PENDAHULUAN
dan praktis. Orang semakin malas berjalan untuk pergi ke suatu tempat dalam jarak
dekat dan lebih memilih memakai sepeda motor atau mobil lebih karena lebih cepat
dan tidak melelahkan. Gaya hidup serba cepat juga terjadi dalam pola makan dan
kelebihan berat badan. Hal tersebut nantinya akan memicu munculnya berbagai
penyakit, dan salah satunya adalah osteoatritis atau masyarakat sering menyebutnya
pengapuran sendi.
diperkirakan 70- 90% penderita osteoarthritis adalah usia 75 tahun. Secara umum
pravelensi osteoarthritis mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60
tahun, dan 65% pada usia >61 tahun. Untuk osteoarthritis lutut pravelensinya cukup
tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita (Koentjoro,2010). Di Jawa
(Maharani, 2007) .
Indonesia cukup besar, dimana pada tahun 1997 terdapat 12 juta penduduk
1
osteoarthritis dan kelainan sendi lainnya merupakan penyebab 25% dari seluruh
kondisi ketidakmampuan, karena itu WHO (1998) telah melaporkan bahwa 355 juta
sendi, dimana terjadi pembentukan osteofit pada tulang rawan sendi dan jaringan
proses degradasi dan sintesis dari kondrosit matriks ekstraseluler tulang rawan
Gejala klinis utama osteoartritis sendi lutut adalah nyeri. Keluhan nyeri
akan memburuk saat terjadi peningkatan pembebanan sendi, misalnya saat berjalan,
naik tangga atau jongkok. Gejala lain meliputi morning stiffness yaitu rasa kaku
pada sendi di pagi hari yang semakin membaik bila sendi semakin sering
dan krepitasi. Pada kondisi lanjut biasanya akan terjadi penurunan kekuatan otot
aktivitas sehari-hari jelas akan turun. Penderita menjadi tergantung pada orang lain
2
untuk mengurangi gejala yang dirasakan saat sakit dan hal tersebut, dilakukan
untuk meminimalkan rasa tidak nyaman yang didapat (Potter & Perry, 2005).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hialin dari sendi, dimana terjadi pembentukan osteofit pada tulang rawan
menyebabkan kerusakan cartilago pada knee joint, atau penyakit sendi yang
ditandai dengan hilangnya dan erosi cartilago knee joint serta pertumbuhan
tubuh yang lain. Sendi ini terletak diantara sendi ankle dengan sendi hip
4
c) Mempunyai membran sinovial yang memproduksi cairan sinovial
pada sendi
sebagai sensasi sakit, ada juga ujung saraf simpatik (saraf otonom)
darah. Suplai nutrisi tulang rawan sendi diperoleh dari cairan synovial,
dibentuk oleh beberapa tulang yaitu: tulang femur, tibia, patella dan
fibula.
dalam dan dari anterior dipisahkan oleh alur patella, dimana tempat
5
menurut Hertling. Dilihat dari depan kondilus medial jauh lebih
6
pembuluh darah maka bagian dalamnya mudah mengalami proses
samping, dan berisi patella, ligamen, meniskus dan bursa. Kapsul sendi
lutut terdiri dari dua lapisan yaitu stratum fibrosa dan stratum sinovium.
Lapisan dalam atau intimal, terdiri dari lembaran sel tipis, lebih tipis
dari selembar kertas. Sel-sel intimal ada dua jenis, jenis fibroblas dan
cairan sinovial. Kapsul sendi lutut ini termasuk jaringan fibros yang
7
d. Ligamen
kapsul sendi atau merupakan jaringan ikat yang berdiri sendiri. Ada
e. Meniskus
8
medial lebih lebar dan tebal dibanding bagian anterior. Rotasi eksternal
menyatu dengan ligament kolateral laterale oleh karena itu meniscus ini
f. Bursa
yang lain. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara
lain: (a) bursa popliteus, (b) bursa supra patellaris, (c) bursa infra
Ditinjau dari segi tipe kerjanya, otot daerah sendi lutut terdiri dari otot
tipe tonik dan phasik. Yang termasuk otot tipe tonik adalah m. rektus
9
Ditijau dari segi fungsinya otot daerah lulut dapat dibagi
tendon yang ber insertio pada tuberositas tibia. Keempat otot tersebut
dan Sacral).
disebut otot hamstring, otot hamstring dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu otot-otot bagian medial dan lateral. Otot bagian medial terdiri dari
berperan dalam melakukan gerakan fleksi lutut selain itu m.gracilis dan
tempat, antara lain di simpai sendi bagian belakang dan pada meniscus
10
medialis. Sedangkan otot bagian lateral terdiri dari m.biceps femoris,
pada tuber ischiadicus dan kaput brevis yang berorigo pada sepertiga
tengah labium lateral linea aspera dan septum inter muscular lateral,
insertio pada kapitulum fibula, kaput longus dari m.Biceps femoris dan
dari permukaan sendinya, juga disebut gerak intra articular, terdiri dari
Sendi Tibiofemoral
11
eksternal. Pada ekstensi terahir terjadi rotasi eksternal tibia yang
gerak fleksi terjadi translasi tibia ke dorsal dan saat gerak ekstensi
translasi tibia kemedial saat fleksi dan translasi tibia kelateral saat
ekstensi.
Sendi Patellofemoral
tertutup cartilago yang tebal. Fungsi dari sendi ini adalah membantu
femur mengikuti pola seperti hurup C, dari ekstensi ke fleksi dan untuk
selama ekstensi lutut. Hal ini kemung- kinan besar terkait dengan
sekitar 7-8 cm saat eks- tensi dan fleksi. Saat ekstensi disertai gerak ge-
12
Sendi Patellofemoral
tertutup cartilago yang tebal. Fungsi dari sendi ini adalah membantu
dan bentuk dan keselarasan dari kondilus femoralis. Gerak geser patella
ke proksimal dan ke distal sekitar 7-8 cm saat ekstensi dan fleksi. Saat
sekunder.
a. Osteoarthritis Primer
jelas. Hal ini disebabkan oleh perubahan intrinsik dari jaringan sendi itu
13
Faktor genetik dapat terlibat dalam osteoarthritis primer, dimana
yang terkena menjadi 2–3 kali lebih berisiko terjadi osteoarthritis primer.
daerah dingin sering mengalami nyeri yang hebat akibat iklim lembab.
b. Osteoarthritis Sekunder
(Stuart, 2003).
14
osteoarthritis, sendi carpometacarpal dan metacarpophalangeal pertama
yang lebih kuat pada wanita. Peningkatan beban di sendi jelas sangat
15
sebagai berikut: Tulang rawan sendi, tulang, membran synovial, kapsul,
ligamen dan jaringan otot”. Osteoartritis bermula dari terjadinya erosi dan
kerusakan tulang rawan sendi yang progresif tapi lambat. Tulang rawan
sendi mengalami erosi, hal ini terjadi pada pusat dan daerah penumpuan
berat badan. Selama tahap awal, sendi biasanya tanpa gejala nyeri karena
tulang rawan yang avaskular dan aneural, tetapi rasa nyeri menjadi konstan
menumpu berat ba- dan maupun yang tidak menumpu berat badan.
tulang rawan sendi dapat terkelupas atau hilang seluruhnya sehingga tulang
terjadi proliferasi.
subchondral, tulang menjadi rapuh dan terjadi micro fraktur (patah tulang
16
tulang. Ada juga bendungan vena di tulang subchondral. Terbentuk osteopit
di tepi permukaan artikular di mana osteopit dapat terjadi dalam sendi atau
ke dalam kapsul dan ligamen. Dan terjadi perubahan pada kondilus tibialis
lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan ber- gesekan satu sama
lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan
lutut menjadi tidak stabil atau hipermobile, hal ini terjadi karena menipisnya
sendi akan mengalami deformitas valgus tibia. Atau sendi lutut menjadi
17
Selama immobilisasi, dan berkurangnya gerakan dan regangan
(GAG) dan cairan. Kadar cairan dan GAG menurun sehingga jaringan
kurang elastis, selain itu juga timbul fibrosis, hal ini terjadi karena
18
ischemic, ischemic akan menyebabkan nyeri dan seterusnya disebut viscous
cyrcle of pain.
gangguan sirkulasi pada otot serta berkurangnya kualitas otot akibat proses
a. Nyeri, sumber nyeri dapat berasal dari tiga tempat yaitu sinovium,
jaringan lunak sendi sekitar dan tulang. Nyeri sinovium dapat terjadi
akibat reaksi radang yang timbul akibat adanya debris dan kristal dalam
cairan sendi. Selain itu juga dapat terjadi akibat kontak dengan rawan
sendi pada waktu sendi bergerak. Kerusakan pada jaringan lunak sendi
b. Antalgic gait atau jalan pincang, dimana saat berjalan, pada phase mid
19
nyeri, hal ini disebabkan oleh karena adanya ketegangan membrana
kualitas otot akibat proses degenerasi dan penuaan. Otot sekitar sendi
salah satu arah gerakan saja. Hal tersebut akibat auto immobilisasi
kontraktur kapsul-ligamenter.
e. Rasa kaku, kaku sendi merupakan gejala yang sering ditemukan, tetapi
biasanya tidak lebih dari 30 menit. Kaku sendi biasanya muncul pada
pagi hari atau setelah immobilitas seperti duduk dikursi atau mobil
20
f. Instabilitas, dimana sendi lutut tidak stabil disebabkan karena
atau genu rekurvatum, hal ini dapat terjadi karena disbalance kekuatan
otot akibat adanya kelemahan otot dan atau ligament laksiti. Disamping
Enlargement).
3) Grade 2 : terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah sendi baik
klinis.
21
VAS digunakan untuk mebgukur kwantitas dan kwalitas nyeri yang
memberikan sebuah titik yang mewakili keadaan nyeri yang dirasakan saat
ini.
kekuatan otot secara manual atau sering disebut Manual Muscle Testing
Nilai Keterangan
Nilai 1 Otot ada kontraksi, baik dilihat secara visual atau palpasi, ada
22
Nilai 3 Gerak melawan gravitasi dan full ROM
3. Pengukuran ROM
adalah ROM dari setiap gerakan pada regio hip, knee, dan ankle. Adapun
berikut :
(15m) dan naik turun tang, dapat digunakan indeks status fungsional jette
(modifikasi fisher) (Jette AM, 1980). Indeks ini pertama kali digunakan
dalam the pilot geriatric Arthritis Program, Wilconsin Usit tahun 1977
23
berkaitan yaitu : (1) Nyeri, derajat nyeri saat melakukan aktivitas terdiri dari
3 = Butuh bantuan orang, 4 = Butuh bantuan alat dan orang, 5 = Tidak dapat
merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk
Sedangkan pada pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk
24
reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dangan rasa panas dan
( Ronatiur, 2007).
untuk mengarahkan pulsa listrik ringan ke saraf di area yang sakit. Selama
serabur saraf besar. Jenis lain TENS bekerja dengan menyebabkan tubuh
melepaskan endorphin (zat kimia saraf yang terjadi secara alami dalam otak
yang memiliki sifat menghilangkan rasa sakit). Dan apabila nyeri sudah
25
juga menurunkan aksi potensial, yang akan menghambat serabut afferen Aβ
tingkat sensorik.
Pengurangan nyeri supra spinal level, terjadi adanya panas tinggi yang akan
mengantuk.
sebagai akibat meningkatnya kadar air dalam matiks jaringan ikat sehingga
terjadi peningkatan kelenturan jaringan kapsul ligamen dan fasia. Hal ini
akan menurunkan nyeri regang sendi bahu. Efek pada jaringan otot terjadi
3. Static Kontraksi
aliran darah dan menajaga kekuatan otot agar tdk terjadi artropi.
26
4. Hold Relax
otot tersebut rikeks, cara pelaksanaannya teknik hold relax, (1) gerakan atau
dimana nyeri terasa timbul, (2) terapis memberi tahanan pada kelompok
yang diberikan tahan disini, (4) rileksasi pada kelompok otot antagonis,
tunggu beberapa saat sampai ototnya rileks, (5) gerakan aktif dalam pola
5. Strenghtening
utama, yaitu :
c. Isokinetik
27
Kelemahan otot, terutama otot quadrisep, telah diketahui sangat
karena nyeri karena nyeri dan efusi, dan disuse atrophy karena inaktivitas.
genue. Oleh karena itu, OA genue. Oleh karena itu, penguatan otot
difokuskan hanya pada impairment lokal sekitar sendi yang terkena seperti
kelemahan otot, keterbatasan luas gerak sendi, dan nyeri. Manajemen yang
28
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
Nama : Tn. J
Umur : 74 tahun
Agama : Islam
Alamat : Beroangin
B. Anamnesis Khusus
Pasien merasakan nyeri pada awal tahun 2019 secara tiba-tiba saat
sedang bekerja di kebun. Nyeri memburuk saat di pagi hari dan cuaca dingin,
serta saat berjalan jauh. Pasien kesulitan pada aktifitas sehari-hari yang
melibatkan pergerakan lutut seperti naik turun tangga, shalat, dan jongkok,
4. Suhu : 36,5 ̊C
D. Inspeksi
1. Statis
Pinggul tampak asimetris, pinggul sebelah kanan tampak lebih rendah dari
pinggul kiri.
2. Dinamis
sebaliknya.
E. Palpasi
2. Suhu normal
1. Orientasi Test
30
Hasil : Pasien tidak mampu melakukan gerakan jongkok ke berdiri
begitupun sebaliknya.
31
Interpretasi = Pasien merasakan nyeri saat fisioterapis menggerakkan
32
Parameter VAS :
4 5
Flexor
4 5
Ekstensor
4 5
Eksorotasi
4 5
Endorotasi
3. Pengukuran ROM
33
Calcaneus R. 40° - 0° - 30° R. 25° - 0° - 20°
Ekso / Endorotsi
Knee
4. Ballotement Test
lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam keadaan normal patella itu tidak dapat
ditekan kebawah : dia sudah terletak di atas kedua condyli dari femur. Bila ada
kartilago
gerakan fleksi dan ekstensi knee. Bila ada masalah pada kartilagonya, maka
34
akan terdapat bunyi (krepitasi) pada persendiannya karena permukaan sendi
kartilago pasien
dan posterior
bawah dan ibu jari berada dibagian distal tulang patela kemudian di dorong ke
arah belakang. Tes ini positif jika ditemukan tulang tibia bergeser ke belakang.
Hasil : Negatif
posterior
Tehnik : Pasien tengkurap dengan knee fleksi 900 Lakukan fiksasi pada
35
Hasil : Negatif
3 4 2
Bangkit dari posisi duduk
3 3 1
Berjalan 15 meter
3 4 2
Naik dan turun tangga
duduk ke berdiri, berjalan, dan saat naik turun tangga. Pasien kesulitan
saat naik turun tangga dan bangkit dari posisi duduk, serta
H. Diagnosa Fisioterapi
I. Problematik Fisioterapi
1. Impairment
3. Participation Restriction
knee
1. TENS
sirkulasi darah.
37
d. Tehnik : Pasien tidur terlentang di bed lalu kedua pad diletakkan
e. Dosis :
F : 2 kali/bulan
I : 30 mA
T : 2 pad
T : 15 menit
2. Static contraction
fisioterapis.
c. Dosis
F : 2 kali/bulan
I : Toleransi pasien
T : Aktif
T : 5-8 kali
3. Hold Relax
a. Tujuan : Menguatkan pola agonis sehingga dapat menambah Lingkup
gerak sendi
b. Teknik : Terapis memberi tahanan di bagian distal sendi lutut yang
bergerak dengan arah berlawanan dari gerakan pasien. kemudian pasien
diminta mengkontraksikan kelompok antagonis tersebut tanpa terjadi
gerakan atau kontraksi isometric
38
c. Dosis :
F : 2x sebulan
I : Toleransi pasien
T : Aktif
T : 5-8 kali
4. Strenghtening
pertahankan posisi tersebut selama 10-30 detik, dengan repetisi 5-10 kali,
c. Dosis :
F : 2x sebulan
I : Toleransi pasien
T : Aktif
T : 5-8 kali
L. Evaluasi
39
kontraksi
Fleksi-Ekstensi S. 0°-0°-90°
Strenghtening,
Ekso-Endorotasi R. 25°-0°-20°
3 Keterbatasan LGS Hold relax, dan
(Belum adanya perubahan
Static kontraksi
ROM)
40
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
sendi, dimana terjadi pembentukan osteofit pada tulang rawan sendi dan jaringan
proses degradasi dan sintesis dari kondrosit matriks ekstraseluler tulang rawan sendi dan
Adapun gejala klinis dari Osteoarthitis knee adalah berupa nyeri, antalgic gait,
kelemahan otot, keterbatasan lingkup gerak sendi, instabilitas sendi atau deformitas.
41
DAFTAR PUSTAKA
Kuntono, H. P. 2011. Nyeri Secara Umum dan Osteoarthritis Lutut dari Segi Fisioterapi,
Caesario Mohammad, “Osteoartritis Pada Lutut, Cegah Sekarang Juga!”, available at,
2020.
Cook, Chad, 2007, “Orthopedic Manual Therapy”, New Jersey, Upper Saddle.
Handayani, Resty Dwi, “Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya osteoartritis pada
Harrier Wittink, Theresia H.M, 2002, ”Chonic Pain Management For Physical
Penderita Osteoarthritis.
Hardjono, 2008. Pemberian Terapi Micro Wave Diathermy (Mwd) Dan Quadriceps
Exercise (Qe) Lebih Baik Dari Pada Pemberian Terapi Ultrasonik (Us) Dan Quadriceps
Lutut.Availabel:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=151085&val
=977.
42