Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ ETOS KERJA DAN KEPEMIMPINAN “

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Ilhamuddin
NIPD : 18.06.01.0089
Kelas : Nautika Echo
Jurusan : Nautika DP-III

POLITEKNIK PELAYARAN MALAHAYATI ACEH


Jalan Laksamana Malahayati Km.19 No.12, Mesjid Raya,
Kabupaten Aceh Besar, Aceh 23381
TAHUN DIKLAT 2018/2019

1
2
Kata Pengantar
Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan tesis ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat
waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, Saya bukanlah siapa-siapa. Selain itu, Saya
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta para guru
yang sudah mendukung hingga titik terakhir ini.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “ETOS KERJA
DAN KEPEMIMPINAN”
Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan
pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau
kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil karya
ilmiah Saya.

Banda Aceh, September 2019


Penyusun

Daftar Isi

3
Kata Pengantar..................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
A. Latar belakang...........................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................6
C. Tujuan.......................................................................................................................6
D. Manfaat.....................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A.    Kepemimpinan.......................................................................................................6
B.     Pandangan Kepemimpinan....................................................................................7
1) Seorang yang belajar seumur hidup.......................................................................7
2)  Berorientasi pada pelayanan................................................................................7
3) Membawa energi yang positif................................................................................7
4) Percaya pada orang lain.........................................................................................7
5)Keseimbangan dalam kehidupan............................................................................7
6)Melihat kehidupan sebagai tantangan....................................................................7
7) Sinergi....................................................................................................................8
8) Latihan mengembangkan diri sendiri.....................................................................8
C.     Hal Mendasar Yang Perlu Untuk Kepemimpinan..................................................8
a.       Organisasi :........................................................................................................9
b.  V i s i :....................................................................................................................9
c.. M i s i :...................................................................................................................9
d. Nilai-nilai................................................................................................................9
e. Kebijakan................................................................................................................9
f. Tujuan-tujuan Organisasi........................................................................................9
g. Metodologi :...........................................................................................................9
D. Etos Kerja.............................................................................................................10
E . Ciri-ciri Etos Kerja Kepemimpinan........................................................................10
Baik dan Bermanfaat................................................................................................10
Kemantapan atau Perfectness.................................................................................10
Melakukan yang Baik dan Lebih Baik Lagi................................................................11
BAB III............................................................................................................................11

4
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.......................................................................................................11
B. SARAN...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang    
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita
peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika
Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang
demokratis dan merdeka. Saya menyaksikan sendiri dalam sebuah acara talk show
TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson
Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara
pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia
mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya.
Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka
yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard,
bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka
yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang
pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa
kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi
kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan
pernah menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari
proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang.
Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari
proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan
visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan
membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya
mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya
mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir
menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang
diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam
diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal Justru seringkali seorang
pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya.

6
Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan
mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati
adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan
maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak
bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan
penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya.
Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang
pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan
pada kerendahan hati.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
         Apa peran kepemimpin dalam memberikan motivasi etos kerja ?
         Apa peran kepemimpin dalam memberikan semangat etos kerja?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
         Untuk mengetahui peran kepemimpin dalam memberikan motivasi etos kerja.
         Untuk mengetahui peran kepemimpin dalam memberikan semangat etos kerja.
D. Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini untuk dapat mengetahui apa peran
kepemimpin dalam memberikan motivasi dan semnagat etos kerja.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat
orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang

7
pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain
agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung
dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan
untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti
yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi
ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di
luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam
hal semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya
dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi
semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya
memperbaiki mutu kerjanya.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan,
mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta
menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama.
Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam
organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan
mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran
yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan
untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau
memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu
keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki
itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam
ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.
B.     Pandangan Kepemimpinan
1) Berorientasi pada pelayanan

8
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin
dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

2)  Seorang yang belajar seumur hidup


Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah.
Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

3) Percaya pada orang lain


Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya,
sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik.
Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

4) Membawa energi yang positif


Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang
positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang
lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.
Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama
dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat
menunjukkan energi yang positif, seperti ;

5)Keseimbangan dalam kehidupan


Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi
kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga,
istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan
dunia dan akherat.
6) Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi

9
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The
New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja
kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara
perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang
atasan, staf, teman sekerja.

