Disusun Oleh :
Nama : Rahel Angeline
Nim : 2102022
Kelas : TPHP 2A
Dosen Pengampu : Abdul Kholik Munthe, M.Psi
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya critikal book review ini dapat selesai dengan baik. Dan saya
berterima kasih kepada pihak yang terkait atas kerjasamanya dalam melaksanakan
critikal book review ini.
Critikal book review merupakan tugas yang mengharuskan mahasiswa dalam
melihat, menganalisa, dan menilai sebuah buku dalam segi penampilan, penulisan, isi,
dan aspek tata bahasa buku tersebut. Dalam menilai sebuah buku, diperlukan
sebuah pembanding untuk melihat perbandingan buku yang diriview dengan buku
atau jurnal yang menjadi pembanding.
Demikianlah critikal book review ini saya sajikan, semoga critikal book review
ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya. Critikal book
review merupakan bentuk dari pembelajaran yang ditugaskan kepada mahasiswa,
untuk itu saya mohon maaf apabila kritikan saya ini tidak sesuai dengan harapan
Penulis, Dosen Pengampu, rekan-rekan, maupun pihak-pihak lainnya. Serta saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda serta Dosen Pengampu demi
perbaikan critikal book review ini di waktu yang akan datang.
Rahel Angeline
Reviewer
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana menjadi sosok pemimpin
b. Agar bisa membedakan antara pemimpin dengan manager
c. Memahami bagaimana cara penerapan menjadi seorang pemimpin dalam
kehidupan sehari-hari
4
C. Manfaat
1. Memahami lingkungan sekitar bagaimana cara mereka memimpin dirinya
sendiri
2. Memahami perbedaan antara pemimpin dengan manajer
3. Memahami lingkungan yang terstruktur bagaimana cara mereka memimpin
sebuah organisasi ataupun jabatan
D. Identitas Buku
5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
6
Kepemimpinan Yang Efektif
Keberhasilan suatu organisasi baik bukan hanya ditentukan oleh sumber daya
alam yang tersedia, agar tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia
titik yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan organisasi yang
bersangkutan, maka seorang pemimpin atau unsur manusia merupakan faktor
terpenting yang mendukung tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam organisasi
secara efektif dan efisien, terutama perannya dalam setiap usaha penyelenggaraan
kerjasama dan tanggung jawab.
Berdasarkan hasil riset disebutkan bahwa ada tiga penyebab utama perilaku
pemimpin yang buruk, yaitu :
1. Kurangnya pelatihan terhadap para pemimpin atau calon-calon pemimpin
menyebabkan kurangnya kemampuan atau skill.
2. Pemimpin yang gagal biasanya enggan belajar dari pengalaman kegagalan masa lalu
serta tidak bisa berpikir secara strategis.
3. Karakteristik pemimpin itu sendiri.
Leader VS Manager
No. Leader Manager
1. Menginovasi Mengelola
2. Orisinil Tiruan
3. Mengembangkan Mempertahankan
4. Berfokus pada orang Berfokus pada sistem dan struktur
5. Membangkitkan kepercayaan Tergantung pada pengawasan
6. Melihat perspektif jangka panjang Melihat jangka pendek
7. Bertanya apa dan mengapa Bertanya kapan dan bagaimana
8. Menatap masa depan Melihat hasil pokok
9. Melahirkan sesuatu Melihat hasil pokok
10. Menentang Menerima status quo
11. Dirinya sendiri Prajurit yang baik
7
6) Tidak mudah iri
7) Visioner
8) Kesabaran yang tinggi
Menurut Behavior Theories, ada 12 faktor yang perlu diperhatikan untuk
menilai perilaku kepemimpinan yang dapat membantu dalam menganalisa dan
memperbaiki perilaku pemimpin dalam organisasi, yaitu:
1. Perwakilan
2. Tuntutan perdamaian
3. Toleran terhadap ketidakpastian
4. Keyakinan
5. Struktur inisiasi
6. Toleransi kebebasan
7. Asumsi peranan
8. Konsiderasi
9. Penekanan pada hal-hal yang produktif
10. Ketepatan yang bersifat produktif
11. Integrasi
12. Orientasi kepada atasan
Bagaimana Seorang Pemimpin Membangun Hubungan
Dalam membangun hubungan yang terpenting adalah sikap saling menghargai
yang selanjutnya dapat meletakkan landasan bagi suatu hubungan yang baik.
