Anda di halaman 1dari 4

Perbandingan Prespektif Strukturalis dan Pascastrukturalis Dalam Metodologi

Ilmu Politik

Ada berbagai macam metodologi yang dapat digunakan dalam melakukan


penelitian, metodologi merupakan bagian dari epistemologi dalam yang bersifat
empiris dimana suatu kebenaran dapat dicerna oleh setiap panca indera. Dalam
metodologi terdapat 2 paradigma besar yang mendasari yaitu paradigma postivism dan
paradigma nonpositivsm. Dalam paradigama itu sendiri terdapat beberapa prespektif
yang membantu peneliti dalam memnganalisis atau menginterpretasikan hasil
penelitiannya, selain itu pula prespektif membantu peneliti untuk melihat dari sudut
pandang mana, gejala sosial politik itu akan dilihat. Dalam metodologi politik terdapat
beberapa macam prespektif, antara lain: prespektif filasafat politik, prespektif
institusionalisme-legal formalisme, perspektif behavioralisme, prespektif neo-marxist,
perspektif strukturalis, prespektif pluralisme, perspektif developmentalisme, perspektif
pilihan raisonal, perspektif pascastrukturalis, perspektif feminisme, dan perspektif
analisis wacana. Namun, kali ini yang akan dibahas adalah perspektif strukturalisme
dan perspektif pascastrukturalisme.
Perspektif strukturalisme atau struktalis merupakan suatu pendekatan dalam
keilmuan humanis, yang mencoba untuk dapat menganilisis bidang tertentu yang
dilihat sebagai suatu sistem yang saling berkaitan dan komples, yang mana dalam hal
ini ketika satu struktur berfungsi maka struktur lainnya akan berfungsi (input-proses-
output-feedback). Dalam prespektif ini sangat menekankan adanya hubngan antara
aktivitas peneliti dengan komunitas yang diteliti, hal ini dilakukan untuk dapat
memahami suatu realitas yang bersifat multak atau jelas dan berdasrkan kepada teoritis
yang ada, karena berdasarkan fakta alamiah atau sains.dalam perpektif strukturalis
terdapat penekenan terhadap relevansi masa lalu terhadap diri dan kehidupan manusia
pada masa sekarang (filsafat, mistis) selain itu pula termasuk didalamnya ide, prinsip,
dan pola interaksi yang ada. Perspektif strukturalis percaya bahwa pengetahuan itu
memiliki bukti yang empiris, yang berarti ilmu pengatahuan mengandung hal-hal yang
dapat dibenarkan sesuai dengan kepercayaan orang tersebut terhadap ilmu
pengetahuan.
Dalam perspektif strukturalis, pengetahun diakui sebagai sebuah produk hasil
pikiran manusia. Dalam hal ini pengetahuan merupakan prosedur atau cara kerja dalam
menafsirkan dunia dan tidak menampilkannya dakam bentuk suatu realitas yang
muurni. Namun, prosedur yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan
perspektif strukturalis, telah tertanam dalam pemhaman manusia itu sendiri sehingga
dijadikan landasan pijakan dalam berfikir. Contoh skripsi yang mengguakan perspektif
strukturalis adalah Formulasi Kebijakan Pemerintah Desa Mengenai Aturan Merokok
(Studi Kasus Desa Cikidang, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas) dengan
penulis Juni Tri Wahyudi. Dalam skripsi jelas menggunakan perspektif strukturalis
karena dalam penelitian tersebut memiliki pola hubungan yang jelas atau mutlak.
Selain itu dalam formulasi kebijakan memiliki realistas yang berdasarkan pada sturktur
yang historis, dimana sturktur yag ada memiliki suatu pola yang mana pola yang satu
dengan pola yang lain saling berkaitan namun juga tidak terlepas dari struktur masa
lalu. Pada prespektif strukturalis percaya bahwa dengan keberadaan ekonomi kapitalis
didunia, dunia yang ada akan terbagi-bagi dalam kelas sosial yang sifatnya tidak adil.
Pada dasarnya, strukturalisme memiliki beberapa pemikiran yang sala dengan
perspektif marxisme yang diciptakan oleh Karl Marx. Selain itu pula strukturalisme
juga memiliki anggapan bahwa dunia kotemporer didasari oleh sistem kapitalisme
global yang menciptakan kesenjangan dalam hubungan antarnegara.