7) Melihat kehidupan sebagai tantangan


Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan
berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab
kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang
datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan,
kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

8) Latihan mengembangkan diri sendiri


Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk
mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses.
Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang
berhubungan dengan:
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena
beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
1.    Kemauan dan keinginan sepihak;
2.    Kebanggaan dan penolakan; dan
3.    Ambisi pribadi
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang
terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan
perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi.
Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding
perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai
keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam
kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar.
Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang

10
lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah
bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong.
Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti
dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada
bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk
melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan.
Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan
untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin
seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ
dan SQ).
C.     Hal Mendasar Yang Perlu Untuk Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi atau institusi tertentu yang pada tahap awal
implementasinya organisasi itu digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli
pada mutu dan bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus
menerus meningkatkan mutu.
a.       Organisasi :
Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk apa Jawaban ter-
hadap pertanyaan yang sangat mendasar ini perlu dikuasai secara baik oleh semua
orang yang memegang tampuk kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa
menguasai jawabannya secara baik diragukan apakah mereka akan mampu
mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang seharusnya.
b.  V i s i :
Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi itu di masa depan.
Orang-orang yang memegang kepemimpinan perlu memiliki pandangan jauh ke
depan tentang organi-sasinya; mereka ingin mengembangkan organisasinya itu
menjadi organisasi yang bagaimana, yang mampu berfungsi apa dan bagaimana,
yang mampu memproduksi benda dan jasa apa dan yang bagaimana, serta untuk
dapat disajikan kepada siapa. Visi ini seharusnya berjangka panjang, misalnya 10
tahun atau 25 tahun ke dapan, agar dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan
mutu kinerja yang berkelanjutan.
c.. M i s i :

11
Mengapa kita ada dalam organisasi ini. Apa tugas yang harus kita
lakukan ? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi
tersebut di atas. Bagaimana visi itu akan dapat diwujudkan. Tugas-tugas pokok
apakah yang harus dilakukan oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan
organisasi tadi dapat diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga
seharusnya dapat dikuasai dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang
memegang kepemimpinan agar mereka dapat memberi arahan yang benar dan
jelas kepada orang-orang lain.
d. Nilai-nilai
Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran yang berfungsi
sebagai pedoman dalam menjalankan tugas organisasi, dan ingin agar orang lain
dalam organisasi juga mengadopsi prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus
pada pelanggan, disiplin, kepelayanan adalah nilai-nilai yang seharusnya dianut
oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan MMT.
e. Kebijakan
Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada orang-orang dalam
organisasi sebagai arahan agar mereka mengetahui apa yang harus dilakukan
dalam menyediakan pelayanan dan barang kepada para pelanggan. Orang-orang
yang memegang kepemim-pinan harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan
semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan mutu seperti yang diinginkan
oleh organisasi.
f. Tujuan-tujuan Organisasi
Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan
jangka pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi
misinya dan mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu
dirumuskan secara kongkrit dan jelas.
g. Metodologi :
Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam
bertindak menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Metodologi ini terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan
detil-detil teknik kerja.