Selanjutnya hubungan baik tersebut akan berkembang ke arah kepercayaan. Karena
tanpa sebuah kepercayaan, tim tidak akan dapat berkembang secara maksimal.
Mengetahui bahwa rasa percaya adalah kunci, para pemimpin teladan harus
dapat memastikan bahwa mereka mempertimbangkan cara pandang alternatif serta
memanfaatkan keahlian serta kemampuan orang lain. Dengan menunjukkan
keterbukaan terhadap pengaruh, para pemimpin telah memberikan kontribusi dalam
membangun rasa percaya yang memungkinkan para pengikut menjadi lebih terbuka
terhadap pengaruh mereka, Karena rasa percaya akan menghasilkan rasa percaya
pula. Jika hal tersebut berhasil dilakukan oleh seorang pemimpin maka dalam waktu
jangka panjang hubungan baik yang dibangun akan menumbuhkan sikap timbal balik
titik ketimbal balik akan membentuk pola saling memberi dan menerima, sehingga
semua orang yang menerima akan memberi pula titik Dalam hal ini tugas seorang
pemimpin lah untuk dapat inisiatifkan hubungan dengan anggota timnya, di mana
nantinya akan menghasilkan sebuah loyalitas yang tinggi serta etika kerja yang kuat.
Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin
Terdapat 5 karakteristik kompetensi yang telah dirumuskan oleh Spencet (1993),
yaitu:
a. Keterampilan (teknis, manusia, konseptual)
b. Motivasi
c. Karakteristik pribadi atau watak
8
d. Konsep diri
e. Pengetahuan
9
Dorongan Dan Moral Dalam Kepemimpinan
Dorongan merupakan unsur penting dalam kepemimpinan titik sebab, dalam
kepemimpinan manusia menjadi pemeran utamanya. Motivasi yang merupakan
dorongan untuk melakukan sesuatu titik dengan adanya motivasi kinerja kegiatan
yang akan terlihat ataukah kita bekerja maksimal atau tidak dan tentunya akan
berdampak pada hasil yang didapat.
Karakter atau moral dalam organisasi berkenaan dengan nilai-nilai, keyakinan
perilaku, asumsi-asumsi yang dianut bersama oleh anggota organisasi yang lebih
jelasnya diuraikan bahwak organisasi mempengaruhi organisasi, mempengaruhi
sistem nilai serta kepercayaan yang dianut bersama, berinteraksi atau saling
mempengaruhi dengan anggota organisasi, struktur dan sistem pengawasan untuk
menghasilkan norma-norma perilaku.
Pemimpin Dan Pengikut
Sebuah contoh tentang peran pemimpin yang juga memiliki kualitas pengikut,
diilustrasikan dalam suatu latihan militer untuk menerbangkan pesawat pertama kali.
Pemimpinnya dalam proses ini adalah sersan udara, memberikan sebuah perintah
kepada pengikutnya untuk melakukan hal sesuai dengan pernyataannya.
Bagaimanapun juga, para pengikut ada karyanya tidak mengetahui berita tersebut
dengan baik, sehingga mereka tidak dapat melaksanakan perintah tersebut secara
benar.
Di sisi lain, seorang pengikut tidak harus menjadi seorang pemimpin titik artinya
adalah bahwa individu dapat mengikuti tanpa harus memimpin titik khususnya jika
individu tersebut terlalu takut berbicara saat ia membutuhkan pendampingan. Hal ini
menyebabkan cara pemimpin tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap berikut
yang, jika pengikutnya tidak memberikan dia masukan apapun.