Selanjutnya adalah prespektif pasca strukturalis. merupakan suatu bentuk
perspektif yang dihasilkan atas dasar pada perlawanan pada prespektif strukturalism.
Prespektif pasca strukturalis dalam intinya mendasarkan relaitas pada kritik terhadap
perspektif strukturalis yakni dari pola yang terbentuk yang terlepas dari masa lalu.
Perspektif pascastrukturalis memahami bahwa antara peneliti dengan yang diteliti
dalam memahami realitas yang ada bukanlah bersifat mutlak. Hal tersebut didasari atas
adanya kebebasan yang berperan dalam proses pemaknaan sehingga makna dari
realitas itu tidak sama yang seperti didasarkan pada teoritis yang ada. Dalam perspektif
strukturalis menganggap bahwa struktur yang hadir akan membentuk individu,
sementara pascastrukturalis memiliki keyakinan bahwa individulah yang menciptakan
struktur. Sebagai contoh adalah skripsi tentang Gerakan Sosial Baru Komunitas Punk
Taring Babi di Jakarta Selatan dengan penulis Fajar Rizki Yulianto. Dalam skripsi ini
menganalisis tentang gerakan komunitas punk yang termaksud dalam kaum minoritas
yang ada. Kaum minoritas ini dilihat bagaimana mereka mengungkapkan aspirasinya
dengan cara yang berbeda dari orang pada umumnya. Keberadaan komunitas punk,
digunakan untuk membuat lagu yang memiliki lirik mengkritik atau memngungkapkan
kekecewaannya terhadap keputusan yang ada, walaupun komunitas punk dianggap
sebagai suatu komunitas yang meresahkan bagi masyarakat. Hal ini sangat jelas
mencirikandigunakannya perpektif pasca sturkturalis dalam penelitian, karena peneliti
menggunakan cara perspektif pasca strukturalis dengan tidak melihat komunitas punk
sebagai suatu komunitas minoritas, tetapi melihat anak punk dengan cara melihat dari
teks yaitu lirik lagu yang dihasilkan oleh kelompok punk yang digunakan untuk
mengkritik pemerintah atau mengungkapkan kekecewaannya.
Dengan adanya pembahasan ini maka, dapat dilihat sebagai berikut dalam tabel
perbedaan perspektif struturalis dan perspektif pasca strukturalis:
Strukturalis Pasca Strukturalis
- Memiliki Jawaban yang jelas - Memiliki jawaban yang belum
atau mutlak jelas karena tidak bisa
memahami dari pengalaman saja.
- Realitas yang diyakini - Realitas berdasarkan kritik
berdasarkan pada struktur yang terhadap strukturalis yaitu pola
historis, yaitu pola yang yang terbentuk terlepas dari
terbentuk tidak lepas dari struktur struktur masa lalu.
masa lalu
- Antara unit yang satu dengan unit - Tidak berdasarkan struktur, tetapi
yang lainnya saling juga pengalaman yang dimiliki
mempengaruhi
- Humanis : memperjuangkan - Intervensi Critical Theory : suatu
kehidupan yang lebih baik lagi kritik terhadap tumbuhnya
dalam hal strukturalis anggapan dari prespektif
strukturalis
- Adanya keteraturan dan stabilitas - Menganggap bahwa bahasa tak
dalam sistem bahasa yang telah teratur dan tak stabil. Hal ini
membentuk pola dan budaya dikarenakan akan adanya
bahasa menjadi acuan perbedaan penafsiran antara satu
masyarakat, karena hal ini tidak peneliti dengan peneliti lainnya.
terlepas dari adanya historis
- Meyakini bahwa struktur yang - Meyakini bahwa individu yang
membentuk individu membentuk struktur
DAFTAR PUSTAKA

Press, The University of Chicago. The Chicago of Manual of Style : sixteenth edition.
Chicago dan London: The University of Chicago Press, 2010.
Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, dari Denzin Guba dan
Penerapannya. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.
Wahyudi, Juni Tri. “Formulasi kebijakan Pemerintah Desa Mengenai Aturan Merokok
(Studi Kasus Desa Cikodong Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.”
Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman.
Yulianto, Fajar Rizki. “Gerakan Sosial Baru Komunitas Punk Taring Babi di Jakarta
Selatan.” Skripsi. Universitaas Jenderal Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai