Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin semaraknya komunikasi lintas budaya tak lepas dari semakin pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Disamping itu, dan juga semakin
terbukanya kesempatan masuknya berbagai kegiatan bisnis dari satu negara ke negara lain,
sehingga menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi pokok bahasan yang semakin
menarik. Dalam hal ini dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan komunikasi bisnis lintas
budaya yang membahas mengenai pengertian kominikasi bisnis lintas budaya dan arti
pentingnya bagi para pelaku bisnis, khususnya mereka yang bergerak dibidang eksport
import. Mengingat komunikasi bisnis lintas budaya ini berhubungan dengan negara lain yang
memiliki budaya, bahasa, adat istiadat, nilai – nilai, kepercayaan yang berbeda – beda,
dibahas pula hambatan atau kendala apa yang muncul dalam komunikasi lintas budaya
tersebut.Apabila telah ditemukan apa yang menjadi kendala dalam komunikasi bisnis lintas
budaya, perlu dicarikan bagaimana solusinya. Bagaimana meningkatkan keterampilan
komunikasi bisnis lintas budaya juga menjadi salah satu faktor penting yang perlu mendapat
perhatian bagi para manajemen puncak suatu perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya ?
2. Apa Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya ?
3. Apa Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya ?
4. Apa Fungsi komunikasi antar budaya ?
5. Bagaimana Mengenal Perbedaan Budaya ?
6. Bagaimana Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing ?
7. Apa Hambatan Komunikasi Lintas Budaya ?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya adalah memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komunikasi Bisnis. Sementara tujuan khususnya adalah :
1. Agar pembaca mengetahui tentang Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
2. Agar pembaca mengetahui tentang Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
3. Agar pembaca mengetahui tentang Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya
4. Agar pembaca mengetahui tentang Fungsi komunikasi antar budaya
5. Agar pembaca mengetahui tentang Cara Mengenal Perbedaan Budaya
6. Agar pembaca mengetahui tentang Cara Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing
7. Agar pembaca mengetahui tentang Hambatan Komunikasi Lintas Budaya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris “communication”. Secara etimologis atau
menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik
bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Kata “budaya” berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari kata buddhi, yang berarti “budi” atau “kaal”. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai “ hal-
hal yang berkaitan dengan budi atau akal”. Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia
Ada dua konsep utama yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture
communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Hubungan antara keduanya
sangat kompleks. Budaya mempengaruhi komunikasi dan pada gilirannya komunikasi turut
menentukan, menciptakan dan memelihara realitas budaya dari sebuah komunitas/kelompok
budaya. Dengan kata lain, komunikasi dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak
terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Budaya tidak hanya menentukan siapa
bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga
turut menentukan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan
kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di
suatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-
mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di
berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.

B. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Dalam menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaan-perusahaan besar
mencoba melakukan bisnis secara global. Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada
saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi
bisnis di antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua
orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan.
Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia
saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.
Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah
suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi
semakin penting artinya.

2
C. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya
Ada beberapa prinsip dalam komunikasi antar budaya yaitu :
1. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak
disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun
1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena
bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya,
tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang
berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan
komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar
perbedaan antara budaya makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat mengakibatkan,
misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar
kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas
(bypassing).
3. Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas
dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini
sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain.
Karena ketidak-pastian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan
upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para
partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya,
kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-
hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu
berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur
berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu
menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini
khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
6.      Memaksimalkan Hasil Interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya kita berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga
konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi
komunikasi antarbudaya.

3
Sebagai contoh pertama, orang akan berintraksi dengan orang lain yang mereka
perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda
mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih berbicara dengan
rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan
meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan
mengurangi komunikasi.
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil
positif. dalam komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik,
posisisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda
kemudian melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak
melakkan apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif.

D. Fungsi komunikasi antar budaya


Fungsi komunikasi antar budaya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi pribadi dan fungsi
sosial.
1. Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu
yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan
berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui
identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun
tingkat pendidikan seseorang.
b. Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi,
antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur.
Salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi
antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan
perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan
tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi
antarbudaya adalah: “saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda
memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki”. Dengan demikian
komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
c. Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama,
saling mempelajari kebudayaan masing-masing. Sehingga kita tidak hanya mengetahui satu
budaya tetapi kita juga dapat mengetahui budaya lain.

4
d. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari
jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu berfungsi
menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.

2. Fungsi Sosial
a. Pengawasan
Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda
kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi
ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih
banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan
peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks
kebudayaan yang berbeda.
b. Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua
orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi
menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya
saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang
sama.
c. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya
menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw,
Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.

E. Mengenal Perbedaan Budaya


Perbedaan budaya dapat dilihat dari nilai sosial, peran dan status, kebiasaan mengambil
keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak, konteks budaya, bahasa tubuh,
hukum perilaku etis, dan perbedaan budaya perusahaan.
a. Nilai-Nilai Sosial
Nilai nilai sosial yang tumbuh dan berkembang si suatu negara bisa jadi berbeda dengan
negara lain.
b. Peran dan Status
Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang, termasuk siapa berkomunikasi
dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka

5
berkomunikasi. Begitu pula dalam konsep status, yang cara pandangnya berbeda antara negara
satu dengan negara yang lain.
c. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para manajemen puncan antara negara
yang satu dengan negara yang lain berbeda, ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat.
d. Konsep Waktu
Penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan negara yang lain juga berbeda,
ada yang ketat tetapi ada juga yang longgar/luwes.
e. Konsep Jarak Komunikasi
Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga berbeda untuk budaya yang
berbeda.
f. Konteks Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain
sangat ditentukan konteks budaya.
g. Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi lintas
budaya. Sering kali orang perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-
gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya.
Bentuk bahasa tubuh lainnya adalah kontak mata. Mata adalah salah satu bagian tubuh
yang sangat ekspresif.
h. Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap kurang sopan di negara lain.
Selain itu, perilaku sosial antara negara satu dengan yang lain juga bisa menjadi penghampat
berkomunikasi.
i. Perilaku Etis
Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda. Di beberapa negara
perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak
pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin.
j. Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain,
budaya organisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain.
Seseorang tidak dapat mengatasi berbagai hambatan bahasa dan budaya secara sempurna,
tetapi ia akan mudah berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang yang memiliki budaya
berbeda bila bekerja bersama-sama di dalamnya. Cara seperti itu akan mempermudah
seseorang beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Praktik ini merupakan salah satu cara
yang cukup baik untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

F. Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing

6
1. Belajar Tentang Budaya
Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang yang memiliki budaya
berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari
budayanya.
Disamping itu, ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya orang tersebut juga sedikit
banyak mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku di negara tersebut.
Berikut ini adalah contoh komunikasi lintas budaya ketika melakukan perjalanan ke
suatu negara :
- Di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai dengan tujuh ayunan;
melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di Perancis,
orang berjabat tangan cukup denagn hanya sekali ayunan atau gerakan.
- Jangan memberi hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara Arab.
- Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, jangan heran kalau di
tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar untuk menunaikan ibadah
sholat karena setiap Muslim wajib sholat lama kali sehari.
- Anda dianggap manghina tuan rumah jika Anda menolak tawaran makanan, minuman atau
setiap bentuk kebaikan di negara-negara Arab. Namun, Anda juga jangan cepat-cepat
menerima segala bentuk tawaran tersebut. Kalau mau menolak suatu tawaran, tolaklah
dengan cara yang sopan.
- Tekankan usia perusahaan Anda ketika berhubungan bisnis dengan pengusaha di Jerman,
Belanda, dan Swiss.

2. Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya


Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu
sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan
menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu
seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan
orang lain yang memiliki budaya berbeda.

3. Negosiasi Lintas Budaya


Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan
negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun bervariasi.
Negosiator dari budaya yan gberbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan
metode pengambilan keputusan yang berbeda.

G. Hambatan Komunikasi Lintas Budaya

7
Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah
segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Contoh dari
hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat
anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang
anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut
mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan
komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui.
Hambatan komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya (intercultural
communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air.
Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline)
dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang
berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap
seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis
hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes),
filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan (networks), nilai (values), dan grup
cabang (subcultures group).
Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above
waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-
hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
Hambatan-hambatan tersebut adalah:
1. Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan
diri, dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada
antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda
mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai
pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya
adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah
pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan
komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial)

8
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki
pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep
yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi
pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit
untuk dilalui.
7. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima
pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak
dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi
dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh
penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah
yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim
pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima
pesan.
9. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain
sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena
melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan
yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Hafied Cangara).
Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B Taylor)
“Komunikasi Lintas Budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu budaya yang
satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya dan hal ini bisa antar dua kebudayaan yang
terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi satu sma lainnya, baik itu untuk
kebaikan sebuah kebudayaan maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan atau bisa jadi
sebagai tahap awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang
menghasilkan kebudayaan yang baru)”

B. Saran
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan belum
sempurna, untuk itu segala bentuk kritikan dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
tulisan ini, sangat penulis harapkan

10

Anda mungkin juga menyukai