Askep Vertigo PDF
Askep Vertigo PDF
2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertigo merupakan kasus yang sering
ditemui. Secara tidak langsung kitapun pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo
berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam
gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa
seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika
adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria.
Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat
dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus
ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan
menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa
sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk
membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena
terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa
sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian
asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat
berkurang dan
masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal
tersebut. B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang
vertigo ini adalah agar mahasiswa mampu secara kognitif, afektif serta motorik
dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien vertigo. Dengan demikian, mahasiswa
bisa menerapkan asuhan keperawaan yang sudah dibuat secara komprehensif sehingga
dapat membantu proses penyembuhan klien secara tepat dan cepat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian
dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang
di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan
ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya
masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular
atau juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau
aktivitas vestibulocerebellar. (www.wikipedia.com)
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita
merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak naik turun
karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan Nurbaiti,
2002)
C. Manifestasi Klinik Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan
berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu
mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan
selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan
kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah
dengan selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan
tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan
ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat
tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke
belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai
rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat mengenali
keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat
menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau
berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo
akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau
beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan
posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan
posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah
beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti,
dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan
melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua
sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi.
Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala : 1. Penderita vertigo
akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau
lingkungan 2. Merasakan mual yang luar biasa 3. Sering muntah sebagai akibat dari
rasa mual 4. Gerakan mata yang abnormal 5. Tiba - tiba muncul keringat dingin 6.
Telinga sering terasa berdenging 7. Mengalami kesulitan bicara 8. Mengalami
kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar 9. Pada keadaan
tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan
(http://perawatyulius.blogspot.com)
E. Patofisiologi dan Pathway Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari
otologi seperti meniere, parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit
yang terjadi pada telinga tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke
VIII, dapat terjadi karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis media).
Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti
gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik
lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh
terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan terganggunya penglihatan
sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan merespon
saraf ke VIII dalam mempertahankan keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan
yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi
telinga akan keseimbangan terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan
tekanan darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di
telinga sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat mempengaruhi
tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah naik turun dan
dapat menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor
fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan. Karena persepsi seseorang
berbeda-beda. F. Pemeriksaan Penunjang Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui
laboratorium, sedangkan untuk pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan
pada klien dengan kasus vertigo antara lain: 1. Pemeriksaan fisik a) Pemeriksaan
mata b) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh c) Pemeriksaan neurologik d)
Pemeriksaan otologik e) Pemeriksaan fisik umum 2. Pemeriksaan khusus a) ENG b)
Audiometri dan BAEP
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk
terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri
dari : a) Terapi kausal b) Terapi simtomatik c) Terapi rehabilitatif
g)
Keamanan Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara
berjalan, parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada
gangguan sinus).
h)
Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan
penyakit i) Penyuluhan/ Pembelajaran Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit
pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi
oral/hormone, menopause.
b. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring c. Resiko kurang nutrisi b.d tidak
adekuatnya input makanan
d. Gangguan persepsi pendengaran b.d tinitus e. Koping individu tidak efektif b.d
metode koping tidak adekuat
1. Kaji tingkat energi yang dimiliki klien 1. Energi yang besar dapat memberikan 2.
Berikan terapi ringan untuk mempertahankan kesimbangan 3. Ajarkan penggunaan alat-
alat alternatif 2. dan atau alat-alat bantu untuk aktivitas klien. 4. Berikan
pengobatan nyeri (pusing) sebelum aktivitas 3. keseimbangan istirahat Salah satu
terapi ringan adalah menggerakan bola mata, jika sudah terbiasa dilakukan, pusing
akan pada tubuh saat
3. Ajarkan tentang pengaturan aktivitas aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk
3. Energi yang tidak stabil dapat menghambat mencegah kelelahan. 4. Kolaborasi
dengan ahli terapi okupasi dalam melakukan aktivitas, sehingga perlu dilakukan
manajemen waktu 4. Terapi okupasi dapat menentukan tindakan alternatif dalam
melakukan aktivitas.
