Anda di halaman 1dari 7

Komunikasi Medis: Hubungan Dokter-Pasien

Medical Communications: Doctor-Patient Relations

Febri Endra Budi Setyawan1

1Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga,Industri dan Keislaman, Fakultas Kedokteran,


Universitas Muhammadiyah, Malang

Abstrak

Latar Belakang: Hubungan dokter-pasien adalah hubungan antara profesional (dokter) dengan klien
(pasien). Untuk membuat hubungan dokter-pasien yang baik adalah menguasai teknik komunikasi yang
baik dengan pasien. Penggunaan komunikasi pasien dengan dokter adalah hal yang paling penting yang
disebut dengan Art of Medicine. Interaksi profesional antara dokter dan pasien, biasanya dimulai dari
sejarah, yang dalam makalah ini disebut sebagai wawancara medis. Wawancara medis adalah bagian yang
paling penting dalam proses diagnosis karena akan membantu kita dalam membentuk gambaran penyakit
pasien seakurat dan seakurat mungkin. Dokter tidak hanya dibutuhkan saat sakit, tapi bila sehat adalah
dokter yang benar-benar dibutuhkan untuk mencegah penyakit atau merawat dan meningkatkan kesehatan
fisik dan psikologis pasien. Dokter yang bisa melakukan ini adalah dokter keluarga, yang sudah belajar dan
dilatih untuk menangani penyakit sekaligus menjaga kesehatan masyarakat mulai dari lahir hingga manula.
Hubungan dokter-pasien adalah hubungan kepercayaan, jadi tanpa rasa saling percaya di antara keduanya,
pengobatan mungkin tidak dilakukan dengan baik.

Kata kunci: Hubungan dokter-pasien, komunikasi medis, komunikasi terapetik

51
Komunikasi Medis: Hubungan Dokter-Pasien 52
Abstract

Background: Doctor-patient relationship (DPR) is a relationship between the professional (physician)


with the client (patient). To create a doctor-patient relationship a good one is to master the techniques of
good communication with patients. The use of patient communication with physicians is the most
important thing is referred to as the Art of Medicine. Professional interaction between doctor and patient,
usually starting at history, which in this paper referred to as the medical interview. Medical interview is the
most important part in the process of diagnosis because it will help us in forming a picture of the patient's
illness as complete and accurate as possible. Doctors not only needed when sick, but when healthy was a
doctor actually needed to prevent illnesses or maintain and enhance physical and psychological health of
patients. Doctors who can do this is a family physician, who is already studied and trained to handle the
disease as well as safeguarding public health ranging from birth to seniors. Physician-patient relationship is
a relationship of trust, so without a sense of trust between the two, treatment may not be done well.

Keywords: Doctor-patient relationship, medical communication, therapeutic communication