12
Ketujuh hal yang sangat mendasar itu perlu dikuasai dan dalam
implementasi MMT hal itu akan dituangkan dalam merumuskan rencana strategis
untuk mutu. Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal itu secara spesifik dan
mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam organisasi, sulit bagi orang-
orang itu untuk mewujudkan mutu seperti yang diinginkan.
D. Etos Kerja
Menurut Mathis & Jackson (2006) etos kerja adalah totalitas kepribadian
dirinya serta cara mengekspresikan, meyakini dan mendorong dirinya untuk
bertindak dan meraih amal yang optimal. Kepemimpinan yang memiliki etos kerja
yang baik akan berusaha menunjukkan suatu sikap, watak serta keyakinan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dengan bertindak dan bekerja secara optimal.
Sedangkan menurut Tasmara (2002), etos kerja merupakan totalitas kepribadian
dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan
makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal
yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara
manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik. Secara umum, etos
kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu
sebagai seorang pengusaha atau manajer.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan etos kerja adalah
sikap mental yang tumbuh dari dalam diri yang mendasari perilaku dalam
menjalankan tugas. Seseorang yang memiliki etos kerja yang tinggi tercermin
dalam perilakunya, seperti suka bekerja keras, bersikap adil, tidak membuang-
buang waktu selama bekerja, keinginan memberikan lebih dari sekedar yang
disyaratkan, mau bekerja sama, hormat terhadap rekan kerja, dan sebagainya.
E . Ciri-ciri Etos Kerja Kepemimpinan
Ciri - ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja Islam akan
tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan
yang sangat mendalam bahwa bekerja itu merupakan bentuk ibadah, suatu
panggilan dan perintah Allah yang akan memuliakan dirinya, memanusiakan
dirinya sebagai bagian dari manusia pilihan.
Berikut ini adalah kualitas etos kerja Islam yang terpenting untuk dihayati.
Baik dan Bermanfaat

13
Menganjurkan pekerjaan yang baik dan bermanfaat bagi kemanusiaan,
agar setiap pekerjaan mampu memberi nilai tambah dan mengangkat
derajat manusia baik secara individu maupun kelompok.
Kemantapan atau Perfectness
Kualitas kerja yang perfect merupakan sifat pekerjaan, kemudian menjadi
kualitas pekerjaan. Untuk itu, diperlukan dukungan pengetahuan dan skill
yang optimal. Dalam konteks ini, mewajibkan agar terus menambah atau
mengembangkan ilmunya dan tetap berlatih. Suatu ketrampilan yang
sudah dimiliki dapat saja hilang, akibat meninggalkan latihan, padahal
manfaatnya besar untuk masyarakat.
Melakukan yang Baik dan Lebih Baik Lagi
Mempunyai komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam
segala hal yang ia kerjakan, seiring dengan bertambahnya pengetahuan,
pengalaman, waktu, dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika
prestasi kerja hari ini menurun dari hari kemarin.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
  Peran kepemimpin dalam memotivasi untuk meningkatkan etos kerja
sangat penting, dan salah satu sarat sebagai seorang pemimpin selain memberikan
keputusan yang cepat dan tepat, karena semangat setiap manusia adakalanya turun
atau hilangnya semngat kerja. Seperti dalam agama “Al-imanu yazidu wa
yankusu” artinya iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang. Dan juga
tidak lepas dari hakikat manusia adalah tempat salah dan lupa. Maka dari itu
seorang pemimpin haruslah lihai untuk memberikan motivasi atau seorang

14
motivator kepada seluruh karyawan atau anggotanya. Baik itu dalam lembaga
pendidikan atau yayasan, perusahaan ataupun di organisasi-orgabisasi masyarakat.
B. SARAN
Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip
belajar seumur hidup, berorientasi dan membawa energi positif. Maka untuk
menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin
Pemimpin tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi
akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-
nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan.
Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh
pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan
pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis
disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya

DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Mohammad. 1986. Kepemimpinan effektif dalam perusahaan: suatu pendekatak
psikologik. Yogyakarta:Liberty, cet. Ke-2
Hamzah B, Uno. 2007. Treori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Indrawijaya, Adam I. 1987. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru, cet. Ke-4.
James K. Van Fleet. 1973. 22 Manajemen Kepemimpinan. Jakarta:Mitra Usaha
John, Adair. 2008. Kepemimpinan yang Memotivasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purwanto, Yadi, 2001, Makalah: Manajemen. Jakarta: PT. Cendekia Informatika
R. Achmad, Rustandi. 1987. Gaya Kepemimpinan(Pendekatan Bakat Situasional).Jakarta:
Armico
Riva’I, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Sondang P, Siagian. 2002. Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

15
Lembaga Lajnah Penerjemah, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: tp, hlm. 115

16

Anda mungkin juga menyukai