c) Risiko kurang nutrisi b.d tidak adekuatnya input makanan Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maslah kurang nutrisi dapat sedikit
teratasi. Kriteria Hasil : 1) Klien tidak merasa mual muntah 2) Nafsu makan
meningkat 3) BB stabil atau bertahan Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan makan yang disukai 1. Kebiasaan makan yang disukai dapat klien
meningkatkan nafsu makan
2. Pantau input dan output pada klien 2. Untuk memantau status nutrisi pada klien
3. Ajarkan untuk makan sedikit tapi 3. Mempertahankan status nutisi pada klien
sering 4. Kolaborasi dengan ahli gizi agar dapat meningkat atau stabil. 4. Ahli
gizi dapat menentukan makanan yang tepat untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi pada
klien.
e) Koping individu tidak efektif b.d metode koping tidak adekuat Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah koping individu tidak
efektif dapat teratsi. Kriteria Hasil : 1) Klien dapat menyadari bahwa dirinya
mengalami gangguan pendengaran 2) Klien dapat mengatasi dengan tindakan mandiri
Intervensi 1. Kaji kemampuan klien dalam mempertahankan keadekuatan pendengaran 2.
Berikan motivasi dalam menerima keadaan fisiknya 3. Ajarkan cara mengatasi masalah
pendengaran akibat pusing yang diderita 4. Kolaborasi pemberian antidepresan
sedatif, neurotonik, atau transquilizer serta vitamin dan mineral.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2002. Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung
tenggorok kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
BAB III ASUHAN KEPERWATAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR PADA Tn.S DENGAN VERTIGO DI RUANG
MAWAR I RSUD KARANGANYAR
I.
BIODATA
1. Identitas Klien Nama Klien Alamat Umur Agama Status Perkawinan Pendidikan
Pekerjaan 2. Identitas Penanggung jawab Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat
Hubungan dengan klien : Ny.S : 54 th : Tamat SMP : Ibu rumah tangga : Supan 2/14
Tegal Gede, Karanganyar : Istri : SD : Peternak : 58 th : Islam : Kawin : Tn.S :
Supan 2/14 Tegalgedhe, Karanganyar
II.
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama Pusing seperti berputar-putar, panas dingin, tidak nafsu makan,
tidak bisa tidur.
2. Riwayat Penyakit Sekarang Kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh kepala pusing berputar, nyeri kedua pipi hingga sekitar mata, sakit
bertambah saat pasien menunduk dan duduk, badan panas dingin, dan leher terasa
cengeng/pegel-pegel. Kemudian dibawa ke puskesmas dan hasilnya tidak ada perubahan
dan akhirnya dibawa ke RSUD Karanganyar melalui UGD. Pasien terpasang infus Rl
20tpm, dan diambil sempel darah, TD : 225/120 mmHg, S : 38°C, RR : 24x/menit. 3.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya Tn.S belum pernah mengalami penyakit ini, namun dulu pernah menderita
penyakit hipertensi dan pernah berobat ke THT untuk operasi sinus maksilaris. 4.
Riwayat Kesehatan Keluarga Didalam keluarga Tn.S tidak ada yang memiliki penyakit
yang sama seperti yang Tn.S derita saat ini. Namun untuk hipertensi diduga
didapatkan melalui keturunan, karena ayah dari Tn.S juga mengalami penyakit
hipertensi. Genogram :
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan Tn.S cukup terawat dan orang-
orang disekitarnya paling umum memiliki penyakit hipertensi namun untuk penyakit
pusing hebat yang diderita Tn.S tidak ada yang mengalami.
III.
Mata : konjugtiva tidak anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik Kulit : lembab,
turgor kurang elastis. Pasien merasa mual muntah Dietary history : Pasien tidak
memiliki diet khusus. Selain itu pasien suka makan kangkung dan sayur lodeh.
