa,agama dan masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari dkk. 2009.  Guru Profesional. Bandung: Alfabeta


M. Saekhan Muchith, M.Pd, Pembelajaran Kontekstual, RaSAIL Media Group,
Semarang, 2008, hlm. 153
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan, Alfabeta, Bandung,2003, hal. 76

15

Anda mungkin juga menyukai