TINJAUAN PUSTAKA dapat dipelajari dengan cara sering berlatih. Kita


Hubungan dokter dengan pasien (HDP) akan mampu mengharagai pasien kalau kita bisa
merupakan hubungan antara profesional (dokter) membayangkan seandainya kita atau keluarga kita
dengan klien (pasien). Hubungan tersebut berada pada posisi pasien, perlakuan dokter
melandasi semua aspek praktek kedokteran baik seperti apa yang kita harapkan.
dalam usaha menetapkan diagnosis maupun Empati adalah kemapuan untuk merasakan
pengelolaan pasien. Bila pasien telah menetapkan apa yang dirasakan orang lain dan memberikan
untuk memilih seorang dokter guna menangani tanggapan yang sesuai, tanpa ikut terlibat dalam
masalah kedokterannya, berarti pasien perasaan yang bersangkutan. Keterlibatan harus
menyerahkan sepenuhnya pengelolaan dibatasi supaya pertolongan optimal dapat
penyakitnya dan yakin bahwa dokter tersebut diberikan. Untuk bisa berempati kepada pasien,
tidak akan bertindak tanpa persetujuannya. seorang dokter harus bisa menjadi pendengar
Kepercayaan yang diberikan pasien merupakan yang baik dan mampu memberikan respon yang
amanah, sehingga dalam pengelolaan pasien, baik terhadap apa yang diceritakan pasien.
dokter melaksanakan sesuai ilmu dan Aplikasi ilmu perilaku di dalam praktek
kemampuannya yang terbaik, serta sesuai dengan kedokteran terletak pada hubungan antara dokter
kode etik kedokteran, moral, dan hukum yang dengan pasiennya. Komunikasi pasien dokter ini
berlaku. sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi
Banyak faktor yang mempengaruhi HDP yang sebanyak-banyaknya mengenai kondisi
antara lain: sosiobudaya, latar belakang pasien, agar dokter dapat membuat diagnosis.
pendidikan baik dokter maupun pasien, Selain itu komunikasi membantu pasien bekerja
pengalaman medis terdahulu, usia dokter dan sama dengan dokternya dalam proses
sikapnya terhadap pasien. Untuk menciptakan penyembuhan. Penggunaan komunikasi pasien
hubungan dokter-pasien yang baik salah satunya dengan dokter merupakan hal yang terpenting
adalah dengan menguasai teknik komunikasi yang yang disebut sebagai Art of Medicine. Komunikasi
baik dengan pasien. Teknik komunikasi tersebut jenis ini sangat alamiah dan merupakan seni
harus dikuasai mahasiswa yang akan menjalani dalam berkomunikasi pada praktek kedokteran.
praktek klinik di rumah sakit dan selanjutnya pada Komunikasi pasien dengan dokter
praktek sebagai dokter dikemudian hari. Teknik merupakan hubungan antar manusia yang
komunikasi dokter-pasien menjadi landasan mempunyai sifat umum dan khusus. Sifat khusus
antara lain dalam melakukan wawancara medis tersebut antara lain: dokter merupakan profesi
(anamnesis), melakukan negosiasi, memberi penyembuhan dan menjadi kesediaan pasien
informasi dan edukasi, menyampaikan berita untuk menyerahkan sebagian rahasia pribadinya
buruk, dan memberikan informasi penting kepada dokter. Profesi dokter yang khusus ini
tentang obat yang diberikan. pula yang membuat pasien mempunyai fantasi
Dalam melakukan komunikasi dengan dan perasaan tertentu, yang dapat mempengaruhi
pasien, kita harus mampu menunjukkan sikapnya, bahkan sebelum bertemu dokternya
penghargaan pada pasien (respect), rasa percaya yang disebut sebagai transference.
diri, dan empati. Ketiga kemampuan tersebut
Vol. 1 No.4Agustus 2017
53 Febri Endra Budi Setyawan.

WAWANCARA MEDIS Teknik Wawancara Medis


PENTINGNYA PENGETAHUAN DAN Dalam wawancara medis, terkadang
KETRAMPILAN KOMUNIKASI diperlukan suatu teknik untuk memperlancar
Interaksi profesional antara dokter dengan jalannya wawancara, yaitu teknik reseptif dan
pasien, pada umumnya dimulai saat anamnesis, teknik manipulatif.
yang dalam tulisan ini disebut sebagai wawancara a. Teknik reseptif adalah melihat, mendengar,
medis. Wawancara medis bertujuan untuk mencatat reaksi emosional pasien dan reaksi
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dari emosional diri sendiri (dalam hal ini
pasien mengenai keadaan penyakitnya karena ini pewawancara atau dokter).
merupakan bagian dari proses untuk membuat b. Teknik manipulatif, antara lain memacu untuk
diagnosis dan merencanakan terapi. Perolehan bercerita, menghambat atau mengarahkan
informasi tergantung pada kesiapan dan kemauan cerita, memformulasikan pertanyaan,
pasien untuk bekerjasama berdasarkan memperjelas jawaban dan membuat
kepercayaannya terhadap dokter. Oleh sebab itu, rangkuman.
sangat esensial bagi dokter untuk mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan berkomunikasi. 1. Melihat
Tujuan Wawancara Medis Awal dari wawancara terjadi bersamaan
Wawancara medis adalah bagian terpenting dengan pemeriksaan fisik yaitu pada saat
dalam proses diagnosa karena akan membantu pasien masuk kamar periksa (cara berjalannya,
kita dalam membentuk gambaran tentang sikap tubuhnya dan ekspresi wajah), saat
penyakit pasien selengkap dan seakurat mungkin. bersalaman (temperatur tubuh, kekuatan,
Peranan wawancara medis dalam proses diagnosis nyeri), mengenalkan diri (suara, nada bicara
ini adalah untuk memberi informasi dan dan kejernihan suara) dan cara mengambil
membantu dokter mengetahui tentang asal serta tempat duduk.
riwayat penyakit. Selain untuk membantu 2. Mendengar
diagnosis, wawancara medis juga berperan dalam Dokter harus menjadi pendengar yang baik.
pengobatan, baik dalam jangka pendek maupun 3. Mencatat reaksi emosional pasien
jangka panjang. Sebuah wawancara medis dapat Dokter dapat memberikan reaksi yang sesuai
menumbuhkan hubungan pasien dengan dokter dengan ungkapan emosi tersebut.
menjadi lebih baik, dan dapat pula meningkatkan
motivasi pasien untuk berobat. Secara umum, 4. Mencatat reaksi emosional dokter sendiri
tujuan dari wawancara medis adalah sebagai Waktu wawancara akan timbul perasaan dari
berikut: diri dokter seperti kasihan, suka atau tidak
a. Problem Centered Interview (PCI) suka atau sebal.
PCI terdiri dari deskripsi yang terperinci 5. Memacu untuk bercerita
dari keluhan pasien. Ditambah fakta-fakta Dengan sikap tubuh, mengulang kata-kata
yang relevan tentang riwayat kesehatan terakhir dengan nada tanya, menaggapi secara
sekarang, riwayat kesehatan yang lalu, positif semua yang dikatakan pasien atau
riwayat kesehatan keluarga dan riwayat mengajukan pertanyaan terbuka.
pribadi dan sosial (Basic four/Fundamental 6. Menghambat atau mengarahkan cerita
four). Pada umumnya, seorang penderita Cara bercerita pasien berbeda-beda, ada pasien
datang kepada kita dengan satu atau yang bercerita panjang lebar tanpa arah. Tugas
sejumlah keluhan yang merupakan problem dokter untuk mengarahkannya.
yang harus kita pecahkan. Tugas kita adalah 7. Memformulasikan pertanyaan
menerjemahkan keluhan-keluhan tersebut Cara merumuskan suatu pertanyaan dan cara
dalam bentuk penyakit atau diagnosis agar mengungkapkan diperlukan untuk
problemnya dapat dipecahkan atau memperoleh respon yang kita inginkan dari
diselesaikan. pasien.
b. Health Promotion Interview (HPI) 8. Memperjelas jawaban
HPI bertujuan untuk mendeteksi secara Ungkapan pasien tidak selalu mudah untuk
dini penyakit yang belum disadari oleh dimengerti oleh dokter.
penderita atau belum memberikan keluhan. 9. Membuat rangkuman
Selain itu, HPI juga mencegah penyakit dan Rangkuman berfungsi untuk merangkai
mendapatkan kata dasar yang mungkin kelak keterangan-keterangan, memperlihatkan
dapat digunakan untuk evaluasi. bahwa dokter telah mendengarkan, menguji
gambaran dari cerita pasien, memberi