Khas Kuning
Keluhan
Tidak ada
Sulit BAB
Eliminasi Urin KETERANGAN Frekuensi Pancaran Jumlah Bau Warna Perasaan setelah BAK
Keluhan Total produksi urin SEBELUM SAKIT 4-6x/hari Kuat ±200 cc sekali BAK Khas
Kuning jernih Lega Tidak ada ± 800-1200 cc/hari SELAMA SAKIT 3-5x/hari lemah ±200
cc sekali BAK Amoniak Kuning kecoklatan Lega Tidak ada ±600-1000 cc/hari
ANALISA KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN Intake Minum ±1200 cc Makanan ±200 cc
Infus 500 cc Total 1900 cc Output Urine 1000 cc Feses 100 cc IWL 10 x 64 kg = 640
cc Total 1740 cc Balance : intake > output Analisa Intake 1900 cc Output 1740 cc
4. Pola Aktifitas dan Latihan Kemampuan perawatan diri Makan/minum Mandi Toileting
Berpakaian 0 V V V V 1 2 3 4
Mobilitas ditempat tidur Berpindah Ambulasi/ROM
V V V
5. Pola Istrahat Tidur KETERANGAN Jumlah jam tidur siang Jumlah jam tidur malam
Pengantar tidur (penggunaan obat tidur) Gangguan tidur Tidak ada sering terbangun
karena nyeri pada pipi, lingkungan kurang tenang. Perasaan waktu bangun Kondisi
mata Nyaman Tidak berkantung Masih merasa ngantuk Berkantung SEBELUM SAKIT 8 jam
Tidak ada SELAMA SAKIT ± ½ jam 3-5 jam Ada
6. Pola Kognitif – Perseptual Klien dapat berbicara dengan lancar, melihat seperti
berputar-putar, menjawab pertanyaan dengan tepat saat ditanya, penciuman baik,
lidah terasa pahit, merasa mual-mual, dapat mengidentifikasi tes raba, merasa
badannya panas dingin. Selain itu klien juga merasa nyeri. P : nyeri karena
vertigo, Q :seperti ditarik-tarik, R: kedua pipi sampai sekitar mata, S:9 T : saat
menundukkan dan duduk 7. Pola persepsi Konsep Diri a. Gambaran diri/citra tubuh
Pasien tidak suka dengan pusing yang seakan menarik wajahnya. b. Ideal diri Pasien
mengatakan ingin cepat sembuh dan dapat segera pulang.
c.
Harga diri Tn.S mengatakan malu dengan istrinya karena tidak bisa menafkahi
istrinya karena keadaan sakit yang dia alami saat ini.
d. Peran diri Tn.S mengatakan saya tidak bisa bekerja lagi. Untuk saat ini justru
istri saya yang harus bekerja untuk biaya perawatan di rumah sakit. e. Identitas
diri Tn.S mengatakan dia sebagai kepala keluarga didalam keluarganya, yang
seharusnya dapat memberikan sandang, papan, dan pangan. 8. Pola Seksual dan
Seksualitas Tn.S mengatakan terkadang masih melakukan hubungan dengan istrinya jika
kondisi mereka memungkinkan. 9. Pola Peran dan Hubungan Hubungan dengan kelurga
harmonis dan tidak ada maslah yang mengakibatkan kekacauan dalam rumah tanggannya.
Hubungan dengan masyarakat sekitar juga baik sehingga saat salah satu anggota warga
ada yang sakit mereka saling menjenguk. 10. Pola Manajemen dan Koping Stres Saat
terjadi nyeri pasien hanya mampu menahan nyeri dan berusaha untuk tidur. Karena
Tn.S sakit yang berusaha membayar biaya perawatan adalah istrinya. 11. Sistem Nilai
dan Keyakinan Ny.S mengatakan yakin bahwa suaminya dapat sembuh, Ny.S selalu berdoa
agar suaminya lekas diberikan kesembuhan.
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
d. Mulut
tidak ada gigi berlubang. e. f. Telinga Leher Kuduk g. Dada 1) Paru-paru -Inspeksi
-Palpasi -Perkusi : Bentuk dada simetris : Vocal premitus getaran kanan kiri sama :
Sonor pada seluruh lapang paru : : sedikit kotor, sedikit serumen, kadang-kadang
terjadi tinitus. : tidak terjadi pembesaran kelenjar limfe, tidak terjadi kaku
-Auskultasi : Vesikuler pada seluruh area paru, tidak ada suara nafas tambahan,
inspirasi lebih pendek dari ekspirasi. 2) Jantung -Inspeksi -Palpasi : Ictus cordis
tidak tampak : IC teraba di ICS 5 mid clavicula
-Perkusi
h. Abdomen -Inspeksi
V.
Hasil
Keterangan
Normal Turun Normal Normal Normal Turun Normal Turun Normal Normal Normal Normal
Normal Normal Normal
150000-300000 mm³ 4 % 82-92 mikron 3 27-32 piko gram 32-37 % 214000 mm³ 88 mikron 3
31 Piko gram 36 %
VI.
TERAPI MEDIS Hari/ Tangga Jam Senin, 22/10/2012Cairan IV : Infus RL 16 tpm Cairan
elektrolit Keseimbangan Jenis Terapi Dosis Golongan & Kandungan Fungsi &
Farmakologi
cairan dan elektrolit dalam tubuh
Ranitidin
25 mg
Obat Peroral :
- Captopril
25 mg
Antihipertensi
e) - Sohobion 100 mg Vitamin B Terapi defisiensi Vit B1, B6, & B12 - Mertigo 6 mg
Antineoplastik, Imunosupresan Mengobati vertigo dan yang berhubungan dengan
gangguan keseimbangan Obat Parenteral Obat Topikal
VII.
ANALISA DATA No Hari/tgl/ja m 1 Senin, DS: Gangguan rasa Agen cedera biologi Data
Fokus Problem Etiologi TTD
Pasien mengatakan nafsu makan nutrisi berkurang, mual muntah, dan lidah terasa
pahit serta tidak makan selama 3 hari dan hanya minum air putih. DO : A : BB :
64kg, TB : 163 cm, IMT : 24,08 kgBB B: Hct : 42 % Hb : 12,8 g/dL C: 1. Pasien
tampak mual muntah 2. Turgor kurang elastis 3. Pasien tampak lemas kurang dari
kebutuhan tubuh
4. Konjungtiva tidak anemis D : Menghabiskan ¼ porsi makan
Senin,
DS :
22-10-2012 Pasien mengatakan susah tidur, 09.30 WIB tidur siang ±1/2 jam dan tidur
malam hanya 3-5 jam dan mudah terbangun karena nyeri, perasaan setelah bangun masih
mengantuk DO : 1. TD : 170/100mmhg 2. S : 38oC 3. N : 96 x/ mnit 4. Mata berkantung
5. Pasien tampak mengantuk
4.
Senin,
DS :
Resiko Jatuh
22-10-2012 Pasien mengatakan pusing 09.30 WIB seperti berputar-putar dan tambah
parah jika digunakan untuk menunduk dan duduk. DO : 1. Kerusakan keseimbangan 2.
170/100 mmHg 3. Agen antihipertensi 4. Tidak familiar terhadap ruangan 5. Tidak ada
pengawasan saat ke kamar mandi 6. Tidak ada pegangan menuju
kamar mandi 5. Senin, DS : Hipertermi Ketidakefektif an kerja hipotalamus
VIII.
PRIORITAS DIAGNOSA
IX. No . 1.
RENCANA KEPERAWATAN Hari/ Tgl/Jam Senin/ 22 oktober 2012/ 10.00 WIB Diagnosa
Keperawatan Resiko jatuh b.d Gangguan keseimbangan N VIII Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2x24 jam 1. Kaji tingkat 1. Mengidentifikasi aktivitas
yang dijalani pasien selama di rumah sakit. kategori aktivitas yang dijalani
pasien. Tujuan dan KH Intervensi Rasional TT D
masalah resiko 2. Observasi jatuh dapat teratasi dengan perilaku jalan pasien
tempat yang biasa dilalui pasien untuk beraktivitas 4. Naikkan restrain jika perlu
yang kurang baik dapat menimbulkan jatuh 4. Mengantisipasi terjadinya jatuh saat
pasien banyak bergerak 5. Saat pasien akan jatuh ada yang membantu
6. Beritahu pasien menopang tubuhnya dan keluarga 6. Pasien dan keluarga akibat
dari jatuh dapat memahami bahaya jatuh
menjaga atau 8. Pasien dapat mengawasi aktivitas pasien 8. Ajarkan pada pasien
untuk menggunakan perantara untuk berjalan seperti kursi, bed, dll
Hipertermi b.d
Setelah dilakukan
hipertermi dapat
teratasi dengan 3. Anjurkan kriteria hasil sbb : 1. Suhu turun menjadi 3637,5°C 2.
Pasien tidak merasa resah 3. RR dalam batas normal 1824x/menit dan tidak mengalami
distres dalam pernafasan
untuk memakai 3. Memudahkan baju tipis sirkulasi udara untuk menurunkan suhu
4. Anjurkan
3.
pasien tiap hari 2. Mengetahui tingkat Berikan posisi penurunan nyeri nyaman sesuai
untuk sembuh dengan kebutuhan pasien 4. Ajarkan terapi untuk 3. Posisi yang nyaman
dapat sedikit mengubah persepsi nyeri yang dirasa pasien
selama 3x24 jam 3. masalah keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri dapat
diminimalkan dengan KH sbb :
pengurangan 4. Kebiasaan
1. Pasien sudah tidak meringis kesakitan 2. Skala nyeri menjadi 6 3. TD : 140/70
mmHg 4. S : 36-37,50C 5. N : 60100x/menit 6. RR : 1824x/menit 7. Pasien merasa
nyaman 4. Senin/ 22 oktober 2012/ 10.00 WIB Gangguan pola tidur b.d Fisiologi
(pusing yang berputarputar) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 6. 5.
pemberian obat nyeri analgesik mertigo dan 6. Obat penghilang rasa nyeri dan obat
untuk vertigo
1. Kaji jumlah 1. Mengetahui berapa jam tidur pasien jam tidur pasien 2. Mengetahui
tingkat insomnia pasien
2. Mengobservasi
intensitas tidur3. Menciptakan pasien suasana rileks yang bisa mempermudah tidur
3. Ciptakan lingkungan
yang nyaman 4. Karena saat tidur tubuh melakukan metabolisme 5. Kenyamanan tubuh
pasien dapat membantu proses memulai tidur
pijatan yang 7. Tidur dapat stabil nyaman saat memulai tidur dan obat tidak
membahayakan bagi tubuh pasien
1. Pantau intake 1. Mengetahui dan output pada keseimbangan nutrisi pasien pada
tubuh pasien
masalah nutrisi 3. Anjurkan kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi makan
sedikit tapi sering
7. Mengetahui diet pasien dan menentukan makanan yang banyak mengandung gizi yang
cukup 8. Dokter dapat
dengan ahli gizi menentukan obat 8. Laporkan pada dokter jika pasien menolak makan
pengganti nutrisi yang cukup dan atau dokter memberikan obat penambah nafsu makan.
X.
10.45 WIB
Memberikan posisi yang S : pasien mengatakan lebih nyaman nyaman dengan posisi yang
diberikan perawat O: -Pasien terlihat lebih nyaman -Pasien tampak tenang
Memberikan kompres air hangat S : Pasien mengatakan mau dikompres O : Suhu 38,3°C
Pasien tampak resah
Mengkaji tingkat aktivitas yang dijalani pasien selama di rumah sakit. S : Pasien
mengatakan saat dirumah sakit hanya tidur dan ke kamar mandi O : Pasien tampak
ingin melakukan aktivitas secara mandiri
11.30 WIB
13.00
4
WIB
S : klien mengatakan ingin tidur tapi sulit. O : klien tampak mengantuk Adanya
kantung mata
13.10 WIB
10.00 WIB
Memantau intake dan output pada pasien S : pasien mengatakan sudah minum sekitar 3
gelas Memberitahu pada pasien dan keluarga untuk makan makanan yang disukai pasien
O : input cairan ±900 cc S : Pasien mengatakan ya O : Pasien tampak kooperatif
11.30 WIB
1,2, 3,4
13.00
Mengobservasi intensitas
WIB
tidur pasien
S : pasien mengatakan belum bisa tidur O : mata pasien masih terlihat berkantung,
pasien tampak
Memberitahu pada keluarga untuk memberikan pijatan yang nyaman saat memulai tidur
15.10 WIB
16.00 WIB
16.30 WIB
1,2, 3,4
17.55 WIB
S : Pasien mengatakan masih nyeri pada wajahnya dan terasa berputar-putar serta
seperti ditarik-tarik O : Pasien tampak bingung dan kesakitan Quality : seperti
ditarik-tarik Skala 8
S : Pasien mengatakan semalam bisa tidur tapi dengan bantuan obat tidur O : Pasien
tampak segar, kantung mata tidak ada
11.20 WIB
S : Pasien mengatakan sudah cukup mengerti atau paham tentang jenis-jenis makanan
12.00 WIB
1,2, 3,4
13.20 WIB
1, 5
S:O : Pasien tampak kesakitan saat diinjeksi -Mecobalamin masuk 500µg - Pasien
tidak alergi obat
3, 4
Menciptakan lingkungan yang nyaman (membaringkan pasien tanpa bantal ditempat tidur
dan membersihkan seprei)
Mecobalamin
S : Pasien merasa lebih baik tapi tetap merasa sedikit nyeri O : Skala nyeri 7
Quality : seperti ditariktarik Sprei bersih
XI.
S : Pasien mengatakan masih terasa nyeri atau pusing seperti berputar-putar dan
mata seakan-akan tertarik kedalam O : Pasien tampak bingung, takut, dan cemas TD :
170/100 mmHg, Suhu 38°C A : Masalah nyeri belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
(3,4,5)
S : pasien mengatakan masih tidak bisa tidur O : klien tampak mengantuk, mata
berkantung A : masalah gangguan pola tidur belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
(3,4,5)
S : Pasien mengatakan makan selalu tidak habis O : makan hanya habis ¼ porsi saja
(±150 cc/tiap kali makan) A : Masalah nutrisi belum teratasi P : Lanjutkan
intervensi (5,6,7)
Rabu, 24-10-
S : Pasien mengatakan badanya sudah tidak panas O : Suhu 37°C TD : 110/70 mmHg N :
88x/menit RR : 22x/menit A : Masalah hipertermi teratasi P : Pertahankan intervensi
S : Pasien mengatakan masih nyeri dan pusing, apalagi saat digunakan duduk atau
berdiri O : Pasien tampak resah, skala nyeri 7 TD : 110/60 mmHg N : 88x/menit RR :
22x/menit A : Masalah nyeri belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (2, 3, 4)
S : Pasien mengatakan sudah dapat tidur meskipun hanya 5 jam O : Pasien tampak
tidak mengantuk lagi, tidak ada kantung mata TD : 110/70 mmHg
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi 5 P : Pertahankan intervensi
S : Pasien mengatakan jika makan sudah habis 1 porsi dan tidak mual. O : Intake
meningkat dari ¼ porsi menjadi 1 porsi A : masalah resiko nutrisi teratasi P :
Pertahankan intervensi