BAB 4. PEMIMPIN SEBAGAI PEMBANGUN HUBUNGAN
Konsep Motivasi Dan Pemberdayaan Manusia Dalam Kepemimpinan
Motivasi adalah suatu proses untuk mengingatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta mencapai
tujuan keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya
untuk berbuat sesuatu sehingga dapat tercapainya tujuan.
Sedangkan pemberdayaan atau empowerment merupakan wewenang untuk
membuat keputusan dalam suatu area kegiatan operasi tertentu tanpa harus
memperoleh pengesahan orang lain. Pemberdayaan dapat diartikan sebagai
terlibatkan karyawan yang benar-benar berarti atau signifikan dalam peningkatan
kinerja karyawan. Pemberdayaan suatu cara yang amat praktis dan produktif untuk
mendapatkan yang terbaik dari diri kita dan staff kita. Pemberdayaan adalah
pemberian wewenang kepada karyawan untuk merencanakan mengendalikan dan
membuat keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tanpa harus
mendapatkan otoritas secara eksplisit dari atas saja.
10
Membangun Komunikasi Dan Kerjasama Tim
Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan informasi antara dua orang
atau lebih sehingga inovasi tersebut dapat dimengerti titik saling mengerti dan
memahami adalah tujuan terpenting dari sebuah komunikasi titik kemampuan
membangun komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi akan menghasilkan
modernisasi dalam tim, sehingga konflik 5 kemampuan teratasi dengan mudah.
Kerjasama tim juga merupakan sebuah proses kerja secara berkelompok yang
didalamnya terdapat unsur kepemimpinan yang partisipatif pembagian tanggung
jawab pemaksaan tujuan, komunikasi yang intensif berfokus pada tugas dan masa
depan, kreatif serta mampu merespon perubahan dengan cepat sehingga tercapainya
tujuan dari organisasi. Pada sama tim juga dapat dipahami sebagai sebuah proses
psikologis perilaku serta mental dari anggota tim dalam berkolaborasi antar satu
dengan yang lain dalam melaksanakan tugas dan upaya mencapai tujuan.
Memimpin Dan Pendelegasian Dalam Tim
Delegasi merupakan pengalihan otoritas kepada orang lain untuk membuat
keputusan serta menggunakan sumber daya organisasi titik stater sudah ada, delegasi
diartikan sebagai pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada bawahannya sesuai
dengan tujuannya yaitu pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien dengan syarat
bahwa spesifikasi tugas, kesamaan fungsi, dan rentang manajemen.
BAB 5. PEMIMPIN SEBAGAI ARSITEK TEAM
Visi Dan Misi Dalam Kepemimpinan
Sebuah visi yang baik datang dari kepala dan hati titik tentu saja, visi Pemimpin
harus merupakan sesuatu yang mampu menyelesaikan kepentingan bersama dengan
baik. Salah satu fungsi terpenting seorang pemimpin adalah mengartikulasikan dan
mengkomunikasikan visi yang menarik yang akan memotivasi dan memberi energi
kepada orang-orang menuju masa depan.
Misi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mewujudkan suatu visi tersebut. Visi
dalam pendidikan seringkali diartikan sebagai sesuatu yang harus dilaksanakan dan
berkaitan dengan visi pendidikan, atau bisa dikatakan bahwa misi itu memberikan
arahan yang jelas, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa depan yang akan
datang titik misi adalah tema lain yang sering digunakan untuk mengekspresikan
tujuan organisasi.
Menyusun Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan mengidentifikasi berbagai tujuan untuk
kinerja organisasi di masa mendatang serta memutuskan tugas dan penggunaan
sumber daya diperlukan untuk mencapainya. Perencanaan adalah tindakan yang
11
dilakukan untuk menentukan tujuan sebuah perusahaan dengan perencanaan akan
dapat mengidentifikasi berbagai tujuan kinerja perusahaan atau organisasi,
memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya di masa mendatang.