Vol. 1 No.4Agustus 2017


Komunikasi Medis: Hubungan Dokter-Pasien 54
kesempatan pasien menjelaskan dan yang telah dibicarakan pada bab terdahulu. Hanya
menerangkan lebih lanjut dan menutup saja terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan.
pembicaraan. 1. Mendengarkan
Sama dengan wawancara medis pada
Dalam PCI dan HPI kita mengenal dua umumnya, selain memberi salam dan
konsep yang membantu kita agar tidak kehilangan memperkenalkan diri, dokter juga
arah dalam membuat wawancara yang baik. memperlihatkan kepada orang tua sebagai
Kedua konsep tersebut adalah sebagai berikut: pendengar yang baik.
1. The basic (fundamental) four. 2. Memfasilitasi dialog
2. The sacred seven. Cerita orang tua harus ditanggapi dengan
Wawancara perlu diarahkan untuk penuh empati. Jangan melakukan interupsi
mendapatkan informasi berdasarkan basic atau mengubah pokok bahasan atau
fundamental four, yaitu: memberi komentar yang menghakimi.
1. Present illness (riwayat penyakit sekarang)
yang sering dipisahakan dalam keluhan Berikut ini adalah strategi dalam
utama dan analisis keluhan utama dalam melakukan wawancara medis dengan orang tua
tujuh dimensi (the sacred seven). Konsep yang sedang membawa anaknya periksa.
penyakit dalam tiga dimensi. 1. Mengetahui alasan mereka datang ke dokter
Disease=Location+Pathological process+Cause (untuk mencari keluhan utama). Contoh,
2. Past health history yaitu riwayat kesehatan yang ”Mengapa ibu membawa anaknya ke sini?”
lalu atau sebelumnya. atau ”Apa yang ibu khawatirkan dari kondisi
3. Family health history yaitu riwayat kesehatan anaknya?”.
keluarga. Kita harus memperhatikan dan menghargai
4. Personal and social history yaitu riwayat pribadi keluhan yang disampaikan orang tua walau
dan sosial pasien. kadang-kadang keluhan yang disampaikan
menggunakan kata-kata yang tidak umum.
Sedangkan The Sacred Seven adalah untuk 2. Mengetahui harapan orang tua.
mendapatkan deskripsi yang jelas tentang Tanyakan pada mereka, ”Apa yang ibu
penyakit pasien, kita harus melakukan analisis harapkan dari kunjungan ibu kesini?” atau
keluhan utama dari penyakit yang sekarang dalan ”Apa masih ada yang ingin disampaikan?”
bentuk tujuh dimensi sebagai berikut: atau ”Apakah masih ada yang belum jelas?”
1. Location (Lokasi). Tanyakan lokasi atau ”Apakah masih ada yang ibu ketahui
keluhannya dan tanyakan pula penyebaran dari penyakit ibu?”.
keluhan tersebut ke tempat lain. Dengan demikian, kita dapat mengetahui
2. Quality (Kualitas). Tanyakan bagaimana hal-hal yang diharapkan oleh orang tua.
bentuk keluhannya dan sifat khasnya. 3. Menuntun dalam melakukan wawancara dan
3. Chronology/timing (Kronologi). Tanyakan tidak mendominasi.
perjalanan penyakit sejak timbul keluhan 4. Sopan santun
pertama kali sampai saat wawancara 5. Bila menghadapi penyakit yang akut
dilakukan. Dalam menghadapi kasus dengan infeksi
4. Severity (Kuantitas). Tanyakan beratnya akut, sebaiknya wawancara lebih terfokus
keluhan. pada penyakitnya.
5. Setting/onset. Tanyakan kapan mulai timbul 6. Mengarahkan kembali wawancara
keluhan tersebut untuk pertama kali. Dokter harus dapat mengendalikan
6. Modifyng factors. Tanyakan faktor-faktor yang wawancara, walau dalam kondisi apapun.
memperberat atau memperingan keluhan 7. Konseling
tersebut. Orang tua ingin penjelasan yang mudah
7. Assosiated symptoms. Tanyakan keluhan yang diterima mengenai diagnosis dan penyebab
berkaitan atau menyertai. sakit anaknya.
8. Penutup
Teknik Berkomunikasi dengan Orang Tua
Pasien Dalam melakukan wawancara medis
Walaupun tidak ada pedoman baku dalam dengan orang tua pasien, dokter harus
melakukan komunikasi dengan orang tua pasien, melakukan hal-hal berikut:
teknik wawancara medis hampir sama dengan a. Membuat ringkasan semua informasi yang
telah diceritakan oleh orang tua.
Vol. 1 No.4Agustus 2017
55 Febri Endra Budi Setyawan.

