Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman
budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi
dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi
salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan
umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang
dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

Ubi jalar sering ditemui sebagai makanan yanag dikonsumsi seperti


cemilan. Ubi jalar juga mudah ditemukan dipasar-pasar tradisonal ataupun pasar
moderen, karena untuk budidayanya tidak terlalu sulit.  Ubi jalar memang
makanan yang menjadi sumber kalori seperti manfaat kentang, manfaat
singkong dan manfaat jagung yang layak menjadi makanan pokok.

Di Indonesia sendiri belum banyak yang menggunakan ubi jalar sebagai


makanan pokok, tapi pada kenyataannya ubi jalar mengandung nutrisi yang
berguna bagi tubuh. Sementara sejumlah nutrisi di dalam ubi jalar ini baik untuk
tubuh. Ubi jalar biasa memiliki kandungan senyawa pembentuk vitamin A
tertinggi, yaitu mencapai 14187 IU per 100 gram porsi, atau mencapai 89%
kebutuhan harian. Bagian akar iini yang disebut ubi jalar menunjukkan bahwa
peningkatan konsumsi makanan nabati seperti ubi jalar mengurangi risiko
obesitas, diabetes, penyakit jantung dan kematian secara keseluruhan sementara
mempromosikan kulit yang sehat, meningkatkan energi.

Di Sumatra Barat Secara umum dapat dikatakan bahwa kreativitas


masyarakatnya terhadap ubi jalar sangat kurang. Karena masyarakat mengetahui
ubi jalar ini hanya untuk makanan yang hanya diolah dengan merebus da
menggoreng ubi tersebut dengan itu – itu saja. Dan terkadang bagi anak – anak
tidak semua suka tehadap ubi jalar tesebut karena hanya direbus dan digoreng
begitu saja tidak ada inovasi yang lain yang membuat anak – anak atau orang
lainnya memakan ubi jalar dengan variasi yang berbeda.
Permasalahan – permaslahan inilah yang membuat kami tertarik membuat
suatu wirausaha dengan memanfaatkan ubi jalar, yaitu PUJU (Puding Ubi Jalar
Ungu). Suatu bentuk puding yang baru, sehat untuk tubuh dan tidak menggunakan
bahan pengawet yang berbahaya. Kemudian, hal terpenting adalah puding baik
untuk jadi cemilan bagi anak – anak yang mengandung zat – zat dan kandungan
gizi yang baik.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah usaha menciptakan puding baru, yaitu puding ubi jalar ungu
yang sehat untuk dikonsumsi?
2. Bagaimana metode pelaksanaan produksi PUJU (Puding Ubi Jalar Ungu)
ini?
3. Bagaimana stategi pemasaran yang akan kami gunakan untuk
mengembangkan dan memperkenalkan produk baru kami kepada
masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Menciptakan puding baru, yaitu Puding Ubi Jalar Ungu yang sehat untuk
dikonsumsi.
2. Melaksanakan metode pelaksanaan produksi PUJU (Puding Ubi Jalar
Ungu).
3. Mengetahui dan menerapkan strategi pemasaran yang akan digunakan untuk
mengembangkan dan memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.

1.4 Luaran yang Diharapkan


1. Dapat terciptanya produk puding baru di industri puding yaitu PUJU
(Puding Ubi Jalar Ungu)
2. Dengan hadirnya PUJU (Puding Ubi Jalar Ungu) diharapkan dapat
mengurangi dampak kecemasan pengawet bagi kesehatan masyarakat dan
anak - anak pencinta puding

1.5 Manfaat
1. Melatih dan menambah pengalaman serta pengetahuan dalam berwirausaha.
2. Dapat menambah penghasilan sehingga dapat terciptanya mahasiswa -
mahaiswa yang mandiri.
3. Dapat menjadi inovasi baru bagi masyarakat terhadap pemanfaatan ubi jalar.
Karena pada saat ini ubi jalar di kalangan masyarakat hanya diolah dengan
oalahan yang itu – itu saja.
3

BAB 2
Gambaran Umum Rencana Usaha

2.1 Potensi Lingkungan


Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat penghasil ubi jalar. Dari hasil
observasi dan wawancara kami, disana ubi jalar adalah makanan yang tidak
sebagai makanan pokok tetapi sebagai cemilan dan diolah dengan olahan yang
direbus dan digoreng begitu saja. Padahal, ubi jalar ini bisa diolah dengan olahan
yang unik dan sehat.
Disini, kami membuat suatu inovasi menjadikan ubi jalar yang dimanfaatkan
menjadi suatu usaha yaitu puding ubi jalar ungu yang baik untuk kesehatan.

2.2 Potensi Pasar


Puding merupakan makanan / cemilan yang tidak hanya disukai oleh
kalangan orang tua. Akan tetapi, juga disukai oleh anak-anak kecil dan juga
remaja. Namun, tetap harus mewaspadai resiko kesehatan yang mungkin
ditimbulkan dari puding yang berdampak terhadap kesehatan.
Dengan hadirnya inovasi puding ubi jalar ungu dampak yang ditimbulkan dari
puding akan baik untuk kesehatan, tentunya akan menjadi daya tarik terhadap
masyarakat dan anak – anak pencinta puding.

2.3 AnalisisEkonomi Usaha yang Dilakukan


1. AnalisisSWOT
Terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan keberlansungan usaha
(PUJU) berdasarkan analisis SWOT yakni:
Tabel.faktor SWOT usaha (PUJU)

Faktor SWOT Usaha


Harga produk relative terjangkau
Kekuatan (Strength)
Bahan baku mudah diperoleh
Memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan
Tidak mengandung bahan pengawet

Kurangnya alat produksi dalam skala besar


Kelemahan (Weakness)
Produk ini masih terbilang baru yang dan belum
banyak orang yang mengetahui. Oleh karena itu
saat ini kami terus melakukan promosi dengan
memanfaatkan media yang ada dengan tujuan
agar produk kami bisa dikenal oleh masyarakat
luas.
4

Kesempatan biaya produksi yang murah


Peluang (Opportunity)
Peluang pasar di Sumatera Barat
Kesempatan menguasai pasar

Pesaing-pesaing yang pastinya juga akan terus


Ancaman (Threath)
tumbuh sehingga kita harus lebih inovatif lagi
untuk tetap bisa bersaing dan mendapatkan
banyak pelanggan.

2. Analisis Pendapatandan Keuangan


Produksi1 periode :60 buah puding ubi jalar ungu
Harga 1kg ubi jalar : Rp.5.000
Harga bahan lainnya : Rp. 25.000
Hasil penjualan 1x periode :
= Produksi 1 kali ubi jalar x hargaper bungkus
= Rp. 60 x Rp 2.000
= Rp. 120.000

Keuntungan1 kali periode produksi :


= Total penjualan – total biaya operasional (Biaya
Bahan)
= Rp. 1200.000 – Rp. 30.000
= Rp. 90.000
(Rincian Biaya Operasional ada di tabel lampiran Jutifikasi biaya)

3. AnalisisKelayakan Usaha
A. B/C Ratio (Benefit- cost ratio)
1) B/C Ratio:
= Hasil Penjualan : Total biaya operasional
= Rp. 120.000 :Rp. 30.000
= Rp. 4
Karena B/C ration >1 maka usaha ini layak untuk dijalankan,
artiny atiap satuan yang dikelarkan diperoleh hasil penjualan
sebesar 4 kali lipat.
2) ROI (Return On Investment):
keuntungan
ROI = x 100%
Total biayaoperasional

Rp 90.000
= x 100% = 300 %
Rp 30.000
5

Jadi berdasarkan analisis ROI usaha ini layak untuk


dikembangkan karena pembiayaan sebesar Rp. 30.000
diperoleh keuntungan sebesar 300 %.

B. Perhitungan Pengembalian Modal


Pengembalian Modal :
Keuntungan + penyusutan 1 x periode (3 bulan)
= x 100 %
Jumlah modal investasi awal

Rp 90.000 + (Rp 5.000x4)


= x 100 %
Rp 1.000.000

Rp 110.000
= x 100 % = 222,222 %
Rp 1.000.000
Modal usaha akan terlunasi sebesar 222, 222 % setiap periode.
Sehingga investasi tersebut layak untuk dilaksanakan. Jadi
gambaran usaha yang direncanakan benar-benar menjanjikan
profit untuk menunjang usaha.

2.4 Keberlanjutan Usaha


Konsistensi dalam menjalankan usaha menjadi pokok dalam menjamin
keberlanjutan usaha yang telah dijalankan. Bentuk konsistensi dalam
usaha, kami tuangkan dalam beberapa konsep perencanaan yakni:
1. Membuka warung kecil yang nyaman di lingkungan
Universitas Negeri Padang yang memiliki jumlah mahasiswa
yang banyak.
2. Mengimplementasikan usaha ini kepada masyarakat untuk
meningkatkan ekonomi kepada masyarakat sumbar.
3. Terus berinovasi dalam pembaharuan kemasan yang menarik
sehingga mampu menembus pasar nasional bahkan
internasional.
6

BAB 3

Metode Pelaksanaan

3.1 Perencanaan Program


1. Menyediakan tempat untuk proses produksi dan pemasaran produk
diwilayah kampus menggunakan beberapa meja dan kursi, bekerja sama
dengan pihak yang berwenang di Universitas Negeri Padang ( UNP ).
2. Mempromosikan produk ke masyarakat dan mahasiswa dengan membagi-
bagikannya secara gratis.
3. Melakukan sosialisasi program kepada mahasiswa dan masyarakat di sekitar
kampus Universitas Negeri Padang.
4. Menjalin kerja sama dengan masyarakat, toko harian terdekat, warung-
warung kecil disekitar kampus dan Koperasi Mahasiswa (KOPMA) di
Universitas Negeri Padang.
5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk proses produksi.

3.2 Pelaksanaan Program


1. Peralatan yang digunakan adalah : piring, mangkuk / bowl, kompor, panci,
sendok pengaduk, dan pisau.
2. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain :
1) Ubi jalar 2 kg
2) Agar powder 10 bungkus
3) Gula 1 kg
4) Susu 1 kaleng
5) Santan 10 plastik
6) Garam 1 sck
3. Cara pembuatan nugget ubi jalar :
1) Kupas ubi jalar terlebih dahulu dan kukus atau rebus
2) Blender ubi tersebut sampai halus
3) Campurkan santan, ubi yang telah dihaluskan, susu dan garam ke
dalam panci
4) Campurkan bahan yang tadi dan masukkan agar powder, tambahkan
gula sesuai kebutuhan
5) Masak hingga mendidih
6) Tuangkan dalam cetakan dan tunggu sampai dingin, lalu dikemas
dalam plastik kemasan yang telah disiapkan.
7

3.3 Teknis Pelaksanaan Program


1. Pembagian Kerja
Pelaksanaan program ini dengan pembagian job atau kerja yang seimbang
sesuai kemampuan dan proporsi masing-masing anggota tim. Pelaksanaan
program ini terdiri dari 4 tahapan mulai dari mencari dan membeli ubi jalar
yang murah, pengolahan, pemasaran dan analisis usaha.

2. Pengemasan
Puding ubi jalar ungu yang sudah siap dikemas ke dalam bungkus kemasan
yang dirancang dalam bentuk yang menarik.

3. Pemasaran puding ubi jalar ungu


Tahapan pemasaran adalah:
a. Promosi
Mempromosikan produk puding ubi jalar ungu kepada konsumen sasaran
dengan menggunakan beberapa media teknologi informasi dan
komunikasi.
b. Metode pemasaran
1) Pemasaran berupa gelombang penjualan, konsumen yang awalnya
mencoba puding ubi jalar ungu secara gratis ditawari kembali dengan
puding yang lain yang sama dengan harga yang sedikit diturunkan.
2) Pemasaran terkendali, dalam metode ini pengusaha mengemas puding
ubi jalar ungu dan menitipkannya di warung-warung kecil dan yang
akan menitipkannya adalah kelompok tim sendiri, dan juga dengan
menyediakan tempat-tempat kecil menggunakan beberapa meja dan
kursi di wilayah kampus Universitas Negeri Padang ( UNP ).
3) Harga jual, strategi harga jual yang cocok digunakan untuk produksi
ini adalah dengan penetapan harga sedikit lebih rendah dari harga
puding lainnya mengingat harga pokok produk ini lebih rendah dari
harga produk lain yang sejenis.

3.4 Tahap Evaluasi dan Monitoring


1. Evaluasi daya beli konsumen terhadap puding ubi jalar ungu yang telah
dikemas dalam bentuk kemasan.
2. Evaluasi mutu produk yang dihasilkan, evaluasi penilaian produk oleh
konsumen (melalui kuisioner).
3. Perhitunngan biaya keseluruhan dan penetapan laba rugi.
4. Perencanaan ke depan untuk keberlanjutan usaha.
8

BAB IV
Biaya Dan Jadwal Kegiatan
4.1 Anggaran Biaya
Dalam pelaksanaan program PKM-K ini kami membutuhkan anggaran
biaya yang akan digunakan dalam proses persiapan hingga proses pelaporan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan Penunjang Rp. 1.011.000

2 Bahan Habis Pakai Rp. 2.704.000

3 Perjalanan Rp. 315.000

4 Lain-lain Rp. 120.000

TOTAL Rp. 4.150.000

4.2 Rencana Kegiatan

Berikut rencana/jadwal kegiatan yang akan kami lakukan :

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan


Waktu
Bulan ke- Bulak ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-
No. Kegiatan
1 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Awal
2 Pembuatan
produk dan
promosi
3 Penjualan
Produk
4 Pengolahan data
9

dan analisis data


5 Pembuatan
kesimpulan dan
laporan

Anda mungkin juga menyukai