Penggunaan analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan kelemahan peluang dan ancamannya terjadi dalam proyek
atau di sebuah usaha bisnis, atau mengevaluasi produk sendiri maupun pesaing.
Menentukan Tolak Ukur Standar Kinerja
Tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja karyawan, maka standar
kinerja harus memenuhi syarat-syarat:
a. Ada hubungannya atau relevan dengan strategi organisasi
b. Mencerminkan keseluruhan tanggung jawab karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya
c. Memperhatikan pengaruh faktor-faktor di luar kontrol karyawan
d. Memperhatikan teknologi dan proses produksi
e. Sensitif dapat membedakan antara kinerja yang dapat diterima dengan yang tidak
dapat
f. Memberikan tantangan kepada karyawan
g. Realistis dapat dicapai oleh karyawan
h. Berhubungan dengan waktu pencapaian standar
i. Dapat diukur dan ada alat ukur untuk mengukur pencapaian standar
j. Standar harus konsisten
k. Standar harus adil
l. Memenuhi ketentuan undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan
12
organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, atau cara pekerjaan dilakukan di tempat
kerja, atau asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.
Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
Tanpa proses sosialisasi yang baik budaya organisasi akan sulit dipertahankan
dan dikembangkan titik proses sosialisasi tersebut berlaku untuk setiap karyawan
terutama pada karyawan baru. Karyawan baru memiliki potensi besar untuk berupa
budaya dalam sebuah organisasi. Setiap proses sosialisasi yang dilakukan akan secara
perlahan membentuk karakteristik budaya organisasi yang unik satu sama lain.
Karakteristik budaya organisasi dapat dilihat dari proses yang terjadi di dalamnya,
karena budaya yang merupakan panduan perilaku dan proses yang sebaiknya
dilakukan.
Fungsi Budaya Organisasi Dalam Kepemimpinan
Dalam hubungannya dengan segi sosial, budaya berfungsi sebagai perekat sosial
yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar
yang tepat untuk apa yang harus diratakan dan dilakukan oleh para karyawan.
Akhirnya, budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan. Hal ini dapat berfungsi
pula sebagai kontrol atas perilaku para karyawan.
BAB 7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Konsep Pengambilan Keputusan
Seorang pengambil keputusan, bisa menghasilkan keputusan yang bermutu bila
dia mengetahui metode-metode pengambilan keputusan yang baik titik potensi
mengambil keputusan dalam menghasilkan keputusan yang bermutu merupakan
kualitas potensial dari keputusan. Ketidaktahuan pengambil keputusan yang bermutu
akan memberikan jarak atau perbedaan antara kualitas potensial dari keputusan dan
kualitas keputusan yang sebenarnya.
Strategi Dalam Pengambilan Keputusan
Strategi dalam pembuatan keputusan antara lain dengan menerapkan konsep dan
menyederhanakan penalaran para ahli dalam upaya mengurangi beban ketika
pemrosesan informasi. Selain itu, juga membutuhkan informasi yang sempurna,
sehingga keputusan dapat dibuat secara rasional dan juga perhitungan atau
menggunakan prinsip aturan dan kepercayaan.
Macam-macam Keputusan
Suatu keputusan akan dianggap peliru ketika mengambil keputusan tidak
memperhitungkan resiko dan ketidakpastian lingkungan ataupun tidak
mempertimbangkan berbagai alternatif yang tersedia. Jenis pengambilan keputusan
dapat juga didasarkan pada situasi kepastian beresiko, ketidakpastian, dan konflik
dengan uraian sebagai berikut:
13
1. Pada situasi kepastian, organisasi berada pada situasi yang ideal
2. Pada situasi risiko, organisasi mengestimasi kemungkinan dari konsekuensi setiap
pemilihan alternatif dikarenakan hasil pengambilan keputusan tidak dapat
diketahui dengan pasti
3. Organisasi berada pada situasi ketidakpastian di mana Hasil keputusan sama sekali
tidak diketahui karena belum pernah terjadi sebelumnya sehingga perlu
mengumpulkan informasi untuk membuat beberapa alternatif keputusan untuk
mengetahui nilai probabilitas
4. Organisasi berada pada situasi konflik apabila alternatif keputusan yang harus
dipilih berasal dari pertentangan dua atau lebih pengambil keputusan
Gaya Dalam Pengambilan Keputusan
Organisasi harus menawarkan pertimbangan moral dalam setiap proses
pengambilan keputusan. Hal ini sehubungan dengan bahwa setiap keputusan harus
mengacu kepada kepentingan orang banyak sehingga setiap keputusan ataupun
tindakan yang diambil harus memiliki konsekuensi bagi orang lain. Suatu keputusan
dengan kompetitif ketika secara legal ataupun moral dapat diterima oleh seluruh
anggota organisasi namun dalam penerapan etika pengambilan keputusan dapat
menyebabkan umpan balik yang negatif.
BAB 8. MEMBANGUN JEJARING KERJA (NETWORKING)
Pengertian Jejaring Kerja
Jejaring kerja disebut juga dengan partnership, secara etimologis berasal dari
kata dapat diartikan pasangan, CO2 atau sekutu titik sedangkan partnership
diterjemahkan persekutuan atau perkongsian. Dengan demikian dapat dimaknai
sebagai situasi bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu
ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih.
Membangun Networking. Apa Pentingnya?
Membangun jejaring kerja diperlukan guna merancang program yang inovatif,
meningkatkan mutu layanan dan relevansi program dengan kebutuhan pasar dan
masyarakat tidak sering kerja adalah sebuah upaya yang melibatkan berbagai sektor,
kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah untuk
bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip
dan peran masing-masing, dengan demikian membangun gejala yang kerja harus
memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan saling
menghormati kamu harus saling menyadari pentingnya jejaring kerja, harus ada
kesepakatan mengisi komisi, tujuan dan nilai yang sama harus berpijak pada landasan
yang sama kesetiaan untuk berkorban titik jejaring kerja pada resensinya adalah
dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, tapi secara
individual atau kelompok.
14
Jenis-jenis Jejaring Kerja
Ada banyak sekali jenis-jenis jejaring kerja ada sebagian berpendapat bahwa
langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam membangun jejaring dan kerja sama ialah
bekerja dengan dan melalui jejaring pada dasarnya memerlukan keterlibatan dengan
konteks yang lebih luas di mana organisasi berada, hal ini dapat menghadirkan
masalah etika yang mendasar. Selain itu, dalam negosiasi yang baik semua orang
memenangkan sesuatu atau dapat dikatakan mendapatkan keuntungan lain dari
pendekatan kerjasama ini titik asal dari negosiasi dapat lebih besar atau bahkan
memunculkan solusi yang lebih tahan lama.
15
BAB III
PEMBAHASAN
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat adalah perilaku mencerminkan seseorang
apakah pantas menjadi seorang pemimpin atau tidak di suatu organisasi atau
struktur lainnya dan kita dapat mengetahui bagaimana menjadi seorang pemimpin
karena menjadi seorang pemimpin bukan hanya mengatur tapi juga memahami
bawahannya dari segi ekonomi psikologi fisik mental keseharian dan lain
sebagainya. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah bagi sebagian
orang karena harus melawan diri sendiri agar bisa tampil dan ikut serta pada suatu
kegiatan.
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan kepada para pembaca banyak sekali perkataan
telepon kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan ini dan semoga critical
book review ini bermanfaat bagi pembaca agar dapat memberikan masukan supaya
jauh menjadi lebih baik karena setiap manusia punya kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
17
DAFTAR PUSTAKA
Munthe Abdul Kholik, M.Psi dan Ir. Zulham Effendi, ST., M.Sc. Eng.2021.Kepemimpinan
: Analisis Psikologi Dan Pengalaman Kepemimpinan.Medan.CV.Merdeka Kreasi
Group.
18
LAMPIRAN
19
20