b. Setelah itu, masukkan dalam rekam medis Dokter yang bisa melakukan hal tersebut
anak tersebut. adalah dokter keluarga, yang memang sudah
c. Kalau ada, berikan materi edukasi yang belajar dan dilatih untuk menangani penyakit
terkait dengan sakit anaknya. Jelaskan serta menjaga kesehatan masyarakat dari mulai
karakteristik anak yang kita tangani dan lahir sampai lansia. Di Indonesia, dokter umum
kemungkinan prognosisnya. Ingat, setiap dapat menjadi dokter keluarga. Jangan ragu untuk
anak memiliki karakteristik sendiri-sendiri, menggunakan dokter umum atau dokter keluarga
walaupun sakitnya sama. karena menurut statistik, sebagian besar penyakit
d. Tanyakan kepada anak yang sudah besar, dan pencegahannya cukup dan bisa ditangani oleh
orang tua, atau pengasuhnya apakah masih dokter umum atau dokter keluarga.
ada yang belum jelas. Jika waktu kita Dengan menggunakan dokter umum atau
terbatas, dialog dapat ditunjukan pada dokter keluarga, pemeliharaan kesehatan dapat
pertemuan berikutnya. dilakukan lebih efisien. Riwayat kesehatan pribadi
e. Buatkan rencana kapan mereka harus dan keluarga dapat dicatat dengan baik sehingga
kembali berkunjung. memudahkan penanganan ketika sakit. Biaya
pengobatan dapat ditekan karena dokter sudah
Bila seseorang yang sakit mencari sangat mengenal pasiennya sehingga tidak perlu
pertolongan dokter, maka dia menginginkan mengulang pemeriksaan, mencoba pengobatan
suatu hubungan yang bersifat pribadi. Pada orang dari awal, atau memberikan obat yang tidak cocok
dewasa, hubungan pasien dengan dokter ini untuk pasien, misalnya yang menimbulkan reaksi
memiliki ciri tertentu yaitu hubungan yang alergi.
disadari, realistik dan wajar dalam upaya pasien Dokter umum atau dokter keluarga dapat
mencari pertolongan dari tenaga profesional. juga melakukan perawatan kesehatan untuk
Hubungan pasien dengan dokter itu bersifat keadaan-keadaan khusus, misalnya pada
pribadi. Oleh karena itu diperlukan sikap hormat kehamilan dan persalinan normal. Sebagian besar
terhadap pribadi orang lain dan ketrampilan kehamilan dan persalinan yang dialami oleh kaum
dalam membangkitkan dan memelihara kesiapan perempuan adalah kehamilan dan persalinan yang
pasien supaya mau bekerja sama dan mempunyai normal, sehingga penanganan oleh dokter umum
motivasi untuk sembuh. atau dokter keluarga pun sudah cukup.
Tidak ada seorangpun yang mau menderita Jika diperlukan untuk kasus-kasus khusus,
sakit. Namun, semua manusia pasti pernah misalnya pembedahan atau penyakit yang
menderita sakit dari mulai sakit ringan sampai kompleks, dokter keluarga akan merujuk pasien
yang berat. Ada banyak penyakit bisa sembuh pada dokter spesialis namun tetap dokter keluarga
dengan sendirinya atau hanya perlu obat-obatan dapat terus mendampingi pasien selama proses
ringan, namun banyak pula penyakit yang cukup pengobatan. Dalam sebagian kasus, pengobatan
serius sehingga memerlukan penanganan oleh spesialistik pun dapat dilakukan dokter keluarga
dokter. Agar dapat dilakukan pengobatan dengan dibawah pengawasan dokter spesialis.
baik, pasien harus memiliki hubungan yang baik Hubungan dokter-pasien adalah hubungan
dengan dokter yang menanganinya. Berikut akan kepercayaan, jadi tanpa rasa percaya diantara
dibahas bagaimana agar hubungan pasien dengan keduanya, pengobatan tidak mungkin dilakukan
dokter dapat berjalan dengan baik. dengan baik. Sehingga pasien harus memilih
dokter yang dapat dia percayai. Kepercayaan tidak
PEMILIHAN DOKTER akan timbul dengan sendirinya, membutuhkan
Dokter bukan hanya dibutuhkan ketika waktu. Sehingga kebiasaan gemar mengganti
sakit, namun ketika sehat pun dokter sebenarnya dokter setiap kali sakit adalah kebiasaan yang
diperlukan untuk mencegah penyakit atau kurang baik dalam membangun kepercayaan
menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik diantara pasien dengan dokternya.
maupun psikis dari pasiennya. Kesehatan Selain kepercayaan, komunikasi adalah inti
pribadipun sangat berkaitan dengan kondisi dari hubungan pasien-dokter, sehingga
kesehatan dari keluarganya, sehingga dokter yang komunikasi yang baik diantara keduanya
harusnya dipilih adalah dokter yang bisa melayani memegang peranan sangat penting dalam
kesehatan seluruh anggota keluarga dari mulai pelayanan kesehatan. Pasien harus terbuka dalam
bayi sampai lansia, bukan hanya saat sakit, berkomunikasi dengan dokternya, begitu pula
melainkan juga pada saat sehat untuk menjaga sebaliknya, karena tanpa keterbukaan, dokter
dan meningkatkan derajat kesehatan. akan kesulitan dalam mengetahui riwayat

Vol. 1 No.4Agustus 2017


Komunikasi Medis: Hubungan Dokter-Pasien 56
kesehatan pasiennya yang penting untuk memberikan kepuasan serta rasa aman kepada
menentukan pengobatan yang tepat. pasien?
Jika diperlukan, pasien dapat mencatat Jawabnya, karena komunikasi belum menjadi
semua hal yang dirasakan berkaitan dengan urusan utama dokter Indonesia. Disisi lain pasien
keluhannya agar tidak ada yang terlewat atau belum sadar hak dan kewajibannya sebagai
terlupakan sehingga dapat disampaikan pada pasien. Menurut Daldiyono, untuk mendapat
dokter, itu termasuk kebiasaan, pola makan, obat hasil maksimal dari pertemuan dengan dokter,
dan suplemen makanan yang digunakan, dan pasien harus mempersiapkan diri. Misalnya
seterusnya. Pasien juga sangat disarankan untuk mengenakan pakaian yang memudahkan dokter
aktif bertanya untuk hal-hal yang tidak mengerti melakukan pemeriksaan. Selain itu pasien juga
atau ketika merasa ragu dan bingung, baik perlu mencatat keluhan yang hendak disampaikan
mengenai penyakit, pemeriksaan, dan pengobatan ke dokter secara lengkap, kapan dirasakan, upaya
yang diberikan. Jika pertanyaan-pertanyaan itu yang sudah dilakukan untuk mengurangi rasa
sudah muncul sebelum berkunjung ke dokter, sakit. Beritahukan pula penyakit yang pernah atau
sebaiknya dicatat sehingga tidak ada yang terlewat sedang diderita, obat yang sedang diminum serta
untuk ditanyakan. jika ada alergi.
Jika dianggap penting, pasien juga Dari tanya jawab soal keluhan dan
disarankan untuk mencatat atau merekam pemeriksaan fisik pasien, dokter akan
jawaban dan penjelasan dari dokter sehingga tidak menegakkan diagnosis kemudian memberikan
salah atau lupa ketika menjalani pengobatan. terapi termasuk resep obat. Pasien berhak
Beberapa dokter juga kadang memberikan atau mendapatkan informasi yang jelas mengenai hasil
meminjamkan buku, artikel majalah, atau brosur pemeriksaan, menanyakan bila ada yang belum
yang berkaitan dengan penyakit dan jelas, mengambil keputusan untuk menerima atau
pengobatannya. Pencatatan juga dianjurkan untuk menolak saran dokter tentang terapi yang akan
dilakukan oleh pasien untuk hal-hal yang penting diberikan. Jika pasien tidak menerima keputusan
mengenai kesehatannya, misalnya alergi obat atau dokter, ia berhak mencari pendapat kedua (second
penyakit berat dan pembedahan yang pernah opinion) dari dokter lain.
dialami. Pasien yang pintar perlu bertanya dan
Dokter harus mencatat dengan lengkap mengetahui obat apa yang diresepkan serta
keadaan kesehatan pasiennya dalam rekam medik manfaatnya. Jika kondisi keuangan tidak
dan menyimpannya dengan baik untuk menjaga memungkinkan, pasien perlu meminta obat
kerahasiaannya, sehingga riwayat kesehatan pasien generik. Hilangkan sifat ingin cepat sembuh.
dapat diketahui dengan baik. Pengobatan perlu waktu, kesabaran, dan
Dalam pengobatan, dokter harus menjelaskan ketekunan. Banyak dokter terbawa kemauan
dalam bahasa awam pengobatan yang akan pasien yang ingin cepat sembuh, sehingga dokter
diberikan, termasuk lama pengobatan, cara kerja melakukan perbagai jenis pemeriksaan yang
dan efek dari obat yang diharapkan, efek belum tentu diperlukan atau memberi obat
samping, juga perlu disampaikan adanya berlebihan.
perubahan pola hidup (istirahat, makan, minum). Sebaliknya, dokter yang bijak adalah yang
Komunikasi antara pasien-dokter juga mampu berkomunikasi secara efektif dengan
bukan hanya saat ditempat praktik, tetapi dapat pasien. Mau mendengarkan keluhan pasien,
dilakukan di waktu dan tempat lain, sehingga menjawab pertanyaan dan menjelaskan situasi
mintalah nomor telepon atau alamat e-mail untuk pasien, memberi nasihat cukup tidak sekadar
mengontak dokter jika pasien sewaktu-waktu memberi resep sehingga pasien merasa puas.
memiliki masalah dengan pengobatan atau ada Kemampuan berkomunikasi merupakan inti dari
pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan dokter. Kepandaian sebenarnya nomor
pengobatannya. Faktor-faktor yang dua. Pasalnya, 60% pasien sebenarnya tidak sakit,
mempengaruhi hubungan pasien dengan dokter: tetapi mengalami kelainan fungsional. Hanya 40%
1. Tempat dan ruang pelayanan yang benar-benar sakit, itu pun 20% sembuh
2. Waktu tunggu sendiri. Pengobatan atau proses asuhan medik
3. Latar belakang psikologi pasien adalah usaha bersama.
4. Sikap dan perilaku dokter terhadap pasien
Mengapa banyak tuduhan bahwa dokter PENUTUP
melakukan malpraktik? Fenomena pasien Pasien dianjurkan untuk memilih dokter
berbondong-bondong berobat ke luar negeri? umum atau dokter keluarga yang dapat
Apakah dokter Indonesia kurang mampu memberikan rasa percaya, merasa nyaman
Vol. 1 No.4Agustus 2017
57 Febri Endra Budi Setyawan.

menceritakan masalah kesehatannya dan Prodjohamidjojo M, 2005, Hukum Acara


menjalani pemeriksaan, lalu menjawab semua Pengadilan Tata Usaha Negara dan UU
pertanyaan yang diajukan oleh pasien dan PTUN, Ghalia, Indonesia.
menjelaskannya dengan bahasa awam, juga Raditya, 2006, Komunikasi Pasien Dengan
memberikan cukup waktu untuk itu semua. Dokter Secara Baik,
Dengan memiliki hubungan pasien-dokter (http://teknosehat.komunikasi pasien dengan
yang baik, pasien dapat memperoleh derajat dokter yang baik).Diakses tanggal 13 Agustus
kesehatan yang optimal, pelayanan kesehatan 2008.
yang efisien, & mencegah terjadinya kesalahan Sodijoyo, 2006, Komunikasi Dalam Medis,
dalam pengobatan yang tidak perlu. (http://www.hukum
kesehatan.com/informed consent.html),
Diakses tanggal 10 Agustus 2008.
DAFTAR PUSTAKA Soesilo,R., Pramudji, 2007, Kitab Undang-
-----, 2006, Undang-Undang Otonomi Daerah, Undang Hukum Perdata. Wipress, Jakarta.
Cemerlang, Jakarta. Soetjiningsih, 2007, Modul Komunikasi Pasien
-----, 2005, Undang-Undang Praktek Kedokteran. Dengan Dokter. Penerbit Buku Kedokteran
Yustisia, Jakarta. Poernomo Bambang, EGC, Jakarta.
Hukum Kesehatan. Aditya Media, Yogyakarta. Tahka, V, 1984, The Patient Doctor Relationship,
-----, 1998, Peraturan Pemerintah No. 32 tahun Sydney: ADIS Health Science Press, Australia.
1998 tentang Tenaga Kesehatan, Jakarta. Uhoiwutun T, 2007, Bunga Rampai Hukum
-----, 1998, Peraturan Menteri Kesehatan RI Kedokteran. Bayumedia, Malang.
No.159 b/Menkes/SK/Per/II/1998 tentang
RS, Jakarta.
-----, 1989, Peraturan Mentri Kesehatan RI No.
749A/Menkes/Per/IX/1989 tentang Rekam
Medis/Medical Record, Jakarta.
-----, 1989, Peraturan Mentri Kesehatan RI
nomor 585/Menkes/Per/IX/1989 tentang
Pesetujuan Tindakan Medis, Jakarta.
Ali Zainuddin, (2006), Hukum Perdata Islam di
Indonesia. Sinar Grafika, Bandung.
Billy, 2006, Komunikasi pasien dengan dokter
yang baik. (http://www.kintan.multiply.com/
reviews/item/2), Diakses tanggal 12 Agustus
2008.
Dadiyono. 2004. Komunikasi,
(http://www.dention.bravehost.
com/informed%20consent.html). Diakses
tanggal 10 Agustus 2008.
Hartono, 2004, Hubungan pasien dengan dokter,
(http://one.
indoskripsi.com/content/komunikasi.kunci
hubungan baik dokter dan pasien), Diakses
tanggal 12 Agustus 2008.
Husen, 2003, Hubungan Pasien,
(http://www.farklin.com/images/multirow3f.
pdf), Diakses tanggal 12 Agustus 2008.
Kasman, 2007, Hubungan Pasien Dengan
Dokter, (http://konsul sehat.word
press.com/04/03 ), Diakses tanggal 12
Agustus 2008.
Markum, 2000, HMS Penuntun Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik, Pusat Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.

Vol. 1 No.4Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai