Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

RUTE PEMBERIAN OBAT BUCCAL

Disusun Oleh:

1. Anhar Nur Azizah 1911020126

2. Aji Ali Antoni 1911020134

3. Tri Wijiyanti 1911020142

4. Sadiul Ardi 1911020150

5. Ghea Ivania S 1911020159

6. Arini Dwi Yulia 1911020167

7. Rere Pirda Tria A 1911020175

8. Helma Nanda S 1911020184

FAKULTAS ILMU LESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
implikasi nilai nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari.
Terimakasih penulis kepada yang terhormat Nurul Fatwati, S.Kep.,Ns dosen pengampu
mata kuliah Imu Dasar Keperawatan II kelas 2C prodi Keperawatan S1 fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Muhammadiyah purwokerto, serta kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam makalah ini.
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca dan membawa wawasan pembaca mengenai rute pemberian obat buccal. Telepas dari
itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Purwokerto,2 Maret 2020

Penyusun
BUCCAL

 Definisi

Obat ini diletakkan diantara pipi dan gusi, obat langsung masuk ke dalam aliran darah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet buccal tidak ditelan
langsung, dokter menganjurkan, obat ini untuk pasien yang kesulitan menelan atau mencerna
obat agar lebih mempercepat efek obat. Buccal akan melarut perlahan dan diserap melalui
pembuluh darah yang banyak terdapat di area tersebut. Tujuannya untuk menjaga obat tetap
berkhasiat(untuk beberapa obat yang dapat rusak oleh asam lambung). Misalnya obat untuk
mempercepat kelahiran bila tidak ada kontraksi uterus.

 Keuntungan dari tablet buccal ini antara lain:


1. Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau sedikit sekali
diserap oleh saluran pencernaan.
2. Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsopsi melalui mukosa mulut sehingga
dapat memberikan efek yang lebih cepat.
3. Mencegah “first pass effect”
4. Tidak memerlukan proses menelan
 Adapun kerugian tablet buccal antara lain:
1. Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet buccal karena obat yang dapat
diabsorpsi melalui mukosa mulu tjumlahnya sangat sedikit.
2. Pengemasan dan penyimpanan obat ini memerlukan cara khusus karena bahannya
yng mudah menguap.
3. Absorbsi tidak adekuat
4. Kepatuhan pasien/klien kurang
 Cara pemakaian obat yang tepat :

a. Minum obat sesuai waktunya


b. Bila anda hamil atau menyusui tanyakan obat yang sesuai

c. Gunakan obat sesuai dengan cara penggunaannya

d. Minum obat sampai habis

 Cara penggunaan tablet buccal


1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
2. Memberikan obat pada klien
3. Memastikan klien minum dan berkumur dengan sedikit air untuk melembabkan
apabila mulut kering. Cuci tangan hingga bersih terlebih dahulu sebelum
memegang tablet atau sediaan obat lainnya.
4. Meletakkan tablet diantara pipi dan gusi
5. Tutuplah mulut dan jangan menelan sampai tablet larut seutuhnya
6. Jangan makan dan minum selama proses pelarutan tablet
7. Jangan berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet larut
dengan sempurna
8. Gunakan obat pada jarak waktu yang sama dalam sehari.
9. Mencatat perubahan dan reaksi terhadap pemberian obat dan mengevaluasi hasil
pemberian obat tersebut.

 Contoh Obat Bukal

Tablet bukal pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat, nitrogliseril dan hormon
- hormon steroid.

1. Nitrogliserin

Sediaan nitrogliserin sublingual dan bukal dapat mengurangi serangan anginal pada
penderita iskemia jantung. Pemberian 0,3 – 0,4 mg melepaskan rasa sakit sekitar 75%
dalam 3 menit, 15% lainnya lepas dari sakit dalam waktu 5 – 15 menit. Apabila rasa sakit
bertahan melebihi 20 – 30 menit setelah penggunaan dua atau tiga tablet nitrogliserin
berarti terjadi gejala koroner akut dan pasien diminta untuk mencari bantuan darurat
(Sukandar, dkk, 2008).
Efek samping mencakup hipotensi postural yang berhubungan dengan gejala sistem saraf
pusat, refleks takikardi, sakit kepala, dan wajah memerah, dan mual pada waktu tertentu
(Sukandar, dkk, 2008).

2. Hormon – Hormon Steroid

a. Estrogen

Estrogen yang diberikan oral menstimulasi sintesis protein hepatik dan meningkatkan
konsentrasi sirkulasi glogulin terikat hormn seks, yang dapat menjamin bioavailabilitas
androgen dan astrogen. Estradiol merupakan bentuk kuat dan paling aktif dari estrogen
endogen saata diberikan oral dia termetabolisme dan hanya 10% mencapai sirkulasi
sebagai estradiol bebas. Absorbsi estrogen secara sistemik ppada tablet lebih rendah
dibanding krim vaginal. Penemuan baru menunjukkan estrogen pada dosis yang lebih
rendah efektif dalam mengontrol simptom pasca menopause dan mengurangi kehilangan
masa tulang (Sukandar, dkk, 2008).

Contoh obat yang beredar di pasaran adalah angeliq, cliane, climmen, cyclo progynova,
diane, dan lain-lain (Anonim, 2010).

b. Progestogen

Progestogen umumnya diberikan pada wanita yang belum pernah menjalani


histerektomi. Progestin sebaiknya ditambahkan karena estrogen tunggal berkaitan dengan
hiperplasia dan kanker endometrium. Terapi hormon dosis rendah(estrogen terkonjugaasi
ekuin 0,45 mg dan medroksiprogesteron asetat 1,5 mg/hari menunjukkan kesamaan
dalam peredaran simptom dan pertahanan densitas tulang tanpa peningkatan hiperplasia
endometrium.

Progestogen oral yang paling umum digunakan adalah medroksiprogesteron asetat


misalnya Dilena; Noretisteron asetat, misalnya Anore, Cliane, Kliogest, Norelut, Primolut
N, dan Regumen.
Daftar Pustaka

Anonim, 2010, ISO Indonesia, Vol. 45, Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta.
Pratiwi,Indah.2012.Pemberian Obat dalam Keperawatan.Jakarta
Rudnic and Schawrtz. 1990. Pharmaceutical science. Easton: Marc Publishing Company
Sukandar, E.Y., dkk, 2008, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta
Sulanjani Ian, dkk. 2013. Dasar - Dasar Farmakologi 1 Kelas X Semester 1. Direktorat
Pembinaan SMK
Syamsuni. 2006. Farmasentika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai